Besi Cor
Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala Yang Maha Pemurah dan Lagi
Maha Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang
telah melimpahkan Hidayah, Inayah dan Rahmat-Nya sehingga saya mampu menyelesaikan
penyusunan makalah Pengetahuan Bahan Teknik dengan judul “Besi Cor” tepat pada
waktunya.
Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini bisa memberikan manfaat
kepada semua pihak. Dan jangan lupa kritik serta sarannya terhadap makalah ini dalam
rangka perbaikan makalah-makalah yang akan datang.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. 1
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15
2
BAB 1
PENDAHULUAN
Besi cor adalah satu bahan yang sangat penting yang dipergunakan sebagai bahan coran
lebih dari 80%. Daerah komposisi kimia ditetapkan dalam diagram keseimbangan Fe-C pada
batas kelarutan karbon pada besi cor yang nyata terdiri dari paduan yang berkomponen
banyak yang mengandung Si, Mn, P, S dan unsur-unsur lainnya.
Bagaimana pengaruh yang ditimbulkan oleh besi cor dituangkan terhadap sifat fisis dan
mekanis besi cor kelabu pada titik-titik tertentu?
1.3 Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Seperti telah diketahui dari diagram keseimbangan Fe-C, kalau besi cor cair dari
hipoetektik atau hipereutektik didinginkan, akan membeku menjadi kristal berupa
austenit primer atau grafit primer setelah sampai kepada garis cair seperti ditunjukkan
secara skematik. Setelah samapai eutektik, fasa berupa grafit – austenit menginti dan
tumbuh disekitar kristal primer. Pada saat ini grafit tumbuh ke segala arah dengan
menyentuh cairan. Dan membentuk cabang-cabang sesuai dengan laju pertumbuhannya,
dan sebagai akibatnya akan terbentuk kumpulan eutektik yang hampir menyerupai
bentuk bola. Ini dinamakan sel eutektik. Dalam mengandung unsur-unsur lain yang
kemudian beku, jadi selanjutnya pembekuan berakhir. Sehingga struktrur dari besi cor
terdiri dari grafit yang berbentuk serpih-serpih berada pada matriks besi.
4
kelabu. Kalau laju pendinginan pada pembekuan tinggi, Fe3C-austenit dari eutektoid
mengkristal yang menunjukkan patahan berwarna putih, oleh karena itu besi cor ini
dinamakan besi cor putih. Dalam besi cor apakah terbentuk grafit atau terbentuk sementit
tergantung pada Iaju pendinginan tetapi juga sangat dipengaruhi oleh komposisi kimia. Pada
umumnya unsur-unsur bertanggung jawab terhadap percepatan penggrafitan pada waktu
pembakuan besi cor dan unsur-unsur yang bertanggung jawab keadaan sebaliknya disebut
dalam urutan menurut kemampuannya sebagai berikut :
Gb.2.37 menunjukkan distribusi dari serpih grafit dalam besi cor menurut
karena besi cor ini menunjukkan serpih grafit yang mempunyai panjang medium
terdistribusikan sembarang. B biasanya terdapat di sekitar permukaan coran di mana laju
pendinginan agak cepat, di sini pusat dari sel eutektik menyebabkan butir grafit yang
halus karena pendinginan super dan di sekelilingnya dilanjutkan dengan serpih grafit.
Struktur ini dinamakan struktur bergrafit bunga ros. Pada C grafit primer mengkristal
secara kasar dalam hal hipereutektik akan m emberikan sifat-sifat mekanis yang rendah.
5
Pada D disebabkan karena pendingin lanjut yang sangat pada waktu pembekuan semua grafit
menajdi halus. Ini dinamakan grafik eutektik atau grafit panas lanjut, sehingga besi cor
mempunyai kekuatan yang tinggi tetapi kurang ulet. E biasanya timbul kalau kadar karbon
kurang, grafit terdistribusikan di antara austenit primer yang tumbuh besar-besar.
