Anda di halaman 1dari 16

Makalah

Untuk Memenuhi Tugas

Besi Cor

Mata Kuliah : Pengetahuan Bahan Teknik

Dosen Pengampu : Asfarina M.T

Disusun Oleh :

Rezza Agung Fahlevi (62190808)

Deny Dwi Prasdianto (62190794)

Gede Bayu Priyanto (62190809)

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 BANYUWANGI


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala Yang Maha Pemurah dan Lagi
Maha Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang
telah melimpahkan Hidayah, Inayah dan Rahmat-Nya sehingga saya mampu menyelesaikan
penyusunan makalah Pengetahuan Bahan Teknik dengan judul “Besi Cor” tepat pada
waktunya.

Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini bisa memberikan manfaat
kepada semua pihak. Dan jangan lupa kritik serta sarannya terhadap makalah ini dalam
rangka perbaikan makalah-makalah yang akan datang.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. 1

DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................3

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................3


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................3
1.3 Tujuan......................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................4

2.1 Penmbekuan Besi Cor..............................................................................................4

2.2 Struktur Besi Cor......................................................................................................5

2.3 Kekuatan Besi Cor...................................................................................................7

2.4 Besi Cor yang Mempunyai Kekuatan Tarik Tinggi.................................................8

2.5 Coran Cil..................................................................................................................8

2.6 Pengaruh Unsur-Unsur Paduan pada dalamnya Cil.................................................8

2.7 Perlakuan Panas Besi Cor Cil...................................................................................9

2.8 Penggunaan Coran Cil..............................................................................................9

2.9 Besi Cor Meleabel..................................................................................................10

2.1.1 Besi Cor Nodular.................................................................................................11

2.1.2 Pencairan Besi Nodular.......................................................................................11

2.1.3 Struktur dan Sifat-sifat Mekanik Besi Cor Bergrafit Bulat.................................12

2.1.4 Besi Cor Paduan..................................................................................................13

BAB III KESIMPULAN & SARAN.......................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Besi cor adalah satu bahan yang sangat penting yang dipergunakan sebagai bahan coran
lebih dari 80%. Daerah komposisi kimia ditetapkan dalam diagram keseimbangan Fe-C pada
batas kelarutan karbon pada besi cor yang nyata terdiri dari paduan yang berkomponen
banyak yang mengandung Si, Mn, P, S dan unsur-unsur lainnya.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh yang ditimbulkan oleh besi cor dituangkan terhadap sifat fisis dan
mekanis besi cor kelabu pada titik-titik tertentu?
1.3 Tujuan

1. Mahasiswa dapat memahami karakteristik dan pengertian Besi cor


2. Mahasiswa dapat memahami jenis dan sifat besi cor

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pembekuan Besi Cor

Seperti telah diketahui dari diagram keseimbangan Fe-C, kalau besi cor cair dari
hipoetektik atau hipereutektik didinginkan, akan membeku menjadi kristal berupa
austenit primer atau grafit primer setelah sampai kepada garis cair seperti ditunjukkan
secara skematik. Setelah samapai eutektik, fasa berupa grafit – austenit menginti dan
tumbuh disekitar kristal primer. Pada saat ini grafit tumbuh ke segala arah dengan
menyentuh cairan. Dan membentuk cabang-cabang sesuai dengan laju pertumbuhannya,
dan sebagai akibatnya akan terbentuk kumpulan eutektik yang hampir menyerupai
bentuk bola. Ini dinamakan sel eutektik. Dalam mengandung unsur-unsur lain yang
kemudian beku, jadi selanjutnya pembekuan berakhir. Sehingga struktrur dari besi cor
terdiri dari grafit yang berbentuk serpih-serpih berada pada matriks besi.

