Kajian Akademik
“POLEMIK UKT UNAIR DI MASA PANDEMI COVID-19”
Pendahuluan
Dalam dinamika dunia kependidikan pada tahun 2020, khususnya pada negara
Indonesia, terdapat sebuah pandemi yang berhasil mempengaruhi suprastruktur kehidupan
manusia yakni coronavirus atau yang pada umumya disebut dengan COVID – 19.
Penyebaran atas wabah COVID – 19 tersebut diketahui membawa beberapa masalah dalam
dunia pendidikan, salah satunya yakni ditiadakannya kuliah tatap muka yang digantikan
dengan model perkuliahan daring atau menggantikan jam perkuliahan dengan beberapa tugas
tertentu. Pelaksanaan atas kebijakan tersebut tentunya menuai beberapa kontroversi, opini pro
dan kontra mulai menaik kepada permukaan social media kala itu, baik dari segi teknik
mengajar dosen atau tugas yang berlebihan. Namun, pada akhirnya kebijakan kuliah daring
tersebut dapat dilalui pada masa pandemi COVID – 19 yang menyerang selama kurang lebih
selama 1 (satu) semester.1
Sebagaimana telah diketahui, setiap berakhirnya tahun ajaran, akan tiba masanya
pembayaran atas kewajiban mahasiswa yang pada umumnya dikenal dengan istilah Uang
Kuliah Tunggal (UKT). Dalam beberapa tahun terakhir, UKT sudah menjadi ‗momok‘
tersendiri bagi mahasiswa, baik dalam hal penentuan golongan atau kegagalam dalam
melaksanakan banding serta permasalahan lainnya. Pada tahun ini, khususnya masa pandemi
COVID – 19, terdapat permasalahan yang sedang memanas pada beberapa universitas,
(termasuk UNAIR) khususnya mengenai nilai UKT yang tetap harus dibayarkan secara
penuh, walaupun keluarga dari mahasiswa itu sendiri sedang mengalami dampak negatif dari
kejadian wabah COVID – 19. Hal ini tentunya mengundang beberapa protes dan penolakan
dari mahasiswa mengenai kebijakan tersebut, disamping telah diterbitkannya beberapa
1
https://www.merdeka.com/peristiwa/pandemi-covid-19-dikti-putuskan-perkuliahan-satu-semester-ke-depan-lewat-
daring.html diakses pada hari Kamis, tanggal 23 Juli 2020 pukul 12.09
Narahubung:
Ig: @aliansimahasiswaunair
ALIANSI MAHASISWA UNAIR
kebijakan dari kampus pada beberapa universitas yang memberikan keringanan atas dampak
COVID – 19 bagi keluarga mahasiswa yang terpapar.2
Kebijakan atas keringanan nilai UKT tersebut tentunya dinilai masih tidak cukup
untuk mengakomodasi kebutuhan mahasiswa. Sebagaimana telah dipaparkan pada paragraf
sebelumnya, poin utama mengenai keresahan mahasiswa selayaknya mengenai
proporsionalitas bagi subjek yang dapat menerima keringanan UKT. Lebih dari itu, UNAIR
yang diketahui sebagai salah satu universitas terbaik di Indonesia, selayaknya dapat
memberikan kebijakan yang lebih akomodatif kepada mahasiswanya. Sekurang – kurangnya
Aliansi Mahasiswa UNAIR memetakan beberapa permasalahan berikut :
1. Penafsiran akan ‗korban yang terdampak COVID – 19‘ masih terlalu sempit
apabila hanya ditinjau dari Surat Edaran Nomor: 158/ UN3.6/ KU/ 2020;
2. Penggunaan pelayanan kampus yang minim disebabkan kuliah daring memicu
permintaan atas penurunan UKT secara umum;
3. Pelaksanaan dan fasilitas atas pelaksanaan kuliah daring masih dinilai kurang;
4. Kebijakan dan upaya terhadap mahasiswa yang memiliki gangguan jaringan untuk
kuliah daring masih tidak bersahabat bagi mahasiswa;
Pembahasan
2
https://tirto.id/tuntutan-mahasiswa-saat-corona-bebaskan-ukt-atau-subsidi-pulsa-ePKj diakses pada hari Kamis, tanggal 23
Juli 2020 Pukul 14.32
Narahubung:
Ig: @aliansimahasiswaunair
ALIANSI MAHASISWA UNAIR
kembali dinamika yang seharusnya lebih ―longgar‖ menghadapi resesi yang terjadi dalam
skala global dalam konteks penarikan UKT. Pengertian Perguruan Tinggi Negeri Badan
Hukum (PTN-BH) pada pasal 1 ayat (3) PP No. 26 tahun 2015 adalah perguruan tinggi negeri
yang didirikan oleh pemerintah yang berstatus sebagai badan hukum publik yang otonom.
