Anda di halaman 1dari 3

Nama : Feby Irawati

NIM : P17324421011

Prodi : D3 Kebidanan Karawang

Judul Esai : Benarkah Lembaga Legislatif Mahasiswa Hanya Dijadikan Sebagai


Pelengkap Formalitas Keberadaan Lembaga Kemahasiswaan Saja?

Pengantar

Pada hakikatnya organisasi kemahasiswaan di universitas diselenggarakan “dari, oleh,


dan untuk” mahasiswa, namun fungsionaris tersebut bertanggung jawab kepada pimpinan
universitas atau fakultas, selaku penanggung jawab utama dan penanggung jawab fakultas yang
bersangkutan. Organisasi kemahasiswaan ini dimaksudkan sebagai suatu wahana dan sarana
pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecendikiawanan
beserta integritas kepribadian. Kegiatan ormawa baik tingkat universitas, fakultas, dan jurusan
berorientasi pada peningkatan prestasi.

Struktur organisasi kemahasiswaan terdiri atas Organisasi Pemerintahan Mahasiswa


(OPM) dan Organisasi Non Pemerintahan Mahasiswa (ONPM). OPM meliputi tiga tingkat,
yaitu (1) Tingkat Universitas, terdiri dari Lembaga Legislatif Universitas (LLU), Lembaga
Eksekutif Universitas (LEU); (2) Tingkat Fakultas, terdiri dari Lembaga Legislatif Fakultas
(LLF), dan Lembaga Eksekutif Fakultas (LEF); dan (3) tingkat jurusan disebut Himpunan
Mahasiswa Jurusan, sedangkan Organisasi Non Pemerintahan Mahasiswa (ONPM) berupa
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).

Lembaga Legislatif Mahasiswa merupakan unsur perwakilan mahasiswa yang dipilih


melalui proses pemilu atau mekanisme tertentu, anggota legislatif sering disebut dewan atau
senator atau legislator. Seorang wakil mahasiswa berkewajiban menampung dan menyalurkan
aspirasi mahasiswa untuk menjadi suatu kebijakan atau peraturan atau Undang-Undang
ditataran mahasiswa. Namun, hingga kini masih banyak masyarakat dan juga mahasiswa yang
masih awam terhadap keberadaan organisasi satu ini. Banyak opini-opini yang bertebaran, baik
di lingkungan masyarakat maupun mahasiswa sendiri. Mengapa begitu?
Lembaga Legislatif Mahasiswa Minim Fungsi? Benar atau Tidak?

Lembaga Legislatif Mahasiswa merupakan lembaga kemahasiswaan yang memiliki


kekuasaan tertinggi legislatif di suatu universitas. Mahasiswa yang ingin menyuarakan aspirasi
mengenai permasalahan di fakultas, jurusan, kolegium, lembaga dan segala sesuatu yang harus
diselesaikan atau pun kritik dan saran, dapat disalurkan melalui Lembaga Legislatif
Mahasiswa. Setelahnya, Lembaga Legislatif Mahasiswa akan menyampaikan aspirasi dari para
mahasiswa kepada Rektor atau Wakil Rektor. Namun, sebelum itu, Lembaga Legislatif
Mahasiswa akan lebih dulu menyaring aspirasi-aspirasi tersebut melalui rapat pleno anggota
Lembaga Legislatif Mahasiswa, dan bila ada sebuah aspirasi yang bersifat urgent (harus segera
diselesaikan) maka, Lembaga Legislatif Mahasiswa boleh langsung segera mengambil
tindakan tanpa harus membahasnya di rapat pleno.

Namun, hingga sekarang, keberadaan Lembaga Legislatif Mahasiswa cenderung lebih


tenggelam atau kalah pamor oleh eksitensi dari Lembaga Eksekutif Mahasiswa yang biasa
mahasiswa kenal dengan sebutan BEM. BEM merupakan Lembaga Eksekutif Mahasiwa yang
memiliki kekuasaan eksekutif tertinggi di suatu universitas. Lembaga Eksekutif Mahasiswa
cenderung lebih dikenal karena kerja-kerja teknis mereka di lapangan dan peran-peran
Lembaga Eksekutif Mahasiswa yang terkesan lebih menyentuh langsung kepada mahasiswa,
sedangkan peran Lembaga Legislatif Mahasiswa terkesan menjalankan peran legislasif yang
berkutat hanya pada pembuatan regulasi.

Peran Lembaga Legislatif Mahasiswa memang hampir tidak terlihat dalam setiap ajang
kemahasiswaan. Karena kuasa Lembaga Legislatif Mahasiswa lebih kearah membuat dan
mengatur semua tatanan keorganisasian. Bahkan, ada kesan yang beredar bahwa Lembaga
Legislatif Mahasiswa hanya berperan temporal ketika membuat regulasi ketika Ospek, Pemilu
Mahasiswa, dan kongres mahasiswa di akhir kepengurusan eksekutif mahasiswa. Hal tersebut
ternyata tidak hanya menjangkit di tataran kekampusan, namun juga terakumulasikan secara
nasional bahwa lembaga legislatif mahasiswa miskin fungsi, dan tak terdengar kiprah dan
gaungnya dibandingkan dengan lembaga eksekutif mahasiswa di tataran nasional seperti BEM
se Indonesia (BEM SI), maupun BEM Nusantara sebagai forum perkumpulan lembaga-
lembaga eksekutif nasional baik dari perguruan tinggi negeri maupun swasta. Walau
sebenarnya Lembaga Legislatif Mahasiswa juga memiliki Forum yaitu Lembaga Legislatif
Mahasiswa Indonesia (FL2MI).
Terkait dengan opini dan kesan yang beredar luas, baik dalam kalangan mahasiswa
ataupun masyarakat. Sudah sepantasnya Lembaga Legislatif Mahasiswa menunjukkan
eksitensi nya dan keistimewaanya yang tidak kalah hebatnya dengan Lembaga Eksekutif
Mahasiswa. Lembaga Legislatif Mahasiswa memiliki peranan dan fungsi yang sangat penting
bagi mahasiswa yang berada di bawah naungan organisasi mahasiswa tersebut. Jadi siapkah
kamu untuk menjadi penerus legislator selanjutnya?

Kesimpulan dan Penutup

Lembaga legislatif mahasiswa memang memiliki suatu pamor dan eksitensi yang
kurang dikenal oleh beberapa mahasiswa. Hal tersebut dikarenakan adanya opini dan kesan
yang beredar bahwa lembaga legislatif mahasiswa memiliki fungsi yang minim. Padahal, justru
dengan adanya legislatif mahasiswa, dapat membuat mahasiswa yang berada di bawah naungan
organisasi nya lebih mudah untuk menyuarakan aspirasi, kritik, dan juga saran demi
kemaslahatan bersama.

Daftar Pustaka

Packer, Peter. “Organisasi Kemahasiswaan”. http://ult.um.ac.id/index.php/organisasi-


kemahasiswaan/ diakses pada pada 8 Oktober 2021 pukul 17.15

Putra, Ara Permana. 2017. “Kuasa Legislatif Di Kampus”. https://patriotik.co/kuasa-


legislatif-di-kampus/ diakses pada 8 Oktober 2021 pukul 18.02

Anda mungkin juga menyukai