Anda di halaman 1dari 14

KONFLIK LINGKUNGAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Perubahan Sosial

Dosen Pengampu: Ahmad Kharis, M.A.

Disusun Oleh:

Sultan Abdullah Sulaiman 43010220076

Zakiya Aoli Nur Faoziya 43010220127

Selviana Putri Evendi 43010220135

Nailatussyifa’ 43010220165

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SALATIGA

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “KONFLIK LINGKUNGAN”

Melalui penugasan ini semoga dapat memberikan wawasan terhadap


para pembaca pada Mata Kuliah Teori Peubahan Sosial, khususnya pada
materi ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk para
pembaca, terutama mahasiswa.

Kata terakhir yang dapat kami ucapkan adalah terima kasih kepada
semua pihak yang telah ikut andil berpartisipasi menyelesaikan tugas ini.
Dengan demikian kami sadar akan banyaknya kekurangan yang terdapat
pada materi ini. Oleh karena itu, kami membutuhkan saran dan kritik untuk
penyempurnaan dan membangunkan kualitas di kemudian hari.

Salatiga, 21 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................

A. Latar Belakang................................................................................................................

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................

C. Tujuan.............................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................

A. Pengertian Konflik Lingkungan......................................................................................

B. Faktor-faktor Terjadinya Konflik Lingkungan...............................................................

C. Cara Penyelesaian Konflik Lingkungan..........................................................................

BAB III PENUTUP..................................................................................................................

A. Kesimpulan.....................................................................................................................

B. Saran................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seperti yang dapat kita ketahui, bahwa dunia hingga saat ini
telah banyak sekali mengalami perubahan. Mulai dari perubahan
iklim, cuaca, kondisi alam, dan lain-lain. Hal ini juga berdampak
pada seluruh masyarakat di muka bumi ini yang banyak mengalami
perubahan sosial.

Konflik lingkungan atau yang disebut juga dengan konflik


distribusi ekologi, adalah konflik sosial yang disebabkan dari
ketidakadilan terhadap akses kepada sumber daya alam dan suatu
kondisi dimana terjadi ketimpangan dalam menanggung dampak
negatif dari polusi. Istilah ini awal mulanya diperkenalkan oleh
Martinez Alier dan Martin O’Connor di tahun 1996 untuk
mendeskripsikan sebuah konflik sosial yang tercipta dari
kesenjangan terhadap akses mendapatkan sumber daya dan
perbedaan konsekuensi dalam menerima efek merugikan dari
polutan limbah. Pihak yang terlibat dalam konflik semacam ini mulai
dari komunitas masyarakat setempat yang terdampak, pemerintah
suatu negara, perusahaan, investor hingga organisasi pergerakan
lingkungan hidup.

Meningkatnya pembangunan di Indonesia bisa menjadi


meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan bisa juga mengandung
potensi konflik lingkungan. Di sekitar kita banyak sekali lingkungan
masyarakat, hutan, Laut, yang sudah banyak tercemar karena adanya
pembangunan pabrik-pabrik dan gedung-gedung lainnya. Melihat
keterkaitan tersebut, tentu banya usaha-usaha yang harus di lakukan
penduduk bumi untuk tetap dalam kondisi alam yang baik dengan
pembangunan yang semakin maju. Konflik-konflik lingkungan yang
terjadi saat ini harusnya menjadi sebuah peluang untuk kita sebagai

iv
penduduk bumi agar tetap terus menjaga, bukan sebagai ancaman
untuk kehidupan selanjutnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud konflik lingkungan?


2. Apa saja faktor-faktor konflik lingkungan?
3. Bagaimana cara penyelesaian konflik lingkungan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian konflik lingkungan.