Keuletannya sangat rendah seperti halnya B. Distribusi grafit semacam itu terutama
dipengaruhi oleh adanya komoponen lain selain dari pada C serta oleh laju pendingin pada
waktu pembekuan. Selanjutnya struktur matriks yaitu ferit dan perlit ada pada perbandingan
yang berbeda-beda tergantung pada laju pendingin pada waktu melalui tempratur
transformasi eutektoid dan juga tergantung pada kandungan unsur lain, yang juga
memberikan pengaruh kepada berbagai sifat besi cor. GB 2.38 adalah diagram Meurer yang
menunjukkan hubungan antara C dan Si dalam presentase dan struktur besi cor pada laju
pendinginan yang tetap sedangkan GB 2.39 adalah diagram struktur Greiner – Klingenstein
yang menjukkan
6
2.3 Kekuatan Besi Cor
Besi cor umumnya diklasifikasikan oleh kekuatan tariknya, besi cor yang mempunyai
kekuatan tarik 30 kgf/mm2 disebut besi cor konstruksi yang berkekuatan tinggi. Dalam besi
cor, graflt terdistribusikan dalam matriks, yang kalau ada tegangan terjadi konsentrasi
tegangan di sekitar grafit yang akan menyebabkan retak, jadi kekuatannya sangat dipengaruhi
oleh jumlah, bentuk dan distribusi graflt. Jumlah grafit ditentukan oleh komposisi kimia
sebagai berikut: Jumlah karbon eutektik : 4,26- 0,3 I (9bSD -0,33(%P) * 0,27(%Mn) Jumlah
karbon sebenarnya dibagi dengan karbon eutektik ini menyatakan sejauh mana komposisi
kimia besi cor menyimpang dari pada komposisi komponen eutektik, ini yang disebut derajat
eutektik S". Yang disederhanakan untuk bisa dipergunakan sbb:
Kalau S" menjadi besar jumlah grafit meningkat dan sifat-sifat mekaniknya menjadi buruk.
Hubungan itu adalah :
kekuatan tarik yang diukur dan kekuatan standar disebut kekuatan relatif, dan kalau
7
harga ini lebih besar dari I maka bahan tersebut mempunyai kualitas tinggi. Dengan cara
yang sama, perbandingan antara kekerasan yang diukur dan kekerasan standar di atas
dinamakan kekerasan relatif. Bahan yang mempunyai harga kurang dari I mudah dikerjakan
dengan mesin, dan kalau lebih besar dari I umumnya bahan tersebut mempunyai sifat-sifat
metalurgi yang kurang baik.
Untuk mendapat besi cor yang mempunyai kekuatan tarik tinggi dengan kekuatan tarik di
atas 30 kgf/mm2, harga S" harus lebih kecil. Besi cor dengan S" yang kecil mempunyai
kecairan yang jelek dan mudah membentuk rongga-rongga, tegangan sisa, melenting, dan
cacat-cacat lainnya atau mudah menjadi besi cor putih. Setelah diadakan studi yang lama
mengenai hal ini untuk besi cor yang mempunyai kekuatan tarik tinggi, maka sekarang secara
luas dipergunakan cara dengan menambahkan kepada cairan besi yang mempunyai S" yang
rendah sedikit kalsium silikon atau ferro silikon beberapa saat sebelum penuangan, yaitu
untuk mencegah terjadinya besi cor putih, dengan demikian maka grafit yang halus
terdistribusikan secara merata pada matriks perlit. Proses penambahan paduan tersebut
dinamakan inokulasi, yang secara besar-besaran telah menghasilkan besi cor meehanit.
Besi cor cair yang mempunyai komposisi kimia yang cocok dituangkan dalam sebuah
cetakan logam atau cetakan sebagian dari logam, bagian yang mengenai cetakan logam
tersebut terdinginkan secara cepat menjadi besi cor putih yang sangat keras, sedangkan
bagian lainnya menjadi besi cor kelabu yang memberikan keuletan lebih baik. Pengecoran ini
dinamakan pengecoran cil.
Tebalnya suatu bagian yang menjadi besi cor putih dinamakan dalamnya cil. Dalamnya cil
ditentukan oleh ukuran cetakan logam dan komposisi besi cor. GB. 2.40 menunjukkan
pengaruh unsur-unsur paduan pada dalamnya cil.
