Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERISTIWA KONFLIK YANG PERNAH


TERJADI DI INDONESIA

SRI WULAN FATMAWATI DEWI


IX E
MTsN 01 PEKALONGAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya maka saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“SEJARAH BANGSA INDONESIA”.

Penulisan makalah merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan sebagai tugas ketrampilan
di MTsN 01 Pekalongan guna melengkapi nilai akhir semester.

Dalam Penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya
miliki. Untuk itu kritik dan saran dari bapak Abdul Aziz, S.Pd selaku guru PKn
sangat saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Kami mohon maaf jika dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia.

Pekalongan, April 2024

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................i
Daftar Isi.............................................................................................ii
Bab 1 : Pendahuluan..........................................................................1
1. Latar Belakang............................................................................1
2. Perumusan Masalah....................................................................2
3. Tujuan.........................................................................................2
Bab 2 : Pembahasan..........................................................................3
1. Pengertian Konflik......................................................................3
2. Keberagaman Suku.....................................................................3
3. Konflik Yang Terjadi Di Indonesia............................................3
Bab 3 : Penutup.................................................................................5
Kesimpulan.........................................................................................5
Daftar Pusaka
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dinamika sosial masyarakat Indonesia yang begitu dinamis ternyata mampu
melahirkan berbagai contoh konflik sosial di Indonesia yang pernah terjadi.
Mengutip buku Sosiologi Konflik “Teori-Teori dan Analisis”, konflik sosial
adalah situasi di mana terjadi ketegangan, perselisihan, atau benturan antara
kelompok-kelompok masyarakat. Pergolakan ini kadang kala disebut juga sebagai
pemberontakan terhadap pemerintahan Indonesia. Hal tersebut terjadi karena
kelompok yang melakukan aksinya menginginkan Indonesia menjadi negara yang
sejalan dengan menggunakan ideologi yang dipercayai kelompok tersebut. Dalam
konflik dan pergolakan yang berkaitan dengan ideologi tersebut, ada yang
berkaitan dengan ideologi yang dipegang oleh kelompok tertentu. Hal inilah yang
menjadi latar belakang terjadinya konflik dan pergolakan yang berkaitan dengan
ideologi.

B. Perumusan Masalah
Dengan kesempatan ini, ada beberapa batasan masalah yang berkaitan dengan
judul, sebagai berikut :

1. Apa pengertian konflik?


2. Apakah dengan adanya berbagai suku dan budaya di Indonesia, dapat
mewujudkan suatu integritas dan menghindari konflik?
3. Apa saja contoh konflik yang terjadi di Indonesia dan apa akibat yang
ditimbulkan dari peristiwa tersebut?

C. Tujuan
Dengan adanya penjelasan dari judul ini, kita dapat mengetahui beberapa hal,
sebagai berikut :

1. Memahami dan mengetahui apa pengertian konflik


2. Memahami dan mengetahui pentingnya Semboyan Bhineka Tunggal Ika
3. Mengetahui apa saja konflik yang terjadi di Indonesia

BAB 2
PEMAHAMAN
A. Pengertian Konflik
Kata 'konflik' secara etimologis berasal dari bahasa Latin 'con' yang berarti
'bersama' dan 'fligere' yang artinya 'benturan atau tabrakan'. Sehingga konflik
sosial diartikan sebagai serangkaian fenomena yang bertentangan dan terjadi
pertikaian antara individu melalui konflik kelas hingga internasional. Faktor
penyebab konflik sosial meliputi perbedaan perorangan, kebudayaan, kepentingan,
dan perubahan sosial yang terlalu cepat. Sebagai gejala sosial, konflik merupakan
hal yang wajar terjadi dalam setiap masyarakat. Ini terjadi karena setiap individual
atau kelompok memiliki keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan, kekuasaan,
prestise, atau dukungan sosial. Konflik adalah sebuah gejala sosial yang akan
selalu hadir dalam kehidupan bermasyarakat. Konflik bersifat inheren, yang artinya
konflik akan senantiasa ada dalam setiap ruang dan waktu, di mana saja dan kapan
saja.