4
kelabu. Kalau laju pendinginan pada pembekuan tinggi, Fe3C-austenit dari eutektoid
mengkristal yang menunjukkan patahan berwarna putih, oleh karena itu besi cor ini

dinamakan besi cor putih. Dalam besi cor apakah terbentuk grafit atau terbentuk sementit
tergantung pada Iaju pendinginan tetapi juga sangat dipengaruhi oleh komposisi kimia. Pada
umumnya unsur-unsur bertanggung jawab terhadap percepatan penggrafitan pada waktu
pembakuan besi cor dan unsur-unsur yang bertanggung jawab keadaan sebaliknya disebut
dalam urutan menurut kemampuannya sebagai berikut :

Unsur-unsur yang mempercepat penggrafitan:

Si, Ti, Ni, Al, Co Au, Pt

Unsur-unsur yang menghambat penggrafitan:

Cr, Te, S, V, Mn, Mo, P, W, Mg, B, O, H, N

2.2 Struktur Besi Cor

Gb.2.37 menunjukkan distribusi dari serpih grafit dalam besi cor menurut

klasifikasi American Castings Association. A adalah struktur yang paling disenangi

karena besi cor ini menunjukkan serpih grafit yang mempunyai panjang medium
terdistribusikan sembarang. B biasanya terdapat di sekitar permukaan coran di mana laju

pendinginan agak cepat, di sini pusat dari sel eutektik menyebabkan butir grafit yang

halus karena pendinginan super dan di sekelilingnya dilanjutkan dengan serpih grafit.

Struktur ini dinamakan struktur bergrafit bunga ros. Pada C grafit primer mengkristal

secara kasar dalam hal hipereutektik akan m emberikan sifat-sifat mekanis yang rendah.

5
Pada D disebabkan karena pendingin lanjut yang sangat pada waktu pembekuan semua grafit
menajdi halus. Ini dinamakan grafik eutektik atau grafit panas lanjut, sehingga besi cor
mempunyai kekuatan yang tinggi tetapi kurang ulet. E biasanya timbul kalau kadar karbon
kurang, grafit terdistribusikan di antara austenit primer yang tumbuh besar-besar.
Keuletannya sangat rendah seperti halnya B. Distribusi grafit semacam itu terutama
dipengaruhi oleh adanya komoponen lain selain dari pada C serta oleh laju pendingin pada
waktu pembekuan. Selanjutnya struktur matriks yaitu ferit dan perlit ada pada perbandingan
yang berbeda-beda tergantung pada laju pendingin pada waktu melalui tempratur
transformasi eutektoid dan juga tergantung pada kandungan unsur lain, yang juga
memberikan pengaruh kepada berbagai sifat besi cor. GB 2.38 adalah diagram Meurer yang
menunjukkan hubungan antara C dan Si dalam presentase dan struktur besi cor pada laju
pendinginan yang tetap sedangkan GB 2.39 adalah diagram struktur Greiner – Klingenstein
yang menjukkan

6
2.3 Kekuatan Besi Cor

Besi cor umumnya diklasifikasikan oleh kekuatan tariknya, besi cor yang mempunyai

kekuatan tarik 30 kgf/mm2 disebut besi cor konstruksi yang berkekuatan tinggi. Dalam besi
cor, graflt terdistribusikan dalam matriks, yang kalau ada tegangan terjadi konsentrasi
tegangan di sekitar grafit yang akan menyebabkan retak, jadi kekuatannya sangat dipengaruhi
oleh jumlah, bentuk dan distribusi graflt. Jumlah grafit ditentukan oleh komposisi kimia
sebagai berikut: Jumlah karbon eutektik : 4,26- 0,3 I (9bSD -0,33(%P) * 0,27(%Mn) Jumlah
karbon sebenarnya dibagi dengan karbon eutektik ini menyatakan sejauh mana komposisi
kimia besi cor menyimpang dari pada komposisi komponen eutektik, ini yang disebut derajat
eutektik S". Yang disederhanakan untuk bisa dipergunakan sbb:

Kalau S" menjadi besar jumlah grafit meningkat dan sifat-sifat mekaniknya menjadi buruk.
Hubungan itu adalah :

yang sering dipakai sebagai hubungan standar. Apabila perbandingan antara

kekuatan tarik yang diukur dan kekuatan standar disebut kekuatan relatif, dan kalau

7
harga ini lebih besar dari I maka bahan tersebut mempunyai kualitas tinggi. Dengan cara
yang sama, perbandingan antara kekerasan yang diukur dan kekerasan standar di atas
dinamakan kekerasan relatif. Bahan yang mempunyai harga kurang dari I mudah dikerjakan
dengan mesin, dan kalau lebih besar dari I umumnya bahan tersebut mempunyai sifat-sifat
metalurgi yang kurang baik.