2. Untuk mengetahui fakto-faktor konflik lingkungan.
3. Untuk mengetahui cara menyelesaikan konflik lingkungan.
4.

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Konflik Lingkungan

Konflik berasal dari bahasa latin Configere yang berarti saling


memukul. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik
adalah pertentangan, pertikaian, atau percekcokan antara dua pihak
atau lebih yang memiliki kepentingan atau, percekcokan antara dua
pihak atau lebih yang memiliki kepentingan, tujuan, atau pandangan
yang berbeda. Menurut Soerjono Soekanto, konflik adalah suatu
keadaan pertentangan antara dua pihak untuk berusaha memenuhi
tujuan dengan cara menentang pihak lawan.1 Konflik adalah suatu
situasi dimana terdapat perbedaan pendapat, kepentingan, atau tujuan
antara dua pihak atau lebih yang dapat menciptakan ketegangan dan
pertentangan. Istilah “Konflik” secara etimologis berasal dari Bahasa
latin “con” yang berarti bersama dan “fligere” yang berarti benturan
atau tabrakan.2

Lingkungan adalah segala kondisi atau unsur yang ada di sekitar


suatu tempat atau organisme, termasuk unsur alamiah seperti udara,
air, tanah, tumbuhan, hewan, serta unsur buatan manusia seperti
bangunan dan kegiatan manusia yang mempengaruhi kondisi sekitar.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lingkungan
diartikan sebagai sekeliling, tempat, atau daerah disekitar sesuatu.
Dalam konteks yang lebih luas, lingkungan juga dapat merujuk pada
kondisi alam sekitar, termasuk unsur-unsur biotik dan abiotik yang
mempengaruhi kehidupan.

Konflik lingkungan adalah konflik sosial yang disebabkan oleh


ketidakadilan dalam akses terhadap sumber daya alam dan kondisi
dimana pihak yang terlibat mulai dari komunitas masyarakat
1
Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers. 1992. Hal.86.
2
Elly M. Setiadi dan Usman Kolip. Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala
Permasalahn Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group. 2011. Hal.345.

vi
setempat yang terdampak, pemerintah suatu negara, perusahaan,
investor, hingga organisasi pergerakan lingkungan hidup. 3 Konflik
lingkungan sering kali kompleks dan melibatkan berbagai aspek,
seperti kepentingan ekonomi, kebijakan otonomi daerah, penegakan
hokum lingkungan, dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
lingkungan hidup.4 Konflik juga dapat disebabkan oleh perselisihan
mengenai lingkungan yang dapat berujud perebutan akses sumber
daya manusia.

B. Faktor-Faktor Yang Dapat Menyebabkan Konflik Lingkungan


Beberapa faktor yang dapat menyebabkan konflik lingkungan
antara lain:5
1. Perbedaan Pendapat
Adanya perbedaan kepentingan antara berbagai pihak dapat
memicu konflik, misalnya perebutan akses sumber daya
manusia.
2. Perbedaan Individu
Perbedaan antara individu baik dalam perasaan, pendirian, atau
pendapat juga dapat menjadi faktor penyebab konflik
3. Perbedaan budaya
Perbedaan budaya baik antar individu maupun antar kelompok
juga dapat memancing konflik, karena pola kebudayaan yang
berbeda dapat menimbulkan pola perilaku yang berbeda pula.
4. Perubahan sosial
Perubahan sosial berubah seiring dengan perkembangan waktu
adalah salah satu faktor pemicu konflik lingkungan di sosial
masyarakat. Perubahan sosial ini menimbulkan perbedaan

3
Bakti Setiawan Saprial dan Djoko Wijono, Konflik Lingkungan di Kampung Agas,
Tanjung Utama: Batam, Jurnal Manusia dan Lingkungan. 2004. hal 7.
4
Supriatiwi, Konflik Lingkungan di Bukit Mangunharjo Tembalang:Antara Kepentingan
Ekonomi Dengan Kepentingan Lingkungan. Politika:Semarang, Ejournal Undip, Vol.4,
No.1, 2013.
5
Gamal Pasya. Penanganan Konflik Lingkungan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2017.

vii
pengalaman disetiap generasi sehingga benturan bisa menjadi
konflik.

Salah satu konflik lingkungan adalah kebakaran lahan, hal


tersebut dapat terjadi karena dua faktor, yaitu:

1. Faktor Alam

Curah hujan merupakan faktor alam yang dapat mempengaruhi


peristiwa kebakaran lahan pada suatu wilayah, kondisi curah
hujan disuatu tempat akan mempengaruhi tingkat kekeringan
bahan bakar untuk menyala, kemudahan bahan bakar untuk
menyala dan penjalaran api. Lokasi kebakaran hutan memiliki
nilai rata-rata curah hujan 212,62 mm termasuk kedalam kategori
rawan sangat tinggi terhadap bahaya kebakaran. Curah hujan
berpengaruh terhadap kelembapan bahan bakar, dimana pada
saat curah hujan tinggi maka kelembapan bahan bakar juga akan
meningkat sehingga menyulitkan terjadinya kebakaran lahan.6