Dalam PP No. 26 Tahun 2015, terdapat dua jenis pendanaan PTN-BH yaitu, melalui APBN
dan selain APBN. Pendanaan melalui APBN berupa bantuan pendanaan PTN-BH yang
dialokasikan dalam APBN setiap tahun anggaran pada kementerian yang menyelenggarakan
pemerintahan di bidang pendidikan tinggi, hal ini diatur dalam pasal 4 ayat (1) PP No. 26
tahun 2015. Kemudian pada ayat (2) dijelaskan bahwa bantuan pendanaan PTN-BH dalam
APBN merupakan bagian dari 20% alokasi anggaran fungsi pendidikan. Bantuan dikelola
secara otonom dan bukan merupakan penerimaan negara bukan pajak (pasal 4 ayat (3) PP No.
26 tahun 2015). Bantuan pendanaan digunakan untuk mendanai biaya operasional, biaya
dosen, biaya tenaga kependidikan, biaya investasi, dan biaya pengembangan (pasal 5 PP No.
26 tahun 2015). Pendanaan melalui selain APBN berupa pinjaman yang dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang dikelola secara otonom dan bukan
merupakan penerimaan negara bukan pajak (pasal 11 ayat (3) PP No. 26 tahun 2015). Sumber
pendanaan PTN-BH yang berasal dari selain APBN yaitu masyarakat, biaya pendidikan,
pengelolaan dana abadi, usaha PTNBH, kerja sama tridharma perguruan tinggi, pengelolaan
kekayaan PTN-BH, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dan pinjaman (pasal
11 ayat (1) PP No. 26 tahun 2015).
Berdasarkan surat edaran kemendikbud tanggal 5 februari 2013 dalam Surat Edaran No.
97/E/KU/2013 tentang Uang Kuliah Tunggal yang merupakan implementasi dari UU No.12
Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi yang menitik beratkan pada penarikan retribusi
terhadap mahasiswa. Berdasarkan Siaran Pers Kemeristekdikti No.
139/SP/HM/BKKP/VII/2019 yang di dalamnya juga mengutip Pemerintah melalui
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Permenristekdi kti) Nomor
39 Tahun 2017 tentang Uang Kuliah Tunggal (UKT) menetapkan besaran biaya yang
ditanggung setiap mahasiswa per semester berdasarkan kemampuan ekonominya. Bagi
mahasiswa yang secara ekonomi tidak mampu, tidak dikenakan uang pangkal atau
pungutan lain selain UKT. UKT ditetapkan dengan dasar standar satuan biaya operasional
Pendidikan Tinggi (Pasal 88 ayat 3 UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi).
Narahubung:
Ig: @aliansimahasiswaunair
ALIANSI MAHASISWA UNAIR
Dengan Demikian kami menyimpulkan bahwa adanya sistem UKT adalah DEMI
MERINGANKAN BEBAN MAHASISWA.
