Anda di halaman 1dari 60

MODUL

TRAINING LEGISLATIF 1
FORUM LEMBAGA LEGISLATIF
MAHASISWA INDONESIA

PENYUSUN: TIM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM FL2MI
2013
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
KATA PENGANTAR
TOKOH NASIONAL
KORDINATOR PUSAT FL2MI 2013
KORDINATOR BIDANG PPSDM FL2MI PUSAT 2013

Bagian I. Pengantar Modul

Bagian II. FL2MI
1. Sejarah Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia
2. Hasil Musyawarah Nasional FL2MI 2012 Unsri
a. LPJ FL2MI 2012
b. Piagam FL2MI
c. Kordinator Pusat FL2MI
d. Rekomendasi-Rekomendasi Munas FL2MI
3. Hasil Musyawarah Kerja Nasional FL2MI 2013 UI
a. Grand Desain FL2MI
b. Pembahasan Komisi
c. Struktur FL2MI


Bagian III Tata Cara Bersidang
1. Pengertian Persidangan
2. Bentuk-Bentuk Persidangan
3. Unsur-Unsur Persidangan
4. Unsur-Unsur Pelaksana Persidangan
5. Tugas Pelaksana Persidangan
6. Penggunaan Palu
7. Syarat-Syarat Persidangan
8. Istilah-Istilah Dalam Memotong Pembicaraan
9. Letak Tempat

Bagian IV Legal Drafting

REFERENSI
BIODATA PENYUSUN
PENDAHULUAN

Puji Syukur kami ucapkan Kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan karunia-
Nya, sehingga kami dapat menyusun buku modul Training Legislative 1 FL2MI.
Dengan selesainya Buku ini, kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh
pihak yang terlibat dalam penyusunan Buku ini. Kami menyadari bahwa sebagai
manusia biasa kami tidak luput dari kekurangan dan kesalahan.
Untuk itu, kami dengan senang hati menerima segala kritikan dan saran yang
membangun demi kesempurnaan modul ini.
Akhir kata, kami mengucapkan agar buku ini bermanfaat bagi anggota FL2MI
dan aktifis kampus yang memerlukannya.
Bogor, Maret 2013
Penyusun


























KATA PENGANTAR

WEJ ANGAN DARI KORPUS(ASOK)




Assalamualaikum wr wb.
Hidup Mahasiswa !
Viva Legislativa !

Sejarah pergerakan mahasiswa kembali menemukan
salah satu identitasnya. Identitas gerakan mahasiswa
yang fokus terhadap pengawasan parlemen nasional
Republik Indonesia (DPR RI). Gerakan mahasiswa yang
saya maksud disini menjelma menjadi gerakan
mahasiswa yang menghimpun diri dalam wadah
bersama dengan nama Forum Lembaga Legislatif
Mahasiswa Indonesia (FL2MI). FL2MI sebagaimana hasil mukernas V di Universitas
Indonesia, mengikrarkan diri untuk fokus mengawal DPR RI. Pengawasan terhadap
pelaksanaan fungsi legislasi DPR, pengawasan terhadap fungsi budgeting DPR, dan
pengawasan terhadap kinerja pengawasan anggota dewan mutlak dibutuhkan saat
ini dan sampai kapanpun .

Hal ini karena tetes tinta mereka mengatur kita kawan-kawan. Maka kita tidak boleh
lengah untuk mengawal mereka sampai benar-benar mereka menjalankan amanah
nya dengan sempurna. Fenomena bolos anggota dewan, ini sangat miris untuk kita
perhatikan. Sebetulnya hal ini tak perlu terjadi. Sebagai legislator muda, kita kontrol
Parlemen Nasional kita untuk Indonesia lebih berdaya.

Menjawab kebutuhan diatas, maka perlu kiranya untuk membekali para legislator-
legislator muda dengan skill yang mumpuni. Untuk itu, pengurus pusat FL2MI
melalui bidang Pelatihan dan Pengembangan SDM (PPSDM), menerbitkan modul
panduan pelaksanaan Training Legislatif untuk yang pertama dan pertama kalinya
ada dalam sejarah FL2MI.

Adanya modul ini sangat penting bagi kelangsungan pergerakan mahasiswa di
bidang legislatif khususnya (FL2MI). Untuk itu hal terpenting selanjutnya adalah
menyukseskan Training Legislatif 1 (TL1) di setiap kampus-kampus yang ada lembaga
legislatifnya, untuk selanjutnya dapat berkontribusi dalam TL2 dan TL3 di momen
berikutnya.

Selamat atas terbitnya modul TL1, semoga berkah dan berguna untuk FL2MI dan
Indonesia tercinta.
Hidup Mahasiswa!
Viva Legislativa!

KorpusFL2MI
Ahmad Solikin (Ashok)
Twitter :@AhmadSolikinn
Fb :www.facebook.com/ashok.muhandis
Email : ashokfktugm@yahoo.com
Blog : ahmadsolikinn.wordpress.com / ahmad_solikin.blog.ugm.ac.id






















KATA PENGANTAR

KATA-KATA SAKTI DARI KORDINATOR BIDANG PPSDM FL2MI (ARIP)

Assalamualaykumwrwb,
salam semangat bagi kawan-kawan FL2MI di
seluruh penjuru tanah air,sebuah kebahagianan tersendiri
bisa berkenalan dan menyapa temen-temen semua yang
berada di lembaga legislatif kampus.Bangsa besar ini
sangat merindukan pemuda-pemuda yang aktif,produktif
dan cerdas seperti kalian.Peradapan besar ini hanya bisa
di emban oleh orang-orang yang besar impian dan
manfaatnya.
Perkenalkan saya Arip Budhi Hermawan (ABH) dari
Dewan Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Solo
(UNS)sebagai ketua bidang PPSDM FL2MI Pusat.
Syukur Alhamdulillah dari bidang PPSDM bisa menyelesaikan dan menerbitkan buku
modul training legislatif 1 (TL 1) versi FL2MI.Buku ini berupa panduan tentang pelaksanaan
training legislatif yang berikutnya bisa digunakan temen-temen dalam melaksanakan
pelatihan tentang kelegislatifan.
Harapannya dengan hadirnya buku ini dapat memberikan kesamaan persepsi dalam
beberapa hal,yaitu:
1. Penyeragaman kurikulum dalam melaksanakan Training Legislatif 1
2. Penyeragaman Mekanisme tata cara sidang di setiap kampus
3. Memberikan pemahaman kepada pengelola training agar bisa melaksanakan
training sesuai dengan SOP FL2MI
4. Lahir legislator-legislator muda yang mampu membuat aturan ideal yang kelak
bermanfaat bagi bangsa Indonesia
Dalam bidang PPSDMS sendiri punya rencananya akan melaksanakan training
legislatif secara bertahap ada
1. Training Legislatif 1 (tingkat kampus)
2. Training legislatif 2 (tingkat wilayah) dan
3. Training Legislatif 3 (tingkat Nasional)







Memang buku ini yang pertama kali diterbitkan oleh FL2MI,tentunya ada banyak
kekurangan yang kami tuliskan,harapannya temen-temen semua bisa memberikan kritik dan
saran.Kami berkeinginan buku ini nanti akan senantiasa ada perbaikan-perbaikan yang
nantinya bisa kita gunakan sebagai pedoman untuk seterusnya.

Demikian yang bisa kami sampaikan,terimakasih semoga bisa bermanfaat
Hidup mahasiswa!!!!!!!!
Viva Legislativa!!!!!!!!!!

FBArip Budhi Hermawan 085790300919
Twiter @ABHaripbudhi










































PENGANTAR

























PENGANTAR MODUL

A. PENGEMBANGAN MODUL TRAINING LEGISLATIF 1 FL2MI

Modul ini dibuat oleh Pengurus FL2MI bidang Pelatihan dan Pengembangan
SDM yang akan terus dikembangkan dalam rangka pemberian materi serta perbaikan
dalam materi Training Legislative 1. Adapun modul ini mengadopsi modul yang telah
dibuat oleh beberapa lembaga legislatif kampus yang juga kami kembangkan agar
dapat relevan untuk diaplikasikan di Training Legislative 1 FL2MI.

B. TUJUAN MODUL

Modul disusun sebagai panduan bagi anggota FL2MI dalam mengikkuti Training
Legislative 1 FL2MI.

C. MANFAATNYA

Dengan adanya modul ini, diharapkan proses Training Legislative 1 FL2MI
berjalan dengan lancar. Selain itu, modul ini diharapkan mampu menambah
pengetahuan peserta maupun mahasiswa umum mengenai kelegislatifan.



























FORUM LEMBAGA LEGISLATIF MAHASISWA INDONESIA (FL2MI)




















Setelah mempelajari bagian keFL2MIan ini diharapkan peserta TL 1 dapat
mengetahui Sejarah Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia, Hasil
Musyawarah Nasional FL2MI 2012 Unsri, Piagam FL2MI, Kordinator Pusat FL2MI,
Rekomendasi-Rekomendasi Munas FL2MI dan Korwil masing-masing wilayah serta
Hasil Musyawarah Kerja Nasional FL2MI 2013 UI (Grand Desain FL2MI,
Pembahasan Komisi, Struktur FL2MI, Program Kerja FL2MI.
FORUM LEMBAGA LEGISLATIF MAHASISWA INDONESIA

Komunitas Aktivis Mahasiswa yang peduli akan Parlemen Nasional Republik
Indonesia. berhimpun dalam satu wadah dengan nama "Forum Lembaga Legislatif
Mahasiswa Indonesia".

1. Sejarah Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia

Berbicara pergerakan mahasiswa seakan tiada habisnya. Melihat sepak terjang
pergerakan mahasiswa memang sangat menarik. Jatuh bangun dan turun naiknya
pergerakan mahasiswa menunjukkan betapa dinamisnya pergerakan mahasiswa yang
ada di Indonesia.

Gerakan mahasiswa sebelum dan pasca kemerdekaan, muncul dengan identitasnya
yang beragam dalam sejarah panjang Indonesia. Secara garis besar gerakan
mahasiswa pada masa sebelum reformasi lebih banyak dipengaruhi oleh kebutuhan
mendesak lapangan. Sehingga garapan-garapan isu pun mengikuti perkembangan
situasi dan kondisi politik saat itu.

Ujungnya terjadi saat reformasi 1998 dengan turunnya Soeharto. Gerakan mahasiswa
seakan berjasa besar dalam proses sejarah Indonesia. Hal ini menyebabkan lesunya
gerakan mahasiswa pasca reformasi seakan terlena dengan prestasi menurunkan
diktator masa itu. Seiring berjalannya waktu gerakan mahasiswa dapat disimpulkan
tidak memiliki karakter dan fokus gerakan yang terarah dengan jelas.

Termasuk perkumpulan mahasiswa legislative yang belakangan bernama FL2MI pun
mengalami masa yang sangat panjang sejak awal kemunculannya untuk menemukan
passion sebagai karakter gerakan mahasiswa yang khas dan berdampak efektif pada
akhirnya. Karena selama ini, gerakan mahasiswa sekan terkesan serampangan dan
sporadis dalam langkah geraknya mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah yang
tidak pro rakyat.

Perkumpulan-perkumpulan mahasiswa nasional yang sebetulnya mampu untuk
menciptakan sebuah gerakan mahasiswa yang efektif dan berdaya juang, terlihat
hanya menjadi ajang eksistensi diri belaka.Maka mulai saat ini setiap elemen gerakan
mahasiswa yang ada di Nusantara, berkewajiban untuk menemukan karakteristiknya
dalam berjuang membela kepentingan rakyat yang sangat beragam persoalannya.Hal
ini untuk menghindari keserampangan dan tumpah tindih peran.

Untuk itulah sejak kemunculan ide membentuk wadah gerakan mahasiswa legislative,
sampai terdeklarasikannya FL2MI tahun 2007, untuk pertama kalinya melalui
Mukernas FL2MI kelima tercetus lah keputusan yang bersejarah. Keputusan yang
menyatakan bahwa FL2MI sesuai namanya memfokuskan gerakan diranah Parlemen
baik Nasional maupun daerah.Fokus gerakan mahasiswa lebih ditekan kanpada
pengawalan fungsi-fungsi legislasi yang dijalankan Parlemen, advokasi masyarakat,
pengawasan kinerja dewan, dan pengawsan terhadap anggaran Negara.

Sebelum Kongres/Munas Pertama
Minimnya sumber sejarah kelahiran FL2MI, membuat sedikit kesulitan untuk
menuliskan ulang sejarahnya. Disini akan kami kompilasikan dari berbagai sumber
yang kami dapat. Awal mula kemunculan FL2MI adalah adanya ide untuk
membentuk suatu wadah bersama yang menyatukan visi untuk berjuang diranah
regulasi (produk hukum) oleh teman-teman DPM KM IPB periode 2003-2004.

Dari ide ini ditindak lanjuti berupa suatu pertemuan lembaga legislatif mahasiswa
indonesia yang dinamakan Kongres Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia
(KL2MI) yang dilaksanakan selama 3 hari (1-3 Mei 2004) di Bogor (Istana Bogor
dan IPB) dengan jumlah peserta lebih dari 25 PT. Pertemuan ini menghasilkan
dibentuknya Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI) yang
dideklarasikan tanggal 3 Mei 2004 bertempat di Auditorium Rektorat IPB.

