Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

FUNGSI DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA


UNSYIAH DALAM SISTEM ORGANISASI
MAHASISWA UNIVERSITAS SYIAH KUALA

Disusun Oleh

Nama : M. Muhajirin
NIM : 1604102010019

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Badan legislatif adalah badan yang bertugas untuk menyusun kebijakan


atau undang-undang yang diperlukan oleh sebuah negara. Dalam konsep
demokrasi, badan legislatif identik dengan badan perwakilan.Badan perwakilan
itu sendiri merupakan badan yang mewakili dalam membuat/menyusun kebijakan
melalui hak kedaulatan yang dimiliki oleh rakyat sebagai pemegang kedaulatan
tertinggi. di ruang lingkup yang lebih kecil, tepatnya di universitas juga memiliki
dewan perwakilan yang dikenal dengan Dewan Perwakilan Mahasiswa
Universitas (DPMU) yang bertugas mewakili seluruh mahasiswa di universitas
tersebut dalam menyampaikan/menyalurkan segala aspirasi mahasiswa. Di setiap
Universitas yang ada di Indonesia memiliki badan perwakilan atau yang dikenal
dengan DPMU salah satunya Universitas Syiah Kuala. Badan legislatif mahasiswa
beranggotakan wakil-wakil mahasiswa yang dipilih melalui Pemilihan Raya
(Pemira) atau mekanisme tertentu. Seorang wakil mahasiswa mengemban amanat
untuk menampung dan menyalurkan aspirasi mahasiswa untuk menjadi suatu
kebijakan.

Oleh karena itu, dewan perwakilan ini dituntut untuk mampu


mengumpulkan aspirasi mahasiswa serta aktif dalam menyuarakan aspirasi
tersebut untuk di bentuk suatu kebijakan di lingkungan mahasiswa yang kebijakan
tersebut nantinya akan diberlakukan di lingkungan universitas tersebut dan
dilaksanakan oleh seluruh mahasiswa yang masih aktif di universitas tersebut.
Dalam praktik sehari-hari, dewan perwakilan mahasiswa tidak hanya duduk di
kursi dan menerima keluhan atau aspirasi dari mahasiswa, akan tetapi turun ke
setiap ruang lingkup untuk mengumpulkan brbagai keluhan dan aspirasi dari
mahasiswa untuk dibawa ke persidangan sehingga menimbulkan perubahan yang
mengarah pada kemajuan dan kesejahteraan mahasiswa. Sangat ironis apabila
seorang wakil mahasiswa ketika menjalankan tugasnya bersikap pasif dan
cenderung acuh tak acuh tanpa memberikan suatu kontribusi yang berarti bagi
penyelenggaraan kehidupan kemahasiswaan. Secara keseluruhan, badan
perwakilan mahasiswa selain mengumpulkan aspirasi mahasiswa juga harus
berpikir kritis dan tepat sasaran dalam membuat kebijakan. Disamping itu, badan
legislatif mahasiswa juga dituntut untuk aktif mengawasi pelaksanaan dan
mengevaluasi dari praktik-praktik penyelenggaraan sistem tersebut. Hal yang
paling mencolok adalah mengawasi kinerja eksekutif dan seluruh lembaga yang
berada di dalam ruang lingkup universitas itu sendir. Praktik-praktik
penyelenggaraan dapat berupa kebijakan-kebijakan atau proses yang terjadi di
dalam sistem tersebut. Hal ini bertujuan agar terjadi kontrol dan keseimbangan
(check and balances) sehingga menghindarkan penumpukan kekuasaan yang
berdampak pada absolutisme. Untuk itu, disinilah dituntut peran serta dari seluruh
wakil mahasiswa yang duduk di badan legislatif mahasiswa untuk menjalankan
fungsi dari badan tersebut secara menyeluruh.
1.2. Rumusan Masalah

a. Bagaimana mekanisme kerja Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM)


b. Apa tujuan dari pembentukan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM)
c. Apa saja hak dan kewajiban dari Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM)

1.3. Tujuan Pembahasan.

a. Mengetahui bagaimana mekanisme kerja Dewan Perwakilan Mahasiswa


(DPM).
b. Mengetahui hak dan kewajiban dari Dewan Perwakilan Mahasiswa
(DPM).
c. Mengetahui dasar pembentukan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM).
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Mekanisme Kerja Dewan Perwakilan Mahasiswa

Kinerja DPM ditunjukkan dalam hal pengawasan, legislasi, anggaran, dan


advokasi yang dicerminkan dalam kegiatan-kegiatan seperti Sidang Umum,
Sidang Istimewa, rapat-rapat, serta kegiatan-kegiatan yang sehubungan dengan
penggunaan hak keanggotaan DPM.