Pada pasal 5 ayat (1) Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2017, pemimpin PTN dapat memberikan keringanan
UKT dan/atau melakukan penetapan ulang pemberlakuan UKT terhadap mahasiswa apabila
terdapat ketidaksesuaian kemampuan ekonomi mahasiswa yang diajukan oleh mahasiswa,
orang tua mahasiswa, atau pihak lain yang membiayainya, dan/atau perubahan data
kemampuan ekonomi mahasiswa, orang tua mahasiswa, atau pihak lain yang membiayainya
dan secara khusus dibahas dalam ayat (5) bahwa pengaturan teknisnya diatur oleh piminan
perguruan tinggi. Menanggapi hal itu Universitas Airlangga menanggapinya dengan
mengeluarkan surat ketentuan penyesuaian UKT dalam Surat Edaran Nomor: 158/ UN3.6/
KU/ 2020, dapat diketahui bahwasannya yang dapat menerima :
a) Penangguhan pembayaran UKT/SOP;
b) Pembayaran UKT/SOP dengan cara mengangsur;
c) Penurunan UKT/SOP (syarat dan ketentuan berlaku), Persetujuan penurunan
UKT/SOP hanya berlaku untuk 1 semester (gasal 2020/2021).
Merupakan mahasiswa yang telah mengalami beberapa kondisi sebagai berikut :
a) Pemutusan Hubungan Kerja (PHK);
b) Wiraswasta (UMKM) yang mengalami penurunan omset;
c) Pekerja yang dirumahkan;
d) Terpapar COVID – 19 secara langsung sehingga memerlukan perawatan di RS
dan tindakan medis lainnya
Berdasarkan pasal 4 ayat 1 Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia No. 5 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penetapan Standar Satuan Biaya
Operasional Perguruan Tinggi Badan Hukum, penetapan SSBOPTNBH untuk pendidikan
dihitung berdasarkan biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung adalah biaya
operasional yang terkait langsung dengan penyelenggaraan kurikulum program studi (Pasal 4
ayat 2), yang mana meliputi kegiatan kelas (kuliah tatap muka, UTS, dan UAS), kegiatan
praktek/lapangan (praktikum, desain praktik bengkel, dan kegiatan opsional yaitu KKN,
kuliah lapangan, atau praktek lapangan), kegiatan tugas akhir (tugas akhir, proyek akhir,
skripsi, dan kegiatan opsional yaitu ujian komprehensif seminar), dan kegiatan bimbingan
Narahubung:
Ig: @aliansimahasiswaunair
ALIANSI MAHASISWA UNAIR
konseling dan kemahasiswaan (bimbingan akademik dan kegiatan opsional yaitu orientasi
mahasiswa baru atau pengembangan diri). Sedangkan biaya tidak langsung adalah biaya
operasional pengelolaan institusi yang diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan
program studi, yang mana meliputi biaya administrasi umum (gaji dan tunjangan tenaga
kependidikan, bahan habis pakai, perjalanan dinas, dan tunjangan tambahan untuk dosen
yang menduduki jabatan struktural), pengoperasian dan pemeliharaan atau perbaikan sarana
dan prasarana (pemeliharaan/perbaikan gedung, pembayaran utilitas (air, telepon, dan listrik),
langganan bandwith internet, dan lain sebagainya), pengembangan institusi (penyusunan
renstra dan RKAT, operasional Senat, pengembangan koleksi perpustakaan, dan lain
sebagainya), dan biaya operasional lainnya (pelatihan dosen dan tenaga kependidikan,
perjalanan dinas, penjaminan mutu, career center, office consumables (bahan habis pakai -
ATK), dan lain sebagainya. Formulasi penentuan uang kuliah tunggal adalah UKT = Biaya
Langsung (BL) + Biaya Tidak Langsung (BTL).
Narahubung:
Ig: @aliansimahasiswaunair
ALIANSI MAHASISWA UNAIR
Berdasarkan atas pemetaan masalah tersebut, maka dari itu Aliansi Mahasiswa
UNAIR memandang hal tersebut sebagai berikut :
1. Penafsiran akan „korban yang terdampak COVID – 19‟ masih terlalu sempit
apabila hanya ditinjau dari Surat Edaran Nomor: 158/ UN3.6/ KU/ 2020;
Dalam Surat Edaran Nomor: 158/ UN3.6/ KU/ 2020, dapat diketahui bahwasannya
yang dapat menerima :
d) Penangguhan pembayaran UKT/SOP;
e) Pembayaran UKT/SOP dengan cara mengangsur;
f) Penurunan UKT/SOP (syarat dan ketentuan berlaku), Persetujuan penurunan
UKT/SOP hanya berlaku untuk 1 semester (gasal 2020/2021).
