Anda di halaman 1dari 9

Yuniar Venta Tyas Puspita 1411100072

Jika dalam kehidupan kita diajari dan diarahkan oleh Tuhan melalui Al-Quran, dalam bermasyarakat kita dibayangi norma kesusilaan, jika dalam hidup bernegara kita berpedoman pada hokum dan Undang-Undang, maka dalm Mubes dapat dianalogikan sebagai Al-Quran, norma, dan undang-undang di dalam sebuah berorganisasi di KM ITS. Mubes bagaikan sebuah lentera dalam kegelapan dan koridor dalam menjalankan kehidupan di ITS. Jika sebuah undang-undang pernah mengalami amandemen maka sama halnya mubes pun juga mengalami perubahan sebanyak empat kali sehingga mubes yang saat ini berlaku adalah Mubes IV. Tujuan diadakannya perubahan ini adalah agar segala aspek yang berlaku di dalamnya flexible terhadap segala perkembangan kehidupan kampus saat ini karena ketika kita menyinggung sebuah relevansi, maka yang terpikir dalam benak kita adalah membandingkan beberapa hal yang akan kita cari keterkaitannya. Sebesar apa keterkaitan tersebut maka sebesar itulah relevansinya. Tidak hanya itu saja tetapi kesesuaian yang ada dalam kedua aspek yang diperbandingkan tersebut juga merupakan salah satu nilai yang mempengaruhi relevansi atau bahkan kemampuannya untuk mendukung segala hal yang berkaitan untuk saat ini pun juga akan diperbincangkan. Mubes yang memiliki kedudukan tertinggi di dalam KM ITS tentu harus memiliki relevansi dengan kondisi kekinian yang ada di kampus kita tercinta ini yaitu kampus perjuangan Istitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, karena Mubes inilah yang nantinya akan dipakai sebagai penyelesaian segala masalah yang berkaitan dengan kehidupan yang ada di kampus. Begitu pentingnya sebuah Mubes sehingga pengambilan keputusan dalam Mubes pun tidak dilakukan secara sembarangan. Dalam pengambilan keputusan Mubes ini selalu dihadiri oleh petinggi-petinggi Keluarga Mahasiswa ITS bahkan senat dan para professor pun menghadiri acara tersebut dan tentu saja juga pengambilan keputusan dilakukan dalam waktu yang cukup lama. Hal ini dilakukan agar keputusan yang diambil benar-benar mencapai kata mufakat dan tentu saja memiliki relevansi dengan tata kehidupan kampus dan segala kondisi yang ada saat ini di lingkungan KM ITS. Jadi jika kita ingin melihat seperti apa kehidupan Keluarga Mahasiswa ITS saat ini maka dalam Mubes IV lah tercermin segala kondisi kekiniannya. Dalam Mubes yang terakhir yaitu Mubes IV yang dilakukan tahun 2011 lalu, dilakukan pada periode Presiden BEM ITS Mas Dalu Nuzlul Kirom. Di dalam MUBES IV dapat kita temukan segala macam peraturan yang dipakai sebagai dasar pelaksanaan organisasi di ITS dan segala yang menyangkut dengan KM ITS. Apapun yang ingin kita cari mengenai peraturan organisasi di ITS pasti dapat kita temukan pada Mubes IV yang telah didokumentasikan dalam sebuah buku yaitu buku MUBES IV. Sehingga sudah merupakan hal yang wajar jika Mubes IV memilki relevansi yang tinggi dengan segala bentuk tata kehidupan kampus, system organisasi ITS, dan bahkan cara menyelesaikan masalah-masalah yang ada dalam kehidupan Kampus ITS pun berpedoman pada Mubes IV. Seperti halnya ketika diadakan PEMIRA atau yang kita tahu sebagai nama lain dari pemilu raya dimana dalm event ini yang berhak memberikan suaranya dalam pemira adalah Mahasiswa ITS minimal yang telah berada pada tahun kedua. Tentu saja peraturan ini bukan merupakan peraturan yang dibuat

