Anda di halaman 1dari 6

KAJIAN HASIL DISKUSI PESERTA LKMM TINGKAT MENENGAH

UNDIP 2019

“STUDENT GOVERMENT”

A. Selayang Pandang Student Goverment


Setiap wilayah negara memiliki suatu sistem pemerintahan sebagai bentuk
tata kelola dalam kehidupan bernegara. Dimulai ketika dulu banyaknya
pertentangan terhadap sistem monarki yang banyak disalahgunakan
penguasa untuk berbuat sewenang-wenang. Puncaknya terjadi ketika
Revolusi Prancis dimana raja Louis XVII dilengserkan. Pemikiran John
Locke sebagai tokoh pertama yang mengusulkan tentang pemisahan
kekuasaan (Legislatif, Eksekutif, Federatif) kemudian disempurnakan oleh
Montesquieu (Legislatif, Eksekutif, Yudikatif) yang kita kenal dengan
sebutan “Trias Politica”. Bentuk pemerintahan ini yang banyak dianggap
ideal dan banyak diadopsi beberapa negara, termasuk Indonesia.

Kampus dianggap sebagai miniatur negara, dimana menganut pula sistem


pemerintahan “Trias Politica” dan banyak dikenal dengan sebutan “Student
Government”. Sejarahnya tidak dapat dilepaskan dari pergerakan
mahasiswa. Sejak dahulu sudah ada Dewan Mahasiswa sebagai fungsi
eksekutif sekaligus senat mahasiswa dan Majelis Mahasiswa adalah
perkumpulan mahasiswa tiap fakultas yang diwakili para ketua Himpunan
Mahasiswa Jurusan. Namun, kedua organisasi mahasiswa ini dihapuskan
seiring dikeluarkannya SK menteri pendidikan dan kebudayaan (P dan K)
Daoed Josoef, No. 0156/U/1978 tentang Normalisasi Kehidupan Kampus
(NKK). Disusul dengan SK No. 0230/U/J/1980 tentang pedoman umum
organisasi dan keanggotaan Badan Koordinasi Kemahasiswaan (BKK).
Dengan dikeluarkannya kebijakan NKK/BKK maka dibentuklah Senat
Mahasiswa. Sejak 1978-1989, senat mahasiswa hanya ada di tingkat
fakultas, sedangkan di tingkat universitas ditiadakan. Di tingkat jurusan
keilmuan dibentuk keluarga mahasiswa jurusan atau himpunan mahasiswa
jurusan, yang berkoordinasi dengan senat mahasiswa dalam melakukan
kegiatan intern. Ada kerancuan istilah BPM dengan senat mahasiswa karena
sama-sama berarti wakil. Hanya saja menurut aturan main, BPM dianggap
berfungsi sebagai badan legislatif sedangkan senat mahasiswa menjalani
fungsi eksekutif.

Pada tahun 1990 melalui kebijakan yang dibuat oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan saat itu Fuad Hasan pemerintah memperbolehkan dibentuknya
senat mahasiswa tingkat perguruan tinggi namun model student
government ala dewan mahasiswa tidak diperbolehkan. Senat mahasiswa
yang dimaksudkan adalah kumpulan para ketua organisasi mahasiswa
intrakampus yang ada: ketua umum senat mahasiswa fakultas, ketua umum
BPM, dan ketua umum unit kegiatan mahasiswa. Model seperti ini di
beberapa perguruan tinggi kemudian ditolak, dan dipelopori oleh UGM,
senat mahasiswa memakai model student government.

Senat mahasiswa kemudian menjelma menjadi lembaga legislatif, termasuk


di tingkat fakultas. Lembaga eksekutifnya adalah badan pelaksana senat
mahasiswa. Belakangan nama badan pelaksana diganti dengan istilah yang
lebih praktis, badan eksekutif mahasiswa (BEM). Awalnya BEM dipilih,
dibentuk dan bertanggung jawab kepada sidang umum senat mahasiswa
namun sekarang pengurus kedua lembaga sama-sama dipilih langsung dalam
suatu pemilihan umum.

