Anda di halaman 1dari 12

ALIANSI MAHASISWA

UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA


SE-INDONESIA

Fiat justitia ruat caelum


(Hendaklah keadilan ditegakkan, walaupun langit akan runtuh)
ALIANSI MAHASISWA UBSI SE-INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perubahan Akademi Bina Sarana Informatika menjadi Universitas Bina


Sarana Informatika pada tanggal 28 November 2018 Sesuai dengan turunnya (SK
Rektor Universitas Bina Sarana Informatika Nomor : 015/1.02/UBSI/IX/2018
Tentang Organisasi Kemahasiswaan dilingkungan Universitas Bina Sarana
Informatika). Turunnya SK Rektor ini membawa dampak yang sangat signifikan
bagi Mahasiswa universitas Bina Sarana Informatika.
Dampak perubahan Organisasi kemahasiswaan yang ada di Universitas
Bina Sarana Informatika mengakibatkan keresahan karena hilangnya
kesejahteraan Mahasiswa terkait dalam perubahan ini dan banyak menuai
pertanyaan dikalangan Mahasiswa . Kita sebagai mahasiswa Universitas Bina
Sarana Informatika adalah korban dari Sistem Feodal dimana kita selalu diperas
oleh lembaga Kampus dengan membayar tanpa disertai fasilitas dan transparansi
dana kemahasiswaan yang seharusnya disediakan dan disampaikan di kalangan
tiap organisasi kampus seperti universitas pada umumnya dan sudah sering kita
dengar,sama halnya seorang raja , apapun yang diperbuatnya, rakyat harus
menerimanya tidak peduli salah atau benar dan suka ataupun tidak suka. Dan
wadah yang menampung aspirasi/keresahan mahasiswa Universitas Bina Sarana
Informatika tidak dibentuk, dan selalu mendapatkan pembungkaman / protes dan
selalu tunduk terhadap perbudakan peraturan dan kebijakan proteksi kampus yang
keberpihakan dan tidak pada Pro Mahasiswa.
Mengingat aturan yang tertuang dalam SK Rektor Universitas Bina
Sarana Informatika Nomor : 015/1.02/UBSI/IX/2018 perlu ada nya
Musyawarah antara Kelembagaan Universitas Bina Sarana Informatika dengan
Organisasi Mahasiswa.
ALIANSI MAHASISWA UBSI SE-INDONESIA

Hak dan Kewajiban memang merupakan sesuatu yang tidak dapat


dipisahkan, akan tetapi terpisahkan dan sering terjadi pertentangan khususnya
mahasiswa karena hak dan kewajibannya tidak seimbang, tentunya untuk
mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban yaitu, dengan cara mengetahui
posisi diri sebagai mana yang dimaksud yaitu jabatannya, dan seorang pejabat
kampus harus tau kewajibannya, karena hak dan kewajiban di indonesia ini tidak
pernah seimbang dan terpenuhi, Apabila kehidupan masyarakat tidak bergerak dan
yang merubahnya, Oleh karena ini, Tentu sebagai Mahasiswa dan sebagai warga
negara yang berdemokrasi harus bangun dari mimpi buruk ini dan merubahnya
dan mendapatkan kembali hak-hak nya.
Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang
menetapkan bahwa hak warga negara dan penduduk untuk berserikat dan
berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan maupun tulisan, dan
sebagainya, syarat-syarat akan diatur dalam undang-undang. Pasal ini
mencerminkan bahwa negara Indonesia bersifat demokrasi. Pada para pejabat
kampus maupun pemerintah untuk bersiap-siap hidup setara dengan kita. Harus
menjunjung bangsa Indonesia ini kepada kehidupan yang lebih baik dan maju.
Yaitu dengan menjalankan hak-hak dan kewajiban dengan seimbang. Dengan
memperhatikan rakyat-rakyat kecil yang selama ini kurang mendapat kepedulian
dan tidak mendapatkan hak-haknya.
Demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan dimana kedaulatan tertinggi
berada di tangan rakyat. Adapun, secara etimologis demokrasi berasal dari
bahasa Yunani, yaitu “demos” yang berarti rakyat dan “kratos atau kratein”
yang berarti kekuasaan atau berkuasa. Demokrasi dapat diartikan rakyat
berkuasa atau “government or rule by the people” (pemerintahan oleh rakyat).
Menurut Abraham Lincoln, “Demokrasi adalah suatu pemerintahan yang
berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat”.
ALIANSI MAHASISWA UBSI SE-INDONESIA