Pada umumnya istilah konflik sosial yaitu pertentangan antar anggota atau
masyarakat yang bersifat menyeluruh di kehidupan. Konflik yaitu proses
pencapaian tujuan dengan cara melemahkan pihak lawan, tanpa memperhatikan
norma dan nilai yang berlaku.

Pada dasarnya, setiap individual atau kelompok memiliki kepentingan berbeda


terhadap sesuatu. Jika kepentingan ini dibenturkan, maka yang terjadi adalah
"pertarungan" untuk menentukan kepentingan yang lebih dimenangkan.

Dalam wawancara yang dilakukan peneliti, dengan subjek 1(Purwanti) pada 30


Maret 2019 menjelaskan dampak-dampak yang disebabkan oleh konflik
diantaranya hancurnya kesatuan dan persatuan dalam struktur kemasyarkatan
dimana dampak ini akan sangat terasa pada konflik yang ditimbulkan dari
pertikaian antara kelompok. Semakin banyak jumlah individu yang terlibat dalam
konflik tersebut, maka dampak terhadap kehancuran dan keretakan pada persatuan
dan kesatuan akan semakin besar. Selain itu dampak lain yang dapat di timbulkan
oleh konflik adalah perubahan kepribadian dalam diri individu. Seorang yang
terlibat akan mempengaruhi psikologis dan sifatnya, dimana individu cenderung
menjadi arogan dan emosional. Dampak lainnya adalah jatuhnya korban jiwa dan
kerugian harta benda, munculnya dominasi kelompok, terganggunya stabilitas
ekonomi, mengecam persatuan dan kesatuan bangsa, adanya pihak yang
melakukan provokasi sehingga melibatkan banyak pihak terseret konflik,
masyarakat merasa terancam karena stabilitas keamanan terganggu, mengganggu
jalannya roda pemerintahan dan timbulnya kerusuhan dan kekerasan. Berdasarkan
dampak yang ada, maka harus dilakukan tindakan pencegahan dengan memahami
intensi konflik.

Intensi menjadi faktor utama terjadinya perbuatan yang diwujudkan melalui


perilaku atau tidak direalisasikan dalam bentuk perilaku. Terdapat banyak faktor
yang memunculkan konflik sosial. Berbagai faktor itu saling terkait sehingga
konflik bisa hadir. Umumnya, konflik sosial adalah suatu gejala sosial yang lazim
muncul di kehidupan bermasyarakat.

Berikut ini sejumlah penyebab terjadinya konflik sosial di masyarakat :

1. Adanya perspektif atau pandangan berbeda tentang hidup dan


masalahnya.
2. Adanya latar belakang dan karakter yang unik dari masing-masing
individu atau kelompok.
3. Adanya perbedaan secara kodrati antara laki-laki dan perempuan, namun
tak disikapi dengan baik sehingga muncul konflik.
4. Adanya cara hidup yang berbeda dari individu dan manusia diciptakan
dengan banyak perbedaan

Theory of planned behavior (TPB). Pemikiran dari Ajzen pada tahun 2005
digunakan untuk menjelaskan konflik terbentuk karena adanya sikap yang berasal
dari keyakinan dari berbagai evaluasi yang memprihatinkan diri dan lingkungan
bahwa konflik merupakan pilihan tindakan yang disetujui untuk mempertahankan
objek.

B. Keberagaman Suku
Akhir-akhir ini sering kita lihat bahwa mulai ada perpecahan golongan di beberapa
daerah. Bentrokan antar golongan,bahkan aksi saling melapor pun turut terjadi. Hal
tersebut dipicu oleh perbedaanya pendapat antar golongan maupun yang lainnya.
Hal itu menyatakan bahwa semboyan Bhineka Tunggal Ika yang berbunyi:
“Berbeda-beda tetapi tetap satu jua” sudah tidak di pergunakaan bahkan sebagian
di lupakan.Kewajiban seorang warga negara adalah mempertahankan
negaranya.Tetapi kadang warga negara itu sendiri lupa akan hal itu sehingga
membuat rakyat tak lagi menjalankan kewajibannya untuk mempertahankan NKRI
. Seperti yang terdapat pada pasal 30 ayat (1) yang berbunyi: “Bahwa tiap-tiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanaan
negara”