Setelah deklarasi ini, forum yang memang sudah ada ini mengalami kemandegan
(vakum) dari berbagai kegiatan.Sampai akhirnya di tahun 2007, bulan Februari BPM
Unpad mengadakan agenda LADSI (Latihan Dasar Advokasi dan Legislasi) di
Universitas Padjajaran Bandung.Dari sinilah mulai muncul ide untuk menghidupkan
kembali forum yang telah mati suri. Dari forum LADSI, diadakan pembahasan untuk
menghidupkan kembali dan Universitas Syiah Kuala Aceh, ditunjuk sebagai tuan
rumah untuk pertemuan resminya yaitu kongres pertama sejak kevakuman.

Sampai beberapa bulan belum ada kejelasan, sekitar Juli 2007 ide besar untuk
membentuk wadah bersama itu kembali digulirkan dalam pertemuan DPM Se-
Indonesia di DPM UII Yogyakarta saat peresmian Student Center UII. Beberapa
bulan (sekitar 5 bulan) berlalu tanpa ada kejelasan tentang pelaksanaan persiapan
pertemuan di Aceh, maka atas inisiasi beberapa Universitas yang hadir sebelumnya di
LADSI, nama FL2MI kembali dilemparkan pada pertemuan di Jogja ini.

Tibalah masanya untuk kongres pertama setelah kevakuman, FL2MI kongres di
Unsyiah Kuala Banda Aceh bulan September 2007.Dalam Kongres ini disepakati
AD/ART, GBHO, Rekomendasi dan pemilihan perangkat FL2MI. Terpilih pula
Universitas Bengkulu, STT Telkom (Kini ITT), dan Universitas Syiah Kuala, sebagai
Badan Pengawas dan sebagai koordinator pusat (korpus) terpilih Universitas
Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta, dan Universitas Sriwijaya.

Setelah Kongres/Munas Pertama
Kongres pertama dilanjutkan dengan Mukernas FL2MI di Universitas Negeri
Yogyakarta (UNY) sekitar bulan November-Desember 2007.Hadir sekitar 30 lebih
Universitas yang telah tergabung dalam FL2MI maupun yang belum dalam Mukernas
ini.Mukernas I di UNY ini menyepakati mengangkat isu Pendidikan. Begitu juga
dengan wilayah FL2MI yang awalnyaterdiri dari 3 Korwil yakni Sumatera, Banten-
Jabar- DKI-Jateng- DIY, Jatim-Bali-Nusa Tenggara. Namun pada Mukernas
dimekarkan menjadi 6 Korwil yakni Sumatera, Jawa, Bali-Nusra, Sulawesi,
Kalimantan, dan Maluku-Papua.

Kongres ke 2 digelar di IT Telkom pada November 2008.Pada kongres ini
disepakati menjadikan Pemilu 2009 sebagai isu utama.Kongres kali ini memilih
Universitas Udayana (Bali), Universitas Andalas (Padang), dan Universitas Gadjah
Mada (Yogyakarta) sebagai Badan Pengawas.Sedang peran Koordinator Pusat
terpilih Universitas Syiah Kuala (Banda Aceh), Institut Teknologi Telkom
(Bandung), dan Universitas Muhammadiyah Malang (Malang).Kongres ke 2 juga
mendeklarasikan KALMI (Keluarga Alumni Legislatif Mahasiswa Indonesia) sebagai
wadah bagi alumni FL2MI.


Dilanjutkan dengan Kongres ke 3 di Universitas Sebelas Maret solo (UNS) pada
bulan November 2009 yang dihadiri sekitar 60 lebih Universitas dari seluruh
Indonesia. Kurang maksimalnya konsep dari panitia dan tersendatnya kordinasi
antara panitia dengan pengurus FL2MI menyebabkan forum menjadi alot dalam
menghasilkan keputusan.Pada akhirnya kongres tidak menghasilkan apapun. Kongres
deadlock yang berujung tidak adanya keputusan rekomenadasi Kongres dan gagalnya
pemilihan Korpus.

Dipenghujung kongres, menyepakati untuk ada pertemuan selanjutnya atau yang
disebut Kongres Luar Biasa (KLB).Karena masa kepengurusan sudah berakhir,
ditunjuk lah Pjs Korpus untuk melaksanakan KLB. Pada pertemuan itu menghasilkan
Universitas Negeri Semarang sebagai Pjs dan Institut Seni Surakarta (ISI) sebagai
tuan rumah KLB pada 26 29 Februari 2010 di Surakarta.

KLB ISI Solo menghasilkan beberapa keputusan penting bagi perkembangan
eksistensi FL2MI. Dinataranya konversi AD/ART ke Piagam FL2MI. Selain itu juga
menghasilkan korpus terpilih yaitu UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai Korpus
1, IAIN Raden Fatah Palembang sebagai Korpus 2 dan Universitas Paramadina
Jakarta sebagai Korpus 3. Pemekaran wilayah 3 (Yogyakarta, Jawa tengah, dan Jawa
timur) bagian dari rekomenadasi intrenal (keorganisasian) yang kemudian Jatim
menjadi wilayah tersendiri (wilayah 4) sejajar dengan wilayah yang lainnya.

Didalam Konsideran juga disepakati Musyarawaroh Kerja Nasional ke 3 bertempat di
Universitas Negeri Malang. Tapi dari sumber lain mengatakan bahwa Mukernas di
laksanakan di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) tanggal 26-28 Mei 2010. Entah
yang mana terealisasi nyata dari Mukernas ini. Tapi yang jelas dari sini sejarah sudah
mulai tertata dengan ternarasikan nya Kongres ke 3 di UNS yang berujung KLB di
ISI Surakarta.Terlepas dimana sebenarnya Mukernas yang ke 3 ini. Pada Mukernas
ke 3 ini mengahasilkan rekomendasi inernal dan eksternal.Salah
satu rekomendasi penting bagi eksistensi FL2MI terhadap masyarakat Indonesia,
yaitu audiensi DPR RI dan lembaga-lembaga pemerintah pusat yang terkait.

Pasca terselenggaranya Mukernas ke 3 dengan segenap rekomendasinya itu, FL2MI
seakan tak jauh beda dengan kepengurusan-kepengurusan sebelumnya yang terkesan
mati suri. Dari pertengahan tahun 2010 pasca Mukernas 3, tidak ada kegiatan dan
aktivitas yang berarti sampai terselenggaranya Kongres ke 4 di Universitas Mataram
(Unram) tanggal 27-30 Oktober 2011. Kongres dihadiri oleh 52 PT dari seluruh
Indonesia. Kongres kali ini mengambil tema Optimalisasi Lembaga Legislatif
Mahasiswa melalui cara Laksanakan Sumpah Pemuda dengan Kontribusi Nyata
Pada Bangsa.

Kongres ke 4 ini menghasilkan keputusan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang
sebagai Korpus 1 yaitu Saudara Dinul Haq mahasiswa Teknik Geologi Undip 2007
yang juga putra asli Sumbawa. Selain itu juga terpilih sebagai korpus 2 Badan
Legislatif yang berasal dari IAIN Sunan Ampel Surabaya, dan Korpus 3 yang berasal
dari Universitas Jambi. Kongres di Unram yang berlangsung di Mataram bertujuan
menyatukan visi dan misi mahasiswa tentang kinerja dan kebijakan-kebijakan
Pemerintahan, menghasilkan rekomendasi dari mahasiswa tentang kebijakan
pemerintah diantaranya perlindungan terhadap TKI yang ada dilur negeri, ketahanan
pangan, batas negara Indonesia, dll.

Dari kongres ini pula menghasilkan keputusan untuk Mukernas di Universitas Riau
(Unri) tanggal 23-26 Februari 2012 dengan peserta kurang lebih 280 orang. Mukernas
menghasilkan beberapa keputusan diantaranya :

HASIL SIDANG MUKERNAS FL2MI 2012 @ Unri
1. Rekomendasi tahun lalu juga diusulkan agar lebih fokus dalam mekanisme
organisasi
a. Lebih mengangkat isu daerah
b. Tentang hirarki hukum undang-undang didaerah, lebih berperan dalam
lembaga Legislatif
c. Membantu membuat proker

2. Masalah pembuatan website. Membeli domain. (STT Telkom Bandung)
3. Menentukan visi, misi, sistem kerja ingin bottom up
4. Membiarkan Korwil mengurus masalahnya masing-masing
5. Menentukan visi, misi, dan latar belakang yang jelas
6. Penjelasan wilayah (Korwil)
7. Legalitas FL2MI (Undip & Uhamka)
8. Memecah Korwil di Sumatera :

Korwil 1 (SUMBASEL, UNIP)
Korwil 2 (SUMBAGUT, UNSYIAH)
Korwil 3 (J ABODETABEK, UHAMKA)
Korwil 4 (J AWA BARAT, IT TELKOM)
Korwil 5 (J AWA TENGAH, UNES)
Korwil 6 (J AWA TIMUR, UNITRI)
Korwil 7 (NTT, UDAYANA)
Korwil 8 (KALTIM, UNMUL)
Korwil 9 (KALBAR, STKIP KALBAR)

ISU NASIONAL
Terkait masalah RUU PT,Pj UNPAD.
Isu Reformasi Agraria, Pj IPB
Mengkritisi dan mengevaluasi kebijakan pemerintah dibidang
POLEKSOSBUDHANKAM

Setelah Mukernas, agenda FL2MI berikutnya adalah Rakornas di UNDIP Semarang
yang sempat membahas tentang Musyawarah Nasional di Universitas Sriwijaya
Palembang. Di perkuat lagi dengan Rapat Konsolidasi Nasional di STIAMI Mandala
Jakarta pada awal-awal bulan Ramadhan 2012. Pada pertemuan ini sempat ada sesi
sarasehan tentang FL2MI di malam hari untuk membahas apa itu FL2MI, sejarahnya,
dan sepak terjangnya selama ini dengan dihadiri mantan korpus dari UIN Jogja, dan
Korpus dari Undip yang juga hadir dalam Rakonnas (rapat konsolidasi nasional).


2. Hasil Musyawarah Nasional FL2MI 2012 Unsri
a. Piagam FL2MI

PIAGAM FL2MI
FL2MI merupakan ForumLembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia yang di
wakili oleh para Ketua atau delegasi dari Lembaga Legislatif di perguruan tinggi se-
Indonesia.
Mengingat urgensitas arah pergerakan dan peningkatan peranan lembaga
legislatif mahasiswa dalam mengawal laju perkembangan bangsa dan negara,maka
untuk itulah perlu adanya forum yang mewadahi lembaga tersebut, yaitu Forum
Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI).
Memperhatikan pencapaian signifikan dan perluasan keanggotaan Forum
Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI) dibentuk di Universitas Syiah
Kuala Banda Aceh pada Sabtu 8 September 2007.
Diilhami oleh dan dipersatukan dalam Satu Visi, Satu Misi dan Satu Kesatuan
yang Saling Peduli dan Berbagi.
Dipersatukan oleh hasrat dan keinginan bersama untuk memajukan
kepentingan, cita-cita, dan aspirasi bersama yang utama demi perbaikan dan
sumbangsih untuk Indonesia.
Menjadikan kesetaraan, persaudaraan dan kekeluargaan serta menghormati
prinsip-prinsip kedaulatan lembaga, sebagai dasar arah pergerakan. Dasar arah
pergerakan merupakan landasan dalam upaya mewujudkan arah kebijakan yang
berkesinambungan dalam rangka mencapai tujuan FL2MI. Dasar arah pergerakan ini
harus dilakukan secara berencana, menyeluruh, terpadu, terarah, bertahap dan
berlanjut untuk memacu kinerja FL2MI dalam memenuhi kepentingan dan
kesejahteraan bangsa Indonesia.
FL2MI bertujuan mewujudkan dan membina kekeluargaan antara
lembaga legislatif yang berwawasan kerakyatan, memiliki integritas yang tinggi,
menjadikan manusia seutuhnya dengan loyalitas dalam bekerja dan totalitas dalam
berkarya dan meningkatkan keterampilan anggota legislatif mahasiswa, serta
menjalankan peran legislatif sesuai proporsinya.


