Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS KONFLIK MASYARAKAT PESISIR PULAU JAWA

AKIBAT PENAMBANGAN PASIR

Mata Kuliah: Metodelogi Penelitian

Dosen Pembimbing:

Mauludiyah, M.T

Disusun oleh:

Kharisma Nurhuwaidah Indraswari (H74219028)

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat pesisir sebagian besar menggangtungkan hidupnya dari


sumber daya laut. Seperti adanya penambangan pasir menjadi salah satu alternatif
masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Penambangan pasir
merupakan kegiatan strategis yang dapat meningkatkan sektor perekonomian dan
Industri (Dharmawan 2006 dalam Awan dkk 2020). Apabila kebutuhan akan pasir
meningkat maka proses penggalian pasir juga akan meningkat. Jika ini terus
terjadi secara berlebihan akan berdampak pada kondisi lingkungan sekitar.

Sering kali penambangan pasir dianggap sebagai kegiatan merusak


lingkungan. Jika kegiatan penambangan pasir ini tidak dimanfaatkan dengan
efisien dan dikelola dengan baik maka akan menyebabkan timbulnya konflik dan
berdampak terhadap masyarakat itu sendiri. Seperti menimbulkan konflik sosial
antar para nelayan dengan penambang. Dimana masyarakat pesisir yang berfrofesi
sebagai nelayan merasa dirugikan karena menurunnya pendapatan mereka. Untuk
dampak lainnya yaitu rusaknya lingkungan sekitar laut, abrasi, habitat biota laut
terganggu dan lain sebagainya (Awan, dkk 2020). Penambangan pasir
menggunakan alat berat untuk mengeruk material di daratan atau dinding tebing
menyebabkan masalah ekologi dan sosial bagi lingkungan sekitarnya. Salah
satunya dapat menyebabkan erosi akibat penambangan pasir (Yudhistira dkk 2011
dalam Wicaksana dan Amirudin 2021).

Perubahan terhadap sifat fisik, kimia dan hayati lingkungan hidup dapat
dipengaruhi oleh Tindakan perusakan lingkungan hidup (Undang – undang
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup dalam As’ari dkk 2019). Setiap individu dalam masyarakat
pesisir memiliki sikap yang berbeda dalam menyikapi masalah, oleh karena itu
konflik sosial perlu diangkat sebagai topik penelitian karena sangat dinamis
(Awan dkk 2020)
Konflik yang terjadi akibat penambangan pasir tersebut dapat terjadi
karena ada salah satu pihak yang merasa dirugikan. Tentu saja pihak yang merasa
dirugikan adalah masyarakat. Lingkungan sekitar mereka rusak dan sebagian
besar kegiatan terganggu, serta banyak lagi dampak lainnya. Untuk itu diperlukan
adanya analisis terkait masalah konflik- konflik yang terjadi dimasyarakat pesisir
akibat penambangan pasir. Dari konflik tersebut peneliti bermaksud untuk
mengkaji lebih dalam permasalahan yang ada dengan judul “Analisis Konflik
Masyarakat Pesisir Pulau Jawa Akibat Penambangan Pasir”. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui apa penyebab konflik yang terjadi dalam
masyarakat pesisir Pulau Jawa akibat adanya penambangan pasir.

B. Rumusan Masalah
- Apa penyebab terjadinya konflik yang terjadi dalam masyarakat pesisir Pulau
Jawa akibat penambangan pasir?
- Bagaimana upaya untuk mengatasi konflik dalam masyarakat pesisir Pulau
Jawa akibat penambangan pasir?
C. Tujuan Penelitian
- Untuk mengetahui penyebab terjadinya konflik yang terjadi dalam masyarakat
pesisir Pulau Jawa akibat penambangan pasir.
- Untuk mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi konflik dalam
masyarakat pesisir Pulau Jawa akibat penambangan pasir.
D. Manfaat Penelitian

E. Batasan Masalah
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Metode Kualitatif

Metode kualitatif merupakan suatu penelitian untuk meneliti suatu objek


alamiah dengan instrument kunci adalah peneliti, pengumpulan data dengan
metode gabungan, analisis data dengan sifat induktif dan hasilnya lebih kepada
mkana generalisasi. (Sugiyono 2007:1 dalam Prasanti 2018). Menurut (Moleong
2009; p 6 dalam Adhimah 2020) metode kualitatif merupakan penelitian yang
digunakan untuk memhami suatu fenomena yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi dll dan dengan cara deskripsi dalam bentuk
kata – kata dan bahasa yang alamiah serta memanfaatkan metode – metode
alamiah secara holistik.