Berikut penjelasan dari kegiatan-kegiatan DPM :

1. Sidang Umum

Sidang Umum adalah rangkaian kegiatan DPM yang bersifat berkala. Sidang
Umum berfungsi untuk membentuk peraturan kemahasiswaan, menindaklanjuti
aspirasi mahasiswa, serta membahas hal-hal yang dianggap perlu. Sidang Umum
dihadiri oleh seluruh anggota DPM dan pimpinan-pimpinan lembaga-lembaga
eksekutif ( misalnya : BEM dan HMJ ).

2. Sidang Istimewa

Sidang Istimewa adalah kegiatan DPM yang bersifat luar biasa dan berfungsi
untuk melakukan Pelantikan BEM, Penetapan sanksi kelembagaan, dan lain –
lain.

3. Rapat-rapat

Dalam menjalankan tugasnya, DPM memiliki beberapa jenis rapat yaitu :

1. Rapat Kerja, adalah rapat yang dilakukan guna menjalankan fungsi DPM.
Biasanya rapat ini diadakan dengan mitra-mitra kerja DPM (contoh :
Rapat Kerja dengan Pimpinan Fakultas mengenai pelaksanaan jajak
pendapat mahasiswa).
2. Rapat Dengar Pendapat, adalah rapat yang bertujuan untuk melakukan
dengar pendapat dengan pihak-pihak tertentu yang sifatnya bertujuan
untuk mendukung kerja DPM (Contoh : Rapat Dengar Pendapat dengan
Mahasiswa Jurusan Akuntansi mengenai dosen yang bermasalah).
3. Rapat Komisi, adalah rapat yang dilakukan oleh internal komisi yang
bertujuan untuk menjalankan fungsi komisi. (Contoh : Rapat Komisi III
tentang tindak lanjut penyelewangan pimpinan kelembagaan).
4. Rapat Paripurna, adalah rapat yang dihadiri oleh seluruh anggota DPM
yang bertujuan untuk menetapkan sebuah keputusan.
2.2 Susunan, Kedudukan, Tugas, Dan Wewenang, Serta Alat
Kelengkapan

Lembaga legislatif mahasiswa (selanjutnya akan disebut DPM) merupakan


lembaga yang terdiri dari mahasiswa-mahasiswa yang duduk di lembaga tersebut
dengan mengedepankan azaz demokrasi perwakilan. Dalam konteks demokrasi
kampus, lembaga ini berkedudukan sebagai lembaga tertinggi mahasiswa yang
memiliki fungsi antara lain :

1. Fungsi Legislasi
Legislasi merupakan tugas utama dari seorang anggota dewan karena melalui
fungsi ini seorang anggota dewan dapat menyalurkan aspirasinya berdasarkan
suara mahasiswa.

2. Fungsi Pengawasan

Dalam hal ini DPM mempunyai kewajiban untuk memberikan pengawasan


terhadap lembaga eksekutif dalam hal ini Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
Hal ini bertujuan agar lembaga eksekutif bekerja secara optimal dan sesuai dengan
amanat mahasiswa.

3. Fungsi Anggaran

Sudah sepantasnya apabila keuangan mahasiswa di pegang oleh mahasiswa itu


sendiri. Pengelolaan keuangan ini dipegang dan diatur penggunaannya oleh
DPM/Senat Mahasiswa. Senat/DPM mengevaluasi kinerja dari UKM (Unit
Kegiatan Mahasiswa) dan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) sehingga
pengelolaan dana keuangan dan pemberian anggaran dilakukan berdasarkan
kinerja dari ormawa tersebut.

4. Fungsi Advokasi

Fungsi advokasi ini dilakukan untuk menyampaikan keluhan, masukan, saran


dan kritik mahasiswa kepada pihak pengelola universitas agar aspirasi serta
permasalahan yang ada dapat terselesaikan.