2. Faktor Manusia

Selain faktor alam yang mempengaruhi kebakaran lahan,


adapula campur tangan manusia atau faktor manusia dalam
kebakaran hutan dan lahan, adapun faktor manusia dalam
kebakaran lahan adalah:7

1). Kegiatan penduduk, kegiatan-kegiatan penyiapan lahan untuk


berbagai macam bentuk usaha pertanian dan kehutanan dapat
menimbulkan bencana kebakaran, kegiatan penduduk seperti
halnya membakar lahan, membuang putung rokok atau
membakar api unggun ketika berkemah seringkali menjadi
6
Vembrianto dkk, Karakteristik Ekologi Lokasi Kebakaran Hutan dan lahan di Desa
Rantau Bais Kecamatan Tanah Putih Kabupaten Rokan Hilir. Jurnal Online Mahasiswa
(JOM) Bidang Pertanian. Vol 2 (1),2015.
7
Muhammad Ainul dkk, Identifikasi Faktor-Faktor Kerentanan Terhadap Kebakaran Hutan
dan Lahan di Kecamatan Cintapuri Darussalam Kabupaten Banjar, Jurnal Pendidikan
Geografi (JPG., Vol 4 (4), 2017, hal. 26.

viii
penyebab bencana kebakaran hutan dan lahan; (2) Mata
pencaharian, masyarakat yang menggantungkan mata
pencaharian dari hasil hutan seringkali lalai membakar
vegetasi;

3) Jaringan jalan, dengan jaringan jalan yang cukup memadai


akan memudahkan mobilisasi peralatan dan juga tenaga
untuk penanggulangan kebakaran yang terjadi, kondisi
jaringan jalan yang kurang memadai untuk menuju akses
titik-titik rawan terjadinya bencana kebakaran seringkali
menghambat proses pemadaman api secara cepat;

4) Pengadaan prasarana pemadaman kebakaran, pendayagunaan


sarana dan prasaran yang telah ada diperlukan inventarisasi
terhadap peralatan yang diperlukan berdasarkan skala
priorotas;

5) Peningkatan jumlah penduduk berpengaruh terhadap


pembukaan hutan dan lahan dimana api digunakan sebagai
teknik dalam persiapan lahan.

C. Cara Penyelesaian Konflik Lingkungan

Konflik lingkungan adalah pertentangan atau ketegangan yang


timbul dari perbedaan pendapat, kepentingan, atau nilai-nilai terkait
isu-isu lingkungan. Hal ini dapat melibatkan konflik antara individu,
kelompok, atau entitas terkait pengelolaan sumber daya alam,
pelestarian lingkungan, atau dampak lingkungan dari kegiatan
manusia. Berikut beberapa bentuk konflik lingkungan dan cara
penyelesaiannya:8

8
Sigit Dhanu Widanto, dan Yeni Widowaty. "Implementasi Penyelesaian Konflik
Lingkungan Antara Korporasi Dan Masyarakat Dalam Kasus Kebakaran
Lahan." Supremasi Hukum: Jurnal Penelitian Hukum Vol.27. No.2 (2018). Hal. 93-104.

ix
1. Komunikasi yang Buruk: Penyelesaiannya melibatkan
peningkatan keterbukaan dan klarifikasi pesan untuk menghindari
kesalahpahaman.
2. Perbedaan Nilai dan Budaya: Diperlukan pemahaman mendalam
terhadap nilai dan budaya masing-masing pihak, serta upaya
untuk mencapai kesepakatan atau toleransi.
3. Persaingan untuk Sumber Daya: Penyelesaiannya dapat
melibatkan pengelolaan sumber daya secara adil dan transparan
serta promosi kolaborasi.
4. Perbedaan Pendapat dan Tujuan: Dialog terbuka dan negosiasi
konstruktif dapat membantu mencapai pemahaman bersama dan
tujuan yang dapat diterima oleh semua pihak.
5. Ketidaksetaraan atau Keadilan: Membangun sistem yang adil dan
memberikan perhatian terhadap kebutuhan semua pihak dapat
mengurangi konflik.