Pengertian lain metode kualitatif menurut Strauss & corbin 2003 dalam
Surayya 2018 yaitu penelitian yang dilakukan tidak melalui prosedur statistic
tetappi memungkinkan data – datanya untuk dianalisis dengan suatu perhitungan.
Membandingkan antara penelitian kuantitatif dengan subjek yang terlibat relatif
sedikit. Biasanya metode penelitian ini menggunakan bahasa yang informal
seperti pemahaman (Understanding), nilai (meaning), dan temuan (discover).
Selama penelitian berlangsung penelitian ini menggunakan logika induktif melalui
kategori data yang didapatkan. Sehingga fenomena yang terjadi menghasilkan
pola atau teori. (Surayya 2018)

Metode ini lebih memusatkan kepada suatu objek tertentu untuk lebih
dipelajari sebagai sebuah kasus. Data – data kasus dapat diperoleh dari semua
yang bersangkutan. Adapun tujuan dari adanya metode kualitatif ini adalah untuk
dapat mempertahankan bentuk dan isi perilaku manusia dan menganalisis secara
mendalam kualitasnya tanpa mengubah entitas kuantitatifnya. ( Mulayana, 2008;
150 dalam Prasanti 2018). Menurut (Yatim Riyanto, 2001:24 dalam Kusumawati
2013) penelitian ini memiliki tujuan untuk mengenali secara intensif unit sosial
meliputi kelompok, individu dan Lembaga masyarakat.

B. Konflik
a. Definisi Konflik

Kata konflik berasal dari suatu kata kerja “Configure” yang


memiliki arti saling memukul. Jika secara sosiologis, konflik memiliki arti
sebagai proses sosial yang terjalin antar 2 orang atau lebih dimana salah
satu pihak berusaha untuk menghancurkan pihak lainnya sehingga pihak
lain merasa tak berdaya. (Irwandi dan Endah, 2017).

Ada beberapa pendapat para ahli tentang arti dari konflik seperti
dalam buku Stephen P. Robbins dalam Andri, 2016 para ahli memiliki
pendapat yang berbeda – beda. Namun ada beberapa kesamaan dari
definisi para ahli yaitu pertentangan. Dimana konflik timbul akibat adanya
pertentangan antar beberapa pihak. Konflik yang ada juga berdasarkan
persepsi.

Nurdjana dalam Andri, 2016 mendefiniskan konflik sebagai sebuah


akibat dari pertentangan antar satu pihak dengan pihak laiinya karena
perbedaan kehendak atau keinginan sehingga kedua pihak merasa
terganggu. Konflik sosial merupakan suatu proses sosial antar individu
atau kelompok dengan menentang pihak lawan disertai kekerasan untuk
memenuhi tujuannya. (Soerjono Soekanto, 2006) dalam Irwandi dan
Endah, 2017). Jika menurut Pritt dan Rubbin dalam Syaril Ramadhan
(2008), dalam Irwandi dan endah, 2017 konflik merupakan suatu persepsi
pihak – pihak mengenai perbedaan kepentingan yang berkonflik tidak
tercapai secara simultan.

Konflik merupakan suatu hal yang sering terjadi dikalangan


masyarakat. Ketika anatar pihak berusaha memperebutkan suatu hal
semisal memperebutkan kekuasaan, wilayah termasuk sumberdaya alam
yang ada didalamnya. Konflik yang timbul ini biasanya tida bersifat fisik
tetapi saling beradu argument, tetapi jika semakin parah dapat
menimbulkan kekerasan. Konflik tidak dapat dipisahkan dari aktivitas
masyarakat termasuk ineraksi antara individu, kelompok dan interaksi
dengan lingkungan (Qurbani 2020). Konflik merupakan fenomena yang
paling sering terjadi karena merupakan bagian dari kehidupan manusia
yang bersifat sosial dan politik serta mnenjadi penggerak dalam dinamika
dan perubahan sosial dan politik. (Kornblurn dalam Qurbani 2020)

b. Ciri – ciri adanya konflik

Terdapat beberapa ciri – ciri dari konflik menurut Wiyono


(1993:37) dalam Andri 2016 yaitu:

1. Terdapat 2 pihak atau lebih yang saling terlibat pertentangan.


2. Pertentangan yang terjadi antara 2 pihak atau kelompok menimbulkan
ambigius dan berlawanan dengan norma.
3. Adanya interaksi yang timbul dari konflik tersebut seperti mengurangi
dan menekan pihak lain untuk memperoleh keutungan seperti : status,
kekuasaan, barang, rasa aman, penghargaan dll
4. Menimbulkan tindakan yang menyebabkan kedua pihak saling
berhadapan untuk menunjukkan pertentangan.
5. Timbulnya ketidakseimbangan antar pihak akibat suatu status sosial,
kedudukan, harga diri dll.
c. Penyebab Konflik

Suatu permasalahan yang terjadi pasti ada penyebabnya seperti


layaknya konflik, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab timbulnya
konflik, yaitu:

1. Faktor manusia

Konflik yang timbul dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti


atasan/ bos dalam hal memimpin, atau individu itu sendiri yang teguh pada
pendiriannya untuk mempertahankan suatu peraturan. Dapat juga akibat
adanya perbedaan kepribadian atau sifat egois, fanatic dan temperamental
manusia itu sendiri.
2. Faktor organisasi

Dalam suatu organisasi yang terdiri dari banyak orang sering kali
menimbulkan perbedaan pendapat, selisih dll. Adanya perbedaan tujuan,
fungsi atau tugas dari setiap unit di organisasi yang menyebabkan konflik.
Bisa juga karena adanya sifat ketergantungan, sehingga salah satu pihak
tidak menyelesaikan tugasnya sebelum tugas pihak lainnya selesai dan
menjiplak hasil kerjanya.

C. Masyarakat Pesisir

Masyarakat pesisir merupakan masyarakat yang hidupnya didaerah pantai.


Mereka menggantungkan hidupnya dari hasil laut dan sebagian besar berfrofesi
sebagai nelayan. Pada umumnya masyarakat pesisir memiliki sifat keras dan
sangat terbuka. (Acmad, 2016).

Ada beberapa pendapat para ahli yang mengartikan masyarakat pesisir,


seperti Fachrudin 1976 dalam Kusnadi 2010 dalam Safitri 2013 dalam Achmad
2016 menurutnya masyarakat pesisir merupakan suatu kesatuan sosial masyarakat
yang tumbuh dan hidup di wilayah pesisir atau dekat pantai. Para nelayan
merupakan bagian dari konstruksi sosial.

Kehidupan masyarakat pesisir masih relatif tradisional dan semua hal yang
dilakukan oleh mereka masih dangat sederhana. Mulai dari struktur pihak,
bekerja, pengelolaan sumberdaya alam, budaya dll. Para nelayan juga melakukan
proses menangkap ikan dengan alat – alat sederhana. Masyarakat pesisir
umumnya masih berada pada garis kemiskinan, mereka hanya memiliki keahlian
terbatas dan mempunyai pendidikan rendah.

D. Pertambangan

Pertambangan merupakan suatu aktivitas yang memerlukan sumberdaya


alam untuk dimanfaatkan. Pertambangan memiliki dampak yang kurang baik bagi
lingkungan. Permasalahan yang timbul akibat pertambangan adalah konflik atar
masyarakat. (Ruly, dkk 2019).
Perubahan lingkungan yang sering terjadi adalah akibat dari
pertambangan. Beberapa dampak yang sering terjadi akibat adanya penambangan
adalah perubahan habitat baik flora dan fauna, struktur tanah, perubahan
lingkungan dan lain- lain (Sugiri, 2014 dalam Ruly, dkk 2019).

Pertambangan pasir merupakan suatu aktivitas pemanfaatan sumberdaya


alam yang dilakukan dengan mengambil sejumlah pasir di pantai yang memiliki
nilai jual tinggi. Ada yang mengaggap bahwa kegiatan penambangan ini sangat
membantu dalam sector perekonomian, tetapi kenyataanya lebih banyak
menghasilkan kerugian dan berdampak negative bagi lingkungan sekitar.