DPM mempunyai tugas dan wewenang :

1. Membentuk peraturan kemahasiswaan yang dibahas bersama Ketua BEM


yang bertujuan untuk mendapatkan kesepakatan bersama.
2. Membahas bersama Ketua BEM dengan memperhatikan pimpinan
kelembagaan terkait dalam hal memberikan persetujuan atas rancangan
anggaran kemahasiswaan yang diajukan oleh ketua BEM. :

 Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan


kemahasiswaan.
 Memberikan persetujuan atas sikap dan pandangan politis dari
Ketua BEM.
 Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan kemahasiswaan.
 Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi
mahasiswa.

DPM memiliki beberapa hak yaitu :

i. Hak Interpelasi, yaitu hak yang mempertanyakan kebijakan-kebijakan


lembaga eksekutif.
ii. Hak Budget, yaitu hak untuk mengusulkan anggaran.
iii. Hal Angket, yaitu hak untuk menghimpun pendapat dalam menyikapi
sebuah kebijakan.
iv. Hak Inisiatif, yaitu hak dalam mengajukan rancangan peraturan
kemahasiswaan

Dalam menjalankan fungsinya, DPM memiliki alat kelengkapan yaitu


sekretariat dan komisi-komisi. Sekretariat adalah alat kelengkapan DPM yang
bertanggung jawab dalam pengelolaan administrasi, keuangan, perlengkapan,
serta penyediaan kebutuhan-kebutuhan DPM. Alat kelengkapan ini dipimpin oleh
seorang Sekretaris yang bertanggung jawab langsung kepada Ketua DPM.
Sedangkan untuk menjalankan fungsi-fungsi seperti pengawasan, legislasi,
anggaran, dan advokasi, DPM membentuk komisi-komisi. Alat kelengkapan ini
bukanlah alat kelengkapan pelaksana teknis seperti alat kelengkapan yang terdapat
pada organisasi-organisasi yang bersifat eksekutif. Komisi-komisi hanya
merupakan perpanjangan tangan DPM dalam menjalankan fungsi legislasi,
pengawasan, anggaran, dan advokasi.Dalam kondisi tertentu, DPM dapat
membentuk panitia kerja untuk menindaklanjuti permasalahan-permasalahan
tertentu (Misalnya : Panitia Kerja Pembahasan Wacana Semester Pendek). Panitia
kerja ini terdiri dari anggota-anggota DPM yang diusulkan dan ditetapkan dalam
rapat paripurna. Setelah terbentuk, panitia kerja melakukan rapat untuk memilih
ketua panitia kerja.DPM juga memiliki alat kelengkapan yaitu pimpinan DPM
yang biasanya terdiri dari ketua dan jika dibutuhkan maka dapat dibentuk Wakil
Ketua yang bersifat membantu Ketua DPM. Pempinan DPM memiliki fungsi
sebagai berikut :

 Menjadi juru bicara keputusan-keputusan DPM ke luar.


 Mengatur lalu lintas komunikasi antar anggota DPM dalam sidang
maupun rapat paripurna.
 Menyusun kebijakan penyediaan kebutuhan-kebutuhan DPM bersama
Sekretaris.
 Menjadi juru bicara ke dalam DPM.
 Menetapkan keputusan DPM setelah diputuskan oleh sidang maupun rapat
DPM.
2.3 Hak dan Kewajiban Anggota Lembaga Legislatif Mahasiswa

Setiap anggota DPM berkedudukan sebagai wakil mahasiswa dalam


lembaga DPM. Untuk itu, setiap anggota DPM memiliki hak yang terdiri dari :

 Hak Bertanya, ialah hak untuk mempertanyakan suatu kebijakan.


 Hak Bicara, ialah hak untuk menyampaikan pendapat.
 Hak Suara, ialah hak untuk menetapkan sebuah pilihan.
 Hak Budget, ialah hak untuk mengusulkan anggaran.
 Hak Inisiatif, ialah hak untuk mengajukan rancangan peraturan
kemahasiswaan.

Disamping memiliki hak, anggota DPM juga memiliki kewajiban yaitu :

 Menjalankan tugas sebagai wakil mahasiswa.


 Menghadiri setiap sidang maupun rapat-rapat yang telah ditetapkan.
 Melakukan advokasi kepada mahasiswa yang membutuhkan.
 Menyerap aspirasi mahasiswa yang kemudian dibawa ke dalam sidang
maupun rapat-rapat DPM.
 Menjalankan semua konsekuensi DPM.

Anda mungkin juga menyukai