Merupakan mahasiswa yang telah mengalami beberapa kondisi sebagai berikut :
e) Pemutusan Hubungan Kerja (PHK);
f) Wiraswasta (UMKM) yang mengalami penurunan omset;
g) Pekerja yang dirumahkan;
h) Terpapar COVID – 19 secara langsung sehingga memerlukan perawatan di RS
dan tindakan medis lainnya
Dari kebijakan tersebut dapat diketahui bahwasannya penafsiran atas korban yang
terdampak COVID – 19 masih perlu untuk diperluas. Pemahaman atas korban yang
terdampak COVID – 19 tidak hanya mengenai PHK, pekerja yang dirumahkan atau terpapar
langsung oleh virus tersebut, tetapi lebih dari itu, seperti pengendara online yang menerima
dampak terhadap menurunnya order, pemilik sewa kost yang mulai ditinggalkan oleh
mahasiswa rantau yang kembali pada daerah masing - masing atau pekerja yang tidak
dirumahkan namun menerima penurunan gaji dari kantornya disebabkan pandemi COVID –
19.
Pemahaman atas ‗korban yang terdampak COVID – 19‘ harus diperluas maknanya
disebabkan dengan perluasan makna tersebut, kebijakan atas keringanan nilai UKT dapat
lebih tercapai dengan proporsional.
Perlu diketahui, berdasarkan Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan Nomor
M/3/HK.04/III/2020 pada intinya menerangkan terdapat upaya bagi perusahaan untuk dapat
melaksanakan negosiasi dengan pekerjanya mengenai besaran upahan yang dapat dibayarkan,
ketika perusahaan menerima dampak atas penutupan bidang usaha akibat kebijakan
Narahubung:
Ig: @aliansimahasiswaunair
ALIANSI MAHASISWA UNAIR
pemerintah daerah mengenai COVID – 19, tentunya dalam proses negosiasi tersebut,
dimungkinkan untuk diturunkannya beberapa gaji pekerja. Sehingga sudah terdapat salah satu
kelemahan atas kebijakan ini yang tidak dapat mengakomodasi bagi keadaan pekerja yang
tidak dirumahkan, tidak mengalami PHK, namun menerima pengurangan gaji dari kantor
tempat bekerja. Pada akhirnya, semua mahasiswa pada hakikatnya menerima dampak negatif
dari keberadaan wabah atas COVID – 19 itu tersendiri.
Narahubung:
Ig: @aliansimahasiswaunair
ALIANSI MAHASISWA UNAIR
Narahubung:
Ig: @aliansimahasiswaunair
ALIANSI MAHASISWA UNAIR
Sebagaimana diketahui, BOPT sebagai komponen utama dalam menentukan SSBOPT
yang akan berpengaruh terhadap BKT dan UKT, pada hakikatnya mengalami penurunan
dalam masa pandemi COVID – 19 hari ini.
Pertama, dalam kategori komponen BOPT dalam BL seperti kuliah tatap muka yang
menggunakan ruang kelas, selayaknya biaya atas perawatan ruang kelas mengalami
penurunan disebabkan penggunaan kelas yang sudah tidak intensif selama masa kuliah tatap
muka. Kegiatan lainnya yang selayaknya mendapatkan penurunan angka BL yakni wisuda
yang hari ini dilaksanakan secara daring, maka dari itu biaya atas pengadaan dan pelaksanaan
wisuda seyogyanya mengalami penurunan sehingga tidak memiliki beban atas pembiayaan
wisuda offline.
