Anda di halaman 1dari 4

D.

Kondisi Unand Setelah PTN-BH

Berdasarkan prinsip tata kelola yang baik pada ayat (3) huruf b dinilai dari transparansi, efektivitas, dan
efiseinsi dalam pengelolaan PTN. Tata kelola kampus atau perguruan tinggi sangat penting terutama
di era modern yang serba kompetitif seperti saat ini. Setiap perguruan tinggi pun memiliki profilnya
masing-masing. Serta ketika kita melihat profil tersebut selalu ada keunggulan dan prestasi yang telah
diraihnya. Yang menjadikan sebuah perguruan tinggi berkualitas tidak terlepas dari tata kelolanya. Lalu
bagaimana kondisi Universitas Andalas hari ini? Status quo hari ini transparansi yang ada di Unand
sangat minim, peraturn/SOP birokrasi yang berbelit-belit, dan telah terjadinya penyelewengan dana
terhadap dana kegiatan dan dana reward mahasiswa berprestasi tahun 2022. Berikut beberapa
masalah yang bisa dijumpai hari ini:

1. Dana Kegiatan Kemahasiswaan yang Peraturannya Berbelit dan Tidak Kunjung Cair

Berdasarkan pasal 10 ayat (1) Keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 155 /U/1998 Tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan Di Perguruan Tinggi
dijelaskan untuk pembiyaan kegiatan organisasi mahasiswa dibebankan pada anggaran perguruan
tinggi yang bersangkutan. Dana kemahasiswaan adalah dana yang disediakan oleh perguruan tinggi
yang diperuntukkan untuk kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi mahasiswa. Berdasarkan
pengertian tersebut tentunya dalam hal ini perguruan tinggi memiliki kewajiban untuk mengalokasikan
anggaran perguruan tinggi untuk dana kemahasiswaan ini.

Dalam hal ini kampus seharusnya juga mendukung kegiatan kemahasiswaan ini, salah satunya dengan
memberikan dana kemahasiswaan kepada Ormawa di lingkungan Universitas Andalas. Dalam
permintaan dana operasional kemahasiswaan masih ada ditemukan kejadian sulitnya Dana
Operasional diturunkan kepada Ormawa dan sering terjadi keterlambatan dalam pemberian dana ini
bahkan Dana Operasional diberikan setelah kepengurusan dilaksanakan tentu hal ini sudah tak sesuai
lagi dengan pengertian pendanaan itu sendiri.

2. Permasalahan Dana Kegiatan Kemahasiswaan Unand

KASUS korupsi di Indonesia hingga kini masih marak di berbagai pemberitaan media massa. Mirisnya
bukan hanya dilakukan oleh kalangan pejabat publik, birokrasi, pihak swasta, dan politisi saja, tetapi
juga oleh kelompok akademisi di lingkungan perguruan tinggi. Dalam catatan KPK, beberapa nama
pejabat struktural di perguruan tinggi negeri terseret kasus dugaan tindak pidana korupsi, seperti
Saidurahman mantan rektor USU dengan dugaan korupsi Rp 10,3 miliar untuk pembangunan kampus
terpadu UNISU Medan tahun 2008. Kemudian Fasichul Lisan, mantan rektor Unair dengan dugaan
korupsi Rp 85 miliar untuk pembangunan rumah sakit Unair tahun 2016 dan Prof. Karomani dengan
dugaan jual beli bangku di Unila tahun 2022. Terbaru pada 2023, KPK menetapkan Rektor Unud Bali,
Prof. I. Nyoman Gde Antara sebagai tersangka kasus korupsi sejumlah Rp 105,39 miliar atas dugaan
penilapan uang sumbangan pengembangan institusi atau SPI mahasiswa baru dengan jalur mandiri
dari tahun akademik 2018/2019 hingga 2022/2023 (Tempo, 15/03/2023)