Yuniar Venta Tyas Puspita 1411100072

tanpa berlandaskan alasan apapun, namun hal ini juga mengacu pada hasil Musyawarah Besar IV yang telah diadakan sebelumnya. Pemilihan Raya yang merupakan suatu event pemilihan Presiden BEM ITS tentu saja bukan merupakan event yang sembarangan. Layaknya kita hidup sebagai warga negara Indonesia, akan tiba saatnya dimana kita harus mengalami masa transisi yaitu masa pergantian penguasa dimana seseorang yang selama ini memimpin negara kita harus rela meninggalkan jabatannya untuk diserahkan kepada kader-kadernya yang kita rasa akan mampu menjalankan tonggak kepemimpinan untuk periode ke depan dan tentu saja pemegang tonggak kepemimpinan nantinya kita harapkan dapat membawa kita pada kehidupan yang lebih baik dari pada sebelumnya. Sehingga bayangkan jika kita salah memilih pemimpin kita maka tentu saja kehidupan kita sebagai warganya pun akan terancam ketentramannya. Hal tersebut kita rasakan dalam event Pemilihan Raya ITS. Oleh karena itu pemegang hak suara hanya diperuntukkan bagi mahasiswa yang minimal sudah berada di tahun kedua. Karena mahasiswa yang berada di tahun kedua minimal sudah menjalani dan merasakan kehidupan kampus selama satu tahun. Sehingga mahasiswa yang berada di tahun kedua dapat dengan bijaksana memilih seseorang yang nantinya akan menjadi pemimpin mereka. Namun untuk mahasiswa yang baru masuk tentu saja belum begitu paham mengenai tata kehidupan kampus dan segala medanmedan yang ada di depannya sehingga dikhawatirkan jika mereka salah memilih maka tentu saja kehidupan kampus kita yang akan menjadi taruhannya. Selain itu untuk mahasiswa baru yang notabene baru saja keluar dari zona nyamannya yaitu Sekolah Menengah Pertamanya masih bersifat labil dan mudah untuk di ombang-ambingkan sehingga masih sangat mudah bagi mereka untuk terjerumus dalam hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti oknum-oknum yang ingin mencari keuntungan pribadi saat berlangsungnya event pemilu raya tersebut. Tidak berbeda dengan peraturan kaderisasi saat ini yang tidak membatasi adanya kaderisasi hanya sampai Bulan Desember dan tidak diizinkan adanya kontak fisik maupun kekerasan. Tentu saja hal ini juga dilandaskan pada Mubes IV. Dari segi positifnya pembatasan waktu kaderisasi ini meminimalisir adanya gangguan dalam menjalankan akademik mahasiswa baru, namun dari segi negativenya, dengan adanya peraturan ini maka yang kita dapatkan dalam kaderisasi adalah fungsi waktu dan bukan merupakan fungus hasil. Jadi bisa dikatakan bahwa nantinya ini akan jadi bahan evaluasi atau PR untuk dicari solusinya sehingga dapat memperbaiki system yang ada agar menjadi lebih baik. Seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya bahwa Mubes IV layaknya sebuah koridor dalam menjalani kehidupan kampus dan segala aspek yang ada dalam KM ITS. Bayangkan jika sekelompok anak yang ingin pergi ke suatu tempat tujuan tertentu namun tidak ada koridor atau jalan yang pasti untuk menuju ke sana maka sudah tentu sekelompok anak tersebut akan banyak yang tersesat dan juga berpencar dari kelompoknya. Sehingga bisa juga kita katakan bahwa Mubes IV merupakan salah satu alat pemersatu Keluarga Mahasiswa ITS. Maka jika disebut *seperti apa relevansi Mubes IV terhadap KM ITS maka tidak perlu dipertanyakan lagi karena sudah tentu bahwa pengambilan keputusan pada Mubes IV juga didasarkan pada evaluasi pada segala permasalahan-permasalahan