Kedua, dalam kategori komponen BOPT dalam BTL seperti langganan bandwith
koneksi internet yang notabene hari ini perkuliahan dilaksanakan pada rumah masing –
masing seyogyanya dapat disalurkan lebih maksimal kepada kuota mahasiswa yang belajar di
rumah, sehingga bandwith intenet di kampus selayaknya dapat dihentikan terlebih dahulu
sekurang – kurangnya sampai kuliah offline dapat dilaksanakan kembali. Kemudian disatu
sisi ketika membicarakan pengoperasian dan pemeliharaan sarana, prasarana serta utilitas
selayaknya dapat menerima pengurangan biaya operasional sehingga tidak memberatkan
biaya penggunaan anggaran UNAIR dalam pelaksanaan kegiatan kuliah tahun ajaran baru
yang akan dihadapi esok harinya. Pada akhirnya dalam keadaan normal-pun kerap kali
ditemukan utilitas air tidak berfungsi dengan baik pada beberapa toilet.
Dengan gambaran singkat tersebut, mengenai BOPT yang menurun, maka dari itu
selayaknya dapat mempengaruhi besaran SSBOPT yang menurun dan BKT yang menurun
juga. Sehingga selayaknya penurunan UKT secara keseluruhan dapat dimungkinkan
berdasarkan Pasal 8 ayat (3) Peraturan Menteri Kebudayaan Nomor 25 Tahun 2020
disebabkan ketergantungan atas penentuan nilai UKT dengan BKT.3
3. Pelaksanaan dan fasilitas atas pelaksanaan kuliah daring masih dinilai kurang;
Berangkat dari hasil kajian dan survey yang telah dilakukan Aliansi Mahasiswa Unair
beserta Emoji Airlangga kami dapat mengambil kesimpulan sederhana dalam berlangsungnya
KBM secara daring akibat dari konsekuensi pandemi COVID-19 dinilai kurang mewadahi
3
Pratama, Bayu Diktiarsa. 2019. Advokasi Kebijakan Pendidikan Tinggi. Yogyakarta:Orbit Indonesia Hal-77
Narahubung:
Ig: @aliansimahasiswaunair
ALIANSI MAHASISWA UNAIR
aspirasi-aspirasi mahasiswa selama masa kuliah daring. Kajian dan survey tersebut berupa
data statistik media pembelajaran daring, kinerja dosen, kendala kuliah daring, respon
kebijakan bantuan kuota, respon mahasiswa tingkat akhir, respon korelasi antara pembiayaan
UKT (Uang Kuliah Tunggal) semester genap dengan fasilitas yang diterima, serta analisa
pembukuan laporan keuangan.
Dari hasil survey dan kajian terjaring beberapa responden dalam tabel berikut:
Narahubung:
Ig: @aliansimahasiswaunair
ALIANSI MAHASISWA UNAIR
Dari hasil data statistika diatas menunjukkan keluhan-keluhan dari respon survey
yang telah dikalkulasikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan dan fasilitas
dalam kuliah daring masih terdapat pelbagai kekurangan yang perlu dievaluasi secara terbuka
oleh pihak kampus dan mahasiswa.4 Maka dari itu dengan adanya forum yang terbuka antara
pihak kampus dan mahasiswa dapat diketahui dengan jelas bagaiamana transparansi
penggunaan dana UKT (Uang Kuliah Tunggal). Hal ini agar sesuai dengan manifestasi
kampus yang menjunjung tinggi prinsip demokrasi.
Sebagaimana terjadi pada perkuliahan daring pada semester sebelumnya, terdapat
beberapa kritik dan masalah yang dikeluhkan oleh mahasiswa, salah satunya beban dalam
pembagian kuliah daring itu tersendiri serta pembagian tugas rumah. Dalam beberapa kondisi
dan keadaan, kerap kali ditemukan ketidakseimbangan dalam pembagian waktu untuk kuliah
daring dan pembagian tugas rumah, entah disatu sisi pembagian waktu untuk kuliah daring
yang terlalu panjang atau pembagian tugas rumah yang terlalu banyak atau bahkan kombinasi
dari kedua masalah tersebut dalam 1 (satu) mata kuliah.