A. AZAS
Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI) berazaskan Pancasila
B. PRINSIP
Prinsip perjuangan Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI)
adalah
a. Ketaqwaan, adalah bahwa pengembangan organisasi kemahasiswaan
mengarah pada terbentuknya mahasiswa yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Kebebasan, ialah kebebasan yang dimiliki Anggota Forum Lembaga
Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI) untuk bertanggung jawab dan
mandiri melaksanakan arah kebijakan;
c. Manfaat ialah bahwa segala kegiatan dan usaha Forum Lembaga
Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI) harus bermanfaat sebesar-
besarnya bagi peningkatan kesejahteraan mahasiswa, bagi pengembangan
kecendekiawan, dan integeritas nasional menuju keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia;
d. Musyawarah ialah penyelesaian masalah FL2MI dan penyelesaian
kenegaraan melalui proses ilmiah, memiliki dasar pemikiran dan
argumentasi yang jelas serta bertanggung jawab dalam pemikiran kreatif,
korektif, inovatif, dan konstruktif;
e. Independensi ialah ketidakterikatan FL2MI terhadap pihak manapun, baik
golongan maupun parpol.
C. KEANGGOTAAN
Keanggotaan FL2MI adalah seluruh Lembaga Legislatif Mahasiswa se-
Indonesia yang bersifat terbuka dan tidak mengikat. Penerimaan keanggotaan wajib
memenuhi kriteria berikut ini :
1. Kesepakatan untuk terikat dan tunduk pada piagam
2. Kesanggupan dan keinginan untuk melaksanakan kewajiban anggota
3. Pendaftaran dan pemberhentian keanggotaan FL2MI melalui kegiatan-kegiatan
dalam struktur FL2MI.
D. KEWAJIBAN DAN HAK
1. Kewajiban Anggota FL2MI
a. Menaati dan melaksanakan piagam FL2MI dan/atau aturan-aturan lain
yang berlaku di FL2MI
b. Menjaga nama baik FL2MI
c. Berkontribusi dalam kegiatan FL2MI
2. Hak Anggota FL2MI
a. Mendapat pelayanan dan fasilitas FL2MI
b. Memilih dan/atau dipilih sesuai dengan prosedur yang berlaku
c. Berpartisipasi dalam kegiatan FL2MI
d. Mengeluarkan pendapat secara lisan dan/atau tulisan.
3. Setiap anggota FL2MI memiliki kewajiban dan hak yang setara berdasarkan piagam
ini.
E. PERANGKAT-PERANGKAT FL2MI
Perangkat-perangkat FL2MI terdiri dari Musyawarah Nasional
(Munas), Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas), Musyawarah Luar Biasa, Rapat
Koordinasi Wilayah (Rakorwil), dan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas).
F. MUSYAWARAH NASIONAL
Musyawarah Nasional (MUNAS) FL2MI merupakan Musyawarah pengambilan
kebijakan tertinggi FL2MI yang dilaksanakan satu kali setahun. Wewenang dari
MUNAS yaitu;
1. Penyampaian Laporan pertanggungjawaban FL2MI yang disampaikan oleh
Korpus.
2. Membahas tentang konstitusi FL2MI jika dianggap perlu.
3. Membahas Garis Besar Haluan Kerja (GBHK) dan Rekomendasi Kerja FL2MI
4. Pemilihan Koordinator Pusat dan Koordinator Wilayah FL2MI.
G. MUSYAWARAH KERJA NASIONAL
Musyawarah Kerja Nasional (MUKERNAS) FL2MI diadakan untuk
menjabarkan garis besar program kerja FL2MI yang telah tertuang dalam GBHK dan
diadakan setelah Munas FL2MI yang diadakan satu kali dalam satu tahun
yang tugasnya;
1) Membahas, memberikan kebijakan dan mengambil keputusan atas isu-isu utama
yang direkomendasikan dalam Munas FL2MI.
2) Membahas program kerja FL2MI
H. MUSYAWARAH LUAR BIASA
Musyawarah Luar Biasa FL2MI adalah musyawarah bersama anggota untuk
mengambil keputusan tertinggi setelah MUNAS yang dilaksanakan untuk membahas
masalah-masalah yang penting dan mendesak berkaitan dengan FL2MI. Pelaksanaan
musyawarah luar biasa dapat dilaksanakan jika telah mendapat surat mandat dari
minimal50% +1 dari jumlah koordinator wilayah FL2MI.
I. RAPAT KOORDINASI WILAYAH
Rapat Koordinasi Wilayah (RAKORWIL) FL2MI merupakan musyawarah
pengambilan kebijakan di tingkat wilayah yang diadakan minimal satu kali dalam
setahun.

L. RAPAT PIMPINAN NASIONAL
Rapat Pimpinan Nasional adalah rapat yang dihadiri oleh Koordinator
Pusat danKoordinator Wilayah yang dilaksanakan minimal dua kali dalam satu
tahun. Rapat Pimpinan Nasional bertugas
1) Mengoordinasikan dan/atau menyempurnakan rekomendasi FL2MI yang dibahas
dalam Munas secara komprehensif.
2) Menyusun program kerja FL2MI untuk direkomendasikan pada saat mukernas
FL2MI.
3) Membahas dan menyusun laporan pertanggungjawaban FL2MI dari korpus paling
lambat dua minggu sebelum pelaksanaan Munas.
J. STRUKTUR FL2MI
Struktur FL2MI terdiri atas:
1. Koordinator Pusat
Koordinator Pusat FL2MI adalah satu orang yang terpilih dalam Musyawarah
Nasional FL2MI.
2. Koordinator Wilayah
Koordinator wilayah FL2MI adalah satu orang yang terpilih berdasarkan wilayah
masing-masing dalam Musyawarah Nasional FL2MI
K. PERAN STRUKTUR FL2MI
1. Koordinator Pusat FL2MI berkewajiban membentuk struktur kepengurusan di
tingkat pusat, selambat-lambatnya sampai dengan pelaksanaan Mukernas, begitu
pula Koordinator Wilayah FL2MI.
2. Secara aktif memajukan dan meningkatkan kepentingan-kepentingan dan
kemaslahatan FL2MI, termasuk upaya-upaya membangun koordinasi
antar struktur keorganisasian FL2MI melalui inisiatif-inisiatif kebijakan dan kerja
sama.
3. Menjamin sentralitas FL2MI dalam pelaksanaan program kerja yang sifatnya
nasional, wilayah dan daerah.
4. Memastikan suatu tanggapan yang efektif dan tepat waktu terhadap isu-isu yang
mendesak atau situasi-situasi yang kritis yang mempengaruhi FL2MI, termasuk
menyediakan jasa-jasa yang baik dan pengaturan-pengaturan lainnya guna
menyelesaikan masalah-masalah terkait dengan segera.
5. Mewakili FL2MI dalam memperkuat dan memajukan hubungan yang lebih erat
dengan mitra eksternal,
6. Melaksanakan tugas-tugas dan fungsi-fungsi lainnya sebagaimana yang telah
dimandatkan
7. Menyikapi isu-isu nasional dan kedaerahan.



L. IDENTITAS FL2MI
FL2MI wajib memperkenalkan identitas FL2MI secara bersama-sama dan
mempunyai rasa memiliki antar-mahasiswanya dalam rangka mencapai tujuan,
sasaran dan nilai bersama.

M. LAMBANG DAN BENDERA
1. Lambang organisasi berbentuk segitiga berwarna merah bertuliskan Forum
Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia yang disingkat FL2MI.
2. Bendera organisasi berbentuk persegi panjang dengan warna dasar putih
dan lambang organisasi di tengahnya.

N. ARTI LAMBANG FL2MI
1. Bentuk segitiga menggambarkan bahwa pertumbuhan FL2MI akan selalu maju dan
berkembang tanpa ada batasnya.
2. Segitiga melambangkan bahwa anggota FL2MI generasi penerus yang selalu akan
tumbuh mengembangkan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
3. Warna putih melambangkan bahwa perjuangan FL2MI memang murni
memperjuangkankepentingan rakyat tanpa mementingkan kepentingan kelompok.
4. Warna merah melambangkan keberanian.
O. ALUMNI FL2MI
1. Seluruh mantan delegasi Lembaga Anggota yang sudah tidak menjabat lagi pada
Lembaga Anggota dinyatakan sebagai ALUMNI FL2MI.
2. Seluruh pengurus yang telah demisioner dinyatakan sebagai Alumni FL2MI
3. Alumni FL2MI berperan dalam memberikan masukan atau konsultasi bagi masalah
yang dihadapi oleh FL2MI.
4. Koordinasi Pusat FL2MI mengkoordinasikan konsultasi dan masukan dari para
Alumni untuk dibahas pada tataran terkait.


b. Kordinator Pusat FL2MI
Korpus FL2MI periode 2012-2013 adalah Ahmad Solikin. Mahasiswa UGM
yang juga mantan Ketua Senat Mahasiswa KM UGM 2012. Bisa di kontak melalui
twitter di @AhmadSolikinn dan facebook di www.facebook.com/ashok.muhandis

c. Rekomendasi-Rekomendasi Munas FL2MI
Rekomendasi-rekomendasi yang berkembang pada saat pembahasan munas
adalah rekomendasi tempat mukernas FL2MI yang ditetapkan di UI, Depok dan
rekomendasi Munas Fl2MI 2013 yaitu di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
d. Kordinator Wilayah
Nama Koordinator Wilayah FL2MI Periode 2012-2013
1. Sumater bagian utara : Toni Era Wijaya (Univ. Riau/08126842137)
2. Sumatera bagian selatan : Randi Aditya (Univ. Sriwijaya/ 0852670164)
3. Jabodetabek: Jefri Kristian Bakarbessy (STIAMI Kkt/085341639276-
085695359914)
4. Jawa Barat & Banten : Nidzom Fikri (UIN Bandung/085793790596)
5. Jateng & DIY : Jahirin (STAIN Pekalongan/085642552416)
6. Jawa Timur : Daniel Dwi C. (UNP Kediri/085755728164)
7. Bali Nusa Tenggara : Sahdan (Univ. Mataram/082341036073)
8. Kalimantan Timur, Selatan, dan Utara : Nasaruddin (Univ.
Mulawarman/085250516487)
9. Kalimantan Barat dan Tengah : Nursidi (STKIP PGRI
Pontianak/081250867519)
10. Wilayah Timur : Moh. Yusuf (Univ. Tadulako/085241488981)
LAMPIRAN SK No. 08/SK/FL2MI/XI/2012

3. Hasil Musyawarah Kerja Nasional FL2MI 2013 UI
a. Grand Desain FL2MI

GRAND DESIGN FL2MI
A. PENDAHULUAN
Flash back dari kepengurusan 2012, hal yang menjadi sorotan anggota FL2MI
bisa kita kelompok kan menjadi :
1. Advokasi kebijakan Pemerintah, ex ; UU PT dan Agraria.
2. Perluasan Jaringan dan anggota FL2MI dalam rangka menambah jumlah
massa yang tergabung dalam FL2MI.
3. Legalitas FL2MI di DIKTI sebagai support system gerakan.
4. Pusat informasi sebagai media bersama, ex; situs resmi, fb, twitter, email.

Keempat hal diatas menjadi isu utama garapan FL2MI tahun 2012. Untuk itu,
dalam kepengurusan yang baru ini, dengan melihat hasil dari kepengurusan tahun
sebelumnya di harapkan kita bisa mengambil pelajaran dan mengkonsep ulang
gerakan FL2MI kedepan.
Berdirinya FL2MI saya pikir sudah cukup jelas di piagam FL2MI. Akan tetapi,
untuk benar-benar andil dalam pembangunan Indonesia, perlu sebuah karakter
gerakan yang membedakannya dengan yang lain. Untuk itu, kedepan FL2MI akan
fokus di ranah Parlemen Republik Indonesia.
Dalam rangka menuju gerakan yang efektif, maka perlu sebuah
konsep/sistem gerakan yang jelas untuk memudahkan dalam melangkah. Sehingga,
yang harus kita hasilkan di FL2MI untuk kedepannya adalah system (konsep)
pengelolaan organisasi yang mapan. Sehingga target yang harus kita capai kurang
lebih adalah ;
1. Renstra lima tahun
2. Struktur Pusat dan Wilayah
3. Sistem gerakan