E. Penelitian Terdahulu

Adanya penelitian terdahulu agar peneliti mampu melihat letak


penelitiannya agar dapat dibandingkan dengan peneliti yang lainnya. Seperti pda
tabel dibawah ini :

No. Judul penelitian, tahun, Tujuan penelitian Metode Hasil


penerbit.
1. Dampak Rencana Untuk mengetahui sikap Metode yang Hasil dari penelitian
Penambangan Pasir Besi petani lahan pantai digunakan adalah menunjukkan bahwa
Terhadap Kondisi Sosial terhadap rencana penelitian deskriptif sebanyak 75,76 %
Petani Lahan Pantai Di penambangan pasir besi kuantitatif. penduduk Desa
Desa Banaran dan dampak sosial Pengambilan sampel Banaran menyetujui
Kecamatan Galur rencana penambangan dengan Teknik adanya
Kabupaten Kulon pasir besi terhadap petani simple random penambangan pasir
Progo. Fahmi Isabirin lahan pantai. sampling. besi karena dapat
dan Suparmini. Pengambilan data menciptakan
Geomedia. Vol 11 dengan observasi, lapangan pekerjaan
dokumentasi dan baru. Sedangkan
wawancara. Dengan 24,24% merasa takut
analisis deskriptif jika rencana
kuantitatif. penambangan pasir
terlaksana akan
menggusur lahan
pertanian mereka
sehingga kehilangan
pekerjaan.
2. Dampak Penambangan Untuk mengetahui Penelitian ini Hasil dari penelitian
Pasir Besi Di Desa dampak penambangan menggunakan jenis menunjukkan bahwa
Bandungharjo, pasir besi di Desa metode kualitatif konflik kebijakan
Banyumanis Dan Bandungharjo, dengan metode studi penambangan pasir
Ujungwatu Kabupaten Banyumanis dan kasus. Dengan besi terjadi karena
Jepara Menurut UU No Ujungwatu Kabupaten Teknik adanya perbedaan
32 Tahun 2009 Tentang Jepara. pengumpulan data persepsi antar
Perlindungan Dan secara wawancara pemerintah dengan
Pengelolaan serta observasi non- masyarakat atas
Lingkungan Hidup. partisipan untuk data pengelolaan tanah,
Suroto dan Gunarto primer dan masyarakat berusaha
2018. Jurnal Daulat menambah sumber untuk melawan
Hukum. Vol 1 No. 1. dari literatur untuk pemerintah dan
ISSN:2614-560X data sekunder pemerintah berusaha
memaksakan
kehendak.
Pemerintah
menggunakan tindak
kekerasan berupa
fisik dan nonfisik
kepada masyarakat
yang kontra.
Sedangkan untuk
masyarakat pro
pemerintah
melakukan
pendekatan berupa
sosialiasi.
3. Faktor Penyebab Untuk mengetahui faktor Penelitian ini Hasil dari penelitian
Konflik Sosial penyebab konflik sosial menggunakan menunjukkan bahwa
Masyarakat Pesisir masyarakat pesisir penelitian kualitatif penyebab terjadinya
Penambangan Pasir Laut penambangan pasir laut di dengan studi kasus. konflik sosial
Di Pantai Labu Pantai Labu Kabupaten Untuk pengambilan masyarakat karena
Kabupaten Deli Serang Deli Serdang. data primer adanya perbedaan
menggunakan cara antar individu dalam
wawancara hal pemahaman dan
mendalam para reaksi terhadap
narasumber yang masalah, perbedaan
terkait serta kepentingan. Serta
observasi lapangan. adanya perubahan
Untuk pengambilan sosial dalam
data sekunder musyawarah desa.
didapat melalui Adanya perbedaan
sumber literatur dan antar individu,
dokumen instansi kepentingan dan
terkait sebagai perubahan sosial.
penunjang.
4. Konflik Pasir Besi: Pro Untuk mengobservasi Penelitian ini Hasil dari penelitian
dan kontra Rencana keunikan “konflik pasir menggunakan menunjukkan bahwa
Penambangan Pasir Besi besi” metode penelitian adanya perlawanan
di Kabupaten Kulon kualitatif dengan masyarakat pesisir
Progo menggali informasi terhadap rencana
seputar konflik pasir penambangan pasir
besi dari berbagai besi serta pro dan
pihak yang terkait. kontra di dalamnya.
Untuk Teknik Konflik disini
pengumpulan data menimbulkan
menggunakan berbagai pro kontra
observasi non- dari berbagai sudut
partisipan, pandang ekonomi,
wawancara dan politik, dan sosial.
dokumentasi. Antara pemerintah
dan masyarakat
saling memaksakan
kepentingan demi
memperoleh
kekuasaan
sumberdaya lahan
pantai. Berusaha
saling mendominasi
dan manjatuhkan.
Serta adanya unsur
kesengajaan dalam
menciptakan konflik
pasir besi.
5. Strategi dan Pola Untuk mengetahui Penelitian ini Hasil dari penelitian
Konflik Penambangan kepentingan actor, strategi menggunakan menunjukkan bahwa
Pasir di Selat Madura konflik, serta pola konflik pendekatan kualitatif pola konflik yang
Tahun 2006-2016. yang terbentuk. dengan tipe terbentuk antara
Shinta Dwi Adinda deskriptif. Teknik FMPS Kedung
2017. pengumpulan data Cowek dengan PT.
menggunakan Gora Gahana adalah
purposive dan pola spiral konflik.
snowball. Pola tersebut
terbentuk karena
masing – masing
actor memiliki
strategi contending
untuk mengatasi
konflik. Strategi
tersebut
menyebabkan
adanya Tindakan
saling serang dan
saling balas antara
FMPS dengan PT.
Gora Gahana.
Akibatnya PT Gora
Gahana tidak dapat
melakukan aktivitas
penambangan pasir
secara leluasa.
6. ZONASI Untuk mengetahui zonasi Metode penelitian Hasil Penelitian
PEMANFAATAN pemanfaatan lahan pasca ini adalah deskriptif menunjukkan zonasi
LAHAN PASCA penambangan pasir di survey, Teknik kawasan reklamasi
PENAMBANGAN pesisir cipatujah pengumpulan data lahan pasca
PASIR DI PESISIR Tasikmalaya, Jawa Barat melalui survey penambangan pair
CIPATUJAH lapangan, besi di Kecamatan
KABUPATEN wawancara, studi Cipatujah dibagi
TASIKMALAYA, dokumentasi dan menjadi 3 Zona
JAWA BARAT. As’ri, studi literatur. diantaranya: Zona I:
Ruli dkk 2019 merupakann zona
kawasan budidaya
udang vannamei,
Zona II: Zona
Kawasan Pariwisata,
Zona III: zona
kawasan konservasi.
7. Mining Conflict Untuk mengetahui Penelitian ini Hasil menunjukkan
Resolution: A Case resolusi konflik yang menggunakan bahwa adanya
Study of Iron Sand sejalan dengan lokasi metode yuridis tumpang tindihnya
Mining in Lumajang, konflik pertambangan empiris yang rencana tata guna
Indonesia. I D Qurbani diperoleh melalui lahan dan tata ruang
beberapa Teknik. perencanaan. Konflik
Teknik lahan pasti sangat
pengumpulan data rentan. Pemetaan
yang digunakan tipologi konflik
peneliti berupa adalah
observasi, dilakukan dengan
wawancara dan studi mengelompokkannya
literatur. ke dalam ruang-
ruang konflik.
Peneliti menganalisis
adanya perselisihan
dan mengidentifikasi
mekanisme
penyelesaian
sengketa yang telah
dilakukan dan
menemukan
penyelesaian
sengketa yang ideal
strategi.