4
Lihat Hasil Jaring Aspirasi Kuliah Daring dan UKT Oleh Organisasi Mahasiswa (BEM dan BLM) Fakultas Se-Kampus
Unair yang dilakukan pada pertengahan bulan Juli Tahun 2020
Narahubung:
Ig: @aliansimahasiswaunair
ALIANSI MAHASISWA UNAIR
Padahal diketahui dalam masa pandemi ini, banyak mahasiswa yang menerima
tuntutan dari orang tuanya baik dalam hal membantu berjualan misalnya. Pembagian akan
tugas dan kuliah daring harus disesuaikan sedemikian rupa, sehingga pemenuhan atas
kegiatan belajar, ekonomi dan family time dapat terlaksana dengan optimal.
Narahubung:
Ig: @aliansimahasiswaunair
ALIANSI MAHASISWA UNAIR
5
Lihat penjelasan tentang kampus PSDKU dalam https://www.unair.ac.id/site/menu/show/129/faculty/psdku-
banyuwangi.html yang diakses pada hari Senin, tanggal 27 Juli 2020 Pukul 22.08
Narahubung:
Ig: @aliansimahasiswaunair
ALIANSI MAHASISWA UNAIR
seperti; ITB, Undip, IPB, Unpad, dll. Tujuan utama pembukaan PSDKU yang diatur dalam
Permenristekdikti 1/2017 dalam pasal 2 ayat (1) menyebutkan;
A. Meningkatkan akses, pemerataan, mutu, dan relevansi pendidikan tinggi di seluruh
wilayah Indonesia; dan, b. meningkatkan mutu, dan relevansi penelitian ilmiah serta
pengabdian kepada masyarakat untuk mendukung Pembangunan Nasional.
B. meningkatkan mutu, dan relevansi penelitian ilmiah serta pengabdian kepada
masyarakat untuk mendukung Pembangunan Nasional.
Namun dalam sarana dan prasarana pada PSDKU Unair di Banyuwangi masih jauh
fasilitasnya dibanding kampus utama di Surabaya. Sesuai dengan prinsip pemerataan
pendidikan dan aksesnya bagi seluruh mahasiswa tanpa terkecuali, apalagi dengan biaya
pendidikan yang tidak berbeda, maka Mahasiswa yang berkuliah di kampus PSDKU juga
berhak mendapatkan pelayanan serta seluruh sarana dan prasarana yang sama dengan
kampus Utama, yakni kampus Unair yang ada di Surabaya. Sedang dalam tahap
perkembangan dan pertumbuhan memang menjadi salah satu alasan untuk diucapkan
ketika terdapat tuntutan perihal keadilan, namun alasan tersebut juga tidak dapat
digunakan selamanya, karena kampus PSDKU sudah ada bertahun-tahun. Maka, bukan
hanya mahasiswa di Surabaya saja yang mengalami kesulitan, karena pandemi Covid-19
merupakan pandemi nasional bahkan Global. Untuk itu, kehadiran mahasiswa dan hak
mahasiswa kampus PSDKU juga perlu dipenuhi sekaligus diperhatikan dengan seksama
oleh otoritas kampus karena dirasa selama ini, kurang diperhatikan. Keluh kesah
pembiayaan UKT (Uang Kuliah Tunggal) dengan fasilitas yang didapat dirasa masih
belum sepadan dengan apa yang dibayarkan, apalagi ditengah Pandemi COVID-19 yang
mengharuskan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) secara daring keluh kesah mahasiswa
PSDKU Unair Banyuwangi kurang mendapat ruang menyampaikan aspirasinya.
Kesimpulan
Pasal 31 ayat 1 UUD 1945 ―Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan‖
Dapat disimpulkan dalam pasal ini bahwasannya Negara menjamin warga negara-nya untuk
mendapatkan sebuah hak untuk mengakses pendidikan. Layaknya seorang yang memiliki
kepercayaan atau memeluk suatu agama ibadah adalah sebuah kewajiban, maka Negara harus
Narahubung:
Ig: @aliansimahasiswaunair
ALIANSI MAHASISWA UNAIR
melaksanakan kewajibannya. Dalam amanah konstitusi tersebut dapat ditafsirkan dengan
tegas bahwa siapapun berhak memperoleh pendidikan, konsekuensi amanah tersebut ialah
Negara sebagai pihak yang bertanggungjawab dalam penyelenggaraan pendidikan nasional.