B. GRAND DESIGN
Hubungan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang saling
mempengaruhi untuk mencapai suatu tujuan adalah system, dan tidak berfungsinya
salah satu komponen akan merusak system itu sendiri. Sebuah system akan
memandu para aktor untuk menjalankan roda organisasi. Kemapanan system akan
memudahkan dalam mengelola organisasi, sehingga dengan sendirinya mampu
berjalan dengan rapi tidak sporadis.
Dengan mewariskan system, maka penerus-penerus FL2MI tingggal
melebarkan sayap gerak FL2MI dan tidak lagi mengurusi masalah-masalah kecil di
tingkat internal FL2MI. FL2MI sebagai kekuatan kontrol sosial & pemerintahan,
dengan system yang telah di bangun akan dengan sendirinya berjalan berdasarkan
system yang ada.
Grand design ini dimaksudkan sebagai penjaga semangat untuk tetap
berkarya ditengah keterbatasan yang kita miliki. FL2MI memiliki potensi yang cukup
besar sebagai gerakan mahasiswa ditengah lesunya idealisme mahasiswa dalam
perannya sebagai kontrol sosial & pemerintahan. Tidak sedikitnya jumlah kampus di
Indonesia dengan lembaga legislatif mahasiswanya, ini satu jumlah yang fantastis
untuk sebuah awalan perubahan Indonesia kedepan. Kalau bukan kita siapa lagi
yang merubah negeri ini. Ditambah kuatnya persatuan kita di bawah payung yang
sama (FL2MI).
Kepengurusan dengan seorang korpus dan struktur dibawahnya, serta
seorang korwil dengan struktur dibawahnya, harapannya membuat kinerja
organisasi menjadi lebih efektif, ringan dan dapat dengan cepat merespon berbagai
kebijakan. Berbeda ketika 3 korpus, untuk membuat kebijakan saja bisa sampai tidak
ada keputusan karena beda pandangan. Sekarang, antara pusat dan wilayah masing-
masing memiliki ranah kerja yang berbeda antara Nasional dan wilayah. Diperlukan
alur komunikasi dan perpaduan system gerak FL2MI dalam bingkai semangat
bersama untuk mencapai tujuan yang telah dipiagamkan. Sehingga saling
mendukung satu sama lain.
Untuk itu, design yang perlu di bangun mencakup;
1. System Keanggotaan.
Saat ini belum ada kejelasan system keanggotaan di FL2MI.
Bagaimana untuk dapat masuk menjadi anggota dari kampus yang belum
pernah tergabung, dan bagaimana seandainya ada yang mau keluar,
semuanya belum ada kejelasan. Padahal sudah sejak 2007 FL2MI berdiri.
Maka yang pertama kali kita selesaikan dan akan terus berguna sampai
kedepannya dan kapan pun adalah mekanisme keanggotaan.
Keanggotaan ini akan sangat berguna dan bisa menjadi hal yang
fatal. Berguna, dengan jumlah massa yang banyak kita dapat membuat
sebuah gerakan bersama yang berpengaruh, efektif, dan mengena.
Sebaliknya, akan fatal saat Munas tidak jelas siapa yang punya suara
penuh dan siapa yang belum. Saat Munas bisa saja seorang intel yang
mengaku dari DPM kampus tertentu masuk asal saja, dan mengacaukan
forum yang ada. Dengan keanggotaan yang jelas, diharapkan akan dapat
dipertanggung jawabkan segala kebijakan yang dikeluarkan. Saat ini pun
belum jelas kampus mana saja yang telah terdaftar sebagai anggota
FL2MI. Untuk itu, FL2MI 2017 adalah FL2MI yang mapan anggotanya dan
solid gerakannya. Semoga.
2. Pelatihan dan Pengembangan SDM
Pelatihan dibutuhkan sebagai alat untuk dapat menjalankan peran
FL2MI dalam hal kontrol sosial dan kontrol Parlemen Nasional maupun
Daerah. Pelatihan ini sekaligus menjadi ajang untuk mengembangkan skill
Pengurus dan anggota FL2MI dalam menjalankan perannya. Outputnya,
dalam situasi dan kondisi bagaimana pun dan dalam posisi apapun,
anggota FL2MI mampu mengawal parlemen dan tau hal apa yang harus
dilakukan dalam rangka berpartisipasi menuntaskan reformasi.
Konten-konten pelatihan mengikuti peran dan fungsi dari struktur
FL2MI sebagai kerangka gerak FL2MI kedepan. Sebagai contoh,
a. Bidang legislasi
-Pelatihan mencakup pembentukan per-UU/perda, serta
bagaimana peran strategis mahasiswa dalam pembentukan per-
UU/perda.
-pelatihan advokasi hukum per UU/perda (JR, ER, dan LR), dan
pelatihan melakukan kajian yang baik dan benar terhadap UU,
dst.
b. Bidang pengawasan
pelatihan mencakup bagaimana mengawasai anggaran
APBN/APBD, dari pembentukan sampai implementasinya.
c. Bidang Humas dan Media
Pelatihan mencakup bagaimana menjalankan peran kehumasan,
dan bagaimana menjalankan peran media, serta pelatihan
jurnalistik yang menjadi pilar keempat demokrasi. Pelatihan ini
akan menjadi pelatihan yang pertama karena perjalanan FL2MI
kedepan menuntut keahlian untuk memainkan peran humas,
media dan jurnalistik dari setiap agenda-agenda dan
perkembangan kinerja FL2MI guna menguatkan citra FL2MI.

3. Humas & Media Informasi
Memerankan FL2MI di ranah luar dalah tugas dari humas.
Bagaimana menjalankan peran dan fungsi humas dengan baik dibutuhkan
skill tersendiri. Maka perlu adanya pelatihan kehumasan dan media yang
dilaksanakan diawal sebelum pelatihan-pelatihan yang lain. Sehingga
pasca pelatihan kehumasan dan media, mampu menjalankan peran ini
dengan baik untuk kinerja-kinerja FL2MI kedepan. Dan citra positif FL2MI
mampu dibangun dengan baik, dimana hal itu termasuk kedalam fungsi
dari humas.
Media berperan penting dalam arus informasi saat ini. Tanpa media
organisasi tidak akan dikenal oleh publik diluar FL2MI. Keberadaan media
sebagai pusat informasi FL2MI, penghasil produk media-media lainnya,
sangat membantu dalam hal pemantauan kinerja FL2MI dari waktu ke
waktu sekaligus sebagai bahan pencitraan FL2MI keluar.
Media berfungsi sebagai sarana transformasi arus informasi dan
kebijakan FL2MI ke seluruh khalayak ramai, baik itu dalam hal agenda,
propaganda isu, opini, dll. Produk media informasi yang berkualitas perlu
skill penguasaan media, dan marketisasi informasi. Skill ini tidak hanya di
miliki oleh tim media informasi dari struktur pusat, tapi merata dimiliki
oleh SDM di masing-masing kampus anggota FL2MI. Hal ini karena FL2MI
sendiri adalah kumpulan dari lembaga-lembaga legislatif kampus. Sarana
informasi berupa media sosial fb, twitter, dan web merupakan hal dasar
yang harus dikuasai dan diberdayakan dengan maksimal, disamping
kemampuan jurnalisme dan menulis.

4. Penyikapan Politik Luar
FL2MI berperan dalam memainkan (bukan mengikuti) isu-isu
strategis yang berkembang di masyarakat. Isu-isu sengaja dirancang
secara periodik, sehingga jelas output yang akan dicapai. Hal ini dalam
rangka mencerdaskan masyarakat lewat pendidikan politik yang
membuka kepedulian semua orang (minimal mengasah kepekaan sosial
anggota FL2MI). Rancangan isu dapat dilakukan perbulan dan hasilnya di
marketisasi secara massif dalam berbagai bentuknya (aksi, propaganda
media sosial, Koran, newslater, bulletin, dst).
Dalam berbagai pertemuan Nasional FL2MI, menjadi kesempatan
berkumpulnya massa FL2MI untuk minimal menghasilkan penyikapan-
penyikapan politik atas isu-isu dan permasalahan yang berkembang di
masyarakat. Hasil dari penyikapan dimarketisasi & ditindak lanjuti dengan
baik untuk dapat di ketahui dan dipahami oleh publik. Marketisasi
penyikapan politik lewat aksi damai, media-media sosial, web, dan surat
kabar harian dimanfaatkan semaksimal mungkin guna mencapai tujuan
FL2MI dikenal secara luas. Jika dimungkinkan ditindak lanjuti melalui
advokasi sampai tahap yang memberikan pengaruh kuat terhadap objek
penyikapan kita (ex; parlemen/pemerintah).
Dari sini akan nyata peran dan fungsi FL2MI dalam ikut
mencerdaskan kehidupan bangsa dan memberikan kontribusi melalui
gerakan sosial kemahasiswaan. Menjalankan fungsi ini, dibutuhkan
bidang sendiri yang fokus keluar FL2MI yaitu Biro Eksternal yang akan
bertanggung jawab menjalankan peran kehumasan dan media.
5. Membangun & Merawat Jaringan
Berkembang tidaknya (kalau tidak boleh dikatakan hidup matinya)
organisasi bisa dikatakan tergantung dari jaringan yang dimilikinya.
Membangun jaringan tidak sebatas dikenal dan kita tau, tetapi sampai
dipercaya betul oleh link-link kita. Sehingga akan memudahkan langkah
gerak FL2MI dalam berbagai kesempatan. Jaringan kita bangun kedalam
dua hal, horizontal dan vertikal.
Horisontal terkait jaringan ke dalam Ikatan Kemahasiswaaan
Nasional lainnya di seluruh bidang keilmuan, baik extra maupun intra
kampus dan masyarakat. Jaringan vertikal kita bangun link ke parlemen &
pemerintahan, media massa, NGO, perusahaan-perusahaan penyandang
dana, dan ormas-ormas yang berhubungan dengan gerakan FL2MI, dst.
Membangun dan merawat jaringan atas nama FL2MI untuk mengenalkan
FL2MI kepada dunia luar. Jaringan perlu diturunkan dan diwariskan
(daftar jaringan )kepada pengurus FL2MI yang baru pasca Munas.
Sehingga gerak FL2MI benar-benar efektif dengan jaringan yang kuat.
6. Bersatunya Elemen Gerakan Mahasiswa Indonesia
Seluruh elemen gerakan mahasiswa, baik Ikatan-ikatan Mahasiswa
Nasional yang ada, semua bersatu di dalam gerakan bersama. Bersama
untuk menyatukan potensi, bersama untuk menyikapi permasalahan
yang tengah melanda negeri ini, dan bersama untuk menolak lupa akan
tugas dan peran kita, mahasiswa sebagai agent of change.
Dalam rangka menuju kesana, maka perlu untuk menyatukan
gerakan mahasiswa yang potensinya saat ini berserakan kedalam wadah
bersama. Wadah bersama yang terwujud dalam bentuk Konferensi
Mahasiswa Indonesia (KMI). KMI yang akan konsisten dalam mengawal
reformasi, dan real menjadi bagian dalam memberikan solusi nyata
permasalahan Negeri ala mahasiswa.
Disini, FL2MI sebagai lembaga kemahasiswaan yang nota bene
perwakilan dalam perlemen mahasiswa di kampusnya masing-masing,
menjadi pioneer untuk mengawali itu semua. Pioneer untuk menyatukan
seluruh elemen mahasiswa di Indonesia dalam wadah gerakan yang lebih
efektif, massif, dan efisien. Sehingga kehadiran mahasiswa kembali
diharapkan dan dirindukan masyarakat untuk perubahan yang nyata. Dan
disini lah FL2MI diakui oleh seluruh elemen mahasiswa dan masyarakat
luas. Persatuan ini mewujud kedalam agenda Konferensi Mahasiswa
Indonesia yang sifatnya tahunan untuk mengawal reformasi yang saat
ini jalan ditempat. Disini FL2MI menaungi semua elemen yang ada, dan
menjadi pioneer.

C. RENSTRA 5 TAHUN
Grand design diatas kita turunkan kedalam langkah yang lebih real berupa
rencana strategis, renstra lima tahunan. Renstra lima tahunan sebagai panduan
dalam mencapai design FL2MI. Sehingga lebih mudah strategi pencapaiannya.
Renstra ini bukan berarti kaku harus dicapai hanya untuk tahun itu. Tapi bisa
lebih cepat atau malah bisa lebih lambat. Lebih cepat misalnya target tahun 2015
telah tercapai di tahun 2014. Atau sebaliknya, target tahun 2014 baru tercapai di
tahun 2015.
Tahapan2 dalam renstra begitu juga, dan logika yang digunakan dalam
konteks kesinambungan antar tahapan ini bukanlah meninggalkan melainkan
menambah. Artinya, setelah melalui dan mencapai target dalam tahapan pertama
dari renstra, bukannya meninggalkan untuk menuju tahapan berikutnya, melainkan
setiap tahapan terus berjalan tanpa berhenti. Dan ketika sudah mencapai batas
capaian optimum akan menambah tahapan berikutnya.
Kesuksesan melalui sebuah tahapan ditentukan oleh sejauh mana
keberhasilan dari tahapan sebelumnya. Dengan kata lain, keseluruhan tahapan
tersebut saling berkorelasi secara positif terhadap yang lain. Karena tahapan
sebelumnya menjadi dasar berpijak bagi tahapan setelahnya. Dari sini, kita dituntut
untuk mengelola setiap tahapan itu dengan cermat dan teliti. Setiap melalui suatu
tahapan, hendaknya mengonstruksi aktivitas di dalamnya dengan penuh
perhitungan dan kesungguhan. Kelemahan dalam sebuah tahapan berdampak
panjang pada kelemahan dalam tahapan yang lain.
Renstra ini kita awali untuk tahun 2013, dan berakhir tahun 2017.
Amandemen renstra dilakukan jika target tahun 2017 telah tercapai.