8
2.7 Perlakuan Panas Besi Cor Cil
Coran cil mempunyai perbedaan laju pendinginan disetiap tempat dan mempunyai
perbedaan struktur mikro, yang menyebabkan tegangan-tegangan sisa yang bisa
menyebabkan deformasi dan keretakan, jadi tegangan sisa ini perlu dihilangkan dan perlu
pemanasan untuk memperbaiki struktur mikronya. Sebaiknya diadakan perlakuan panas
supaya yang tumbuh secara kasar pada lapisan cil pada coran larut menjadi fasa ý, dan
kemudian membentuk presipitat yang sedapat mungkin berbentuk bola, dalam hal ini
penggrafitan dicegah titikdengan pengaturan struktur mikro secara tersebut diatas, maka
kekuataan tariknya diperbaiki lebih dari 40% dan harga inpectnya diperbaiki sampai 30-50%.
Sebagai contoh perlakuan panas dengan memanaskan sampai 820ºC untuk 9 jam, pada 870ºC
untuk 7 jam, laju pendinginan 10ºC per jam sampai 650ºC secara perlahan-lahan dan
kemudian didinginkan di udara.
Coran cl yang mempunyai sifat keras pada permukaannya dan ecara keseluruhannya masih
ulet banyak dipergunakan untuk roda-roda, dan rol-rol. Rol penghancur, rol untuk pengerolan
logam, rol untuk kertas, perkakas pertanian, pompa pasir.
9
2.9 Besi Cor Meleabel
Grafit yang berbentuk daun pada besi cor tidak menguntungkan ditinjau dari segi
bongkahan. Besi cor yang mempunyai bentuk graflt tersebut dinamakan besi cor maleabpl.
Besi cor yang dibuat dengan dekarburisasi, mempunyai warna patahannya putih
dinamakan besi cor maleabel perapian putih, sedangkan besi cor yang dibuat dari besi
cor putih dianil untuk mengubah Fe3C menjadi grafit dan Fe, mempunyai patahan
Besi cor maleabel perapian putih terdekarburisasikan dari permukaan, hal itu membatasi
ketebalan coran sampai kira-kira 9-15 mm.
Besi cor maleabel perapian hitam bisa dibuat lebih tebal dengan mengatur komposisinya
prosentase yang terendah dipergunakan untuk produk yang tebal dan prosentase yang
lebih tinggi untuk produk yang kurang tebal. Gb. 2.41 menunjukkan penganilan
dalam dua tahap. Tahap pertama penggrafitan sementit bebas pada 870-950'C, dan
tahap kedua adalah untuk penggrafitan Fe:C dalam perlit pada 700-760'C. Dengan
demikian akan terjadi matriks ferit sebagai struktur, di mana kelompok grafit terdispersikan
10
Besi cor maleabel perlitik mempunyai matriks perlit dengan kekuatan dan
ketahanan aus yang lebih baik. Besi cor ini banyak dipergunakan yang diproduksi
sebagai berikut:
2) Setelah tahap penggrafitan yang pertama dan kedua selesai, kemudian dipanaskan
3) Mempergunakan besi cor yang mengandung 0,60% atau lebih dari Mn atau 0,5%
atau kurang dari Mo dan Cr, yang dimaksudkan untuk menahan perlit walaupun
Kalau Mg atau Ce ditambahkan kepada cairan besi cor, maka grafit pada coran
menjadi berbentuk bulatan. Dibandingkan dengan grafit yang mempunyai bentuk serpihan
seperti daun, grafit yang berbentuk bulat atau nodular mempunyai derajat konsentrasi
tegangan yang sangat kecil, maka kekuatan besi cor menjadi lebih baik. Unsur-unsur lain
yang dapat membulatkan grafit yaitu Ca, Na, K, Li, Ba, Sr, Zn, dsb. Telah dikenal, tetapi
didasarkan atas masalah harga maka dipilih untuk Mg yang paling menguntungkan.
Komposisi besi cair Sc≥1, yaitu komponen hipeurutektik dipergunakan karena mempunyai
mampu cor yang baik dan penggrafitan bulat yang mudah. Unsur oksigen dan belerang
mempunyai afinitas yang sangat kuat dengan Mg, oleh karena itu menekankan penggunan
Mg sekecil mungkin maka perlu diadakan dioksidasi dan desufurisasi sebelumnya. Didalam
tungku atau diluar tungku. Unsur-unsur lain yang menahan
11
penggerafitan bulat ditunjukkan bulat pada tabel 2.17.