Dapat disimpulkan bahwa pemegang kekuasaan yang tertinggi dalam


suatu sistem demokrasi yaitu ada di kuasa rakyat dan rakyat memiliki hak,
kesempatan dan suara yang sama untuk mengontrol dan mengatur kebijakan
pemerintah melalui keputusan yang terbanyak. Demokrasi merupakan sebuah
proses perkembangan kehidupan politik yang dipengaruhi oleh berbagai
faktor, baik faktor ekonomi,
sosial, budaya, maupun faktor eksternal yang didukung oleh
perkembangan teknologi informasi.
ALIANSI MAHASISWA UBSI SE-INDONESIA

Heru Nugroho dalam Pengantar Publikasi Versi Indonesia tentang


Demokrasi dan Demokratisasi mengatakan bahwa abad ke-21 merupakan
“musim semi demokrasi”, baik yang berlangsung di Negara-negara penganut
paham sosialisme, maupun Negara-negara berkembang menuju masyarakat
industri.

Sejarah menunjukkan bahwa pemuda dan mahasiswa selalu menjadi


bagian dari pilar demokrasi, sebagai pelopor, penggerak, bahkan pengambil
keputusan. Hal ini dibuktikan pada era Sumpah Pemuda 1928, pergerakan
1945, angkatan 1966 yang membidani Tritura, Malari 1974, dan Reformasi
1998.

Maka peran mahasiswa sering kali disebut sebagai transformer atau


pembawa perubahan atau digelari sebagai "agent of change". Namun dengan
adanya perkembangan politik yang dilatarbelakangi demokrasi sebagai sistem
politik, peran pemuda khususnya mahasiswa mulai dihadapkan pada
persimpangan pemikiran dan gerakan, sehingga tujuan untuk membangun
perubahan ke situasi yang lebih baik justru yang terjadi sebaliknya.
ALIANSI MAHASISWA UBSI SE-INDONESIA

Berbagai aksi demonstrasi yang dianggap suatu bentuk gerakan yang


dilakukan mahasiswa akhir-akhir ini sebagai wujud kritik terhadap pemerintahan
mulai mengalami kemorosotan kepercayaan dari masyarakat, bahkan aksi
demonstrasi seringkali disinyalir sudah dikooptasi oleh kepentingan-kepentingan
elit yang berkuasa.

Berdasarkan penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa Indonesia


adalah negara demokrasi, dengan kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat.
dan rakyat memiliki peranan penting dalam aspek kehidupan bernegara. Oleh
karena itu sangatlah penting bagi masyarakat untuk mengetahui tentang cara
berkehidupan, berbangsa dan bernegara atau dengan kata lain berdemokrasi.
ALIANSI MAHASISWA UBSI SE-INDONESIA

BAB II
KAJIAN TEORI

Pengertian “Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan,


atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas,
tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan
kegiatan”(Usman, 2002:70). Yang dimaksud implementasi dalam penelitian
ini adalah aktivitas, aksi, dan tindakan untuk mencapai tujuan pelaksanaan
nilai-nilai demokrasi.

Nilai-nilai Demokrasi

Henry B Mayo dalam bukunya “Introduction to Demokratic Theory”

merinci beberapa nilai yang terdapat dalam demokrasi, yaitu:

1. Menyelesaikan persoalan secara damai dan melembaga.

2. Menjamin terselenggaaranya perubahan secara damai dalam


suatumasyarakat yang sedang berubah.

3. Menyelenggarakan pergantian pemimpin secara teratur.

4. Membatasi pemakaian kekerasan sampai taraf yang minimum.

5. Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman.

6. Menjamin tegaknya keadilan.

Seperti yang diungkapkan oleh Dodi Rudianto sejak 1978 kehidupan intra
kampus sangat umum ditandai oleh arena kebebasan mimbar akademik yang
demokratis. Salah satunya adalah wahana pembelajaran mahasiswa untuk
belajar berpolitik didalam kampus dengan instrumen sistem organisasi
kemahasiswaan yang egaliter disebutnya sebagai pemerintahan mahasiswa
(student government).

Sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun

1999 tentang Perguruan Tinggi tepatnya pasal 111 yang menyatakan bahwa:
ALIANSI MAHASISWA UBSI SE-INDONESIA

(1) Untuk melaksanakan peningkatan kepemimpinan, penalaran,


minat, kegemaran dan kesejahteraan mahasiswa dalam kehidupan
kemahasiswaan pada perguruan tinggi dibentuk organisasi
kemahasiswaan.
(2) Organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi diselenggarakan
dari, oleh dan untuk mahasiswa.

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999

Tentang Perguruan Tinggi pasal 109 ayat 1 point (h) dan


(i).

(h) Memanfaatkan sumberdaya perguruan tinggi melalui


perwakilan/organisasi kemahasiswaan untuk mengurus dan
mengatur kesejahteraan, minat dan tata kehidupan bermasyarakat.
(i) Ikut serta dalam kegiatan organisasi mahasiswa perguruan tinggi
yang bersangkutan

Berdasarkan landasan teori dan beberapa definisi yang ada, maka

kerangka berpikir penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:


ALIANSI MAHASISWA UBSI SE-INDONESIA

Tabel 1.1

Paradigma Sederhana

Variabel (X)
Implementasi nilai-nilai Variabel (Y)

demokrasi Organisasi Mahasiswa

Nilai-nilai Demokrasi
1. Menyelesaikan persoalan
secara damai dan melembaga.
2. Menjamin terselenggaaranya
perubahan secara damai dalam
suatu masyarakat yang sedang
berubah.
3. Menyelenggarakan pergantian
pemimpin secara teratur.
4. Membatasi pemakaian
kekerasan sampai taraf yang
minimum.
5. Mengakui serta menganggap
wajar adanya keanekaragaman
(diversity).
6. Menjamin tegaknya keadilan.
ALIANSI MAHASISWA UBSI SE-INDONESIA

Hasil Keseluruhan Keresahan


Mahasiswa
AKADEMIK

1. Tidak adanya potongan biaya kuliah dimasa pandemi covid 19, mengingat tidak
adanya kegiatan perkuliahan secara tatap muka yang secara otomatis fasilitas yang
ada dikampus tidak dipergunakan oleh mahasiswa.
2. Sistem pembayaran kuliah yang dicicil sebanyak 2 kali sama sekali tidak dapat
membantu mahasiswa untuk membayar kuliah.
3. Tidak terawatnya fasilitas kampus, seperti kursi, meja, proyektor, toilet,
perpustakaan, ruangan kelas, dan lain sebagainya.
4. Tidak adanya bantuan kuota internet untuk kegiatan perkuliahan online selama
masa pandemi covid 19. Mengingat biaya kuliah yang tetap dibayar penuh tetapi
fasilitas kampus tidak dipergunakan.
5. Web student, elearning dan web ujian yang masih sering mengalami eror atau server
down yang sangat mengganggu pembelajaran.
6. System pemberian beasiswa kepada mahasiswanya yang tidak merata dan tidak
sesuai dengan apa yang diinformasikan oleh dosen atau staff.
7. Lembaga yang mempublikasikan kemenangan atau keikut sertaan mahasiswa dalam
lomba tetapi tidak memberikan kesejahteraan pada mahasiswa tersebut. Baik dalam
segi akademik maupun non akademik.
8. Sistem perkuliahan yang kurikulum atau sistem pembelajarannya tidak diperbaharui.
seperti modul yang digunakan dalam pembelajaran masih menggunakan modul yang
lama.
9. Dosen yang tidak mengajar secara maksimal khusus nya dimasa pandemi Covid 19
ini.
10. Buku dalam perpustakaan yang kurang lengkap dan hanya dipergunakan sebagai
tempat penyimpanan Buku Tugas AKhir.
11. Tidak adanya Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dalam bentuk fisik. Yang ada hanya
Kartu Tanda Mahasiswa dalam bentuk aplikasi.
12. Penerapan sistem parkiran kampus secara elektronik yang tidak merata.
13. Tidak adanya fasilitas kantin atau toko fotokopi didalam kampus yang membuat
mahasiswa harus keluar masuk kampus.
ALIANSI MAHASISWA UBSI SE-INDONESIA