Tahun Target Keterangan
2013 Legalitas DIKTI, Penguatan
internal kelembagaan
(anggota), Standard
Pelatihan dan dikenal oleh
ormawa sejenis yg lain (BEM
SI, Ikatan2 Kemahasiswaan
Nasional), serta dikenal
secara luas di masyarakat
Indonesia.
- Legal di DIKTI ditarget tahun
kepengurusan 2013 tercapai.
- Penguatan internal kelembagaan dengan
mekanisme keanggotaan yg jelas, arahan
bersama dan gerak bersama terhadap
proker yg ada.
- Standard Pelatihan melaui pelatihan, baik
wilayah sampai Nasional dg materi yang
proporsional dan output yang sama.
- Target tahun 2013 adalah dikenal. Banyak
cara utk dapat dikenal. Yg paling mudah
adl bikin hal2 yg sifatnya kontroversial.
Tapi intinya bagaimana kita bs dikenal
haruslah terprogram dg baik. Disini
menjadi tugas bersama seluruh kampus
anggota. Khususnya wilayah /korwil
untuk dapat bergerak dg efektif dalam
pengenalan FL2MI di tingkat wilayah (ex
dikenal oleh pemprov maupun media2
wilayah,dst). Mengapa harus dikenal? Ini
berkaitan dg 3 teori organisasi yg
berurutan dikenal, diakui, dan mjd
referensi
2014 Diakui dalam gerakan
bersama, komunikasi
dengan element mahasiswa
nasional lainnya (ikatan
organisasi mahasiswa
sejenis).
- FL2MI setelah dikenal menginjak ke tahap
berikutnya yaitu mulai diakui oleh
element Mahasiswa lain.
- Diakui bahwa kita benar2 ada, dan harus
membawa kesan kalau gerakan kita
sangat massif, efektif dan teratur. Maka
di tahap ini, minimal harus sudah ada
jalinan komunikasi dengan elemen ikatan
mahasiswa nasional lainnya, semisal BEM
SI, dll.
- Hal ini dimaksudkan utk memasifkan
advokasi & gerakan massa terhadap isu2
nasional yang strategis bersama partner
kita, karena Indonesia tak dapat dibangun
sendirian.
2015 - Menjadi referensi dalam
gerakan mahasiswa yg
efektif, dan referensi
dalam kontrol
pemerintahan
- Penjajakan ke element
Ikatan Mahasiswa
Nasional lainnya.
- Adanya pengakuan dari elemen Ikatan
Kemahasiswaan Nasional yang lain karena
kita telah matang & mapan dalam model
pengelolaan organisasi Nasional yg efektif
& berdaya juang
- Kematangan & kemapanan itu mewujud
dalam model gerakan kita, seperti dalam
hal kontrol pemerintahan (baik pusat
maupun daerah). Sehingga gerakan kita
tidak hanya sekali gerak habis itu
dilupakan. Gerakan kita adalah gerakan
yg berkesinambungan.
2016 Mandiri Finansial - Mandiri Finansial menempati pada tahapan
tahun ke empat. Mengapa? Sejak tahun
pertama renstra ini dibuat (2013), sampai
tahun 2016 sudah sangat banyak alumni
dari FL2MI.
- Adanya daftar yang pasti dr alumni ini
minimal bs menjadi sumber dana tetap
(donatur) utk operasional FL2MI dengan
kemapanan system yang ada. Sehingga
FL2MI benar2 terpercaya dlm
pengelolaan dana amanah alumni. Maka
perlu adanya forum alumni FL2MI sebagai
penguat jaringan FL2MI.
- Selain itu, mandiri finansial bisa dibuat dr
mekanisme pendanaan masing2 kampus
anggota utk kesuksesan agenda2 FL2MI,
ataupun share pengalaman alumni
(pewarisan pasca serah terima jabatan
korpus/korwil) untuk berbagi tips
bagaimana mengakses sumber2 dana
yang ada (pemerintah, LSM, perusahaan,
individu, dst). Maka perlu aturan terkait
masalah pendanaan ini.
2017 Konstitusi Nasional bersama
Element Ikatan Mahasiswa
Nasional lainnya (KMI
sebagai salah satu
- Tahap akhir utk renstra lima tahun ini adalah
adanya konstitusi bersama dari semua
elemen Ikatan Mahasiswa Nasional
lainnya dalam rangka menyatukan
gerakan mahasiswa di Indonesia.
instrument keberhasilan ini) Mahasiswa bersatu, rakyat sejahtera
bukan lagi slogan yang ilusi semata.
- Disini semua elemen bergabung di bawah
payung konstitusi/ piagam bersama untuk
menguatkan potensi gerakan mahasiswa
yang berserakan, bersatu untuk ambil
bagian dalam permasalahan bangsa,
sehingga kontribusi mahasiswa benar-
benar nyata dalam arus perubahan
Indonesia kearah lebih baik.

Renstra dari tahun pertama sampai kelima ini menuntut pengaplikasian yang
sungguh-sungguh. Target tahun kelima sesungguhnya dapat kita mulai dari tahun
pertama. Walaupun hanya penjajakan paling tidak sudah ada sedikit komunikasi.
Begitu juga dari tahapan-tahapan lainnya. Semuanya saling terkait satu sama lain,
lebih cepat lebih baik, semoga.

D. PROGRAM KERJA FL2MI
Turunan dari renstra seharusnya adalah program kerja. Tapi proker secara
formal di bahas di MUKERNAS. Maka melaui mukernas ini, di harapkan dapat
menghasilkan proker FL2MI yang benar-benar bermutu tinggi. Proker mengacu dari
struktur pusat FL2MI. Untuk wilayah dapat menyesuaikan dari struktur pusat dalam
menjalan peran FL2MI.
Output dari proker adalah adanya time line yang jelas dalam memandu
langkah gerak FL2MI agar rapi dan terukur. Dari sini, di harapkan ada keputusan
yang final dari mukernas untuk membuat time line proker selama kepengurusan
kedepan. Sehingga memudahkan kita dalam mengelola FL2MI.
Proker FL2MI terbagi kedalam proker nasional, wilayah dan daerah. Isi
prokernya apa menyesuaikan hasil pembahasan dari mukernas sesuai bidangnya.

E. STRUKTUR PUSAT FL2MI
Sesuai piagam, struktur Pusat dimaksudkan untuk membantu pelaksanaan
tugas dan fungsi korpus dalam menjalankan amanahnya. Struktur pusat
bertanggung jawab kepada korpus secara langsung, dan korpus bertanggung jawab
kepada Musyawarah Nasional. Korwil di wilayah berfungsi untuk membantu kinerja
korpus di wilayahnya masing-masing, dan bertanggung jawab kepada korpus di
Munas.

a. Bendahara ; memanajemen keuangan FL2MI dan menajadi pusat keluar
masuk nya pendanaan FL2MI.
b. Sekretaris Jenderal ; sekjend berfungsi sebagai orang kedua/ tangan
kanan korpus dalam menjalankan aktivitas organisasi. Berfungsi juga
menggantikan korpus jika korpus berhalangan dengan mandat dari
korpus. Sekjend membidangi Kesekretariatan (KSK), dan Keuangan
FL2MI.
- KSK ; berfungsi untuk menata administrasi FL2MI baik arsip,
dokumentasi, surat menyurat, kesekretariatan, proposal, dll.
- Divisi Keuangan dan Fundrising
Menjalankan peran pendanaan untuk mendukung
operasionalisasi gerak FL2MI. Perlu dibuat SOP untuk
menjalankan fungsi ini, dan melibatkan semua anggota untuk
berperan.
c. Bidang Eksternal
Bidang eksternal membidangi fungsi humas dan media.
Humas; humas disini maksudnya adalah lebih kepada ranah kerja keluar
FL2MI, karena ranah internal FL2MI yang berhubungan dengan lembaga-
lembaga legislatif kampus di pegang oleh divisi Internal. Fungsinya jelas
sebagaimana humas pada umumnya, berhubungan dengan komunikasi
publik luar FL2MI, jaringan media nasional, jaringan tokoh nasional,
jaringan lembaga-lembaga nasional lainnya, baik parlemen maupun
pemerintahan. Humas juga berperan dalam pencitraan FL2MI di mata
publik.
Media Informasi : mediasi memegang peranan penting dalam proses
arus informasi saat ini yang begitu cepat. Organisasi yang lemah dalam
penguasaan media akan tersingkir dari percaturan eksistensi organisasi.
Organisasi menjadi tidak dikenal oleh publik karena tak pandai
memanajemen media informasi. Pengelolaan media yang ada seperti
media sosial fb, twitter, dan web resmi FL2MI menjadi garapan untuk
dapat dimaksimalkan. Komisi mediasi berfungsi pula untuk selalu up
date informasi terkait parlemen/pemerintahan RI, dan peka akan segala
perkembangan isu di masyarakat. Sehingga dapat membantu pusgerak
dalam mempropagandakan isu dan hasil kajian pusgerak ke khalayak
ramai. Langkah konkrit yang dapat dilakukan diantaranya seperti,
pembuatan newsletter, bulletin dua kali satu kepengurusan, dan
mengelola program menulis untuk anggota FL2MI dua pekan sekali
misalnya. Baik itu tulisan dalam bentuk laporan kegiatan di masing-
masing kampus, daerah ataupun wilayah nya, atau dapat juga tulisan
dalam bentuk opini, hasil kajian, dll. Program membuat buku dalam satu
kepengurusan FL2MI, untuk di bedah di akhir kepengurusan cukup
menarik untuk digarap komisi mediasi (untuk hal ini saya insya allah ada
jaringan buwat kesana, tinggal eksekusi saja).
d. Bidang Legislasi
Berikutnya menjalankan fungsi kajian per-UU untuk bahan dalam
mengajukan perubahan RUU, menolak UU, atau membatalkan UU, atau
merevisi nya.
Menjalankan fungsi advokasi ke masyarakat untuk menyadarkan akan
peran serta masyarakat dalam hal hak-hak yang tidak tertunaikan, dan
melakukan riset sebagai bahan kajian akan UU yang dibutuhkan
masyarakat, serta berperan juga dalam mencerdaskan kehidupan
masyarakat melalui propaganda. Selain itu menjalankan advokasi legal
atau hukum terkait JR, ER, dan LR ke pihak-pihak terkait.

e. Bidang Pengawasan
Membidangi pengawasan anggaran APBN/APBD, dan pengawasan
kinerja pengawasan dewan. Memantau isu-isu kontemporer dan
menyikapi politik luar.
f. Bidang Pelatihan dan Pengembangan SDM
Membidangi pelatihan-pelatihan yang dibutuhkan untuk dapat
menjalankan peran dan fungsi FL2MI dalam mengawal parlemen
nasional dan daerah. Membuat Term of Referens yang terstandard
untuk menghasilkan output pelatihan yang sama walaupun pengisi
pelatihan berbeda. Pelatihan ini mencakup pelatihan kehumasan media
dan jurnalistik, pelatihan pembuatan per UU/perda, advokasi hukum,
advokasi masyarakat, dan anggaran.
g. Bidang Internal
Membidangi keanggotaan FL2MI. Kampus-kampus yang belum memiliki
lembaga legislative, kampus-kampus yang belum tergabung di FL2MI, dan
data anggota FL2MI menjadi garapan dari Bidang Internal FL2MI.


b. Struktur FL2MI









































3 TATA CARA BERSIDANG
















Setelah mempelajari Bagian ini, diharapkan Peserta TL1 mampu mengetahui dan
mempraktekkan tentang : Pengertian Persidangan, Bentuk-Bentuk Persidangan,
Unsur-Unsur Persidangan, Unsur-Unsur Pelaksana Persidangan, Tugas Pelaksana
Persidangan, Penggunaan Palu, Syarat-Syarat Persidangan, Istilah-Istilah Dalam
Memotong Pembicaraan, Letak Tempat serta dapat mempraktikan tata cara
persidangan berdasarkan Tata cara persidangan FL2MI

A. Pengertian Persidangan
Sidang : Adalah suatu pertemuan yang bersifat formal untuk mencapai suatu
tujuan. Persidangan : Adalah suatu formal dimana berjumpanya beberapa orang atau
lebih yang membicarakan suatu masalah.

B. Bentuk-bentuk Persidangan
Pada dasarnya bentuk dari persidangan terdiri dari Diskusi,Lokakarya, Seminar,
Saresehan, Simposium, Konferensi. Adapun pengertian dari Diskusi adalah Bertukar
pikiran sejumlah orang untuk membahas suatu masalah secara teratur guna
memperoleh nilai-nilai kebenaran masalah. Lokakarya : Sejumlah orang ahli yang
membahas suatu masalah sesuai dengan keahliannya. Seminar : Merupakan ajang
pembicaraan atau masalah yang ditinjau dari berbagai ahli atau disiplin ilmu.
Saresehan : Bertukar pikiran yang biasa dilakukan orang awam yang bersifat
sederhana dan tidak ada keputusan tertulis yang berlaku pada masyarakat paguyuban.
Simposium : Bentuk bertukar pikiran diantara orang-orang ahli yang bersifat
profesional, seperti budayawan, filsafat, seniman, dll. Konferensi : Bertukar pikiran
yang bersifat formal yang dilakukan antar organisasi yang harus menghasilkan suatu
keputusan seperti pembentukan pengurus baru, dll.
Lokakarya/Seminar/Diskusi/symposium/Konferensi : Suatu pertemuan yang bersifat
formal yang dilaksanakan oleh cendekiawan untuk merumuskan masalah yang
bersifat ilmiah.