8. Strategi Pengelolaan Tujuan dari penelitian ini Metode yang Hasil penelitian
Penambangan Pasir Laut adalah untuk dilakukan adalah menunjukkan bahwa
yang Berkelanjutan mendapatkan strategi wawancara dengan faktor dominan yang
(Studi Kasus Pulau pengelolaan penambangan responden ahli yang harus diperhatikan
Tunda, Provinsi Banten) pasir laut di perairan dipilih secara pada pengelolaan
Pulau Tunda yang purposive dengan penambangan pasir
berkelanjutan bantuan kuesioner. laut agar menjadi
Data yang telah berkelanjutan adalah
diperoleh dianalisis sumberdaya alam,
dengan AHP kebijakan
pemerintah dan
sosial ekonomi
masyarakat.
9. Community Resistance Untuk mengetahui Metode penelitian Hasil penelitian
Against Sand Mining bagaimana perlawanan yang digunakan menunjukkan bahwa
Activities At The Brown masyarakat terhadap adalah etnografi resistensi pola
Canyon Semarang kegiatan penambangan dengan instrument masyarakat yang
Pasir di Brown Canyon penelitian berupa terkena dampak
Semarang observasi didasarkan pada
partisipatif, empat faktor.
wawancara dan studi Pertama, masyarakat
literatur. Penentuan acuh tak acuh
narasumber terhadap akses
berdasarkan pada informasi tentang isu
masyarakat yang – isu lingkungan
paling terkena seperti dampak dan
dampak kegiatan izin pertambangan.
pertambangan Kedua, masyarakat
mengganggap bahwa
pemilik tambang
berasal dari
lingkungan yang
tidak boleh
ditolak/berkuasa.
Ketiga, masyarakat
merasa bahwa
pertambangan
menguntungkan
karena dapat
membuka lowongan
pekerjaan. Keempat,
masyarakat
menyadari bahwa
kekuatan pemilik
tambang sangat kuat
dalam politik
sehingga sulit untuk
ditentang.
10. Analysis of Sand Tujuan dari penelitian ini Metode penelitian Hasil penelitian
Mining Impact on adalah untuk mengetahui yang dilakukan menunjukkan bahwa
Riverbed in the dampak penambangan adalah dengan di Jembatan
Downstream of the pasir pada dasar sungai di menganalisis jumlah Srandakan yang
Progo River, Indonesia hilir Sungai Progo, penambangan pasir, mengarah ke Sungai
Ikhsan, J dkk 2020 Indonesia sosial dan dampak Progo volume
ekonomi, penambangan pasir
transportasi sekitar 459.576
sedimen, degradasi m3/tahun, salah satu
atau agradasi pada bidang sosial dan
titik tinjauan ekonomi dampak
berdasarkan data penambangan pasir
primer dan sekunder adalah terbukanya
dari hasil lapangan pekerjaan
pengukuran dan bagi masyarakat
pengujian sekitar lokasi
laboratorium. penambangan dan
degradasi dasar
sungai, dengan nilai
degradasi 0,43
m/tahun
BAB III