Bermula dari lambannya pencairan dana proposal kegiatan kemahasiswaan tahun 2022 pada Januari
awal tahun 2023, hingga saat ini tampaknya tidak ada titik terang untuk bagaimana dana
kemahasiswaan ormawa ini bisa dibayarkan kepada Ormawa yang sudah mendapatkan persetujuan
permohonan dana dan telah selesai melaksanakan kegiatannya. Ormawa Unand terus
mempertanyakan dan mempermasalahkan keberadaan dana kegiatan ini untuk bisa secepatnya
diberikan oleh pihak kemahasiswaan Unand, namun keberadaan dan Nasib dana Ormawa tersebut
semakin buram sehingga menjadi permasalahan yang tidak bisa didiamkan.
Akhirnya permasalahan ini pecah pada aksi kampus yang dilakukan oleh aliansi mahasiswa Unand pada
tanggal 10 Februari 2023. Tindak lanjut pasca aksi kampus pimpinan langsung melakukan audit internal
keuangan Unand oleh Satuan Pengawas Internal (SPI) Unand. Terhitung empat bulan sejak SPI pertama
kali diperintahkan untuk melakukan audit kami dari BEM KM Unand terus mengawal kasus ini dengan
melakukan beberapa kali audiensi. Terkuak bahwa dana kegiatan kemahasiswaan diselewengkan oleh
oknum bendahara yang ada di bagian akademik dan kemahasiswaan dibawah naungan Wakil Rektor I
Unand. Untuk tindak lanjut bagaimana uang yang telah disalahgunakan oleh oknum keuangan tersebut
belum ada solusi untuk bagaimana bisa dikembalikan dan dibayarkan kepada Ormawa Unand.
Total Rp. 316.829.547 yang terdata oleh BEM KM Unand yang masih belum dibayarkan oleh pihak
kemahasiswaan. Sampai saat ini masih belum ada kejelasan bentuk tanggung jawab pihak pimpinan
Universitas Andalas bisa untuk membayarkan semua dana reward mahasiswa berprestasi ini.

3. Permasalahan Dana Reward Mahasiswa Berprestasi

Dalam rangka membangun ekosistem prestasi dan meningkatkan daya saing mahasiswa, Universitas
Andalas memberikan penghargaan / reward kepada mahasiswa yang berprestasi ditingkat Universitas,
Provinsi, Wilayah, Nasional dan Internasional dalam bidang penalaran dan minat bakat dengan
Peraturan Rektor Nomor 11 Tahun 2022 tentang Pemberian Penghargaan Mahasiswa Berprestasi
Universitas Andalas.

Awal tahun 2023 menjadi tahun sangat berat bagi Universitas Andalas, dimana Universitas Andalas
dilanda badai masalah penyelewangan keuangan. Sama halnya dengan dana kegiatan Ormawa dana
reward mahasiswa berprestasi juga tidak kunjung dicairkan sedari awal tahun 2023 yang lalu. Lantas
bagaimana Nasib mahasiswa Unand yang sudah berhasil mengharumkan nama Unand namun hak
mereka masih saja tidak diberikan?

Total Rp. 224.279.250 dana reward mahasiswa berprestasi yang berhasik terdata oleh BEM KM Unand
masih belum dibayarkan oleh pihak kemahasiswaan. Sampai saat ini masih belum ada kejelasan bentuk
tanggung jawab pihak pimpinan Universitas Andalas bisa untuk membayarkan semua dana reward
mahasiswa berprestasi ini.

4. Lambannya Kinerja SPI

Pasca aksi kampus, pada 10 Februari 2023 yang lalu BEM KM Unand terus mengejar tindak lanjut
tuntutan yang telah disampaikan dan diterima langsung oleh Rektor pada saat itu. Salah satu bentuk
respon Rektor atas tuntutan aksi tersebut adalah dengan melakukan evaluasi besar-besaran dibidang
kemahasiswaan dan akademik dengan melakukan audit internal oleh Satuan Pengawasan Internal (SPI)
Universitas Andalas. Dari sinilah awal mula dari Tarik-ulur yang dilakukan oleh Rektor Universitas Andas
dengan alibi yang dipakai Rektor ketika terus didesak oleh BEM KM Unand adalah meminta mahasiswa
untuk menunggu hasil proses audit yang tengah dilakukan oleh SPI Unand. Kemudian juga disampaikan
oleh Rektor bahwa hasil audit SPI nanti akan menjadi landasan untuk mengambil Tindakan dan
kebijakan kampus terkait permasalahan dana yang tidak kunjung dicairkan. Tentunya apa yang
disampaikan oleh Rektor tersebut selalu kita tunggu dan pertanyakan kebenaran faktanya, singkatnya
kurang lebih 4 bulan setelah intruksi yang disampaikan Rektor kepada SPI Unand bekerja namun belum
siginifikan bisa membuahkan suatu solusi yang diharapkan sedari awal untuk bisa membawa
permasalahan ini ketitik terang. Dengan lambannya kerja SPI menambah rentetan banyaknya masalah
yang terjadi di Universitas Andalas. Selain itu sampai saat ini belum ada pernyataan resmi yang keluar
dari dalam pihak rektorat terkait hasil audit yang telah dilakukan oleh SPI selama 4 bulan ini.
5. Dosa Besar Bidang I Kemahasiswaan Universitas Andalas

