Landasan
A. Sejarah Kelembagaan KM UII
Pemikiran
Senat Mahasiswa – HMI, Pada saat UII hendak pindah ke
Yogyakarta, Mahasiswa STI menjadikan momen kepindahan
tersebut sebagai kebangkitan mahasiswa dengan mendirikan 2
lembaga, Pertama Senat Mahasiswa (legislative) , Kedua
Himpunan Mahasiswa Islam (Eksekutif), kemudian sidang umum
berhubung tata kerja dan struktur yang sempit, keputusan SU
membentuk MPM - DEMA
MPM (Majelis Permusyawaratan Mahasiswa) – Dema
(Dewan Mahasiswa), MPM sebagai Lembaga Legislatif, DEMA
sebagai Lembaga Eksekutif.
NKK – BKK, NKK (Normalisasi Kehidupan Kampus), BKK
( Badan Kordinasi Kemahasiswaan), Pada saat reformasi
banyaknya pergerakan mahasiswa yang terus membungkam rezim
soeharto. Kemudian rezim soeharto mengeluarkan kebijakan
NKK untuk membtasi pergerakan mahasiswa dan menata kembali
Lembaga – Lembaga mahasiswa. Konsep NKK ditolak oleh UII,
UGM, IKIP (UNY). Lalu munnculah BKK (Legislatif) dan KUA
(Eksekutif). Kemudian SU dan menghasilkan membentuk,
DPM – LEM. Dewan Permusyawaratan Mahasiswa ditingkat
Universitas sebgai Lembaga Legislatif dan Lembaga Eksekutif
Mahasiswa ditingkat Universitas sebagai Lembaga eksekutif.
Sedangkan ditingkat fakultas Dewan Perwakilan Mahasiswa
Fakultas dan Lembaga Eksekutif Mahasiswa Fakultas.
B. Student Government
Ciri khas utama yang melekat pada KM UII adalah dikenalnya istilah
“student government” sebagai dasar pelaksanaan sistem kelembagaan
di KM UII. Secara umum, student government bermakna
pemerintahan dari, untuk dan oleh mahasiswa. Dengan demikian
maka pelaksanaan atau sistem kelembagaan di KM UII dilakukan
oleh mahasiswa UII, dari mahasiswa UII untuk mahasiswa UII itu
sendiri. Pelaksanaan sistem kelembagaan yang demikian itu
mensyaratkan adanya dua aspek, yakni kemandirian dan independensi
dalam berlembaga. Kemandirian dimaknai sebagai sesuatu yang
berdiri sendiri dan tidak bergantung kepada pihak manapun.
Sementara independensi bermakna bebas dan merdeka. Organisasi
KM UII tidak terikat secara struktural dengan UII, tidak berada
dibawah Rektorat maupun Dekanat. Namun demikian, bukan berarti
bahwa KM UII terpisah dengan UII, karena KM UII merupakan
bagian dari UII yang tidak dapat dipisahkan. Hubungan antara KM
UII dengan UII dijalankan secara koordinatif. Untuk itu dalam
pelaksanaannya sangat mengedepankan hubungan yang sinergis dan
harmonis antara lembaga mahasiswa dengan pihak UII, baik dalam
lingkup universitas maupun fakultas. KM UII memiliki sikap politik
yang bebas dan merdeka. Hal ini menegaskan bahwa dalam
menentukan sikap politik, tidak ada pihak manapun yang dapat
mengintervensi atau mempengaruhinya.
D. Fungsi Mahasiwa
1. Mahasiswa Sebagai Agen Of Change
Mahasiswa sebagai “agent of change”, sesuai dengan artinya
agen perubahan, kita sebagai mahasiswa juga berperan
sebagai agen perubahan untuk masyarakat , sebab mahasiswa
itu sebagai langkah terakhir kita untuk para pelajar untuk
penempuh pendidikan yang lebih tinggi, dari yang dulu kita
berstatus sebagai siswa sekarang sudah berstatus mahasiswa,
dari namanya saja maha-siswa, mahasiswa itu seperti
ditinggikan. Dengan gelar kita para mahasiswa sebagai agen
perubahan, kita harus bersungguh-sungguh dalam menuntut
ilmu setinggi-tingginya agar kita bisa mengaplikasikan gelar
yang telah diberikan atau dipercaya oleh masyarakat kepada
kita sebagai agen perubahan bangsa yang lebih maju. Bukan
malah membuat gelar itu hanya menempel dinama kita
sebagai mahasiswa, sebab gelar yang telah diberikan kepada
mahasiswa sebagai agen perubahan itu bukan diberikan begitu
saja tetapi didalam gelar itu terdapat sebuah harapan untuk
perubahan bangsa kita ini, darai bangsa ynag tidak terarah
menjadi bangsa yang lebih terarah.