Pasca reformasi, berbagai bentuk Student Government terus berkembang.


Ikatan Keluarga Mahasiswa, Keluarga Mahasiswa, Republik Mahasiswa dsb
diterapkan di setiap kampus. Lantas, bagaimana pola yang ideal diterapkan
di Universitas Diponegoro?

B. Pembahasan
a. Dasar Hukum
Pada mulanya dikeluarkan Keputusan menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di
Perguruan Tinggi. Dengan adanya keputusan menteri ini, mahasiswa
diberikan keleluasaan dalam menentukan sistem pengelolaan organisasi
mahasiswa sehingga dapat menguatkan pergerakan mahasiswa. Lalu.
Dikeluarkannya Peraturan Rektor Undip Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Organisasi Kemahasiswaan seakan-akan hendak melemahkan pergerakan
mahasiswa melalui pengaturan menyeluruh secara sepihak, sehingga
merusak tatanan kehidupan kampus.

Adanya kontradiksi diantara Keputusan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi
Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi dengan Peraturan Rektor Undip Nomor
4 Tahun 2014 menjadi salah satu latar belakang dirumuskannya Pedoman
Pokok Organisasi (PPO) Organisasi Mahasiswa Undip, yang mana sejauh ini
yang legal dan sah pada tahun 2016.

b. Kondisi saat ini


Implementasi dari organigram diatas yang selama ini berjalan di Undip,
dirasa banyak kerancuan dalam alur koordinasi dan batas-batas wewenang
dari tiap instrumen. Otonomi yang diberikan kepada fakultas dan jurusan,
membuat mereka dapat berjalan sesuai dengan keinginannya masing-
masing. Sehingga, seringkali terjadi misskoordinasi dan ketidaksesuaian
dalam setiap arah geraknya. Kultur dan kebutuhan masing-masing fakultas
pun berbeda-beda, sehingga sulit untuk menyatukan arah gerak.

c. Penyelesaian
Musyawarah mahasiswa ditempatkan sebagai tempat pengambilan
keputusan tertinggi, terlepas dari apapun bentuk pemerintahannya. Didalam
musyawarah mahasiswa antara lain akan membahas perihal hierakri
peraturan, PPO/GBHK, dan pergerakan. Hal-hal yang dirasa perlu
diefektifkan seperti: penegasan pembagian wewenang, otonomi fakultas dan
jurusan, alur koordinasi dsb. akan diatur kembali melalui perubahan
Pedoman Pokok Organisasi.

Pola kerja koordinasi seperti diatas dirasa sudah tepat, mengingat


kompleksitas dari penerapan kultur dan perbedaan kebutuhan dari masing-
masing fakultas. Yang menjadi poin penting adalah reformasi dalam
pembatasan otonomi dan bagaimana pembagian wewenangnya, serta dalam
hierarki peraturan hukum yang ada di Undip sehingga tidak terjadi tumpang
tindih.

C. Kesimpulan
Sejatinya suatu sistem diciptakan agar dapat mengorganisir setiap kebaikan.
Bagaimanapun sistem Student Government di Undip nantinya, yang
terpenting adalah keinginan dan komitmen kita untuk selalu memberikan
yang terbaik bagi almamater kita tercinta ini.

Kami sadar, kajian ini belum dapat menyajikan sesuatu yang berupa solusi
konkrit dan aplikatif. Namun, besar harapan kami dengan adanya sedikit
kajian dari kami ini dapat meningkatkan kesadaran warga Undip tentang
pentingnya sistem tata kelola dalam organisasi kemahasiswaan.

Hidup Mahasiswa,
Hidup Rakyat Indonesia.

Peserta LKMM Tingkat Menengah Undip 2019

Anda mungkin juga menyukai