a. Alur Administrasi Keuangan yang Abu-abu

Keuangan merupakan hal yang sangat diperlukan perguruan tinggi guna menjalankan kegiatan
operasional sehari-hari. Sebuah perguruan tinggi harus mampu menjamin ketersediaan dana guna
menunjang terlaksananya tri dharma dan peningkatan mutu perguruan tinggi tersebut secara
berkelanjutan. Pengelolaan keuangan yang sehat, transparan dan akuntabel menjadi tujuan utama
perguruan tinggi. Namun prinsip transparansi dalam pengelolaan keuangan menimbulkan kesulitan
tersendiri bagi sebuah perguruan tinggi. Hal ini disebabkan sering tidak sesuainya mata anggaran yang
sudah dibuat dengan kegiatan operasional perguruan tinggi yang cenderung fleksibel.
Pengelolaan keuangan yang sehat, transparan dan akuntabel merupakan suatu hal yang tabu bagi
Universitas Andalas, dengan sistem keuangan yang tidak jelas sehingga membuat banyak celah bagi
oknum yang tidak bertanggung jawab dan tidak beradab untuk bermain dalam sistem keuangan di
Universitas Andalas. Sederhananya sistem keuangan Universitas Andalas saat ini, dana yang telah di
terbitkan dengan

SKP2D ditransfer ke rekening pribadi bendahara sebagai PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) tanpa
adanya suatu pengendalian yang jelas dalam hal penyaluran dana ini, kemudian PPK ini yang
bertanggung jawab penuh dalam mengalokasikannya. Tidak ada asap jika tidak ada api, seperti itulah
agaknya asal-muasal dari besarnya permasalahan keuangan Unand saat ini. Dengan minimnya
management control bahkan tidak ada yang bisa disebut sebagai pengendali dari sistem aliran dana
ditubuh bidang 1 kemahasiswaan Unand.

b. Penyalahgunaan Kekuasaan (Abuse Of Power)

Menurut Yopie Moria dalam buku Sendi-Sendi Hukum Konstitusional karya Dr. Hotma P. Sibuea dan Dr.
Hj. Asmak ul Hasnah, abuse of power adalah tindakan penyalahgunaan kekuasaan atau wewenang
untuk mencapai kepentingan tertentu dan dapat mengakibatkan kerugian bagi orang lain.
Penyalahgunaan kekuasaan secara umum tidak hanya merujuk pada pejabat pemerintahan atau
aparat yang memiliki kewenangan hukum, tetapi seseorang dengan jabatan apa pun yang bertindak
sewenang-wenang. Orang yang melakukan abuse of power menggunakan kekuatan atau wewenang
mereka untuk menindas orang lain yang kedudukannya lebih rendah.

Tindakan penyalahgunaan kekuasaan ini termasuk dalam perbuatan tercela yang melawan hukum.
Bermula dari kendala dan keresahan Organisasi Mahasiswa (Ormawa) Universitas Andalas pada awal
tahun 2023 terkait dana operasional dan dana proposal kegiatan yang juga belum dicairkan oleh pihak
kemahasiswaan. Usut punya usut anggaran untuk dana kemahasiswaan ini per tanggal 31 Desember
2023 sebenarnaya Sudah dikeluarkan dari uang kas Universitas Andalas kepada rekening bendahara
bidang kemahasiswaan. Namun ada problem di dalam pihak kemahasiswaan hingganya belum
mencairkan uang kemahasiswaan tersebut. Upaya terus dilakukan oleh BEM KM Unand dalam mencari
fakta dan kebenaran dari permasalahan ini, dan disampaikan oleh beberapa pihak pimpinan
Universitas Andalas bahwa ada pejabat keuangan yang telah menyelewengkan dana kemahaiswaan ini
sehingga mengakibatkan kerugian dan keterlambatan bayar. Peristiwa ini merupakan kejadian luar
biasa yang terjadi di Universitas ternama setingkat Universitas Andalas.