Sejak berhasilnya pembulatan grafit dalam besi cor, berbagai bentuk grafit mulai
diamati antara bentuk sepih dengan bentuk bulat, maka pada Kongres Pengecoran
lnternasional pada tahun 1962, bentuk-bentuk grafit tersebut diklasifikasikan seperti
ditunjukkan dalam Gb. 2.42. Bentuk I adalah grafit serpih yang biasa, bentuk II bentuk
grafit yang berujung runcing yang biasa terjadi kalau kelebihan unsur pembulat,
bentuk III untuk grafit yang berujung bulat yang biasa terjadi bila unsur pembulat
tidak cukup, ini disebut grafit serpih palsu grafit berbentuk cacing. Bentuk IV untuk
grafit gumpalan yang biasa terjadi pada besi cor meleabel perapian hitam dan bentuk
Besi cor bergrafit bulat mempunyai komposisi kimia yang mumudahkan penggrafitan,
dan sifat-sifat mekaniknya terutama ditentukan oleh matriks dan perlakuan
panasmya. P adalah unsur yang merusak sifat mekanik, oleh karena itu kadar fosfor
dibuat maksimum 0, 1% untuk penggunaan pada temperatur kamar atau 0,059/o untuk
penggunaan pada temperatur lebih rendah.
12
2.1.4 Besi Cor Paduan
Unsur-unsur paduan ditambahkan pada besi cor untuk memperbaiki sifat-sifat
mekanik dan untuk memberikan sifat-sifat khusus seperti ketahanan korosi, ketahanan panas
dan kemagnitan. Sifat yang pertama umumnya didapat dengan paduan rendah sedangkan
yang terakhir melibatkan beberapa unsur yang khusus. Besi cor dengan kekuatan tinggi
mempunyai kekuatan tarik yang lebih baik dengan menambahkan Ni, Cr, Mo, dsb, pada 0,5-
1,57; untuk memberikan struktur grafit dan struktur perlit yang halus. Besi cor ini dipakai
untuk silinder motor, rol dan sebagainya. Besi cor yang mempunyai ketahanan terhadap asam
dipadu dengan 100/6 atau lebih Si untuk mendapatkan ketahanan korosi, besi cor Nikel
tinggi, besi cor Cr tinggi, dsb. Agar besi cor tahan panas, berbagai besi cor paduan dipadu
dengan Cr, Mo, Si, Al, Ni, dsb. Selanjutnya besi cor yang tidak magnetik dipadu dengan 5-
15% Ni dan 9% Mn.
13
BAB III
3.1 Kesimpulan
Besi cor pada dasarnya merupakan paduan eutektik dari besi dan karbon. Dengan demikian
temperature lelehnya relative rendah, sekitar 1200 celcius. Temperature leleh yang rendah
sangat menguntungkan, karena mudah dicairkan, sehingga pemakaian bahan bakar atau
energy lebih hemat dan murah. Dari warna patahan, dapat dibedakan 3 jenis besi cor yaitu
Besi Cor Putih yang terdiri dari struktur ledeburit (coran keras), struktur campuran antara
perlit dengan ledeburit yang disebut Besi Cor Meliert dan struktur perlit dan atau ferit serta
ledeburit masih terdapat sejumlah unsur karbon dalam bentuk koloni grafit yang disebut Besi
Cor Kelabu.
3.2 Saran
Beberapa saran yang bisa diberikan untuk penyempurnaan “Tugas Ilmu Bahan Teknik”
adalah :
1. Sebelum menggunakan alat untuk alat berat, pahami dulu alat tersebut dari bahan apa
dan sifat mekanismenya
2. Teliti sebelum mengerjakan sesuatu.
3. Selalu ikuti petunjuk penggunaan.
4. Dan berhati-hatilah.
14
DAFTAR PUSTAKA
• Prof. Ir. Surdia Tata Ms. Met. E; Prof. Dr. Shinroku Saito. 1999. Pengetahuan
Bahan Teknik. Jakarta: Pradnya Paramita.
• http://putrigoblog123.blogspot.com/2015/01/makalah-besi-cor-ilmu-bahan.html
15