Anda di halaman 1dari 34

MANAJEMEN RISIKO

DR WENDRI W.P. PELUPESSY, MKK, DKK, HIMA


AHLI HIGIENE INDUSTRI & KESEHATAN KERJA
PERHIMPUNAN DOKTER KESEHATAN KERJA CABANG DKI JAKARTA
ASOSIASI HIGIENIS INDUSTRI INDONESIA CABANG DKI JAKARTA
LATAR BELAKANG
• Kegiatan bisnis menimbulkan risiko
• Potensi risiko berbeda sesuai dengan kegiatannya
• Risiko berupa :
• Bisnis interaksi, korban jiwa, kerusakan fisik industri,
kehilangan pasar, dll.
• Cara mengatasinya melakukan pengendalian risiko
melalui manajemen risiko
DASAR HUKUM
 UU Nomor 1 Tahun 1970 Bab IV Pasal 8 tt Pengawasan
 UU Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 86 & 87 tt Kesehatan dan Keselamatan Kerja
 PP Nomor 63 Tahun 2000 tt Keselamatan & Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Radiasi
Pengion
 PP Nomor 50 Tahun 2012 tt Penerapan SMK3
 Kepmenakertrans No: KEP-68/MEN/IV/2004 tt Pencegahan & Penanggulangan HIV-AIDS di
Tempat Kerja
 Kepmenkes No: 364/MENKES/SK/V/2009 tt Pedoman Penanggulangan TB
 Permenkes No: 718/MENKES/PER/XI/1987 tt Kebisingan yang Berhubungan dengan
Kesehatan
 Permenkes No: 374/MENKES/PER/III/2010 tt Pengendalian Vektor
 Permenakertrans No: PER.13/MEN/X/2011 tt NAB Faktor Fisika & Faktor Kimia di Tempat
Kerja
 Permenkes No. 1077/MENKES/PER/V/2011 tt Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruang
Rumah
 Permenakertrans No. 26 Tahun 2014 tt Penyelenggaraan Penilaian Penerapan SMK3
 SE Menakertrans No. No.01/Men/1997 ttg NAB Faktor Kimia di Udara Lingkungan Kerja
DEFINISI
Manajemen Risiko
• Penerapan secara sistematis dari kebijakan
manajemen, prosedur dan aktivitas dalam kegiatan
identifikasi bahaya, analisa, penlaian, penanganan dan
pemantauan serta review risiko.

Risiko
• Potensi kerugian yg bisa timbul bila berkontak dengan
bahaya

Bahaya
• Sumber, situasi ataupun aktivitas yg berpotensi
menimbulkan kecelakaan dan/atau penyakit akibat kerja
MANAJEMEN RISIKO
KEGIATAN MANAJEMEN RISIKO SEBAIKNYA DILAKUKAN OLEH SUATU TIM,
KARENA:
▪ LEBIH BANYAK INFORMASI / DATA YANG DAPAT TERKUMPUL;
▪ TERDAPAT SUDUT PANDANG YANG LEBIH BERAGAM;
▪ SOLUSI AKAN LEBIH MUDAH DAPAT DITERIMA SEMUA PIHAK.

KEGIATAN MANAJEMEN RISIKO DAPAT DILAKUKAN PADA SAAT:


▪ TAHAP AWAL / PERENCANAAN;
▪ PENGEMBANGAN SUATU PROSEDUR / INSTRUKSI KERJA BARU;
▪ PERUBAHAN / MODIFIKASI SUATU PROSES ATAU KEGIATAN;
▪ DITEMUKANNYA BAHAYA YANG BARU DARI SUATU KEGIATAN.
MENGAPA PERLU MANAJEMEN RISIKO?

 TIAP TEMPAT KERJA MEMILIKI SUMBER BAHAYA DARI BAHAN,


PROSES, ALAT ATAU LINGKUNGAN KERJA YANG SULIT
DIHILANGKAN;

 SEBAGAI ALAT BANTU DALAM MENENTUKAN TINDAKAN


PENGENDALIAN RISIKO YANG SESUAI DENGAN SUMBER DAYA
YANG ADA;

 MENILAI APAKAH TINDAKAN PENGENDALIAN RISIKO YANG TELAH


ADA SUDAH EFEKTIF.
Prinsip Manajemen Risiko
OHSMS

HIRARC
Training, Review OHIH
Program & Audit Surveillance

Health ERP
Promotion
Work-
Ergonomics related
Diseases
Food Safety &
Env. Sanitation
Hazard Identification
Identifikasi bahaya dilakukan dengan melakukan kegiatan sebagai berikut:
• Pemetaan & pengenalan area kerja
• Pengenalan & pemahaman system kerja (Pedoman, SOP, IK, JSA, deskripsi tugas posisi/jabatan,
struktur organisasi, dll.)
• Inventarisasi data sekunder (daftar personnel on board, daftar rooster, laporan insiden/kejadian, laporan
inspeksi, laporan statistic K3, laporan AMDAL, dll.)
• Pengamatan lintas jalan (walk-through survey) di lapangan melalui observasi tugas & tingkah laku,
wawancara, dll.