METODE PENELITIAN

Laporan ini dengan menggunakan metode pengambilan data yang


dilakukan dengan cara studi literatur, sebelum itu penulis mengidentifikasi
masalah pada konflik masyarakat pesisir akibat adanya penambangan pasir di
wilayah pesisir pulau jawa. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis
secara deskriptif. Kusumawati (2013), penelitian deskriptif kualitatif yaitu suatu
penelitian yang digunakan untuk menggambarkan keadaan yang sebenarnya yang
ada dilapangan tanpa dibuat buat dengan metode kualitatif. Analisis ini untuk
memberikan bahasan atau penafsiran terhadap data – data untuk memperoleh
kesimpulan.

Mulai

Identifikasi Masalah konflik


masyarakat pesisir akibat
adanya penambangan pasir.

Studi Literatur

Analisis pada persamaan


literatur referensi dengan topik
yang dibahas dan interprestasi
literatur referensi

Menyusun Laporan
Selesai

DAFTAR PUSTAKA

Adhimah, S. (2020). Peran orang tua dalam menghilangkan rasa canggung anak
usia dini (studi kasus di desa karangbong rt. 06 rw. 02 Gedangan-
Sidoarjo). Jurnal Pendidikan Anak, Volume 9 No 1.

Adinda, S. D. (2017). Strategi dan Pola Konflik Penambangan Pasir di Selat


madura. Mahasiswa Program sarjana Ilmu Politik Universitas Airlangga.

Angga Satria Wicaksana, A. A. (2021). Community Resistance against Sand


Mining Activities at the Brown Canyon Semarang. E3S Web of
Conferences 317, https://doi.org/10.1051/e3sconf/202131701037.