2.4 Besi Cor yang Mempunyai kekuatan tarik tinggi

Untuk mendapat besi cor yang mempunyai kekuatan tarik tinggi dengan kekuatan tarik di
atas 30 kgf/mm2, harga S" harus lebih kecil. Besi cor dengan S" yang kecil mempunyai
kecairan yang jelek dan mudah membentuk rongga-rongga, tegangan sisa, melenting, dan
cacat-cacat lainnya atau mudah menjadi besi cor putih. Setelah diadakan studi yang lama
mengenai hal ini untuk besi cor yang mempunyai kekuatan tarik tinggi, maka sekarang secara
luas dipergunakan cara dengan menambahkan kepada cairan besi yang mempunyai S" yang
rendah sedikit kalsium silikon atau ferro silikon beberapa saat sebelum penuangan, yaitu
untuk mencegah terjadinya besi cor putih, dengan demikian maka grafit yang halus
terdistribusikan secara merata pada matriks perlit. Proses penambahan paduan tersebut
dinamakan inokulasi, yang secara besar-besaran telah menghasilkan besi cor meehanit.

2.5 Coran Cil

Besi cor cair yang mempunyai komposisi kimia yang cocok dituangkan dalam sebuah
cetakan logam atau cetakan sebagian dari logam, bagian yang mengenai cetakan logam
tersebut terdinginkan secara cepat menjadi besi cor putih yang sangat keras, sedangkan
bagian lainnya menjadi besi cor kelabu yang memberikan keuletan lebih baik. Pengecoran ini
dinamakan pengecoran cil.

2.6 Pengaruh Unsur-Unsur Paduan pada dalamnya Cil

Tebalnya suatu bagian yang menjadi besi cor putih dinamakan dalamnya cil. Dalamnya cil
ditentukan oleh ukuran cetakan logam dan komposisi besi cor. GB. 2.40 menunjukkan
pengaruh unsur-unsur paduan pada dalamnya cil.

8
2.7 Perlakuan Panas Besi Cor Cil

Coran cil mempunyai perbedaan laju pendinginan disetiap tempat dan mempunyai
perbedaan struktur mikro, yang menyebabkan tegangan-tegangan sisa yang bisa
menyebabkan deformasi dan keretakan, jadi tegangan sisa ini perlu dihilangkan dan perlu
pemanasan untuk memperbaiki struktur mikronya. Sebaiknya diadakan perlakuan panas
supaya yang tumbuh secara kasar pada lapisan cil pada coran larut menjadi fasa ý, dan
kemudian membentuk presipitat yang sedapat mungkin berbentuk bola, dalam hal ini
penggrafitan dicegah titikdengan pengaturan struktur mikro secara tersebut diatas, maka
kekuataan tariknya diperbaiki lebih dari 40% dan harga inpectnya diperbaiki sampai 30-50%.
Sebagai contoh perlakuan panas dengan memanaskan sampai 820ºC untuk 9 jam, pada 870ºC
untuk 7 jam, laju pendinginan 10ºC per jam sampai 650ºC secara perlahan-lahan dan
kemudian didinginkan di udara.

2.8 Penggunan Coran Cil

Coran cl yang mempunyai sifat keras pada permukaannya dan ecara keseluruhannya masih
ulet banyak dipergunakan untuk roda-roda, dan rol-rol. Rol penghancur, rol untuk pengerolan
logam, rol untuk kertas, perkakas pertanian, pompa pasir.