Konsep pertanyaan yang dapat dipakai sebagai panduan adalah sebagai berikut:

People

Asset Damage
Hazard Top Event
(Incident)
Environment

Reputation
Hazard Identification (lanj.)
Pendekatan dalam melakukan identifikasi bahaya:

➢ Pendekatan Induktif
▪ Pengkajian “Bottom-Up” -- menanyakan “What if?”
▪ Dapat menggunakan data dari Pre-eliminary Hazard Analysis, Sub System Hazard
Analysis, HAZOP, What-if, FMEA, ETA

➢ Pendekatan Deduktif
▪ Pengkajian “Top-Down” – menanyakan “How can?”
▪ Dapat menggunakan data dari System Hazard Analysis, FTA

➢ Pendekatan Intuitif-Eksperiental
▪ Berdasarkan sejarah pengalaman

➢ Pendekatan Gabungan
▪ Kombinasi dari masing-masing metode
Hazard Identification (lanj.)
Beberapa teknik dalam melakukan identifikasi bahaya:

• Checklists – pertanyaan utk membantu identifikasi

• Brainstorming – apapun tiap orang dapat pikirkan

• “What If” analysis – kemungkinan dampak perubahan

• HAZOP – mengidentifikasi jenis insiden “proses kerja”

• Job safety analysis – prosedur

• Fault tree analysis – kombinasi dari kegagalan


Checklists

Keuntungan
• Bernilai tinggi sbg alat kajian periksa silang
mengikuti penggunaan teknik lainnya
• Alat yg berguna untuk mengkaji kelanjutan
kepatuhan thd SMK3

Kerugian
• Cenderung membatasi pikiran kreatif
• Tidak akan mendapatkan tipe bahaya yg baru
• Tidak dapat memuaskan persyaratan peraturan
perundangan
Brainstorming

Keuntungan
• Titik awal yg berguna utk berfokus pd ide dari tim,
khususnya pada fase konseptual
• Memfasilitasi masukan & partisipasi yg aktif
• Memberikan pengalaman pd anggota tim untuk
berkembang
• Memampukan “berpikir diluar kotak”
• Sangat berguna pada tahap awal identifikasi bahaya

Kerugian
• Kurang sistematis & terstruktur
• Berisiko tinggi utk kehilangan bahaya kecuali
dikombinasikan dengan teknik lainnya
• Bergantung kepada pengalaman & kompetensi fasilitator
What If Analysis

Keuntungan
• Berguna utk metode awal identifikasi bahaya
• Dapat digunakan utk hampir setiap tipe
analisis situasi

Kerugian
• Daftar periksa digunakan terlalu luas shg
berujung kepada cara kajian kacamata kuda
shg berisiko kepada pengamatan yg berlebihan
pd factor penyebab
Hazard & Operability Study (HAZOP)
Keuntungan
• Akan mengidentifikasi bahaya & kejadian yang
berujung kepada insiden atau kejadian lain yg tidak
diinginkan
• Sistematis & terstruktur
• Pendekatan sistematis mendorong beberapa cara utk
memastikan seluruh bahaya telah dipertimbangkan

Kerugian
• Memerlukan komitmen narasumber yg signifikan
• Menyedot waktu yg banyak
• Sangat monoton shg dapat menghilangkan
ketertarikan anggota tim utk terlibat lebih jauh
Job Safety Analysis

Keuntungan
• Menyediakan informasi dari pelaksana langsung
• Membantu menciptakan kecocokan pekerja dg
pekerjaannya
• Membantu menganalisis pelatihan yg diperlukan

Kerugian
• Menyedot waktu
• Kompetensi mental pekerja tidak dapat dipantau
langsung
• Tidak selalu mencatat adanya kelainan proses
kerja
Fault Tree Analysis

Keuntungan
• Menjabarkan kemungkinan pada tiap kejadian
dimana dapat digunakan utk menghitung
kemungkinan terjadinya insiden
• Mudah dibaca & dipahami

Kerugian
• Perlu mengidentifikasi terlebih dahulu insidennya
• Lebih sulit dibandingkan teknik lainnya untuk
pencatatan
• Rumit & menyedot waktu
• Data kuantitatif sangat diperlukan
BAHAYA KERJA - FISIK
Kesehatan & Higiene Industri Keselamatan
 Suhu panas  Ketinggian
 Suhu dingin  Konstruksi/infrastruktur
 Kebisingan  Mesin/alat/kendaraan/alat berat
 Radiasi pengion  Ruang terbatas
 Radiasi non-pengion  Listrik
 Tekanan udara
 Debu
 Getaran seluruh tubuh
 Getaran segmental
 Pencahayaan
BAHAYA KERJA - KIMIA
Kesehatan Keselamatan Higiene Industri
• Hidrokarbon Aromatik  Bahan beracun ✓ Padat (Solid)
• Hidrokarbon Alifatik  Bahan reaktif ✓ Cair (Liquid)
• Aldehida  Bahan radioaktif ✓ Debu (Dust)
• Alkohol & Glikol  Bahan mudah meledak ✓ Fumes
• Asam-basa Kuat  Bahan mudah terbakar ✓ Uap (Vapor)
• Logam Berat  Bahan iritan ✓ Kabut (Mist)
• Serat Mineral  Bahan korosif ✓ Gases
• Pestisida  Bahan berbahaya ✓ Smoke
• Gas Asfiksia
• Volatile Organic
Compound
BAHAYA KERJA - BIOLOGI

Kesehatan & Keselamatan Higiene Industri


 Bakteri  Water-soil borne
 Virus  Food borne
 Jamur
 Waste disposal borne
 Parasit
 Vector
 Hewan Liar
 Indoor air quality
 Serangga
 Reptil
 Tanaman beracun
BAHAYA KERJA - ERGONOMI
Kesehatan & Keselamatan Higiene Industri
Stres kontak Force
Posisi janggal/statis Frequency
Manual handling Posture
Gerakan berulang Duration
Visual display terminal
Desain tempat kerja
BAHAYA KERJA - PSIKOSOSIAL
Kesehatan Keselamatan
Long Work Hours Stress

Career Planning Kekerasan

Central Planning Pelecehan

Beban Pekerjaan Pengucilan

Tata Nilai Perusahaan Intimidasi


Emosi negatif
Norma/Peraturan

IklimKerja
Kerjasama Tim
Potensi Bahaya Berdasarkan
Permenkes No. 66 Tahun 2016
Potensi Bahaya Berdasarkan
Permenkes No. 66 Tahun 2016
Potensi Bahaya Berdasarkan
Permenkes No. 66 Tahun 2016
Risk Assessment
Penilain risiko dilakukan dengan melakukan kegiatan sebagai berikut:
 Mencari adanya bahaya
 Menentukan siapa yang akan mengalami bahaya & bagaimana cara terjadinya
 Mengevaluasi risiko & memeriksa jenis mitigasinya
 Mencatat penemuan
 Mengkaji penilaian & merevisi bila diperlukan

Prinsip  R = H x E (R adl Risk; H adl Hazard; E adl Exposure)

Teknik penilaian risiko:


- Kualitatif
- Semi-kuantitatif
- Kuantitatif
Contoh Exposure Rating
Category Description
1 = Very Low Exposure No contact with agent
Infrequent contact with agent at
2 = Low Exposure
low concentrations.
Frequent contact with agent at
low concentrations or infrequent
3 = Moderate Exposure
contact with agent at high
concentrations.
Frequent contact with agent at
4 = High Exposure
high concentrations.
Frequent contact with agent at
5 = Very High Exposure
very high concentrations.
Contoh Hazard Rating
Category Description
Reversible effects of little
1 = Minor concern or no known or
suspected adverse health effects.
Reversible health effects of
2 = Moderate
concerns
Severe, reversible health effects
3 = Serious
of concern.
Irreversible health effects of
4 = Major
concerns.
Life threatening or disabling
5 = Catastrophic
injury or illness.
Penilaian Risiko Kualitatif
Menganalisa dan menilai suatu risiko dengan cara
membandingkan terhadap suatu deskripsi/uraian dari parameter
(peluang dan akibat) yang digunakan. Dipakai metode matriks.
Penilaian Risiko Semikuantitatif
Metode ini pada prinsipnya hampir sama dengan analisa
kualitatif, perbedaannya pada uraian/deskripsi dari
parameter dinyatakan dengan nilai/score tertentu.
Penilaian Risiko Kuantitatif
• Dilakukan dengan menentukan nilai dari masing-masing parameter
yang didapat dari hasil analisa data-data yang representatif.
• Analisa terhadap nilai peluang atau akibat dilakukan dengan beberapa
metode, seperti analisa statistik, model komputer, simulasi, dsb
Risiko Yang Bisa Diterima
(ALARP)
Menentukan suatu risiko dapat diterima akan tergantung kepada
penilaian/pertimbangan dari suatu organisasi berdasarkan :
Tindakan pengendalian yang telah ada
Sumber daya (finansial, SDM, fasilitas, dll)
Regulasi/standard yang berlaku
Rencana keadaan darurat
Catatan/data kecelakaan terdahulu, dll

Catatan : walau suatu risiko masih dapat diterima tapi tetap harus
dipantau/dimonitor
Risk Control

Anda mungkin juga menyukai