Anggota :
UNIVERSITAS BOSOWA
MAKASSAR 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan yang maha Esa,
atasberkat dan rahmat-Nya yang telah di limpahkan kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang
berjudul “konflik sosial di lingkar pertambangan” sebagai tugas sosiologi
yang telah diberikan kepada penulis.
Dan juga adanya penulisan makalah ini tidak luput dari kontribusi
beberapa pihak telah membantu punyusunannya, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I............................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar belakang....................................................................................1
B. Rumusan masalah.............................................................................2
C. Tujuan penulisan................................................................................2
BAB II...........................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................3
BAB III........................................................................................................10
PENUTUP..................................................................................................10
A. Kesimpulan.......................................................................................10
B. Saran................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................11
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sengketa lahan
Contoh kasus
Sengketa lahan masyarakat di konsensi PT. Mahakam
sumber jaya kabupaten kutai kartanegara
Contoh kasus
Kualitas hidup masyarakat yang menurun di daerah
kelurahan Batuputih bawah kecamatan Ranuwulu kota
Bitung
2. Perbedaan pendapat serta keinginan sekelompok
masyarakat yang berharap dapat mengambil keuntungan
dari pertambangan
Contoh kasus
3
Konflik perbedaan pendapat serta ketamakan yang
berada di Pertambangan Pasir Besi di Desa Wotgali
4
Konflik tidak terjadi begitu saja tapi ada penyebabnya. Ada faktor
struktural dan ada faktor kontekstual serta faktor yang mendorong
konflik itu sendiri. Dari situ terlihat pemicu banyaknya konflik
pertambangan. Faktor struktural terdiri atas kebijakan pemerintah yang
liberal dan ekstrativist (intervionist measures). Kebijakan yang liberal
akan menyebabkan konflik antar korporasi dan masyarakat. Hal itu
disebabkan karena kegiatan pertambangan yang dilakukan oleh
korporasi terlampau bebas sementara peran pemerintah tidak hadir. Di
sisi lain, konflik terjadi karena pemerintah lebih banyak fokus pada
pendapatan finansial sehingga kepentingan masyarakat terabaikan.
5
banyak digunakan oleh perusahaan dalam penanganan konflik.
Pendekatan kompensasi ialah pendekatan yang menggukan beberapa
faktor. Pendekatan ini sulit karena menentukan standar besaran harga,
tidak pernah memuaskan, negosiasi antara pihak yang tidak
berimbang. Sehingga dari sini seperti menjadi bom waktu yang
sewaktu-waktu meledak.
6
1. Disebabkan belum meratanya pemberdayaan
masyarakat melalui kebijakan yang dibuat pemerintah
dapat dilihat dengan belum validnya sistem penerbitan
surat pernyataan penggarapan lahan, sehingga banyak
masyarakat penggarap lahan tidak mendapatkan
kepemilikan hak garap. Situasi ini menyebabkan SPPL
yang telah terbit tidak diterima oleh masyarakat di
wilayah tersebut. Masyarakat merasa tidak dihargai
karena tidak diikutsertakan dalam proses pembebasan
lahan, karena hanya kelompok masyarakat tertentu yang
memiliki kepentingan dengan team pembebasan lahan
perusahaan.
2. Belum adanya pengawasan terhadap program CSR
yang dijanjikan perusahaan sehingga menyebabkan
banyak penyalahgunaan yang merugikan masyarakat.
Masyarakat merasa dirugikan karena banyak hak yang
seharusnya disalurkan kepada masyarakat namun tidak
3. sampai karena penyelewengan oknum dan perusahaan,
pemerintah belum melakukan pengawasan yang baik
terhadap program CSR yang menjadi hak masyarakat.
b) Antara masyarakat dan perusahaan :
1. Persoalan yang mendasar adalah kepentingan ekonomi,
perusahaan yang datang dengan membawa modal
menjadi magnet penarik bagi masyarakat untuk mencari
keuntungan ekonomis, hal ini menjadi motif utama dalam
konflik antara perusahaan dengan masyarakat.
Perusahaan dengan modal yang besar ingin
membebaskan lahan yang akan digarap dengan cepat
tanpa melalui proses yang seharusnya karena memakan
waktu yang panjang. Situasi tersebut dimanfaatkan oleh
7
oknum team pembebasan lahan dan oknum pemerintah
desa untuk menerbitkan surat yang tidak sesuai.
c) Antara perusahaan dan pemerintah :
Adanya saluran komunikasi yang terhambat menyebabkan
situasi tersebut dimanfaatkan oleh oknum aparat dan
perusahaan untuk mencari keuntungan dengan belum
siapnya sistem yang ada, keadaan ini memperburuk situasi
yang terjadi dan mempersulit dalam proses penyelesaian
konflik yang telah terjadi.
8
menentukan standar besaran harga, tidak pernah
memuaskan, negosiasi antara pihak yang tidak berimbang.
Sehingga dari sini seperti menjadi bom waktu yang
sewaktu-waktu meledak.
2. pendekatan partisipasi. Pendekatan partisipasi dilakukan
melalui pendekatan keterlibatan sejak awal. Pendekatan
melalui keterlibatan sejak awal kemudian berlanjut yang
membutuhkan penjelasan terus-menerus tentang kegiatan.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
11