Non Akademik

1. Tidak adanya tranparansi dana baik dari sisi kemahasiswaan maupun perkuliahan.
2. Birokrasi antara mahasiswa dan lembaga kampus yang terlalu rumit dan dipersulit
(komunikasi dilempar – lempar).
3. Penerbitan SK ormawa yang nama ormawanya tidak sesuai dengan proposal
pengajuan yang diajukan sebelumnya dimasa transisi akademik ke universitas.
4. Pembina ormawa dan staff kemahasiswaan yang diubah secara sepihak dan
mendadak tanpa adanya persetujuan atau kordinasi dari pengurus ormawa.
5. Ormawa yang dituntut untuk berprestasi tetapi tidak ada dukungan dalam bentuk
finansial. Seperti, kegiatan yang membutuhkan dana tetapi dipersulit oleh lembaga.
6. Tidak adanya pelatihan ormawa yang dilakukan oleh lembaga. Hal ini tidak sesuai
dalam pasal 7 ayat 6 SK Rektor tentang organisasi kemahasiswaan dilingkungan
UBSI.
7. SK kepengurusan BEM dan ormawa lain yang sampai detik ini tidak ada kejelasan.
8. Sistem perizinan untuk fasilitas kampus yang dipersulit (seperti penggunaan
kesekretariatan yang dipersulit ).
9. Dana yang diberikan oleh lembaga tidak sesuai dengan yang diajukan dengan alasan
ormawa harus mandiri.
10. Kurangnya keterlibatan ormawa dalam kegiatan dan pembuatan kebijakan –
kebijakan yang ada dikampus.
11. Dibatasinya waktu penggunaan sekre hanya dari jam 7 pagi sampai jam 8 malam dan
kunci kesekretariatan yang tidak diberikan ke pengurus ormawa.
12. Tidak adanya fasilitas untuk kegiatan olahraga seperti lapangan dan lain sebagainya.
13. Mahasiswa tidak diberi kebebasan untuk dapat berdiskusi selama 24 jam didalam
kampus.
14. Hak dan kewajiban MPM yang dibatasi seperti pembuatan peraturan, dan kebijakan
dalam kampus serta tugas dan fungsinya hanya ditujukan untuk kampus pusat
(Jadetabek).
ALIANSI MAHASISWA UBSI SE-INDONESIA

Tuntutan :

1. Perubahan struktur kepengurusan mulai dari rektor sampai staff kemahasiswaan.


2. Cabut sistem DO otomatis, kembalikan status mahasiswa yang di DO selama masa pandemi
dan berikan keringanan berupa perpanjangan waktu pembayaran.
3. Kegiatan dikampus dibuka 24 jam untuk kegiatan ormawa seperti penggunaan sekretariat
dan lahan parkir yang digunakan untuk diskusi mahasiswa.
4. Meningkatkan kualitas pembelajaran dalam sistem elearning dan memperbaharui kurikulum
atau modul pembelajaran.
5. Memberikan teguran atau sanksi secara tegas kepada para dosen yang tidak memberikan
pembelajaran secara maksimal.
6. Menyamaratakan fasilitas yang ada diseluruh kampus cabang seperti perpustakaan, dan
kantin serta menambahkan toko fotokopi di dalam kampus.
7. Memperbaharui isi perpustakaan seperti mengisi perpustakaan dengan buku – buku
pembelajaran tidak hanya buku tugas akhir saja.
8. Kejelasan beasiswa sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
9. Pangkas sistem birokrasi antara ormawa dan kelembagaan kampus.
10. Transparansi dana kemahasiswaan dan dana perkuliahan.
11. Turunkan SK kepengurusan BEM Pusat dan BEM PSDKU.
12. Adanya keterlibatan ormawa dalam pemilihan Pembina ormawa dan seluruh kegiatan yang
diadakan didalam kampus baik akademik maupun non akademik.
13. Diadakannya pelatihan organisasi untuk seluruh pengurus ormawa termasuk Pembina dan
Badan Pengurus Harian ( BPH ).
14. Tidak ada pemangkasan biaya yang diajukan untuk kegiatan ormawa.
15. Pembaharuan SK rektor tentang ormawa perihal hak dan kewajiban ormawa dan seluruh
anggotanya .

Anda mungkin juga menyukai