C. Unsur-unsur Persidangan
1. Tempat/Ruang
2. Peserta
3. Tata Tertib
4. Sekertaris/Notulen
5. Waktu Persidangan
6. Perlengkapan
7. Pimpinan Sidang atau Moderator
8. Keputusan


D. Unsur-unsur Pelaksana Persidangan
1. Diskusi :
a. Peserta
b. Penceramah
c. Pimpinan Sidang/Moderator
d. Notulen
2. Lokakarya :
a. Peserta para Ahli dalam masalah yang dibahas
b. Pemrasaran
c. Tim pengaruh
3. Seminar :
a. Pimpinan Sidang
b. Notulen
c. Prasaran
d. Tim pembanding

E. Tugas Pelaksana Persidangan
1. Pimpinan sidang/Moderator :
a. Sebagai polisi lalulintas pembicaraan atau yang mengatur jalan lalu
lintas pembicaraan
b. Menjelaskan tujuan daripada sidang
c. Membuka dan menutup jalannya sidang
d. Merangkum dan membicarakan serta membacakan hasil sidang
2. Peserta Sidang :
a. Diundang oleh penyelenggara sidang
b. Peserta berbicara pemecahan masalah ( Problem Solving )
3. Notulen/Sekretaris :
a. Mencatat yang penting dari isi pembicaraan
b. Membuat laporan hasil persidanga

F. Penggunaan Palu
1. Ketuk palu satu kali :
a. Memindahkan pimpinan sudang
b. Skorsing kurang dari 15 menit
c. Putusan point demi point
2. Ketuk Palu dua kali :
a. Menutup Acara
b. Skorsing lebih dari 15 menit
3. Ketuk Palu tiga kali :
a. Membuka dan menutup sidang
b. Memutuskan ketetapan
G. Syarat-syarat Persidangan
1. Mempunyai jiwa kepemimpinan (LeaderShip)
2. Mempunyai pengetahuan yang luas
3. Berpengalaman, bijaksana, dan bertanggung jawab
4. Memiliki keseimbangan emosi dan sabar

H. Istilah-istilah dalam memotong pembicaraan
1. Point of Order : Memotong pembicaraan yang menyimpang dari topik
2. Point of Information : Memotong pembicaraan untuk memberi informasi
3. Point of Privilage : Memotong pembicaraan yang bersifat pribadi
4. Point of Clarification : Memotong untuk meluruskan
5. Scorsing : Menghentikan jalannya persidangan
6.Intrupsi: Memotong pembicaraan untuk meluruskan/menyampaikan
argumentasi
7. Lobbiying : Untuk menyelesaikan maslah secara langsung.

I. Letak Tempat Sidang
1. Huruf U 3. Tapal Kuda
2. Lingkaran 4. Persegi Empat




























TATA CARA PERSIDANGAN
FORUM LEMBAGA LEGISLATIF MAHASISWA INDONESIA

BAB I
Ketentuan Umum
Pasal 1
Sidang adalah forum tertinggi pengambilan keputusan.

Pasal 2
Agenda sidang dapat berupa:
(1) Sidang komisi, yaitu sidang yang membahas rancangan keputusan dan ketetapan.
(2) Sidang pleno, yaitu sidang yang menghasilkan keputusan dan ketetapan.

BAB II
Perangkat Persidangan
Pasal 3
Perangkat Sidang sekurang-kurangnya terdiri dari:
(1) Pimpinan Sidang
(2) Peserta Sidang
(3) Palu Sidang
(4) Materi persidangan

Pasal 4
Pimpinan Sidang
(1) Steering Commitee memimpin persidangan sampai terpilihnya pimpinan
sidang baru yang berbentuk presidium minimal berjumlah 1 orang dan
ganjil
(2) Presidium sidang berjumlah 3 orang dipilih dari peserta utusan melalui
mekanisme forum
(3) Pimpinan sidang komisi dipilih dari dan oleh anggota komisi

Pasal 5
(1) Steering Commitee
(a) Memimpin Sidang Pleno I
(b) Menyiapkan draft ketetapan-ketetapan sidang
(c) Mengarahkan jalannya persidangan selama sidang
(2) Presidium sidang
(a) Memimpin sidang pleno selama sidang setelah ditetapkan sebagai
pimpinan sidang oleh Steering Commitee
(b) Menetapkan dan mengesahkan hasil sidang-sidang komisi
(3) Pimpinan sidang komisi bertugas memimpin sidang komisi

Pasal 6
PESERTA

(1) Peserta Sidang adalah peserta penuh dan peserta peninjau.
(2) Peserta penuh adalah anggota peserta utama
(3) Peserta peninjau adalah peserta selain peserta utama.
(4) Peserta penuh memiliki hak suara dan hak bicara.
(5) Peserta peninjau hanya memiliki hak bicara.
(6) Hak dan kewajiban lain serta sanksi peserta sidang di atur dalam Tata Tertib
Sidang yang diputuskan saat persidangan.

Pasal 7
Palu Sidang
(1) Demi kelancaran maka diperlukan palu sidang yang telah disepakati oleh peserta
penuh baik bentuk maupun wujudnya.
(2) Aturan ketukan palu sidang dalam persidangan sebagai berikut:
a. 1 x : mengukuhkan kesepakatan.
b. 2x : menetapkan keputusan, pertukaran pimpinan sidang, penundaan sidang,
pencabutan penundaan sidang.
c. 3 x : membuka dan menutup sidang.
d. Berkali-kali : untuk menenangkan peserta sidang atau meminta peserta
memperhatikan jalannya sidang.

Pasal 8
Materi Persidangan
(1) Materi persidangan di siapkan sebelum persidangan
(2) Materi Persidangan yang telah disiapkan disepakati oleh peserta penuh dan
disesuaikan dengan agenda Sidang.




BAB III
Mekanisme Persidangan
Pasal 9
Kuorum Sidang
(1) Sidang dianggap kuorum jika dihadiri 1/2 n +1 dari jumlah peserta penuh.
(2) Skorsing selama 2 x 5 menit untuk menunggu kuorum, setelah itu sidang
dianggap sah.

Pasal 10
Mekanisme Pengambilan Keputusan
(1) Pengambilan keputusan sidang dilaksanakan melalui musyawarah untuk mufakat.
(2) Apabila ayat (1) tidak tercapai maka selanjutnya dilakukan lobby dan sidang di
skors selama waktu yang ditentukan kemudian.
(3) Apabila musyawarah mufakat tidak tercapai setelah melalui mekanisme lobby
maka keputusan diambil melalui voting.

Pasal 11
Mekanisme PK/Peninjauan Kembali
(1) Pengajuan PK/Peninjauan Kembali dapat dilakukan oleh peserta sidang.
(2) PK/Peninjauan Kembali dapat dilakukan jika disetujui oleh sekurang-kurang 2/3
dari peserta penuh yang hadir.

BAB IV
Istilah dalam Sidang
Pasal 12
(1) Skorsing adalah memberhentikan sidang untuk sementara waktu dengan tujuan
tertentu seperti istirahat, lobby, penundaan sidang.
(2) PK/Peninjauan kembali adalah mekanisme yang digunakan untuk mengulang
kembali pembahasan/ putusan yang telah dikukuhkan.
(3) Interupsi adalah memotong/menyela pembicaraan dikarenakan ada hal-hal yang
sangat penting untuk diungkapkan.
(4) Jenis-jenis interupsi sebagai berikut :
a. Point of clarification adalah interupsi untuk menjernihkan/meluruskan
permasalahan atau isi pembahasan.
b. Point of view adalah interupsi yang digunakan untuk menyampaikan pendapat,
tanggapan, usulan, saran.
c. Point of order adalah interupsi yang digunakan untuk meminta pemimpin sidang
meluruskan jalannya sidang apabila keluar dari konteks, atau sidang dianggap
janggal.
d. Point of solution adalah interupsi untuk memberikan solusi atas permasalahan yang
dibahas.
e. Point of information adalah interupsi untuk memberikan informasi, baik tentang
pembicaraan yang tidak sesuai atau informasi yang berkaitan dengan kondisi yang
menjadi pokok pembahasan atau hal-hal yang dipandang urgen untuk diinformasikan.
f. Point of privilege (rehabilitation) adalah interupsi yang berfungsi untuk
membersihkan nama baik atau kehormatan seseorang/kelompok karena dipandang
pembicaraan tersebut menyimpang dari etika atau menyinggung perasaan.
(5) Lobby adalah mekanisme komunikasi antar pihak yang berbeda pendapat untuk
saling berargumen dan mengambil pendapat.
(6) Voting adalah pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak dari peserta
penuh.

BAB V
Alur Persidangan
Pasal 13
Alur Persidangan sebagai berikut :
(a) Pembukaan Sidang oleh Steering Commitee
(b) Pembahasan dan penetapan Tata Tertib Sidang;
(c) Pembahasan dan penetapan Agenda Sidang;
(d) Pemilihan dan Penetapan Presidium;
(e) Pembahasan materi sidang;
(f) Pengambilan keputusan dan penetapan keputusan sidang;
(g) Penutupan Sidang oleh Presidium.

BAB VI
Penutup
Pasal 14
(1) Segala ketentuan lain yang belum diatur dalam ketetapan ini akan diputuskan
kemudian.
(2) Ketetapan ini dapat dijadikan acuan bagi Lembaga Kemahasiswaan



























4LEGAL DRAFTING
















Setelah mempelajari Bagian ini, diharapkan Peserta TL1 mampu mengetahui dan
mempraktekan tentang : LEGAL DRAFTING
PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
(LEGAL DRAFTING)

Oleh :
Gusliana HB., SH., M.Hum.
(Dosen Universitas Riau)
Disampaikan pada Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Forum Lembaga
Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI)
Pekanbaru, 24 Februari 2012


Secara harfiah Legal drafting berarti Penyusunan/perancangan Peraturan
Perundang-undangan. Dari pendekatan hukum : kegiatan praktek hukum yang
menghasilkan peraturan, sebagai contoh; Pemerintah membuat Peraturan
Perundang-undangan; Hakim membuat keputusan Pengadilan yang mengikat
publik; Swasta membuat ketentuan atau peraturan privat seperti;
perjanjian/kontrak, kerjasama dan lainnya yang mengikat pihak-pihak yang
melakukan perjanjian atau kontrak
Legal drafting dipahami bukan sebagai perancangan hukum dalam arti luas,
melainkan hukum dalam arti sempit, yakni undang-undang atau perundang-
undangan. Jadi bukan perancangan hukum seperti perjanjian/kontrak, dll
Legal Drafting merupakan konsep dasar tentang penyusunan peraturan
perundang-undangan yang berisi tentang naskah akademik hasil kajian ilmiah
beserta naskah awal peraturan perundang-undangan yang diusulkan.
Pembentukan peraturan perundang-undangan adalah proses pembuatan
peraturan perundang-undangan yang pada dasarnya dimulai dari perencanaan,
persiapan, teknik penyusunan, perumusan, pembahasan, pengesahan,
pengundangan, dan penyebarluasan
Dapat disimpulkan kegiatan legal drafting disini adalah dalam rangka
pembentukan peraturan-perundangan
Dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011, menjelaskan bahwa
yang dimaksud dengan pembentukan Peraturan Perundang-undangan adalah
pembuatan Peraturan Perundang-undangan yang mencakup tahapan perencanaan,
penyusunan, pembahasan, pengesahan atau penetapan dan pengundangan
Sesuai dengan bunyi pasal 1 UU No. 12 tahun 2011 di atas, bahwa proses
sebuah peraturan menjadi legal dan mempunyai daya ikat atau kekuatan hukum
tetap harus melewati beberapa tahap

Bagian Pertama
Landasan Teoritik
Dasar Hukum
Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 Negara Indonesia adalah NEGARA HUKUM
Pasal 20 ayat (1) UUD 1945 Dewan Perwakilan Rakyat mempunyai
kewenangan membentuk UNDANG-UNDANG
Pasal 22 ayat (1) UUD 1945 Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa,
Presiden berhak menetapkan PERATURAN PEMERINTAH SEBAGAI
PENGGANTI UNDANG-UNDANG
Pasal 5 ayat (2) UUD 1945 Presiden menetapkan PERATURAN
PEMERINTAH untuk menjalankan UNDANG-UNDANG sebagaimana
mestinya
Pasal 18 ayat (6) UUD 1945 Pemerintah daerah berhak menetapkan
PERATURAN DAERAH dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan
otonomi dan tugas pembantuan
UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan
Perundang-undangan
Pengertian
S.J. Fockema Andreade, istilah per-UU-an (legislation, wetgeving,
gezetsgebung) bermakna:
Dalam arti luas: Keseluruhan peraturan tertulis yang dibuat oleh lembaga
negara yang berwenang (Pusat dan/atau Daerah) yang mengikat dan berlaku secara
umum dalam wilayah atau daerah suatu negara tertentu (UU dalam arti materiel).
Dalam arti sempit: Peraturan tertulis yang dibuat bersama oleh Pemerintah
(Presiden) dan Parlemen (DPR) (UU dalam arti formiel).

Perundang-undangan (Legislation, wetgeving, Gesetgebung) mempunyai arti;
a. Proses pembentukan/proses membentuk peraturan-peraturan negara,
baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah.
b. Segala peraturan negara yang merupakan hasil pembentukan
peraturan-peraturan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah.
Peraturan Perundang-undangan adalah peratuan tertulis yang dibentuk oleh
lembaga negara atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum
(Pasal 1 angka 2 UU No. 10 Tahun 2004)
Ilmu perundang-undangan adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang cara
pembentukan, bentuk, isi atau substansi suatu peraturan perundang-
undangan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan ciri-ciri
peraturan perundang-undangan sebagai berikut :
a. Peraturan perundang-undangan berupa tertulis, jadi mempunyai
bentuk atau format tertentu.
b. Dibentuk, ditetapkan dan dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang,
baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Pejabat berwenang
yang dimaksud adalah pejabat yang ditetapkan berdasarkan ketentuan
yang berlaku, baik berdasarkan atribusi maupun delegasi.
c. Peraturan perundang-undangan tersebut berisi aturan pola tingkah
laku.
d. Peraturan perundang-undangan mengikat secara umum, tidak
ditujukan kepada seseorang atau individu tertentu (tidak bersifat
individual).