Yuniar Venta Tyas Puspita 1411100072

yang ada sebelumnya yang kemudian akan digunakan sebagi pedoman di masa ke depannya. Maka dari itu untuk saat ini ketika kita menghadapi masalah atau kesulitan dalam pengambilan keputusan yang berkenaan dengan segala aspek yang ada di ITS maka kita akan selalu mengembalikannya pada Mubes IV sehingga hal tersebut akan memperkecil segala resiko yang menjadi konsekuensi dalam keputusan yang kita ambil tersebut. Dan karena Mubes IV diputuskan oleh perwakilan-perwakilan yang telah kita tunjuk dan kita percaya sebelumnya sama halnya keputusan yang ada pada Mubes IV adalah keputusan yang berasal dari aspirasi kita juga, sehingga apapun yang ada di dalamnya wajib untuk kita laksanakan untuk menjaga konsistensi kita sebagai salah satu sumber aspirasi dan pembuat keputusan.

Yuniar Venta Tyas Puspita 1411100072

Sebuah keluarga merupakan anugrah Tuhan Yang Maha Esa yang mungkin jika ditukar dengan uang, bahkan seluruh kekayaan di alam semesta yang begitu luas ini tidak akan pernah mampu membayarnya. Namun apakah makna sebuah keluarga yang sebenarnya? Apakah sebuah keluarga hanyalah orang-orang yang secara memiliki hubungan darah dengan kita? Secara teoritis memang seperti itu, tetapi rasanya terlalu sempit untuk memaknai sebuah keluarga dengan sepenggal kalimat tersebut. Keluarga bukan hanya sebuah ikatan darah, namun kita dapat memilih sendiri siapa yang pantas menjadi keluarga kita dan jika kita sudah memiliki keluarga, tentu saja kita selalu ingin memberikan yang terbaik untuk keluarga kita. Sama halnya dengan KM ITS, sebuah keluarga baru yang kita miliki ketika kita memilih untuk menjadi bagian dari sebuah institusi ternama yang sering dikenal sebagai Kampus Perjuangan yaitu Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. KM ITS merupakan sampel dari sosok-sosok yang ada dalam ITS, jika ITS dianalogikan sebagai manusia maka KM ITS adalah sebuah identitas. Seperti apa orang melihat KM ITS maka seperti itulah bayangan sosok-sosok yang ada di dalamnya Dalam hal ini untuk menjaga agar KM ITS yang telah bersinar ini tidak kehilangan cahayanya tentu saja individu-individu didalamnya pun juga harus memiliki karakter atau kepribadian yang kuat. *Pribadi ideal yang dibutuhkan oleh sebuah KM ITS menurut saya adalah sosok seperti seekor barangberang. Berang-berang memiliki karakter unik yang begitu kuat yaitu berintegritas tinggi, eksentrik, bekerja keras, tidak mudah menyerah dan memiliki loyalitas tinggi. Mungkin akan lebih jelas jika saya mengupas satu persatu dari karakter tersebut. Integritas merupakan aset yang tak berwujud dimana integritas itu sendiri adalah bertindak secara konsisten. Seseorang yang tidak memiliki integritas adalah orang yang akan mengacaukan system dan tatanan hukum, karena seseorang yang tidak memiliki integritas tidak akan dapat menjaga komitmennya dan tidak akan konsisten dengan apa yang telah diucapkan maupun yang dia lakukan sebelumnya. Bisa dibayangkan ketika individu dalam KM ITS yang saya analogikan sebagai identitas dari sebuah tubuh tidak memiliki integritas tinggi, maka sudah dapat dipastikan citra buruk ITS di mata umum akan selalu membayangi kita. Integritas akan menghasilkan sebuah karakter yang unggul dimana seorang individu yang memiliki integritas tinggi akan mudah dipercaya individu lain, kompetitif, dan kooperatif. Untuk itulah seorang pemandu harus memeiliki integritas tinggi dalam segala hal untuk dapat menjadi contoh bagi individu lain. Karakter yang kedua yang saya inginkan adalah eksentrik. Eksentrik adalah sifat yang menonjol yang dapat membedakan individu satu dengan individu lain sehingga dia akan terlihat istemewa dibanding individu lainnya. Tentu saja yang saya maksud adalah tipe eksentrik dalam kategori yang positif dimana jika saya analogikan seseorang yang eksentrik tersebut adalah sebuah mutiara diantara jutaan kerikil disekitarnya, hal ini akan mendorong kerikil-kerikil disekitarnya ingin mengubah dirinya menjadi sebuah mutiara. Dengan begitu maka akan semakin banyak mutiara-mutiara yang ada dalam lingkungan tersebut. Dan ketika semakin banyak kerikil yang berubah menjadi mutiara,

