Anda di halaman 1dari 4

LEGISLATOR KAMPUS : URGENSI SERTA KONTRIBUSI DIRI

Oleh : Anggi Rahma Dewi Lesmana (2108188)

Kampus diartikan sebagai lingkungan tempat berlangsungnya


serangkaian kegiatan belajar mengajar dan administrasi. Sebagai jenjang
pendidikan tinggi tingkat lanjut dari SMA (Sekolah Menengah Atas) kampus
menjadi pembaruan status seorang pelajar dari siswa menjadi mahasiswa, tatanan
serta strukturnya pun jelas berbeda dengan jenjang pendidikan di bawahnya.

Kampus disebut-sebut mendapat julukan sebagai “miniatur negara” bukan tanpa


sebab, julukan ini didasari oleh struktur organisasi di kampus yang mirip dengan
struktur organisasi negara. Selayaknya sebuah negara, kampus juga memiliki
pemimpin. Mulai dari Universitas yang diibaratkan nasional, fakultas sebagai
provinsinya, dan jurusan sebagai kota madyanya. Konsep pembagian kekuasaan
pun mirip Trias Politica (Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif) walaupun tidak
sepenuhnya diberlakukan contohnya fungsi Yudikatif. Hal ini menimbang satu dua
hal terkait kesesuaian pengimplementasiannya dalam ranah kampus. Pada essay
berikut, penulis memfokuskan isi terkait penjelasan, urgensi, beserta kontribusi
pada badan legislatif kampus.

Badan legislatif kampus memiliki pengertian terkait peran dan fungsi yang hampir
sama dengan peran legislatif pada konsep pembagian kekuasaan negara, yakni
memiliki fungsi sebagai perumus undang-undang atau peraturan dari sebuah negara
yang nantinya akan diberlakukan oleh badan eksekutif. Begitu juga dengan badan
legislatif di kampus. Garis besarnya memiliki tujuan pembentukan sejumlah
peraturan dan kebijakan dengan memprioritaskan kebutuhan dari mahasiswa
kampus sesuai dengan tugas dan wewenang legislatif.

Terdapat setidaknya tiga fungsi pokok dalam legislatif, yakni: legislasi, budgeting,
dan controlling (pengawasan). Tapi dalam ranah kampus, terdapat tambahan fungsi
seperti advokasi dan aspirasi. Fungsi legislasi dalam badan legislatif mengandung
pengertian terkait fungsi perumusan, perancangan, dan pembuatan suatu aturan
maupun perundangan yang harus dijalankan pihak terkait. Juga bersamaan dengan
itu, legislasi berfungsi sebagai budgeting atau pembuat dan penentu rancangan dari
anggaran peraturan dan keuangan dengan badan eksekutif. Sebagai fungsi dari
controlling (pengawasan), legislatif juga bertugas mengawasi kinerja dari badan
eksekutif. Dan sebagai tambahan fungsi, yakni advokasi dan aspirasi menjadikan
badan legislatif sebagai wadah penampung aspirasi serta keluhan dari para
mahasiswa yang nantinya akan di tindak lanjuti sesuai dengan prosedur yang ada
dan sebagaimana mestinya.

Khususnya pada kampus UPI Purwakarta, badan legislatif pun terdapat dalam
organisasi HIMA PGSD (Himpunan Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar)
badan legislatif HIMA PGSD sendiri memiliki wewenang untuk mengadakan
beberapa rapat seperti rapat dengar, rapat pimpinan, rapat komisi, rapat kerja
bersama departemen, dan terakhir rapat pleno.

Terkait dengan struktur keorganisasiannya sendiri badan legislatif HIMA PGSD


terdiri atas ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, badan legislasi, badan aspirasi
dan advokasi, BURT (Badan Usaha Rumah Tangga), komisi satu, komisi dua,
komisi tiga, komisi empat, dan komisi lima. Tugas dari masing-masing nya pun
sudah sangat jelas di atur dalam wewenang badan legislatif sendiri.