Penyelesaian Konflik Lingkungan:

1. Komunikasi Efektif: Fasilitasi dialog terbuka dan jujur untuk


mencapai pemahaman bersama dan menghindari
kesalahpahaman.
2. Negosiasi dan Kompromi: Mencari solusi yang dapat diterima
oleh semua pihak melalui negosiasi dan kompromi.
3. Mediasi: Mengajak pihak ketiga yang netral untuk membantu
memfasilitasi proses penyelesaian konflik.
4. Pelatihan dan Pengembangan Keterampilan: Memberikan
pelatihan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi,
manajemen konflik, dan kepemimpinan.
5. Konseling atau Pendekatan Psikologis: Untuk kasus-kasus di
mana konflik melibatkan masalah pribadi atau interpersonal.
6. Implementasi Kebijakan yang Adil: Membangun kebijakan
organisasi yang mendukung keadilan dan kesetaraan.

x
7. Kolaborasi dan Tim-building: Mendorong kerja sama tim dan
membangun hubungan positif antarindividu.
Penyelesaian konflik sering kali memerlukan kombinasi strategi
yang disesuaikan dengan konteks spesifik. Penting untuk melibatkan
semua pihak terlibat agar solusi yang diterapkan dapat diterima dan
berkelanjutan.

xi
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Konflik lingkungan adalah konflik sosial yang disebabkan


oleh ketidakadilan dalam akses terhadap sumber daya alam dan
kondisi dimana pihak yang terlibat mulai dari komunitas masyarakat
setempat yang terdampak, pemerintah suatu negara, perusahaan,
investor, hingga organisasi pergerakan lingkungan hidup. Adapaun
faktor yang dapat menyebabkan konflik lingkungan seperti
perbedaan pendapat, perbedaan individu, perbedaan budaya,
perubahan sosial, dan faktor alam. Bilamana konflik lingkungan
telah terjadi, penyelesaian konflik sering kali memerlukan kombinasi
strategi yang disesuaikan dengan konteks spesifik. Penting untuk
melibatkan semua pihak terlibat agar solusi yang diterapkan dapat
diterima dan berkelanjutan.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini sekiranya dapat berguna


kedepanya untuk lebih memahami lagi mengenai konflik
lingkungan. Kami menyaranakan kepada pembaca untuk terus
belajar dan mencari tahu tentang konflik lingkungan. Dengan
memahami apa konflik lingkungan itu, setidaknya kita akan
meminimalisir timbulnya sebuah konflik lingkungan.

xii
DAFTAR PUSTAKA

Ainul, Muhammad dkk. 2017. Identifikasi Faktor-Faktor Kerentanan


Terhadap Kebakaran Hutan dan Lahan di Kecamatan Cintapuri
Darussalam Kabupaten Banjar, Jurnal Pendidikan Geografi (JPG.,
Vol 4 (4).

Pasya, Gamal. 2017. Penanganan Konflik Lingkungan. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama.
Saprial, Bakti Setiawan, dan Djoko Wijono. 2004. Konflik Lingkungan di
Kampung Agas, Tanjung Utama: Batam, Jurnal Manusia dan
Lingkungan. 2004.
Setiadi, Elly M. dan Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi Pemahaman
Fakta dan Gejala Permasalahn Sosial: Teori, Aplikasi, dan
Pemecahannya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
1992. Hal.86.
Supriatiwi. 2013. Konflik Lingkungan di Bukit Mangunharjo
Tembalang:Antara Kepentingan Ekonomi Dengan Kepentingan
Lingkungan. Politika:Semarang, Ejournal Undip, Vol.4, No.1.
Vembrianto dkk. 2015. Karakteristik Ekologi Lokasi Kebakaran Hutan dan
lahan di Desa Rantau Bais Kecamatan Tanah Putih Kabupaten
Rokan Hilir. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Pertanian.
Vol 2 (1).

Widanto, Sigit Dhanu, dan Yeni Widowaty. 2018. "Implementasi


Penyelesaian Konflik Lingkungan Antara Korporasi Dan
Masyarakat Dalam Kasus Kebakaran Lahan." Supremasi Hukum:
Jurnal Penelitian Hukum Vol.27. No.2.

xiii
xiv

Anda mungkin juga menyukai