Yuniar Venta Tyas Puspita 1411100072

maka mutiara asli tersebut secara otomatis akan menjadi sebuah berlian. Hal ini sepertinya sangat tidak logis dan sulit dipercaya, akan tetapi coba ketika hal ini dianalogikan dengan kepribadian seseorang. Seseorang yang memiliki kepribadian baik bagaikan mutiara, meskipun dia berada di tengah kepribadian individu lain yang saya analogikan kerikil-kerikil tajam dan tidak berbentuk, maka dia akan tetap terlihat indah dan berkilau. Baik secara langsung maupun tidak langsung, tentu saja hal ini akan mempengaruhi individu lain untuk mengubah kepribadiannya menjadi lebih baik sehingga saya analogikan dengan kerikil yang menjadi mutiara. Tentu saja dengan begitu seseorang yang tadinya merupakan inspirator, secara otomatis telah memiliki kepribadian jauh lebih baik lagi yang saya analogikan dengan berlian, karena dia telah mampu mengubah jutaan kerikil menjadi mutiara. Seperti itu pula KM ITS yang sudah seharusnya menjadi panutan untuk individu lain. Karakter yang ketiga yang saya inginkan adalah bekerja keras. Seperti halnya berang-berang, seekor berang-berang yang memiliki tubuh mungil mampu membuat bendungan pada sungai yang memiliki arus yang cukup deras. Hal ini karena berangberang memiliki karakter yang bekerja keras. Berang-berang tidak akan berhenti bekerja sebelum apa yang dia inginkan tercapai. Sama halnya dengan pribadi individu dalam KM ITS, untuk membuat ITS semakin mempesona di mata publik tentu tidak akan mudah, oleh karena itu sangatlah dibutuhkan seseorang yang memiliki karakter bekerja keras. Seperti kata pepatah *Tidak ada orang sukses mendaki tebing dengan tangan di saku. Puncak tebing bagi individu dalam KM ITS adalah ketika dia dapat berkontribusi dan menjadi bagian dari kemajuan ITS, untuk itu individu KM ITS membutuhkan tangan-tangannya untuk mencapai puncak tebing tersebut. Selain itu untuk mewujudkan impian-impian besar ITS maka sangat dibutuhkan sebuah keajaiban. Dan keajaiban itu pasti ada, karena keajaiban hanyalah kata lain dari bekerja keras. Karakter yang selanjutnya yang saya inginkan adalah tidak mudah menyerah. Seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya bahwa untuk mewujudkan mimpi-mimpi besar ITS bukanlah hal yang mudah dan tentu saja sangat membutuhkan energy yang besar. Selain itu, akan banyak sekali tantangan dan hambatan yang akan dihadapi. Namun jika kita menganggap hambatan dan tantangan tersebut hanyalah sebuah gundukan batu di tengah jalan dan kita dapat menikmati gronjalannya maka kita akan mudah untuk melewatinya. Di samping itu setiap apa yang kita lakukan pasti akan ada tantangan dan hambatan tapi di balik resiko yang besar tersimpan pula kesuksesan yang besar. *Untuk itulah diperlukan karakter yang pantang menyerah seperti sebuah karang yang dapat berdiri tegar di tengah-tengah ombak yang terus menghempasnya. Dan karakter yang terakhir saya inginkan adalah loyalitas. Saya menyebutkan loyalitas di tempat yang terakhir karena karakter inilah yang saya anggap paling penting, karena ketika meskipun kita sudah memiliki berbagai karakter emas, namun apabila kita tidak memiliki loyalitas, maka hal tersebut tidak akan berguna bagi lingkungannya. Dan bagaimana kita mendapatkan sifat loyalitas tersebut, tentu saja yang pertama harus kita miliki adalah cinta. Ketika seseorang memiliki rasa cinta terhadap suatu hal maka loyalitas tersebut akan timbul dengan sendirinya. Dan ketika