Badan legislatif dalam kampus tidak dibuat hanya untuk dekorasi melainkan
sebagai penggerak roda dari fungsi yang seharusnya agar dapat memberikan
kemaslahatan bagi pihak kampus khususnya para mahasiswa-mahasiswanya. Di
kampus UPI PURWAKARTA sendiri, tentunya memerlukan keberadaan serta
kinerja dari bada legislatif. Mengapa tidak? Pasalnya sudah sewajarnya para
mahasiswa khusus nya mahasiswa kampus UPI PURWAKARTA yang terdiri dari
sekumpulan individu kompleks yang jika tidak diberlakukan peraturan yang jelas
serta alur pengaduan juga aspirasi yang tepat juga terstruktur, maka akan sulit bagi
pihak kampus menengahi setiap permasalahan yang ada.

Dengan hadirnya badan legislatif beserta sejumlah peraturan yang telah dibuat,
diharapkan dapat membantu pihak kampus dalam ranah pembuatan kebijakan yang
tepat, penanganan serta penyelesaian permasalahan para mahasiswa nya dengan
efisien dan tertata rapi.
Terkait keurgensian dari badan legislatif sendiri, termaktub dalam keseluruhan
fungsinya. Fungsi pertama sebagai legislasi yaitu pembentukan peraturan dan
perundangan yang beberapa akan di jalankan oleh pihak eksekutif juga beberapa
oleh para mahasiswa lain. Pembuatan peraturan ini tentunya dengan pertimbangan
kemaslahatan para mahasiswa kampus. Fungsi kedua sebagai budgeting ialah agar
jelas pendanaan dan terstrukturnya keuangan. Yang ketiga controlling
(pengawasan) terhadap badan eksekutif agar dalam pelaksanaan perundangan yang
diberlakukan bisa mereka kerjakan dengan baik dan tepat tanpa adanya
penyalahgunaan kekuasaan.

Lalu fungsi yang sangat penting yakni aspirasi dan advokasi sebagai wadah bagi
para mahasiswa menuangkan segala keluh kesah dalam dunia perkuliahan mereka,
juga sebagai sarana aspirasi dari pemikiran kreatif juga inovatif dari para
mahasiswa yang patut diterima dan dipertimbangkan penanganan lebih lanjut ke
depannya.

Anggota atau penggerak dari badan legislatif sendiri disebut dengan legislator.
terkait kontribusi diri saya sendiri sebagai legislator tentunya dengan langkah
pengajuan diri sebagai calon anggota, dan menunjukkan kontribusi dengan wujud
nyata dari penyelesaian penugasan yang di berikan.

Saya harap saya dapat di terima dengan baik, di tempatkan di posisi yang sesuai
dengan keahlian dan minat saya sehingga saya dapat mengambil ucap janji sebagai
pemegang tanggung jawab dari salah satu anggota yang akan terus mengusahakan
yang terbaik agar fungsi dan tujuan dari badan legislatif HIMA PGSD sendiri dapat
terpenuhi serta tercapai dengan tepat dan memuaskan sampai tiba akhirnya habis
masa periode keanggotaan.

Dari pemaparan yang telah saya uraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa badan
legislatif beserta beberapa fungsi serta wewenangnya memiliki urgensi dalam ranah
kampus utamanya kampus UPI PURWAKARTA. Penggerak dari badan legislatif
dinamakan legislator, dan dengan mencalonkan diri sebagai legislator di badan
legislatif sendiri menunjukkan antusias saya untuk bergabung dan mulai
berkontribusi sebagai anggota yang bertanggung jawab melakukan penugasan
dengan sebaik mungkin ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA

Abislom, R. L. (2013). KEDUDUKAN DAN FUNGSI BADAN LEGISLATIF


PASCA AMANDEMEN UUD 1945. LEX ADMINISTRATUM, 1(3).

Nazir Abu Nain, Angkatan 66 Dalam Lintas Sejarah Perjuangan Bangsa


(Jakarta ; cipro media, 2011) pp.70-71.

Umboh, C. J. (2020). PENERAPAN KONSEP TRIAS POLITICA DALAM


SISTEM PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA. LEX ADMINISTRATUM,
8(1).

Anda mungkin juga menyukai