9
2.9 Besi Cor Meleabel

Grafit yang berbentuk daun pada besi cor tidak menguntungkan ditinjau dari segi

kekuatan. Untuk memperbaiki keuletannya bentuk tersebut dirubah menjadi bentuk

bongkahan. Besi cor yang mempunyai bentuk graflt tersebut dinamakan besi cor maleabpl.

Besi cor yang dibuat dengan dekarburisasi, mempunyai warna patahannya putih

dinamakan besi cor maleabel perapian putih, sedangkan besi cor yang dibuat dari besi

cor putih dianil untuk mengubah Fe3C menjadi grafit dan Fe, mempunyai patahan

yang warnanya hitam dinamakan besi cor maleabel perapian hitam.

Besi cor maleabel perapian putih terdekarburisasikan dari permukaan, hal itu membatasi
ketebalan coran sampai kira-kira 9-15 mm.

Besi cor maleabel perapian hitam bisa dibuat lebih tebal dengan mengatur komposisinya

dan waktu anilnya. Dalam daerah prosentase 2,2-3,0% dan 0,8-1,3%Si,

prosentase yang terendah dipergunakan untuk produk yang tebal dan prosentase yang

lebih tinggi untuk produk yang kurang tebal. Gb. 2.41 menunjukkan penganilan

dalam dua tahap. Tahap pertama penggrafitan sementit bebas pada 870-950'C, dan

tahap kedua adalah untuk penggrafitan Fe:C dalam perlit pada 700-760'C. Dengan

demikian akan terjadi matriks ferit sebagai struktur, di mana kelompok grafit terdispersikan

10
Besi cor maleabel perlitik mempunyai matriks perlit dengan kekuatan dan

ketahanan aus yang lebih baik. Besi cor ini banyak dipergunakan yang diproduksi

sebagai berikut:

1) Setelah penggrafitan tahap pertama selesai, penggrafitan yang kedua tidak

dilakukan dan karbon yang terikat tetap dipertahankan.

2) Setelah tahap penggrafitan yang pertama dan kedua selesai, kemudian dipanaskan

pada temperatur atau di atas temperatur transformasi untuk mempresipitasikan

karbon yang terikat.

3) Mempergunakan besi cor yang mengandung 0,60% atau lebih dari Mn atau 0,5%

atau kurang dari Mo dan Cr, yang dimaksudkan untuk menahan perlit walaupun

ini terjadi pada penggrafitan standar.

2.1.1 Besi Cor Nodular

Kalau Mg atau Ce ditambahkan kepada cairan besi cor, maka grafit pada coran

menjadi berbentuk bulatan. Dibandingkan dengan grafit yang mempunyai bentuk serpihan
seperti daun, grafit yang berbentuk bulat atau nodular mempunyai derajat konsentrasi
tegangan yang sangat kecil, maka kekuatan besi cor menjadi lebih baik. Unsur-unsur lain
yang dapat membulatkan grafit yaitu Ca, Na, K, Li, Ba, Sr, Zn, dsb. Telah dikenal, tetapi
didasarkan atas masalah harga maka dipilih untuk Mg yang paling menguntungkan.

2.1.2 Pencairan Besi Nodular

Komposisi besi cair Sc≥1, yaitu komponen hipeurutektik dipergunakan karena mempunyai
mampu cor yang baik dan penggrafitan bulat yang mudah. Unsur oksigen dan belerang
mempunyai afinitas yang sangat kuat dengan Mg, oleh karena itu menekankan penggunan
Mg sekecil mungkin maka perlu diadakan dioksidasi dan desufurisasi sebelumnya. Didalam
tungku atau diluar tungku. Unsur-unsur lain yang menahan

11
penggerafitan bulat ditunjukkan bulat pada tabel 2.17.