Yuniar Venta Tyas Puspita 1411100072

kita memiliki loyalitas tinggi terhadap suatu hal, maka kita akan dengan mudah rela memberikan apapun yang terbaik yang kita miliki. Sama halnya dengan seorang mahasiswa, ketika dia memiliki rasa cinta yang besar terhadap institut, bangsa, dan negaranya maka dengan segenap upaya yang dia miliki akan berusaha memberikan yang terbaik. Sebagai salah satu bagian dari KM ITS, tentu saja kita harus memberikan yang terbaik bagi ITS melalui ilmu pengetahuan dan teknologi yang kita miliki diiringi dengan spiritual yang baik, dengan hal tersebut secara tidak langsung kita sudah memperbaiki kualitas generasi penerus bangsa dan Negara kita. *Meskipun sepintas hal ini terlihat tidak berarti, akan tetapi jika ini dirasakan oleh jutaan mahasiswa lain di Indonesia, maka tidak akan mustahil jika Indonesia emas dan sejahtera yang kita citacitakan sejak puluhan tahun yang lalu menjadi nyata. Karena di tangan mahasiswalah tergenggam arah bangsa. Saya rasa cukup sekian essay yang dapat saya tuliskan, mohon maaf jika dalam essay ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan dalam isi maupun tulisannya. Hal ini semata-mata karena kekurangan yang saya miliki. Akhir kata saya ingin menyampaikan bahwa seseorang yang berjiwa emas bukanlah mereka yang sukses untuk dirinya sendiri tetapi seorang yang berjiwa emas adalah mereka yang berjiwa besar membawa individu lain untuk sukses bersamanya. Demikian essay yang saya buat terimakasih atas perhatiannya.

Yuniar Venta Tyas Puspita 1411100072

*Bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki pemuda-pemuda sebagai generasi penerus untuk kemajuan menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Sebuah negara dan bangsa yang besar dengan segala kemampuan dan kekuatannya pastilah dipimpin oleh seorang pemimpin besar dan hebat yang pasti suatu ketika nanti akan mencapai titik dimana ia harus berhenti memimpin dan digantikan dengan generasi selanjutnya. Siapakah generasi selanjutnya itu? Disinilah peran pemuda sebagai iron stock yang siap menjadi pemuka ketika waktu memintanya. Seperti kata Bung Karno, Berikan aku 10 pemuda yang tangguh maka aku akan menggemparkan dunia. Begitu penting peran pemuda disini. Lalu muncullah pertanyaan selanjutnya. Pemuda yang seperti apakah yang dapat memimpin bangsa dan bahkan menggemparkan dunia? Jawabannya adalah ada pada diri kita, mahasiswa. Mahasiswa yang menempuh pendidikan tertinggi menurut strata pendidikan ini, hanyalah berjumlah 0,7 % dari seluruh total jumlah penduduk di Indonesia. Angka yang sangat sedikit tentunya apabila kita melihat sebegitu banyaknya rakyat Indonesia hingga terbentang dari Sabang sampai Merauke. Oleh karena itu, sebagai seorang mahasiswa patut bagi kita untuk mengemban amanah sebagai generasi penerus yang bertujuan untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik tentunya atau bahkan seperti kata Bung Karno, untuk menggemparkan dunia sekalipun hanyalah dengan 10 orang pemuda. Tentunya hal tersebut tercermin pada mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya ( ITS ) dengan PFM ( Peran dan Fungsi Mahasiswa) nya. Jika melihat lebih ke dalam lagi, mahasiswa ITS terbagi ke dalam fakultas- fakultas dan jurusan yang antara satu sama lain pasti berbeda namun tetap berorientasi yang sama untuk bangsa Indonesia. Seperti halnya mahasiswa FMIPA, dengan caranya sendiri untuk mengekspresikan peran dan fungsinya sebagai mahasiswa. *FMIPA ITS sebuah institusi ternama yang setiap tahunnya melahirkan ilmuwan-ilmuwan bangsa dan merupakan tonggak kemajuan ilmu pengetahuan bangsa ini. Benarkah Mahasiswa FMIPA ITS merupakan ilmuwan bangsa? Jawabannya ada di tangan kita masing-masing. Seorang ilmuwan adalah mereka yang peka dengan lingkungannya, mereka yang selalu dapat menganalisis kekurangan-kekurangan yang ada, mereka yang dengan sepenuh hati berusaha memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada dengan cara dan metodenya masing-masing, mereka yang tidak pernah menyerah untuk dapat memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negaranya. *Mahasiswa FMIPA ITS di mata publik memang dicap sebagai ilmuwan-ilmuwan bangsa dan kader-kader bangsa terpilih. Tentu saja kita berharap ini bukan hanya sekedar omong kosong. Layaknya sebuah bintang yang hanya indah ketika dilihat dari jauh, namun ketika kita semakin mendekat bintang tersebut akan terlihat biasa saja. Ini bukan cerminan Mahasiswa FMIPA ITS karena Mahasiswa ITS layaknya sebuah berlian yang semakin didekati maka dia akan terlihat semakin berkilau dan memancarkan pesonanya. Kita tentu mengenal seorang Thomas Alfa Edisson, seorang ilmuwan dunia ternama dan merupakan salah satu orang-orang yang namanya tercatat dalam deretan orang paling berpengaruh di dunia. Ketika teman-teman sebayanya