c. Korupsi Dana Kemahasiswaan

Korupsi berasal dari Bahasa latin yaitu Corruptus dan Corruption, artinya buruk, bejad, menyimpang
dari kesucian, perkataan menghina, atau memfitnah. Dalam Black Law Dictionary di modul Tindak
Pidana Korupsi KPK, Korupsi adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan sebuah maksud untuk
mendapatkan beberapa keuntungan yang bertentangan dengan tugas resmi dan kebenarankebenaran
lainnya "sesuatu perbuatan dari suatu yang resmi atau kepercayaan seseorang yang mana dengan
melanggar hukum dan penuh kesalahan memakai sejumlah keuntungan untuk dirinya sendiri atau
orang lain yang bertentangan dengan tugas dan kebenarankebenaran lainnya.

Penyalahgunaan kekuasaan merupakan pintu masuk terjadinya korupsi.Penjelasan ini bisa disimak dari
ciri ciri korupsi. Pertama, suatu pengkhianatan terhadapkepercayaan. Kedua, dengan sengaja
melalaikan kepentingan umum untuk kepentingankhusus. Ketiga, dilakukan dengan rahasia, kecuali
dalam keadaan dimana orang orangyang berkuasa atau dibawahnya menganggapnya tidak perlu.
Keempat, melibatkanlebih dari satu pihak. Kelima, ada kewajiban dan kepentingan bersama, dalam
bentukuang atau yang lainnya. Keenam, terpusat kegiatan korupsi pada mereka yang menghendaki
keputusan yang pasti dan mereka yang dapat mempengaruhinya. Ketujuh, adanya fungsi ganda yang
kontradiktif pada mereka yang melakukan korupsi. Terakhir, ada usaha untuk menutupi perbuatan
korup dalam bentuk bentuk pengesahan hukum.

Kabar duka yang sangat mendalam saat ini yang dialami oleh Universitas Andalas, dengan adanya
oknum pejabat yang dipercaya untuk mengelola uang kemahasiswaan Unand mengakui
menyelewengkan dana kemahasiswaan Universitas Andalas. Sehingga uang yang sejatinya merupakan
hak dan harus diberikan kepada mahasiswa dengan sengaja untuk tidak bisa diberikan dengan perilaku
yang tidak bertanggung jawab oknum pejabat keuangan bidang kemahasiswaan ini.

KESIMPULAN

Berdasarkan dengan apa yang kami jelaskan diatas, maka dapat disimpulkan bahwasanya pada hari ini
setelah tiga tahun Universitas Andalas bertransfromasi menjadi PTNBH dinilai sangat buruk dan
terkesan sangat tidak siap dalam menyandang Perguruan Tinggi yang mandiri dan berbadan hukum.
Hal ini dapat dibuktikan dengan pemberian layanan fasilitas kepada mahasiswa yang sangat minim,
birokrasi yang rumit, dan tidak bisa menjalankan tata Kelola perguruan tinggi yang baik.

TUNTUTAN

1. Menuntut dan mendesak pihak Rektorat bertanggung jawab sebagai intansi untuk membayarkan
dana kegiatan kemahasiswaan dan dana reward prestasi mahasiswa Universitas Andalas tahun 2022
secara penuh untuk dibayarkan selambat-lambatnya 7X24 Jam semenjak kajian ini diberikan.

2. Menuntut dan mendesak pihak Rektorat untuk melakukan evaluasi besar-besaran pada semua
bidang yang ada di Universitas Andalas.

3. Menuntut dan mendesak Rektor Universitas Andalas t untuk mengelurkan kebijakan yang tegas dan
dikeluarkan ke publik terkait permasalahan keuangan Universitas Andalas

4. Menuntut dan mendesak Rektor untuk menindaklanjuti oknum yang menyelewengkan dana
kemahasiswaan ke ranah yang lebih serius.

Anda mungkin juga menyukai