2.1.3 Struktur dan sifat-sifat mekanik besi cor bergrafit bulat

Sejak berhasilnya pembulatan grafit dalam besi cor, berbagai bentuk grafit mulai

diamati antara bentuk sepih dengan bentuk bulat, maka pada Kongres Pengecoran
lnternasional pada tahun 1962, bentuk-bentuk grafit tersebut diklasifikasikan seperti

ditunjukkan dalam Gb. 2.42. Bentuk I adalah grafit serpih yang biasa, bentuk II bentuk

grafit yang berujung runcing yang biasa terjadi kalau kelebihan unsur pembulat,

bentuk III untuk grafit yang berujung bulat yang biasa terjadi bila unsur pembulat

tidak cukup, ini disebut grafit serpih palsu grafit berbentuk cacing. Bentuk IV untuk

grafit gumpalan yang biasa terjadi pada besi cor meleabel perapian hitam dan bentuk

V adalah bentuk grafit nodular.

Besi cor bergrafit bulat mempunyai komposisi kimia yang mumudahkan penggrafitan,
dan sifat-sifat mekaniknya terutama ditentukan oleh matriks dan perlakuan
panasmya. P adalah unsur yang merusak sifat mekanik, oleh karena itu kadar fosfor
dibuat maksimum 0, 1% untuk penggunaan pada temperatur kamar atau 0,059/o untuk
penggunaan pada temperatur lebih rendah.

12
2.1.4 Besi Cor Paduan
Unsur-unsur paduan ditambahkan pada besi cor untuk memperbaiki sifat-sifat
mekanik dan untuk memberikan sifat-sifat khusus seperti ketahanan korosi, ketahanan panas
dan kemagnitan. Sifat yang pertama umumnya didapat dengan paduan rendah sedangkan
yang terakhir melibatkan beberapa unsur yang khusus. Besi cor dengan kekuatan tinggi
mempunyai kekuatan tarik yang lebih baik dengan menambahkan Ni, Cr, Mo, dsb, pada 0,5-
1,57; untuk memberikan struktur grafit dan struktur perlit yang halus. Besi cor ini dipakai
untuk silinder motor, rol dan sebagainya. Besi cor yang mempunyai ketahanan terhadap asam
dipadu dengan 100/6 atau lebih Si untuk mendapatkan ketahanan korosi, besi cor Nikel
tinggi, besi cor Cr tinggi, dsb. Agar besi cor tahan panas, berbagai besi cor paduan dipadu
dengan Cr, Mo, Si, Al, Ni, dsb. Selanjutnya besi cor yang tidak magnetik dipadu dengan 5-
15% Ni dan 9% Mn.

13
BAB III
3.1 Kesimpulan
Besi cor pada dasarnya merupakan paduan eutektik dari besi dan karbon. Dengan demikian
temperature lelehnya relative rendah, sekitar 1200 celcius. Temperature leleh yang rendah
sangat menguntungkan, karena mudah dicairkan, sehingga pemakaian bahan bakar atau
energy lebih hemat dan murah. Dari warna patahan, dapat dibedakan 3 jenis besi cor yaitu
Besi Cor Putih yang terdiri dari struktur ledeburit (coran keras), struktur campuran antara
perlit dengan ledeburit yang disebut Besi Cor Meliert dan struktur perlit dan atau ferit serta
ledeburit masih terdapat sejumlah unsur karbon dalam bentuk koloni grafit yang disebut Besi
Cor Kelabu.

3.2 Saran

Beberapa saran yang bisa diberikan untuk penyempurnaan “Tugas Ilmu Bahan Teknik”
adalah :

1. Sebelum menggunakan alat untuk alat berat, pahami dulu alat tersebut dari bahan apa
dan sifat mekanismenya
2. Teliti sebelum mengerjakan sesuatu.
3. Selalu ikuti petunjuk penggunaan.
4. Dan berhati-hatilah.

14
DAFTAR PUSTAKA
• Prof. Ir. Surdia Tata Ms. Met. E; Prof. Dr. Shinroku Saito. 1999. Pengetahuan
Bahan Teknik. Jakarta: Pradnya Paramita.
• http://putrigoblog123.blogspot.com/2015/01/makalah-besi-cor-ilmu-bahan.html

15

Anda mungkin juga menyukai