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia


setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Indonesia merupakan negara yang kaya
akan keberagaman karena terdapat 300 kelompok etnik, tepatnya 1340 suku bangsa
dan 1211 bahasa (1158 bahasa daerah) yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia.
Permasalahan yang saat ini muncul adalah dengan banyaknya penduduk Indonesia
dengan tingkat keberagaman yang tinggi tidak menjamin suatu negara atau daerah
menjadi daerah yang aman dan terbebas dari konflik. Kehidupan majemuk bangsa
Indonesia ditandai dengan etnis yang berbeda-beda latar belakang sosial-budaya.
Latar belakang yang beragam tidak mudah mewujudkan suatu integritas dan
menghindari konflik atau bahkan perpecahan.

Latar belakang budaya yang berbeda dapat memengaruhi pola pemikiran dan
tingkah laku individual dalam sebuah kelompok. Bahkan, dalam kelompok yang
sama, tidak tertutup kemungkinan adanya perbedaan kebudayaan, karena budaya
lingkungan keluarga yang membesarkan setiap individu berbeda-beda.

Ukuran yang dipakai oleh sebuah kelompok tidak akan sama dengan yang lain.
Perbedaan ini dapat menimbulkan sikap etnosentrisme, sikap bahwa kelompok
sendiri adalah yang paling baik, biasanya disertai dengan meremehkan kelompok
lain. Dari hal ini bisa muncul konflik sosial dengan dasar perbedaan kebudayaan.
C. Konflik Yang Terjadi Di Indonesia

5 PERISTIWA KONFLIK YANG TERJADI DI INDONESIA SERTA DAMPAK


YANG DITIMBULKAN

1.Konflik Maluku dan Maluku Utara.

a. Masyarakat yang meninggal akibat kerusuhan ini mencapai angka 8.000-9.000


orang.
b. 70.000 masyarakat lainnya mengungsi.
c. Kerugian materi dalam kasus ini adalah 29.000 rumah terbakar, 7.046 rusak
termasuk 46 mesjid, 47 gereja, 719 toko, dan 38 gedung pemerintah.

2. Konflik Sampit.

a. Kasus ini terjadi pada tahun 2001 dan puncak konfliknya selama 10
hari.Tercatat 469 orang meninggal dan 108.000 orang mengungsi.
b. Kerugian materi sebanyak 192 rumah dibakar dan 784 lainnya rusak, 16
mobildan 43 sepeda motor juga hancur.
c. Pemerintah pusat lamban melakukan darurat sipil, sehingga fasilitas
danmasyarakat yang terlibat dalam konflik terlambat diberhentikan.

3. Konflik Transito Mataram.

a. Pada kasus ini sebanyak 9 orang meninggal, 8 luka-luka, 9 orang


mengalamigangguan jiwa.
b. 79 orang terusir dari rumahnya, 9 orang dipaksa cerai, dan 3 ibu keguguran.
c. Kasus ini berlatar perbedaan keyakinan pemeluk Ahmadiyah. Sejak tahun 1998-
2006, terjadi 7 kali penyerangan kepada kelompok ini. Akibat konflik itu,
11tempat ibadah dan 144 rumah rusak serta harta benda dijarah.

4. Konflik Lampung Selatan.


a. Kasus ini terjadi pada 27-29 oktober 2012 di Kecamatan Kalianda dan
WayPanji.14 orang dilaporkan tewas dan belasan luka parah. Sementara
sebanyak1.700 warga mengungsi.
b. Diperkirakan kerugian mencapai Rp 24,88 miliar.
c. Pemicunya karena terjadi kesalahpahaman antara 2 kelompok warga, sehingga
532 rumah dibakar.

5. Konflik Kerusuhan Mei 1998 di Jakarta (Trisakti)

a. Pada peristiwa ini sebanyak 1.217 orang meninggal, 85 orang diperkosa


dan70.000 orang mengungsi.
b. Kejadian ini berlangsung selama 3 hari dari 13-15 Mei 1998 dengan kerugian
materil diperkirakan mencapai Rp 2,5 triliun.
c. Pemicunya karena terjadi penculikan aktivis, penembakan terhadap mahasiswa
Trisakti dan memburuknya ekonomi saat itu

Anda mungkin juga menyukai