Yuniar Venta Tyas Puspita 1411100072

berkutat demi kemajuan hidupnya, dengan intuisinya berusaha memperbaiki kehidupan bangsanya bahkan kehidupan umat di seluruh dunia dengan membuat ola lampu yang saat ini merupakan penerang utama ketika matahari sudah tidak menampakkan dirinya lagi. Mungkin jika disebut Thomas Alfa Edisson yang terlintas dalam benak kita masing-masing adalah Iya lah wajar saja. Untuk seorang Thomas Alfa Edisson membuat bola lampu tentu bukanlah hal yang sulit. Thomas Alfa Edisson kan beda dengan kita. Pikiran picik seperti itu haruslah kita buang jauh-jauh dan kita kubur sedalam-dalamnya karena pikiran tersebut nantinya akan dapat menghambat kita dalam berkarya untuk bangsa dan negara ini. Kita harus tahu bahwa membuat sebuah bola lampu bukan lah hal yang mudah bagi Thomas Alfa Edisson. Bahkan Thomas Alfa Edisson pernah mengalami kegagalan 1000kali dan sebanyak itulah Thomas Alfa Edisson kembali bangkit dan berusaha menjadi lebih baik. Meskipun Thomas Alfa Edisson tidak banyak mendapat dukungan dari ilmuwan-ilmuwan lain di dunia namun itu tidak megurangi semangatnya untuk tetap berkarya. Jika kita berpikir menjadi seorang Thomas Alfa Edisson adalah hal yang mustahil sudah tentu itu merupakan pikiran yang salah. *Jika dikatakan menjadi Thomas Alfa Edisson membutuhkan keajaiban itu memang pernyataan yang benar dan keajaiban itu pasti ada karena keajaiban hanyalah sebua kata lain dari bekerja keras. Sama halnya dengan keramik, sebelum menjadi keramik berkualitas dan memiliki harga jual tinggi keramik harus melalui tahap ditempa berkali-kali dengan keras dan dibakar dalam suhu tinggi. Tidak lain dengan berlian, berlian belum dapat dikatakan sebagai berlian dan belum meliliki harga jika berlian belum ditempa dan diasah berkali-kali. Maka sebagai calon ilmuwan bangsa, sudah sepatutnya kita berjuang untuk kehidupan yang lebih baik di masa kedepan. Tentu saja hidup yang lebih baik ini bukan hanya unuk kita individu tapi juga untuk kesejahteraan bangsa dan negara serta untuk menuju Indonesia emas karena. Mahasiswa FMIPA ITS sudah selayaknya menjadi berlian di antara mutiara. *Di sini saya tidak mengatakan mutiara di antara lumpur tapi saya mengatakan berlian di antara lumpur karena tentu bukan Mahasiswa FMIPA ITS jika membiarkan lingkungan sekitarnya masih berupa lumpur. Tapi seorang Mahasiswa FMIPA ITS akan mengubah lumpur tersebut menjadi mutiara sama seperti dirinya. Dan ketika lingkungannya sudah menjadi lebih baik dari sebelumnya, maka rasanya bukan hal yang terlalu besar jika dia dianalogikan menjadi sebuah berlian krena untuk memperbaikii kehidupan lingkungan sekitar kita bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah layaknya membalikkan telapak tangan. Yang harus kita tahu juga bahwa seorang ilmuwan bangsa akan menganggap proses kehidupannya sebagai proses belajar yang tiada henti untuk mengembangkan lingkaran pengetahuan di saat yang sama mereka juga sadar bahwa betapa lingkaran ketidak tahuan juga semakin membesar. Maka sudah seharusnya kita belajar dari pengalaman dan tidak segan untuk mengikuti pelatihan mendengarkan orang lain, bertanya, ingin tahu, meningkatkan ketrampilan dan minat baru. Oleh sebab itu gunakan setiap kesempatan kita untuk memaksimalkan segala usaha untuk melahirkan karyakarya dan prestasi serta untuk menunjukkan bahwa kamilah yang pantas untuk disebut sebagai ilmuwan bangsa. *Dengan cara inilah kita akan menyadari bahwa masa depan