Kelebihan dan kelemahan peraturan perundang- undangan :

Kelebihan peraturan PerUUan (hukum tertulis) :
a. Mudah dikenali, diketemukan kembali maupun ditelusuri.
b. Lebih memberikan kepastian hokum
c. Memungkinkan untuk diperiksa dan diuji
d. Pembentukan dan pengembangannya dapat direncanakan.

Kelemahan Peraturan PerUUan (hukum tertulis)
a. Terkesan kaku
b. Kurang lengkap.

Asas-asas Perundang-undangan (1)
Asas tingkatan hirarkie (lex superiori derogat lex inferiori), Suatu per-UU-an
isinya tidak boleh bertentangan dengan isi per-UU-an yang lebih tinggi tingkatan
atau derajatnya.
Asas tidak dapat diganggu gugat, suatu per-UU-an tidak dapat diuji oleh
siapapun kecuali oleh pembentuknya sendiri (legislative review, executive review)
atau badan yang diberi kewenangan untuk menguji (judicial review).
Asas khusus mengesampingkan yang umum (lex specialis derogat lex
generalis)
Asas-asas Perundang-undangan (2)
Asas tidak berlaku surut (non-retroactive), asas ini berkaitan dengan
lingkungan kuasa waktu (tijdsgebied). UU pada prinsipnya dibuat untuk keperluan
masa depan. Apabila diberlakukan surut akan dapat menimbulkan akibat tidak
baik. Namun di dalam penggunaan UU ada pengecualian, yaitu dalam hal-hal yang
bersifat khusus. (Lihat Pasal 1 ayat (2) KUHP).
Asas yang baru mengesampingkan yang lama (lex posteriori derogat lex
priori)
Asas Keterbukaan (Hearing), sejak diumumkan RUU sampai adanya
persetujuan bersama

Asas Pembentukan
o Kejelasan tujuan
o Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat
o Kesesuaian antara jenis dan materi muatan
o Dapat dilaksanakan
o Kedayagunaan dan kehasilgunaan
o Kejelasan rumusan, dan
o Keterbukaan

Asas materi muatan
o Pengayoman
o Kemanusiaan
o Kebangsaan
o Kekeluargaan
o Kenusantaraan
o Keadilan
o Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan
o Ketertiban dan kepastian hokum
o Keseimbangan, keserasian, dan keselarasan

Syarat-syarat Undang-undang
o Sebagai hasil filsafat
o Hasil kesenian
o Hasil ilmu pengetahuan
o Bernilai ekonomis
o Sebagai Social control dan Social engineering






Landasan Pembentukan Per-UU-an
1. Landasan Filosofis (filosofische grondslag)
Rumusan atau norma-normanya mendapatkan pembenaran (rechtvaardiging)
jika dikaji secara filosofis; dan
Sesuai dengan cita kebenaran (idee der waar-heid), cita keadilan (idee der
gerechtigheid), dan cita kesusilaan (idee der zedelijkheid)
2. Landasan Sosiologis (Sociologische grondslag)
Dikatakan mempunyai landasan sosiologis bila ketentuan-ketentuannya sesuai
dengan keyakinan umum atau kesadaran masyarakat. Hal ini penting agar UU efektif
berlaku dimasyarakat.
3. Landasan Yuridis (Rechtsgrond )
Mempunyai landasan hukum atau dasar hukum (legalitas) bila terdapat dasar
hukum yang lebih tinggi derajatnya.
4. Konsideran menimbang (grondslag) dikenal juga dengan istilah konsiderans
factual, yang berisikan pertimbangan-pertimbangan dan filosofis dan sosiologis
5. Konsideran mengingat (rechtgrond) dikenal juga dengan istilah konsiderans
yuridis, berisikan dasar-dasar hukum tertinggi dan sederajat yang dipergunakan
untuk pijakan legalitas.

Hirarkie Perundang-undangan
1. Tap MPRS No. XX/MPRS/1966
2. Tap MPR No. III/MPR/2000
3. UU No. 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
4. UU No. 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

Tap MPRS No. XX/MPRS/1966
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945
Ketetapan MPR
Undang-Undang/Perpu
Peraturan Pemerintah
Keputusan Presiden
Peraturan-peraturan pelaksana lainnya, seperti:
o Peraturan Menteri
o Instruksi Menteri
o Dan lain-lainnya




Tap MPR No. III/MPR/2000
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945
Ketetapan MPR
Undang-Undang (UU)
Peraturan Pemerintah sebagai Pengganti Undang-Undang (Perpu)
Peraturan Pemerintah (PP)
Keputusan Presiden (Keppres)
Peraturan Daerah (Perda)


UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan:
1. Undang-Undang Dasar 1945
2. Undang-Undang (UU)/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang (PERPU)
3. Peraturan Pemerintah (PP)
4. Peraturan Presiden (Perpres); dan
5. Peraturan Daerah
i. Peraturan Daerah Provinsi
ii. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
iii. Peraturan Desa

UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan:
Undang-Undang Dasar 1945
Ketetapan MPR
Undang-Undang (UU)/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang (PERPU)
Peraturan Pemerintah (PP)
Peraturan Presiden (Perpres); dan
Peraturan Daerah Provinsi
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota







UU adalah peraturan tertulis yang dibuat bersama oleh Pemerintah (Presiden)
dan Legislatif (DPR)
PERATURAN PEMERINTAH SEBAGAI PENGGANTI UNDANG-
UNDANG (PERPU)
Peraturan yang dibuat oleh Pemerintah dalam hal ihwal kegentingan
memaksa, berkekuatan sama dengan UU.
Perundang-undangan jenis ini dikenal juga dengan istilah peraturan
darurat (noodverordening). Dan harus mendapat persetujuan DPR pada masa
sidang berikutnya.
PERATURAN PEMERINTAH (PP)
Perundang-undangan yang dibuat oleh Pemerintah, yang berisi
aturan-aturan umum untuk melaksanakan UU atau Perpu.
PERATURAN PRESIDEN (PERPRES)
Perundang-undangan yang dibuat oleh Presiden dan bersifat khusus
untuk melaksanakan UUD 1945, UU, Perpu, dan/atau PP
PERATURAN DAERAH (PERDA)
Peraturan yang dibuat oleh pemerintahan daerah (Kepala Daerah dan
DPRD) untuk melaksanakan otonomi daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembantuan


Jenis Perundang-undangan
Ditentukan oleh UUD 1945
Undang-undang (UU)
Peraturan Pemerintah Sebagai Pengganti Undang-undang (Perpu)
Peraturan Pemerintah (PP)
Peraturan Daerah (Perda)


Terdapat dalam Praktek Kenegaraan
Ditingkat Pusat
o Keputusan Presiden (Keppres) / (Perpres), Instruksi Presiden
(Inpres), Peraturan Menteri (Permen), Keputusan Menteri
(Kepmen), Instruksi Menteri (Inmen), dll.
Ditingkat Daerah
o Keputusan Kepala Daerah (Gubernur, Bupati, dan Walikota)



Materi Per-UU-an
Undang-undang (UU)
Peraturan lebih lanjut yang terdapat dalam UUD baik yang ditentukan
langsung atau yang tidak ditentukan oleh UUD
Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perpu)
Prinsipnya materi Perpu adalah sama dengan materi yang terdapat
dalam UU. Bedanya adalah pada institusi pembentuk, tata cara pembentukan,
waktu penetapan dan masa berlakunya.
Peraturan Pemerintah (PP)
Materinya adalah pengaturan lebih lanjut dari materi yang terdapat
dalam UU.
Peraturan Presiden (Perpres)
Materi Perpres adalah materi yang oleh perundang-undangan
ditetapkan melalui Perpres, yaitu ketentuan untuk menetapkan, mengatur, dan/atau
menentukan sesuatu.
Peraturan Daerah (Perda)
Materi Perda adalah keseluruhan kewenangan yang telah ditentukan
oleh UU Tentang Pemerintahan Daerah untuk diatur oleh Pemerintah Daerah.

Kekuatan Perundang-undangan
Kekuatan Hukum
Suatu per-uu-an mempunyai kekuatan hukum adalah pada saat
Rancangan per-uu-an tersebut disahkan menjadi per-uu-an oleh Presiden
Kekuatan Mengikat
Per-uu-an mempunyai kekuatan mengikat adalah pada saat
ditempatkan dalam LN atau LD (diundangkan) oleh Sekretaris Negara atau
Sekretaris Daerah.
Kekuatan Berlaku
Per-uu-an mempunyai kekuatan berlaku adalah setelah ditempatkan
dalam LN atau LD, kecuali ditentukan lain oleh per-uu-an itu sendiri.

Sifat Mengikat Pasal dan Penjelasan
Sifat Mengikat Pasal
Sifat mengikat pasal / batang tubuh adalah karena sifat normatifnya.
Sifat Mengikat Penjelasan
Sifat mengikat penjelasan (memorie vantoelichting) adalah karena sifat
interpretative autentic.


Naskah Akademik
Kajian mendasar secara ilmiah mengenai per-UU-an yang akan
dibentuk. Indikator pembuatan:
Seidman: ROCCIPI (1)
o Rule, suatu per-UU-an yg akan dibentuk harus memper-hatikan per-
UU-an lain baik vertikal maupun horizontal. Konsisten; sinkron dan
harmonis.
o Opportunity, faktor lingkungan (eksternal) dari pihak2 yang akan
dituju agar per-UU-an yang dibuat efektif pelaksanaannya, diterima
dan tidak resistensi.
o Capacity, faktor yg terkait dgn ciri-ciri pelaku (internal) yang mungkin
menyebabkan mereka tidak mentaati aturan/per-UU-an yang dibuat.
o Competency, faktor peran yg berwenang untuk mengko-munikasikan
per-UU-an kpd pihak yg dituju/sasaran.
o Interest, faktor yg berkaitan dgn pandangan ttg manfaat bagi pelaku,
baik pembuat maupun sasaran per-UU-an
o Process, Prosedur bagi pelaku peran untuk memutuskan apakah
menyetujui berlakunya sebuah peraturan atau tidak.
o Ideology, faktor yang terkait dengan nilai2, sikap, selera bahkan
mitos2 dan asumsi2 tentang dunia, agama, kepercayaan, politik, sosial,
dan ekonomi.

















Bagian Kedua
Teknik Pembentukan
SISTEMATIKA
Penamaan (penjudulan)
Kesingkatan atau gambaran dari keseluruhan isi per-uu-an. Ditulis
singkat, diberi nomor, dan tahun pembuatan.
Pembukaan
o Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
o Presiden Republik Indonesia, Gubernur, Bupati/Walikota
o Konsiderans: Menimbang (grondslag) dan mengingat (rechtgrond)
o Diktum (Menetapkan), klausula yang menimbulkan akibat hukum
Batang Tubuh:
o Ketentuan Umum:
Pengertian-pengertian atau defenisi-defenisi
Istilah-istilah
Singkatan-singkatan
o Pengaturan Materi yang bersangkutan; diletakkan setelah KU,
dikelompokkan ke dalam bab berdasarkan pokok persoalan, agar
terdapat keteraturan antar pasal, dimulai dari pokok, cabang, dan
ranting persoalan
o Ketentuan Pidana; diletakkan setelah materi pokok per-uu-an, berisi
ancaman hukuman thdp perbuatan yg melanggar ketentuan yang
dirumuskan. Ket. Pidana hny dapat diatur di dlm UU dan Perda (Psl 14
UUPPP)
o Ketentuan Peralihan, ketentuan untuk menyesuaikan penerapan per-
uu-an terhadap keadaan yang ada pada waktu per-uu-an berlaku,
terdiri atas:
Tentang bagaimana peralihan keadaan yang ada atau sedang
berlangsung ke dalam kekuasaan per-uu-an yang baru;
Penentuan masa peralihan atau waktu peralihan; dan
Tentang bagaimana ketentuan per-uu-an lain yang ada
hubungannya dengan masalah yang diatur dalam per-uu-an
yang baru.
o Ketentuan Penutup:
Penegasan terhadap tidak berlakunya UU yang lama ketika
berlakunya UU yang baru;
Ketentuan tentang produk per-uu-an untuk pelaksanaan lebih
lanjut UU yang bersangkutan;
Ketentuan mengenai penyingkatan nama dari per-uu-an;
Ketentuan mengenai saat berlakunya per-uu-an; dan
Ketentuan mengenai perintah pengundangan
Pengundangan
Pengundangan bertujuan untuk menyebarluaskan per-uu-an agar
diketahui masyarakat umum. Dalam hal ini berlaku asas fiksi setiap orang
dianggap mengetahui hukum. Pengundangan dilakukan oleh Sekneg atau Sekda.
Penjelasan
Setiap per-uu-an umumnya disertai penjelasan (memorie van
toelichting). Tujuannya agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda dengan
maksud pembentuk dan berfungsi membantu pemakai agar mudah memahami
latar belakang, isi, atau maksud dan tujuan dibentuknya per-uu-an tersebut.
Catatan :
Penjelasan tidak boleh bertentangan dengan isi per-uu-an
Materi penjelasan tidak boleh hanya berisikan pengulangan dari isi atau
materi per-uu-an yang bersangkutan