Pendidikan merupakan sebuah barang publik yang seharusnya dapat diakses oleh siapapun,
latarbelakang apapun, entah secara ekonomi mampu maupun kurang mampu.6
Pendidikan tinggi memerlukan biaya yang beragam diantaranya untuk pemenuhan
standar akreditasi dari BAN-PT, kerja sama penelitian, mendapatkan pengajar yang andal,
pembiayaan kegiatan mahasiswa, kebutuhan rutin perawatan, dan operasional. Dalam
pendanaan pendidikan tinggi, peran Pemerintah melalui penganggaran bagian dari 20%
APBN. Bagian APBN untuk PTN ini dipecah melalui skema untuk rupiah murni (digunakan
untuk gaji PNS dsb.), Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) atau Bantuan
Pendanaan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (BPPTNBH), anggaran Bidikmisi dengan
jalur afirmatif sebesar minimal 20%, anggaran khusus penelitian, dsb. Yang telah dibahas
pada tulisan diatas.
Privatisasi Pendidikan secara penuh (Pemerintah berdalih tidak mampu dalam
penndanaan) berimplikasi pada dipaksanya Pendidikan Tinggi untuk mandiri mencari sumber
pendanaan lain. Dalam kasus ini terdapat paradoks, Pendidikan Tinggi memposisikan dirinya
sendiri sebagai barang publik atau barang privat? karena ketidakhadiran Negara atau
ketidakmampuan Negara dalam menghadapi hal tersebut memberikan dampak negatif yang
nyata bagi mereka yang tidak mampu dalam ekonomi untuk membayar itu semua demi
pendidikan. Padahal, sejatinya pendidikan tinggi merupakan salah satu bagian dari
pendidikan yang merupakan bagian dari barang publik yang dijamin haknya dapat diakses
warga negara dari berbagai latar belakang.
Pendanaan pendidikan tinggi secara umum terdiri atas dua sumber, yakni pendanaan
publik dan privat. Pendanaan publik merupakan pendanaan yang berasal dari pemerintah,
pusat maupun daerah. Di sisi lain, pendanaan privat berasal dari biaya kuliah yang
dikeluarkan oleh orangtua atau mahasiswa, serta dana yang didapatkan dari entitas bisnis
ataupun industri.7
6
Astri, Herlina. 2011. Dampak Sosial Komersialisasi Pendidikan Tinggi di Indonesia. Jurnal Kajian. Vol 16 No. 3
7
Oey-Gardiner, Mayling dkk. 2017. Era Disrupsi Peluang dan Tantangan Pendidikan Tinggi di Indonesia. Jakarta: Akademi
Ilmu Pengetahuan Indonesia hal-227
Narahubung:
Ig: @aliansimahasiswaunair
ALIANSI MAHASISWA UNAIR
Dalam sumber biaya pendanaan privat berupa pembayaran UKT (Uang Kuliah
Tunggal) dalam praktiknya justru ditemui berbagai macam ketidakpatuhan birokrasi PTN
terhadap pelaksanaan UKT diantaranya tidak tercapainya UKT yang distributif,
ditemukannya beberapa UKT yang melebihi Biaya Kuliah Tunggal (BKT), masih banyaknya
pungutan diluar UKT. 8 Padahal pada (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Pers Kuliah
Tunggal 2013) menyebutkan ―uang kuliah yang ditanggung oleh mahasiswa diusahakan
semakin lama semakin kecil dengan memperhatikan masyarakat yang tidak mampu
(afirmasi), subsidi silang (yang kaya mensubsidi yang miskin), dan pengendalian biaya yang
tepat‖.