Yuniar Venta Tyas Puspita 1411100072

bangsa ddan negara ini berada di pundak kita semua Mahasiswa FMIPA ITS karena sesungguhnya miniatur negara ada pada kehidupan kampus, maka untuk melihat masa depan bangsa cukup kita lihat kehidupan kampus sekarang. Khususnya jika kita ingin melihat perkembangan ilmu pengetahuan bangsa Indonesia di masa depan cukup dengan melihat Mahasiswa FMIPA ITS sekarang karena kamilah tulang punggung ilmu pengetahuan bangsa Indonesia. Mengingat bagitu berpengaruhnya mahasiswa untuk membina bangsa agar menjadi bangsa yang lebih maju. Mahasiswa FMIPA ITS yang terkenal dengan sifat rajin dan uletnya harus mampu menjadi kader pembina bangsa yang tidak hanya baik di dalam saja namun juga harus mampu menunjukkan karakter mahasiswanya ke dunia luar. Berikan kesan kepada masyarakat dan rakyat Indonesia bahwa Mahasiswa FMIPA ITS adalah ilmuwan bangsa yang memiliki karakter yang patut dicontoh dan diteladani untuk mengembangkan bangsa, memberikan pengaruh, dan menjadikan anak- anak bangsa yang lain menjadi penggerak bagi kemajuan bangsa Indonesia. *Ingatlah bahwa tidak ada orang sukses mendaki tebing dengan tangan di saku. Seorang pendaki tebing yang sukses mencapai puncak tebing akan membiarkan tangannya lecet-lecet dan terluka demi tercapainya tujuan. Maka kita Mahasiswa FMIPA ITS sudah sepatutnya menggunakan tangan-tangan kita untuk berkarya, menguras pikiran kita untuk kehidupan bangsa Indonesia yang lebih baik karena di tangan kitalah tergenggam arah bangsa. *Dengan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi dan diimbangi dengan spiritual diri marilah kita bangun bangsa Indonesia yang besar. Mari bersama-sama kita satukan langkah kita untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia untuk menjadi Indonesia emas. Demikian yang dapat saya sampaikan dalam essay kali ini. Mohon maaf yang sebesar-besarnya jika dalam penulisan maupun isi dari essay ini masih banyak sekali kekurangan. Karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT dan manusia adalah tempatnya salah. Terimakasih juga atas kesempatan yang diberikan. Akhir kata Wassalamualaikum Wr Wb.

Anda mungkin juga menyukai