Anda di halaman 1dari 9

PSIKOLOGI KONFLIK SARA DAN USAHA-USAHA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kajian Aktual Psikologi Sosial

Dosen Pengampu:

Drs. Sugiyarta Stanislaus, M. Si.

Pundani Eki Pratiwi, S.Psi., M.Psi

Disusun oleh:

Yuniar Hasana
1511421073

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. i

PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 1

A. Definisi Konflik Sara dan Usaha-Usaha ..................................................................... 1

B. Ruang Lingkup Psikologi Konflik Sara dan Usaha-Usaha ....................................... 1

C. Teori Psikologi Konflik Sara dan Usaha-Usaha ........................................................ 3

D. Implementasi Psikologi Konflik Sara dan Usaha-Usaha .......................................... 4

KESIMPULAN ........................................................................................................................ 6

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 7

i
PEMBAHASAN

A. Definisi Konflik Sara dan Usaha-Usaha


Suatu wilayah tentunya memiliki perbedaan satu sama lain, baik perbedaan
agama, budaya, ras, suku, dan lain sebagainya. Maka dari itu, dengan adanya perbedaan
tersebut masyarakat sering kali terjadi perselisihan satu sama lain yang mengakibatkan
konflik. Secara bahasa, konflik berasal dari bahasa latin “configere” yang berarti
pertarungan. Soerjono Soekanto mendefinisikan konflik adalah suatu keadaan dimana
dua pihak yang saling berebut untuk memenuhi tujuan dan keinginan pribadi dengan
cara pertentangan. Menurut Ghofar (2014), konflik merupakan proses sosial yang
melibatkan dua orang atau lebih maupun sebuah kelompok yang saling berusaha
menyingkirkan dengan cara menghancurkan salah satu pihak.
SARA diartikan sebagai pandangan maupun tindakan (baik verbal maupun non-
verbal) mengenai budaya, agama, ras, suku, maupun golongan tertentu, yang mana
adanya tindakan kekerasan. Permana & Sos (2021) dalam bukunya menjelaskan bahwa
ada tiga kategori SARA, diantaranya: (1) Kategori Individual, yaitu tindakan
(menyerang, mengintimidasi, menghina) yang dilakukan oleh seorang individu maupun
kelompok tertentu terhadap suatu golongan; (2) Kategori Institusional, yaitu tindakan
sengaja maupun tidak disengaja yang membuat peraturan diskriminatif, yang mana
dilakukan oleh suatu institusi (negara); (3) Kategori Kultural, yaitu tindakan
menyebarkan ide-ide diskriminatif melalui kebudayaan dalam suatu masyarakat.
Dapat disimpulkan bahwa konflik SARA adalah tindakan yang menyerang
agama, ras, suku, budaya, maupun golongan tertentu dengan cara kekerasan. Tindakan
tersebut berupa menghina, mengintimidasi, melecehkan identitas individu maupun
sebuah golongan tertentu.

B. Ruang Lingkup Psikologi Konflik Sara dan Usaha-Usaha


• Sumber-sumber konflik
Konflik dari dalam diri individu (individual conflict):
Terdapat konflik yang berkaitan dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai atau
disebut dengan approach-approach conflict. Dimana ini merupakan jenis

1
konflik yang mempunyai resiko paling kecil, mudah diatasi, dan tidak
mempunyai efek yang terlalu fatal. Diantaranya adalah:
- Approach-approach conflict
Individu didorong untukk melakukan pendekatan positif terhadap dua
permasalahan atau lebih yang tujuannya saling terpisah satu sama lain.
- Approach-avoidance conflict
Individu didorong untuk melakukan pendekatan terhadap permasalahan.
Hal ini bertujuan untuk memberikan nilai positif dan negatif bagi orang
yang sedang mengalami konflik.
- Avoidance-avoidance conflict
Individu di dorong untuk menghindari hal negatif dengan tujuan yang
dicapai terpisah satu sama lain.
Selain dari dalam individu, terdapat sumber konflik lainnya, yaitu:
1. Sumber daya yang terbatas
Hal ini meliputi uang, sumber daya manusia, informasi, ataupun proses
produksi. Oleh karena itu, keterbatasan sumber daya dapat menyebabkan
persaingan yang menurun juga terbatas. Maka konflik akan muncul dan
tidak dapat dihindari.
2. Perbedaan kepribadian
Perbedaan kepribadian antar individu jika tidak diimbangi dengan toleransi
maka akan memunculkan ketegangan dalam perbedaan sikap, nilai, juga
keyakinan sehingga konflik dapat muncul secara berinringan.
3. Yuridiski ambigius
Ketidaksetujuan individu terhadap siapa yang memiliki tanggung jawab
untuk melaksanakan tugas dan sumber daya yang ada.
4. Perbedaan status, kekuasaan, dan tujuan
Perbedaan status akan menyebabkan kemungkinan individu untuk terlibat
dalam konflik. Perbedaan tujuan juga dapat timbul apabila individu merasa
kehilangan arah dalam suatu pekerjaan yang harus dilakukan. Maka dari
itu, biasanya hal ini akan memunculkan konflik yang tidak dapat dihindari.
• Jenis-jenis konflik
Terdapat beberapa jenis konflik yang sering terjadi dalam kehidupan organisasi,
diantaraya:
1. Konflik dalam individu