Astuti, E. Z. (2012). Konflik Pasir Besi: Pro dan Kontra Rencana Penambangan
Pasir Besi di Kabupaten Kulon Progo. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Vol 16 No 1 ISSN 1410-4946.

awan Wahyudi, E. R. (2018). Strategi Pengelolaan Penambangan Pair Laut Yang


Berkelanjutan (Studi Kasus Pulau Tunda, Provinsi Banten). Jurnal Ilmu
dan Teknologi Kelautan Tropis, ISSN Cetak : 2087-942 Vol. 10 No. 2,
Hlm. 277-289 DOI:http://dx.doi.org/10.29244/jitkt.v10i2.19066.

Fahmi Isabrin, S. (2013). DAMPAK RENCANA PENAMBANGAN PASIR


BESI TERHADAP KONDISI SOSIAL PETANI LAHAN PANTAI DI
DESA BANARAN KECAMATAN GALUR KABUPATEN KULON
PROGO. Geomedia, Volume 11 Nomor 1.
Fajriharish N A, B. M. (2020). Faktor Penyebab Konflik Sosial Masyarakat
Pesisir Penambangan Pasir Laut Di Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang.
Jurnal Niara, Vol. 13, No. 1.

Fajriharish Nur Awan, B. M. (2020). Faktor Penyebab Konflik Sosial Masyarakat


Pesisir Penambangan Pasir Laut Di Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang.
Jurnal Niara, Vol. 13, No. 1 Hal. 252-259 P-ISSN 1693-3516 | E-ISSN
2528-7575.

Fama, A. (2016). KOMUNITAS MASYARAKAT PESISIR DI TAMBAK


LOROK, SEMARANG. Sabda, Volume 11, Nomor 2 ISSN 1410–7910 E-
ISSN 2549-1628.

J ikhsan, A. R. (2020). Analysis of Sand Mining Impacts on Riverbed in the


Downstream of the Progo River, Indonesia. ISCEE, 1144 (2021) 012065
doi:10.1088/1757-899X/1144/1/012065.

Kusumawati, A. (2013). PENANGANAN KOGNITIF ANAK DOWN SYNDROME


MELALUI METODE KARTU WARNA DI TK PERMATA BUNDA
SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014. Surakarta: Jurusan Pendidikan
Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Prasanti, D. (2018). PENGGUNAAN MEDIA KOMUNIKASI BAGI REMAJA


PEREMPUAN DALAM PENCARIAN INFORMASI KESEHATAN.
JURNAL LONTAR, VOL. 6 NO 1.

Qurbani, I. D. (2019). Mining Conflict Resolution: A Case Study of Iron Sand


Mining In Lumajang Indonesia. B-SPACE , DOI 10.4108/eai.26-11-
2019.2295155.

R, I. d. (2017). ANALISIS KONFLIK ANTARA MASYARAKAT,


PEMERINTAH DAN SWASTA (Studi Kasus di Dusun Sungai Samak,
Desa Sungai Samak, Kecamatan Badau, Kabupaten Belitung). JISPO,
VOL. 7 No. 2 .
Ruli As'ri, E. M. (2019). ZONASI PEMANFAATAN LAHAN PASCA
PENAMBANGAN PASIR DI PESISIR CIPATUJAH KABUPATEN
TASIKMALAYA, JAWA BARAT. Jurnal Geografi, Vol 11 No.2.

Suparmini, F. I. (2013). DAMPAK RENCANA PENAMBANGAN PASIR BESI


TERHADAP KONDISI SOSIAL PETANI LAHAN PANTAI DI DESA
BANARAN KECAMATAN GALUR KABUPATEN KULON PROGO.
Geomedia, Volume 11 Nomor 1.

Surayya, R. (2018). PENDEKATAN KUALITATIF DALAM PENELITIAN


KESEHATAN. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh.

Suroto, G. (2018). Dampak Penambangan Pasir Besi Di Desa Bandungharjo,


Banyumanis Dan Ujungwatu Kabupaten Jepara Menurut UU No. 32
Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Jurnal Daulat Hukum, Vol. 1. No. 1 ISSN: 2614-560X.

Wahyudi, A. (2016). KONFLIK, KONSEP TEORI DAN PERMASALAHAN.

Anda mungkin juga menyukai