Redaksional
1. Penulisan judul perundang-undangan ditulis dengan huruf kapital (besar), Ex:
UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG
PEMERINTAHAN DAERAH
2. Penulisan Menimbang, Mengingat dan Menetapkan ditulis sejajar dan
diawali dengan huruf M besar
3. Apabila sandaran (grondslag) pada konsideran Menimbang lebih dari satu
pokok pikiran, maka butir-butirnya ditulis dengan perincian huruf kecil
(a,b,c, dst)
4. Kata-kata bahwa disetiap awal kalimat pada konsiderans Menimbang
ditulis dengan huruf b kecil
5. Apabila dasar hukum (rechtsgrond) pada konsideran Mengingat lebih dari
satu dasar hukum, ditulis dengan perincian angka Arab (1, 2, 3, .dst)
6. Kalimat yang menyatakan persetujuan bersama Dewan Perwakilan Rakyat
atau dengan persetujuan bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
sebelum diktum MEMUTUSKAN ditulis ditengah dan sejajar.
7. Penulisan kata MEMUTUSKAN ditulis dengan huruf kapital
8. Penulisan BAB ditulis dengan huruf kapital dan diberi penomoran dengan
angka Romawi serta tidak diakhiri dengan tanda baca titik (.)
9. Penulisan kata Pasal, huruf P diawal kata Pasal ditulis dengan huruf
kapital dan diberi penomoran dengan angka Arab serta tidak diakhiri dengan
tanda baca titik (.)
10. Setiap penulisan materi pasal yang tidak mempunyai ayat, penulisan meteri
pasal tersebut ditulis menjorok dan diakhiri dengan tanda baca titik (.)
11. Setiap penulisan angka yang menyatakan ayat dari suatu pasal ditulis dengan
memakai tanda kurung ( ) dan diakhiri dengan tanda baca titik (.)
12. Setiap yang menyatakan ayat dari suatu pasal harus memakai angka bukan
huruf
13. Setiap ayat yang memerlukan perincian lebih lanjut diakhiri dengan tanda
baca titik dua (:)
14. Perincian dari suatu ayat harus ditutup dengan tanda baca titik koma (;)
kecuali perincian yang terakhir, ditutup dengan tanda baca titik (.)

Tahapan
1. Naskah Akademik
2. Pengajuan Rancangan
a. Inisiatif DPR (legislator utama/pokok):
1) Diajukan oleh minimal 10 (sepuluh) anggota kepada
Komisi, Gabungan Komisi, atau Baleg secara tertulis.
2) Usulan RUU beserta keterangan pengusul disampaikan
kepada pimpinan DPR disertai nama dan tandatangan
pengusul serta nama fraksi juga secara tertulis
b. Pemerintah/Presiden (legislator-serta/medewetgever)
3. Pembahasan
a. Pembicaraan Tk. I
1) Pemandangan umum fraksi thd RUU yang berasal dari
Pemerintah atau tanggapan Pemerintah terhadap RUU
yang berasal dari DPR
2) Jawaban Pemerintah atas pandangan fraksi, atau
jawaban pimpinan Komisi, pimpinan Baleg, pimpinan
Panggar, atau pimpinan Pansus atas tanggapan
pemerintah
3) Pembahasan RUU oleh DPR dan Pemerintah dalam
rapat kerja berdasarkan Daftar Inventarisasi Masalah
(DIM)
b. Pembicaraan Tk. II
1) Pengambilan keputusan dalam rapat paripurna, yang
didahului oleh:
a) Laporan hasil pembicaraan tingkat I;
b) Pendapat akhir fraksi yang disampaikan oleh
anggotanya,dan apabila dipandang perlu dapat
pula disertai dengan catatan tentang sikap
fraksi.
2) Penyampaian sambutan Pemerintah
4. Persetujuan
5. Pengesahan
6. Pengundangan
Diatur dalam undang-undang #diatur dengan undang-undang.
Diatur dalam bermakna dapat diatur dalam UU yang berkaitan dengan hal
yang diatur.
Diatur dengan bermakna pengaturan harus dibuat dalam UU yang khusus
mengatur hal tertentu.

Pengujian Terhadap Peraturan Perundang-undangan
Hak Uji Materiil oleh Mahkamah Konstitusi (MK)
Mengadili pada tingkatpertama dan terakhir yang putusannya bersifat final
untuk menguji UU terhadap UUD

Hak Uji Materiil oleh Mahkamah Agung (MA)
Wewenangi Mahkamah Agung melakukan Pengujian terhadap Peraturan
Perundang-Undangan dibawah Undang-Undang PP, PERPRES, PERDA



















Referensi Modul

Gusliana HB., SH., M.Hum. 2012. Materi Legal drafting yang Disampaikan pada
Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Forum Lembaga Legislatif
Mahasiswa Indonesia (FL2MI) 2012 Universitas Riau.

[FL2MI]. 2012. Dokumentasi Musyawarah Nasional FL2MI Unsri

[FL2MI]. 2013. Dokumentasi Musyawarah Kerja Nasional UI

[FL2MI]. 2013. www.fl2mi.blogspot.com

[MPM KM IPB]. 2012. Tata Cara Persidangan. Majelis Permusyawaratan Mahasiswa
Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

Rahman, Defri. 2011. Modul Student State Collage Universitas Andalas. Bagian Tata
Cara Persidangan.






















Profil Korpus FL2MI 2013
Musyawarah Nasional FL2MI ke lima di Universitas
Sriwijaya Palembang, menetapkan koordinator pusat
(korpus) FL2MI terpilih Ahmad Solikin dari Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta yang menggantikan Fahmi
Syafaat dari Universitas Diponegoro Semarang pada
November 2012.
Mantan Ketua Senat Keluarga Mahasiswa UGM tahun
2012 ini sudah aktif sejak pertama kali masuk di kampus
biru UGM tahun 2008. Mengawali karir organisasinya
di Fakultas Kehutanan dengan menjadi Ketua Komisi
Perundang-undangan Dewan Perwakilan Mahasiswa
(DPM) tahun 2009. Ini awal mula korpus berkecimpung di dunia legislatif
mahasiswa. Kemudian, pasca berkecimpung di DPM Fakultas, tahun 2010 dipercaya
untuk memegang Departemen Kastrat Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM)
Fakultas Kehutanan sebagai Kepala Departemen.
Setelah lengkap merasakan kultur lembaga mahasiswa dibidang legislatif dan
eksekutif, tahun 2011 kembali dipercaya untuk kedua kalinya memegang komisi
Perundang-undangan DPM Fakultas Kehutanan UGM. Menjelang pemilihan raya
mahasiswa (pemira) UGM tahun 2011, bersama Partai Bunderan sebagai Partai
Mahasiswa terbesar di UGM, maju menjadi calon legislatif (caleg) untuk kursi Senat
Mahasiswa KM UGM. Pertempuran selama dan setelah proses pemira UGM,
akhirnya mengantarkan Ahmad Solikin sebagai Ketua Senat KM UGM periode 2012.
Korpus yang memiliki hobi badminton ini, dapat di hubungi melalui twitter
@AhmadSolikinn dan facebook di www.facebook.com/ashok.muhandis serta email di
ashokfktugm@yahoo.com. Bagi rekan-rekan legislator yang hobi sebagai blogger,
dapat pula bertukar link dengan korpus di www.ahmadsolikinn.wordpress.com dan
www.ahmad_solikin.blog.ugm.ac.id.







PENYUSUN MODUL

Intan Apriliani. Penulis dilahirkan di Rembang pada 30 April
1990. Riwayat studi penulis yaitu SD N Kutoharjo 1 Rembang
(1997-2002), SMP N 2 Rembang (2002-2005), SMA N 2
Rembang (2005-2008), kemudian melanjutkan kuliah di
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor melalui
jalur USMI.
Penulis mulai menggeluti dunia kelegislatifan pada waktu menjadi mahasiswa dengan
beberapa amanah sebagai Komisi Administrasi dan Keuangan Dewan Perwakilan
Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB (2009-2010), Sekretaris I
Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB (2010-
2011), Sekretaris Komisi II Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa IPB
(2011-2012). Keikutsertaan FL2MI dimulai pada waktu Musyawarah Kerja Nasional
FL2MI 2013 di Universitas Indonesia. Aktif di FL2MI, penulis diamanahkan sebagai
Anggota Pengembangan Sumberdaya Manusia di kepengurusan pusat FL2MI 2013.
Selain aktif di lembaga legislatif IPB, penulis juga ikut ambil bagian dalam
kegiatan akademik dengan menjadi Asisten Luar Biasa Mata Kuliah Ekologi Perairan
(2010-2011), Asisten Pendidikan Komputer (2010-2011), Juara III Mahasiswa
Berprestasi tingkat Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, FPIK IPB (2011).

Contact Person(Twitter/e-mail)
@intan_apriliani
Intan.apriliani45@gmail.com
















Baehaki Fajri Ibnu Abbas. Penulis dilahirkan di
Sukabumi pada tanggal 30 januari 1990. Mengawali pendidikan
di MI DMI Cisarua Girang (1995-2001). Melanjutkan
pendidikan di SMPN 1 Kota Sukabumi (2001-2004) dan SMAN
3 Kota Sukabumi (2004-2007). Tahun 2008 diterima di Institut
Pertanian Bogor (IPB) sebagai mahasiswa Departemen Budidaya
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui jalur
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Selama masa perkuliahan, penulis aktif di organisasi sebagai ketua Ikatan
Keluarga dan Mahasiswa Sukabumi IPB (IKAMASI IPB) 2010. Menjadi anggota
Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB perwakilan
jurusan Budidaya Perairan pada periode 2009-2011 dan anggota Dewan Perwakilan
Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor 2011-2012 perwakilan
FPIK dan diamanahi sebagai Ketua umum. Sejak tahun 2011, penulis aktif di Forum
Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI) dengan mengikuti dan menjadi
delegasi IPB dalam Kongres FL2MI 2011 di Universitas Mataram, berlanjut di
Musyawarah Kerja Nasional FL2MI 2012 di Universitas Riau, Musyawarah Nasional
FL2MI 2012 di Universitas Sriwijaya Palembang dan di Musyawarah Kerja Nasional
FL2MI 2013 di Universitas Indonesia. Aktif di FL2MI, penulis diamanahi sebagai
koordinator bidang internal di kepengurusan pusat FL2MI 2013.
Selain aktif berorganisasi, penulis juga aktif sebagai asisten praktikum mata
kuliah Dasar-dasar Akuakultur pada semester ganjil 2010-2011 dan 2011-2012 serta
asisten mata kuliah Pendidikan agama islam pada semester yang sama. Penulis
menjadi penerima beasiswa Program Pembinaan Sumber Daya Manusia Strategis
(PPSDMS) yayasan Nurul Fikri selama 2 tahun sejak 2010, beasiswa PPA dan
Korean Exchange Bank (KEB). Penulis juga berkesempatan menjadi delegasi IPB
pada Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS) XXV di Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta (UMY) pada tahun 2012 dan mendapatkan juara kedua pada kelas
persentasi pada Program Kreatifitas Mahasiswa bidang Penelitian (PKM-P).
Contact Person(HP/Twitter/e-mail)
085624035789
@baehaki
baehakifajri@yahoo.com




Arip Budhi Hermawan(ABH),. Penulis dilahirkan
di pada Ngawi,31 Maret 1990. Riwayat studi
penulis yaitu SD N Ngawi Purba 2 Ngawi (1996-
2002), SMP N 2 Ngawi (2002-2005), SMA N 1
Ngawi (2005-2008), kemudian melanjutkan kuliah
di Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sebelas Maret UNS Solo
Selama masa perkuliahan, penulis aktif di
organisasi sebagai Presiden BEM FKIP UNS 2010.
Menjadi Ketua Dewan Mahasiswa UNS. IMAKIPSI (Ikatan
Mahfffhhhgffgfdsraeseasiswa Keguruan dan Ilmu pendidikan. HMP KIMIA
KOVALEN 2011, Sejak tahun 2011, penulis aktif di Forum Lembaga Legislatif
Mahasiswa Indonesia (FL2MI) dengan mengikuti dan menjadi delegasi UNS dalam
Kongres FL2MI 2011 di Universitas Mataram, berlanjut di Musyawarah Kerja
Nasional FL2MI 2012 di Universitas Riau, Musyawarah Nasional FL2MI 2012 di
Universitas Sriwijaya Palembang dan di Musyawarah Kerja Nasional FL2MI 2013 di
Universitas Indonesia. Aktif di FL2MI, penulis diamanahi sebagai koordinator
PPSDM di kepengurusan pusat FL2MI 2013.
Selain di organisasi kampus penulis juga aktiv di organisasi kedaerahan menjadi
ketua FORSMAWI (Forum Silahturahmi Mahasiswa Ngawi)



Contact Person(Twitter/e-mail
085790300919)
@ABHaripbudhii
haripbudhi@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai