Anda di halaman 1dari 35

MANAJEMEN LIMBAH

Dr Wendri W.P. Pelupessy, MKK,DKK,HIMA


Ahli Higiene Industri & Kesehatan Kerja
Perhimpunan Dokter Kesehatan Kerja Cabang DKI Jakarta
Asosiasi Higienis Industri Indonesia Cabang DKI Jakarta
TANTANGAN PENGELOLAAN LIMBAH

MANAJEMEN LIMBAH

PECEMARAN LINGKUNGAN HIDUP


TANTANGAN K3

SIFAT VOLUNTARY/MANDATORY INTERNAL

KEPENTINGAN MANDATORY INTERNAL DAN EKSTERNAL (

PERATURAN
PERUNDNAGAN TIDAK ADA SANGSI ADA SANGSI (PIDANA)
PENDEKATAN SISTEM MANAJEMEN K3 LIMBAH

INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME IMPACT


(TARGET) (HAISL) (TUJUAN)

UPAYAPENGE -
LOLAAN :
• SISTEM/TEKNO
• TEMPAT LOGI.DESAIN
KERJA ERGONOMIS PENURUNAN
ANGKA KASUS TERCIPTANYA
• SDM PENINGKA
• BAHAN DROFESIONAL
LINGKUNGAN
TAN
1.. KESAKITAN KERJA YANG
• ALAT/TEKNO DAN SIAKP PRODUKTI
KERJA 2. KECELAKAAN AMAN, SEHAT,
LOGI VITAS
• MEKANISME KERJA NYAMAN DAN
KERJA
• SDM KERJA ERGONOMIS
3. PENCEMARAN/
• MEKANISME • DIKLAT KONTAMINASI
• BIAYA • ALAT
PENDUKUNG K3
• MONEV
• DLL
Perjanjian dan prinsip Internasional tentang
limbah
• Mengurangi limbah berbahaya.
• Mengurangi perpindahan trans boundary limbah berbahaya.
• Pengolahan & Pembuangan limbah diusahakan sedekat mungkin
dengan tempat limbah tersebut dihasilkan .
• Penghasil limbah bertanggung jawab secara legal & finansial
untuk penanganan limbah yang aman, ramah lingkungan.
• Limbah harus selalu diasumsikan berbahaya hingga limbah
tersebut dinyatakan aman.
• Penghasil limbah bertanggung jawab membuang limbah secara
aman
Kebijakan Penanganan limbah

Kebijakan lama :
Penanganan limbah secara ‘tradisional’ atau disebut
pula dengan pengelolaan secara end of pipe treatment.
Kebijakan baru :
Penanganan limbah secara terpadu, yaitu melalui upaya
minimisasi limbah.
Minimisasi limbah (waste minimization) adalah upaya
mengurangi volume, konsentrasi, toksisitas, dan tingkat
bahaya limbah yang berasal dari proses produksi,
dengan jalan reduksi pada sumbernya dan atau
pemanfaatan limbah (3 R)
PENGELOLAAN K3 LIMBAH
SUMBER LIMBAH

JENIS KARAKTERISTIK
(PADAT,CAIR LIMBAH
(FISIK, KIMIA
DAN GAS) DAN BIOLOGI)

FASILITAS PENGOLAH
LIMBAH

JENIS BAHAYA

FAKTOR BAHAYA
SUMBER DAN KARAKTERISTIK LIMBAH

GAS (PP
41/1999)
SESUAI BAKU MUTU
EMISI
PENANGKAP DEBU
(INCINERATOR DLL)

DEBU/PARTIKEL AIR LIMBAH

BAHAN PROSES PRODUK JASA


BAKU PELAYANAN YANKES

IPAL AIR LIMBAH (PP


NO. 82/2001)
LIMBAH DEBU LIMBAH PADAT
SLUDGE

SESUDAH DIOLAH

LIMBAH B3 (PP 18/1999 JO. PP 85/1999)


Identifikasi jenis dan karakteristik limbah

a. Limbah Padat (medis dan non medis)


Jenis limbah padat menurut sumbernya
diuraikan sbb :
– Kantor/administrasi
– Ruang Tindakan dan ruang perawatan
– Unit emergency dan bedah termasuk ruang perawatan
– Unit laboratorium, ruang mayat, pathologi dan autopsi
– Unit isolasi
– Unit perawatan
– Unit pelayanan
– Unit gizi/dapur
– Halaman
Penggolongan Kategori Limbah
Padat medis :
• Limbah Benda Tajam
• Limbah Infeksius
• Limbah Jaringan Tubuh
• Limbah Citotoksik
• Limbah Farmasi
• Limbah Kimia
• Limbah Radioaktif
• Limbah Plastik
PP No. 18/1999 j.o. PP No. 85/1999
mengklasifikasikan pengertian limbah padat (sampah)
berbahaya :
– mudah meledak,
– mudah terbakar,
– bersifat reaktif,
– beracun,
– menyebabkan infeksi,
– bersifat korosif
– atau limbah lain yang apabila diuji dengan metode toksikologi
dapat diketahui termasuk dalam jenis limbah B3.
Limbah Fasilitas Pelayanan esehatan

• Semua limbah (padat & cair) yang berasal dari fasilitas


kesehatan, sarana penelitian, dan laboratorium
• Klasifikasi limbah (rule of thumb):
 Umum / domestik (non-risk): 80%
 Infeksius: 15%
 Pathologik: 1%
 Tajam: 1%
 Kimia / farmasi: 3%
 Radioaktif rendah, sitotoksik,
logam berat, eksplosif, & alkali: <1%
• Penanganan limbah dengan metode minimasi dan
segregasi dapat menekan jumlah limbah medis menjadi
hanya 3~5%
• Sifat bahaya limbah medis ditentukan oleh mutu-nya,
bukan jumlah !!!
Identifikasi jenis dan karakteristik limbah

b. Limbah Cair
Jenis :
• Limbah cair infeksius
• Limbah cair non infeksius

Karakteristik limbah cair :


• Karakteristik fisik : padatan total, Kekeruhan, suhu, bau, warna, dll.
• Karakteristik kimia
– organik : karbonhidrat, protein, minyak lemak, detergen, phenol dan (BOD,COD)
– anorganik : pH, Chlorida, alkalinitas, nitrogen, phosphat, logam berat
– gas : CH4, H2S
• Karakteristik biologi
– organisme pathogen
– organisme yang berperan dalam pengolahan limbah
Identifikasi jenis dan karakteristik limbah
c. Limbah Gas
Sumber :
• Mesin incinerator, - Boiler, Genset, Dapur

Karakteristik :
• Debu (partikulat)
• Gas-gas buang cemaran

– Debu (partikulat)
– Carbon Monoksida (CO)
– Sulfur Diokida (SO2)
– Nitrogen dioksida (NO2)
– Timbal (Pb)
– Hidrokarbon (HC)
– Dioksin ( khusus incinerator)
– Gas gas anastesi (Halotan, eter, ketalar dll)
– H2S (pembusukan sampah)
Identifikasi fasilitas pengolahan
limbah
a. Fasilitas pengolahan limbah padat :
– TPS sampah, Tong sampah, Kontainer dirungan
– Mesin incinerator
– Autoclave /Microwave
– Alat penghancur Jarum
b. Fasilitas pengolahan limbah cair :
– Septik tank
– IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)
c. Fasilitas pengolahan gas :
– Cerobong asap disertai filter
– Exhause fan, ceiling fan dll.
Identifikasi jenis bahaya limbah

a. Jenis bahaya limbah Padat :


• Sampah tajam (jarum suntik, ampul bekas, pisau scapel)
• Leachate (airlindi) dan gas pembusukan.
• mikro organisme Patogen
• Vektor penyakit serangga (Kucing, kecoa , tikus, nyamuk, lalat)
• House keeping yang buruk (bau/gas pembusukan)
• Residu sisa pembakaran incinerator
b. Jenis bahaya limbah cair
• Bahan kimia
• Mikroorganisme
• Disain IPAL dan peralatannya yang tidak ergonomis
• Gas gas beracun air limbah
• Operasional peralatan mekanikal dan elektrikal
• House keeping yang buruk
c. Jenis bahaya limbah Gas
• Gas gas beracun
• Operasional peralatan mekanikal dan elektrikal
• Partikulat
Identifikasi faktor risiko limbah
a. Jenis bahaya limbah Padat :
• Cedera pada petugas (tertusuk, tersayat, terjepit)
• Menimbulkan pencemaran lingkungan (air, tanah dan udara).
• Penularan penyakit (akumulatif)
• Bahaya kebakaran
• Gangguan estetika
b. Jenis bahaya limbah cair
• Mencemaran air tanah, air sungai
• Cedera pada petugas pemelihara IPAL
• Keracunan
• Bahaya Fisik (panas, bising, pencahayaan, getaran)
• Gangguan estetika (kontak alergi)
c. Jenis bahaya limbah Gas
• Keracunan gas
• Ketidaknyamanan (panas, pencahayaan, getaran)
• Iritasi (mata, kulit dll)
PELAKSANAAN PENGELOLAAN
LIMBAH
Pendekatan penanganan limbah :
- Upaya minimisasi limbah
- Upaya teknis untuk mengurangi volume dan
konsentrasi limbah
- Pengoperasian serta pemeliharaan
peralatan yang aman masalah K3.
PENANGANAN LIMBAH CAIR
a. Pengolahan Pendahuluan
- Bak penangkap lemak
- Bak screen (saringan kasar).
- Grit chamber.
- Equalisasi.
b. Pengolahan Primer
Pada tahap ini menyangkut proses pengendapan dengan tujuan menghilangkan zat
padat tercampur. Pengolahan ini dapat digunakan langkah pre sedimentasi dan
bak/tangki sedimentasi.
c. Pengolahan Sekunder
Tahap ini umumnya mencakup proses biologis dengan tujuan untuk mendegradasi
bahan-bahan organik melalui proses biodegradasi aerob dan anaerob.
d. Pengolahan Tersier
Pengolahan ini baru diperlukan jika pada pengolahan primer dan sekunder masih
terdapat zat-zat tertentu yang masih berbahaya bagi lingkungan. Jenis pengolahan ini
antara lain : Sand filter, carbon filter, desinfeksi dan pengolahan Lumpur. Desinfeksi
bertujuan untuk membunuh mikroba pathogen pada limbah cair yang akan dibuang ke
lingkungan
PRINSIP PENGELOLAAN
AIR LIMBAH
• Aktivitas: Identifikasi, observasi,
pengukuran, analisis
• Tahapan:
• Identifikasi Proses
• Analisis Neraca Air
• Identifikasi Alternatif Reduksi Air Limbah
• Identifikasi Alternatif Pengolahan Air Limbah
• Analisis Biaya dan Rencana Tindakan
PRINSIP PENGOLAHAN
AIR LIMBAH.

1. PEMISAHAN PADATAN YANG ADA DALAM


AIR, DENGAN CARA :
1. PENYARINGAN
2. PENGENDAPAN.
2. BOD atau COD terlarut diolah dengan
bantuan Mikroorganisme :
1. Secara Aerobik
2. Secara Anaerobik.
PENGENDAPAN
• PENURUNAN ZAT PENCEMAR :
– Penurunan kandungan BOD (20 - 40) %
– zat Padat Tersuspensi (20 – 65) %
PRINSIP PENGOLAHAN SECARA
PROSES AEROBIK

Polutan
Organik
Bakteri/
(BOD/COD) +
Mikroba
+
O2 Bakteri
baru +
PRODUK
OKSIDASI LAIN
PENANGANAN LIMBAH PADAT
a. Pemilahan dan Penampungan limbah padat medis dan non medis
• Pemisahan dan Pengurangan
• Reduksi keseluruhan volume limbah, hendaknya merupakan proses
yang kontinyu. Pemilahan dan reduksi volume limbah medis dan yang
sejenisnya merupakan persyaratan keamanan yang penting untuk
petugas pembuang sampah, petugas emergency dan masyarakat.
• Penampungan
• Sarana penampungan untuk limbah harus memadai, diletakkan pada
tempat yang sesuai, aman dan higienis. Faktor-faktor tersebut perlu
mendapat perhatian dalam pengembangan seluruh strategi
pembuangan limbah untuk rumah sakit.
Standarisasi Kantong dan Kontainer Pembuangan
Limbah

Keseragaman standar kantong dan kontainer limbah mempunyai keuntungan sebagai


berikut :
• Meningkatkan keamanan (k3) secara umum
• Pengurangan biaya produksi dan kontainer.

Kode standar untuk sampah non medis (basah dan kering) :


kantong plastik warna hitam
kode standar untuk sampah medis di rumah sakit meliputi::

• Sampah Infeksius :Kantong berwarna kuning dengan simbol biokazard.


• Sampah Citotoksik :Kantong berwarna ungu dengan simbol limbah
citotoksik (berbentuk cell dalam telophase)
• Sampah radioaktif :Kantong berwarna merah dengan simbol radioaktif
yang telah dikenal secara internasional.
Pemilahan limbah padat
Penanganan Akhir Limbah Padat Non Medis

• Penanganan akhir limbah padat non medis


merupakan kegiatan pengangkutan limbah
padat non medis dari ruangan ke
pengumpulan lokal atau tempat
penampungan sementara (TPS), kemudian
dibawa ke lokasi pembuangan akhir (TPA)
Dinas Kebersihan setempat. Pengangkutan
biasanya dengan kereta trolly atau gerobak
yang tertutup.
Metode Pengolahan Limbah Padat Medis

1). Insinerasi
Proses insinerasi adalah metode pengolahan limbah padat medis dengan pembakaran
suhu tinggi, mencapai lebih dari 1000oC. Untuk mendapatkan hasil pembakaran yang
sempurna diperlukan 2 tahap pembakaran dalam 2 ruang yang berbeda.
2). Autoclaving
Proses autoclaving adalah proses pemanasan dengan suhu rendah menggunakan uap
yang proses pemanasannya bergerak dari luar ke dalam.
3). Microwave
Proses microwave adalah memanfaatkan gelombang sangat pendek dalam spektrum
elektromegnetik. Pemanasan yang terjadi adalah suhu rendah dan transmisinya
berlangsung dari dalam ke keluar.
4). Desinfeksi dengan bahan kimia
Desinfeksi dengan bahan kimia adalah suatu cara untuk membunuh mikro-organisme
yang terdapat pada limbah infeksius dengan bahan kimia seperti hypochlorik atau
permangonate.
PENANGANAN LIMBAH GAS :

Prinsipnya :
Pendekatan teknis untuk menyalurkan, mendispersi dan mengurangi
konsentrasi gas  memenuhi baku mutu kualitas udara yang
berlaku.
Cara penanganan limbah gas tersebut adalah :
• Pemilihan jenis mesin penghasil emisi gas yang mampu menciptakan
proses pembakaran bahan bakar secara sempurna
• Membuat cerobong (stack) dengan ketinggian tertentu
• Melengkapi cerobong dengan filter
• Membuat penyemprot air bertekanan (pressure water spray) pada
cerobong untuk menangkap debu/partikulat emisi
• Melengkapi bangunan dengan ventilasi buatan, exhause fan dan
ceiling exhause fan yang memadai
Cara pengendalian resiko yang ditimbulkan oleh
limbah

a. Pengendalian terhadap fasilitas, alat dan sarana


• Merubah disain
• Mengganti fasilitas Pengolahan Limbah yang ada
• Menambah pengaman/pelindung fasilitas
• Menyediakan fasilitas yang memenuhi persyaratan teknis.
• Menentukan lokasi yang layak
• Penerapan prinsip 3R (reuse, recycling and Recovery).
Cara pengendalian resiko yang ditimbulkan oleh
limbah

b. pengendalian terhadap mekanisme kerja


• Membuat atau merevisi pedoman, juknis, petunjuk
penggunaan alat dan SOP.
• Kebijakan / komitmen pimpinan .

c. pengendalian terhadap tenaga


• Petugas yang menangani limbah, harus menggunakan alat
pelindung diri yang terdiri dari : topi/helm, masker,
pelindung mata, pakaian panjang, pelindung kaki/sepatu
boot dan sarung tangan khusus (disposable gloves atau
heavy duty gloves).
• Melakukan pelatihan cara bekerja yang sehat dan selamat
Monitoring dan evaluasi (Monev) pengelolaan
limbah

Monitoring dilakukan untuk mengendalikan implementasi perencanaan


melalui daftar pengamatan dan butir-butir yang tertuang dalam
perencanaan.

Aspek yang monitoring :


• Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap penanganan limbah meliputi aspek :
– Kesesuaian pelaksanaan dengan prosedur tetap yang ada
– Pencapaian indikator dan sasaran yang ditetapkan
– Sumber daya manusia
– Jumlah dan kualitasnya
– Waktu pelaksanaan kegiatan
– Pembiayaan
• Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pengendalian faktor resiko meliputi
aspek :
– Jumlah kasus (accident)
– Pola sebaran kasus
LANGKAH INSPEKSI DALAM
PENANGANAN LIMBAH
1. Mengumpulkan data dasar ( denah, tenaga kerja,
proses, produk utama/sampng, keadaan kesehatan
operator, shit, jam istirahat, keadaan keselamatan dll)
2. Membuat situasi tempat kerja
3. Pemeriksaan lingkungan kerja ( konstruksi, gudang
bahan, ruang kerja operator, proses kerja, faktor
lingkungan)
4. Pemeriksan fasilitas K3 (pakaian kerja, alat pelindung,
poster K3, fasilitas cuci tangan, dll)
5. Pemeriksan fasilitas kesejahteraan (MCK, tempat
istirahat, ruang ganti pakaian dll)
BENTUK REKOMENDASI ATAS HASIL
MONEV :
• PENGENDALIAN MELALUI PERATURAN (LEGISLATIVE CONTROL) :
– Pedoman, SOP, Instruksi Direktur tentang penanganan limbah RS dll
• PENGENDALIAN ADMINISTRATIF/ORGANISASI (ADMINISTRATIVE CONTROL):
– Pengaturan jam kerja, istirahat dan lembur operator limbah
– Persyaratan operator limbah : batas umur, jenis kelamin, kesehatan dll
• PENGENDALIAN TEKNIS (ENGINEERING CONTROL):
– Substitusi bahan dan alat yang dipakai dalam fasilitas limbah
– Isolasi : bahan, alat, proses kerja, operator dengan alat pelindung
– Perbaikan sistem ventilasi bangunan limbah
• PENGENDALIAN JALUR KESEHATAN:
– Pemeriksaan kesehatan : awal, berkala dan khusus operator limbah
– Pendidikan K3 : kebersihan, personal hygiene, disiplin pemakaian alat pelindung
pada operator limbah dll
Hubungan Tata Kerja Manajemen limbah

Sistem hubungan antar unit dalam kegiatan penanganan limbah adalah


meliputi kewenangan dan tanggung jawab pengawasan dan
pelaksanaan.
• Ruangan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan pengawasan
internal kegiatan penanganan limbah.
• Unit kerja penanganan limbah bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan dan pengawasan di sumber, penyaluran/transportasi dan
pengolahan serta pengawasan mutu limbah
Prosedur tetap pengelolaan limbah :
• Protap penanganan limbah cair
• Protap Penanganan Limbah Padat
• Protap penanganan limbah gas
Dokumentasi dan Pelaporan pengelolaan Limbah
• Seluruh hasil kegiatan penanganan limbah
harus dicatat secara lengkap selanjutnya
dilakukan dokumentasi.
• Kegiatan yang telah didokumentasikan
selanjutnya dilakukan penyusunan laporan
kepada manajemen untuk mendapatkan
rekomendasi dan arahan kebijakan lebih
lanjut.

Anda mungkin juga menyukai