Dalam hal lain dalam sumber biaya pendanaan privat Unair sebagai PTN-BH
memiliki hak untuk mendirikan Perusahaan bernama PT Dharma Putra Airlangga. Disisi lain
kampus juga ditutuntuk untuk melakukan kerjasama kampus di bidang industri dengan
industri lainya. Hal ini menunjukkan pergeseran tanggungjawab Negara terhadap Pendidikan
yang diserahkan pada mekanisme pasar bebas.9
Berbicara mengenai kewajiban Negara dalam sektor Pendidikan pada masa Pandemi
COVID-19, kita bisa melihat bagaimana 20% APBN digelontorkan untuk sektor Pendidikan
atau sekitar Rp.508 Triliun yang diterima oleh Mentri Pendidikan dan Kebudayaan. Jika kita
berbicara subsidi UKT (Uang Kuliah Tunggal) di masa Pandemi COVID-19 mungkin dana
APBN sebesar Rp.508 T dapat menggratiskan kuliah mahasiswa di Indonesia selama 1
semester dengan analogi perhitungan seperti berikut : Pemangkasan sebesar 200 Triliun
dialokasikan untuk gaji tenaga pengajar dan pegawai + surplus profit PTN-BH. Dengan
jumlah mahasiswa di Indonesia sekitar 7,5 Juta Orang dengan rata-rata biaya UKT Rp.5 Juta
per semester, jika dikalkulasikan keseluruhannya sekitar Rp.75 T. Sisa dana APBN 300 Juta
dirasa cukup memberikan kompensasi terhadap tiap mahasiswa di Indonesia, belum lagi
pemasukan kampus yang belum terhitung.
Maka tuntutan kompensasi UKT sekurang-kurangnya 50% terhadap seluruh
mahasiswa di Universitas Airlangga (tanpa terkecuali) di masa Pandemi COVID-19 bisa
direalisasikan oleh pihak kampus tanpa alasan apapun dalam hal ini.
8
Pratama, Bayu Diktiarsa. 2019. Advokasi Kebijakan Pendidikan Tinggi. Yogyakarta: Orbit Indonesia hal-60
9
Subekhan, Edi. 2016. Pendidikan Kritis: Kritik atas Praksis Neo-Liberalisasi dan Standarisasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-
Riz Media
Narahubung:
Ig: @aliansimahasiswaunair
ALIANSI MAHASISWA UNAIR
Tuntutan Bersama;
Melalui pertimbangan dan kajian bersama, kami merumuskan beberapa tuntutan yang
harus dipenuhi oleh pihak kampus sebagai berikut:
Narahubung:
Ig: @aliansimahasiswaunair
ALIANSI MAHASISWA UNAIR
Daftar Pustaka
Buku dan Jurnal
Astri, Herlina. 2011. Dampak Sosial Komersialisasi Pendidikan Tinggi di Indonesia. Jurnal
Kajian. Vol 16 No. 3
Pratama, Bayu Diktiarsa. 2019. Advokasi Kebijakan Pendidikan Tinggi. Yogyakarta: Orbit
Indonesia
Oey-Gardiner, Mayling dkk. 2017. Era Disrupsi Peluang dan Tantangan Pendidikan Tinggi
di Indonesia. Jakarta: Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia
Subekhan, Edi. 2016. Pendidikan Kritis: Kritik atas Praksis Neo-Liberalisasi dan Standarisasi
Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Riz Media
Web
https://tirto.id/tuntutan-mahasiswa-saat-corona-bebaskan-ukt-atau-subsidi-pulsa-ePKj
https://www.merdeka.com/peristiwa/pandemi-covid-19-dikti-putuskan-perkuliahan-satu-
semester-ke-depan-lewat-daring.html
https://www.unair.ac.id/site/menu/show/129/faculty/psdku-banyuwangi.html
Narahubung:
Ig: @aliansimahasiswaunair
ALIANSI MAHASISWA UNAIR
Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 2015 Tentang bentuk dan Mekanisme Pendanaan
Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum
Perppu No.1 Tahun 2020 Tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem
Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Covid-19 dan/atau dalam Rangka Menghadapi
Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan
UU No.12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi
UU No. 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan
UUD 1945 Pasal 31 Ayat 1
Lain-lain
Hasil Jaring Aspirasi Kuliah Daring dan UKT Oleh Organisasi Mahasiswa (BEM dan BLM)
Fakultas Se-Kampus Unair
Narahubung:
Ig: @aliansimahasiswaunair