2
Konflik ini muncul ketika individu merasa bimbang dalam menghadapi
suatu pekerjaan yang bertentangan dengan kompetisi yang tidak sesuai
dengan kemampuannya.
2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama
Konflik ini berhubungan dengan bagaimana cara individu untuk merespon
tekanan perbedaan yang ada dalam lingkungan mereka. Sebagai contoh
pemberian hukuman terhadap seseorang yang telah melanggar norma-
norma yang ada didalam suatu kelompok.
3. Konflik antar organisasi
Adanya persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian negara membuat
konflik mudah muncul dan menjadi suatu permasalahan yang bahkan dapat
membesar.
• Faktor penyebab konflik
1. Faktor manusia
Faktor ini dapat disebabkan oleh atasan karena gaya kepemimpinannya,
anggota yang mempertahankan peraturan secara keras, perbedaan
ke;ribadian yang menyebabkan muncul sikap temperamental, egoistik,
fanatik, dan otoriter.
2. Fakor organisasi
Persaingan dalam menggunakan sumberdaya menjadi sebuah potensi
munculnya konflik. Perbedaan tujuan antar unit organisasi juga sering
mengarah ada permasalahan yang menimbulkan banyak perdebatan.

C. Teori Psikologi Konflik Sara dan Usaha-Usaha


Jika mengacu pada teori psikososial Erikson, proses penempaan oleh berbagai
krisis bangsa yang hingga hari ini terus berlangsung seperti bobroknya
penyelenggaraan negara, degradasi lingkungan, kelaparan, dan bencana alam sudah
cukup membuat struktur sosial bangsa Indonesia mengalami perubahan signifikan
menjadi semakin modern. Konflik SARA memang saling berimplikasi antara sebab dan
akibatnya. Jika kriminalitas semuanya dilihat dengan sudut pandang primitif yang lebih
sempit, maka bisa dipastikan tidak ada masalah di negeri ini yang tidak berakhir dengan
perang.
Konflik juga dapat dilihat menggunakan teori psikologi sastra, psikologi sastra
merupakan analisis teks dengan mempertimbangkan relevansi dan peranan studi

3
psikologis yang berpusat pada tokoh-tokoh, maka akan dapat dianalisis konflik batin
yang mungkin saja bertentangan dengan teori psikologis. Munculnya pendekatan
psikologi dalam kritik sastra berawal dari meluasnya teori psikoanalisis Freud yang
diikuti oleh murid-muridnya seperti Richard dengan teori psikologi kepribadian, serta
ada Kurt Lewin dengan psikologi medan (Gela, 2014).
Teori psikologi medan yang dikembangkan oleh Kurt Lewin banyak
berhubungan dengan konflik. Teori ini mempelajari interaksi antara satu individu
dengan medan secara keseluruhan. Pemikiran ini diterapkan dengan menggunakan
paham Gestalt. Teori ini menggagas bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh
lingkungan sekitarnya (termasuk interaksi dengan orang lain) dan apa yang terjadi di
dalam dirinya, seperti imajinasi dan pengetahuan.

D. Implementasi Psikologi Konflik Sara dan Usaha-Usaha

Menurut Maress (2018), Terdapat beberapa implementasi psikologi dalam


penanganan konflik sara dan usaha-usaha, beberapa diantaranya adalah:

1. Memberikan pendekatan KAPOW


Pendekatan KAPOW atau singkatan dari knowledge, authority, power, other, dan
winning merupakan pendekatan yang bisa dipakai dalam mengatasi konflik, baik
itu konflik SARA maupun usaha-usaha. Dengan knowledge, seseorang akan
mendapatkan pengetahuan mengenai sejauh mana individu mengetahui isu tentang
individu atau kelompok tertentu sebagai cara untuk bersikap lebih dewasa dalam
menghadapi masalah. Sedangkan, peran authority atau wewenang ialah untuk
menerangkan apakah seseorang mempunyai wewenang untuk memutuskan sesuatu
begitu juga dengan sisi yang berlawanan. Power atau kekuatan ialah pengaruh pada
kondisi terkait seberapa besar kekuatan yang dimiliki dari antar pihak. Sementara,
other menjelaskan tentang seberapa pentingnya relasi bagi satu orang dengan yang
lain, dan winning atau kemenangan merupakan suatu pendekatan untuk memahami
pentingnya arti kemenangan dan apakah kompromi mengenai menang atau kalah
bisa diterima dengan baik dari kedua pihak.
2. Mendengarkan secara aktif
Mendengarkan secara aktif menjadi hal penting untuk menyelesaikan masalah
dalam psikologi konflik. Ada beberapa pendekatan dalam resolusi konflik yang
bergantung pada beberapa hal seperti konflik itu sendiri, karakteristik individu

4
yang terlibat didalamnya, keahlian individu yang terlibat dalam menyelesaikan
konflik, pentingnya isu yang menyebabkan konflik, dan juga ketersediaan waktu
serta tenaga.
3. Memecahkan masalah integratif
Psikologi juga berperan untuk menyelesaikan masalah integratif, yakni dengan
secara sengaja mempertemukan beberapa pihak untuk mencari solusi terbaik dan
tidak hanya sekedar menyelesaikan masalah dalam waktu cepat. Konfrontasi setiap
pihak akan mengemukakan pandangan masing masing secara langsung dan juga
terbuka dan penentu tujuan akan menentukan tujuan akhir ke depan yang lebih
tinggi untuk memperoleh kesepakatan bersama.
4. Problem solving
Dalam perkembangan, istilah kognitif menjadi terkenal sebagai sebuah wilayah
psikologi manusia atau sebuah konsep umum yang mencakup segala bentuk
pengenalan yang meliputi perilaku mental berkaitan dengan masalah pemahaman,
memperhatikan, pengolahan informasi, pertimbangan, pemecahan masalah yang
nantinya sangat penting dalam menyelesaikan sebuah konflik.
5. Melakukan abitrasi, mediasi, dan konsiliasi
Abitrasi merupakan perselisihan atau konflik yang secara langsung akan dihentikan
oleh pihak ketiga sebagai pemberi keputusan dan diterima sekaligus nantinya akan
ditaati oleh kedua individu atau kelompok yang sedang mengalami sebuah konflik
sebagai cara membangun sikap kritis. Sedangkan, mediasi adalah memberhentikan
konflik yang sedang terjadi oleh pihak ketiga namun dengan tidak memberikan
keputusan yang mengikat dan konsiliasi adalah usaha untuk mempertemukan
keinginan beberapa pihak yang berselisih dalam konflik dengan tujuan untuk
memperoleh solusi yang bisa diterima oleh semua pihak.

5
KESIMPULAN

Konflik SARA merupakan suatu tindakan yang berusaha saling menghancurkan agama,
ras, suku, budaya, maupun golongan tertentu dengan cara kekerasan. Sumber-sumber konflik
dapat berasal dari dalam diri seperti approach-approach conflict, approach-avoidance conflict,
dan voidance-avoidance conflic; kemudian dapat juga berasal dari luar diri seperti sumber daya
yang terbatas, perbedaan kepribadian, yuridiski ambigius, serta perbedaan status, kekuasaan,
dan tujuan. Jenis konflik yang sering terjadi dalam kehidupan organisasi, diantaranya adalah
konflik dalam diri individu, konflik antar individu dalam organisasi yang sama, dan konflik
antar organisasi. Faktor penyebab konflik dibagi menjadi dua, yaitu faktor manusia dan faktor
organisasi. Psikologi konflik SARA dan usaha-usaha dapat dipandang melalui pendekatan teori
psikososial, teori psikologi sastra, dan teori psikologi medan. Ilmu psikologi dapat
diimplementasikan dalam penanganan konflik sara dan usaha-usaha, yakni dengan
memberikan pendekatan KAPOW (knowledge, authority, power, other, dan winning),
mendengarkan secara aktif, memecahkan masalah integratif, problem solving, dan melakukan
abitrasi, mediasi, dan konsiliasi.

6
DAFTAR PUSTAKA

Burlian, P. (2016). Patologi Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Ghofar, A. (2014). Antisipasi Potensi Konflik Sosial Antar Pelajar. Al-Misbah (Jurnal Islamic
Studies), 2(2), 133-142.

Permana, U., & Sos, S. (2021). Pengaruh Politisasi Sara terhadap Partisipasi Masyarakat
Mengikuti Pilpres 2019: Buku Lovrinz Publishing. LovRinz Publishing.

Maress, B. (2018). Https://dosenpsikologi.com/peran-psikologi-dalam-mengatasi-konflik.

Anda mungkin juga menyukai