Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS BERITA

MATA KULIAH :

Management Resolusi Konflik

Disusun oleh:
Sean Albertho Darelle Bryan (2264190024)

(Kelas Ilmu Komunikasi)

Dosen : DRS. ACHMAD MUCHARAM, M.SI

Materi: Berita Konflik IKN


(https://www.ayobandung.com/umum/7912311250/perampasan-lahan-di-
ikn-kepala-adat-suku-dayak-kami-belum-pernah-dapat-tawaran-ganti-
rugi?page=2)

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I
SEMESTER GENAP
BAB 1 ..................................................................................................3

PEMBAHASAN ................................................................................ 3

1. Konflik ............................................................................................3

2. Perubahan Dimensi Sosial ............................................................4

3. Dampak Konflik ............................................................................ 5

4. Perspektif Konflik Agraria Kalimantan .....................................7

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 8


BAB 1

PEMBAHASAN

1. Konflik

Konflik dapat didefinisikan sebagai perselisihan, perselisihan, atau


pertengkaran yang muncul antara dua pihak atau lebih, biasanya berasal dari
perbedaan sudut pandang. Ini adalah fenomena sosial kompleks yang melibatkan
interaksi dua atau lebih individu atau kelompok, di mana ada upaya yang disengaja
untuk meminggirkan faksi-faksi tertentu. Para peneliti menyarankan bahwa konflik
mewakili interaksi dinamis antara banyak pihak dengan tujuan yang saling
bertentangan, atau perbedaan dalam kebutuhan dan kepentingan yang terwujud secara
nyata di antara berbagai pemangku kepentingan. Asal usul konflik sering terletak pada
putusnya kerja sama di antara pihak-pihak yang terlibat, dan konflik ini dapat diatasi
melalui berbagai mekanisme, termasuk pemecahan masalah kolaboratif, konfrontasi
langsung, atau pengerahan dominasi.

Berita yang dirangkum dalam materi berkaitan dengan wacana seputar


bentrokan antara penduduk yang mendiami Kalimantan dan otoritas pemerintahan.
Salah satu titik fokus perselisihan berkisar pada perselisihan agraria yang terjadi
sehubungan dengan relokasi ibukota pemerintah ke Kalimantan, di mana penduduk
asli yang terkena dampak buruk menyatakan ketidakpuasan mengenai kurangnya
imbalan yang dirasakan untuk tanah mereka yang diambil alih. Orang-orang yang
terkena dampak ini memiliki rasa keluhan yang berasal dari tidak adanya dialog yang
berarti mengenai kompensasi yang berhak mereka terima mengingat keadaan.

Konflik itu sendiri telah ditandai dengan statistik yang membingungkan,


mengungkapkan perbedaan dalam kedudukan hukum antara masyarakat adat, yang
memiliki pembuktian substantif yang menegaskan klaim kepemilikan mereka atas
wilayah yang disengketakan, dan pihak lain yang terlibat. Sampai hari ini, penduduk
asli menemukan diri mereka terlibat dalam perjuangan abadi untuk melindungi tanah
leluhur mereka dan mengamankan restitusi yang adil dan adil dari badan-badan
pemerintah yang terlibat.

Konflik memiliki berbagai klasifikasi, namun konflik yang digambarkan


dalam narasi di atas berkaitan dengan konflik agraria, yang secara khusus berkisar
pada perselisihan mengenai kepemilikan tanah dan hak penggunaan. Akar penyebab
konflik agraria beragam, mencakup aspek-aspek seperti sistem kepemilikan lahan.
Konflik semacam itu biasanya memerlukan keterlibatan banyak pemangku
kepentingan dan diatur oleh sejumlah besar peraturan, menjadikan konflik agraria
sebagai bentuk perselisihan yang kompleks.
2. Perubahan Dimensi Sosial

Konflik agraria, dalam ranah dinamika sosial, dapat berfungsi sebagai latar
belakang yang menonjol di mana seluk-beluk perubahan demensia sosial terungkap.
Sangat penting untuk mengakui bahwa konflik agraria memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi kehidupan individu dalam banyak perilaku. Konflik semacam itu
berpotensi memicu serangkaian transformasi yang mencakup bidang sosial, politik,
dan ekonomi dalam wilayah tertentu. Penting untuk menggarisbawahi bahwa
konsekuensi konflik agraria terhadap kehidupan sehari-hari individu bermacam-
macam dan beragam.

Salah satu konsekuensi penting dari konflik agraria berkaitan dengan


perubahan dalam kerangka hukum dan lanskap peraturan. Konflik ini memiliki
kemampuan untuk memicu revisi dalam undang-undang dan peraturan, sehingga
berpotensi membentuk kembali tatanan gaya hidup individu. Misalnya, modifikasi
dalam undang-undang agraria dapat meningkatkan hak-hak individu atau sebaliknya
mengurangi hak-hak tersebut, sehingga membentuk kembali norma dan harapan
masyarakat.

Selain itu, konsekuensi ekonomi dari konflik agraria sangat mendalam,


seringkali mengarah pada sejumlah besar transformasi dalam domain ekonomi.
Konflik semacam itu dapat memicu pergeseran paradigma ekonomi, sehingga
menimbulkan penurunan tingkat produktivitas, penurunan kesejahteraan, dan
penurunan pendapatan di antara penduduk. Misalnya, konflik agraria dapat memicu
penurunan produktivitas lahan, yang kemudian mengakibatkan penurunan tingkat
pendapatan bagi masyarakat yang bergantung pada kegiatan pertanian.

Dalam segmen politik, politik juga tidak kebal dengan konflik agraria karena
mereka memiliki potensi untuk mendorong transformasi politik yang signifikan.
Konflik ini dapat menimbulkan pergeseran dalam struktur politik, perubahan perilaku
individu, dan perubahan dalam hubungan antar komunitas. Misalnya, konflik agraria
dapat mendorong perubahan dalam dinamika masyarakat, yang mengarah pada
pergeseran hubungan antar daerah atau kelompok etnis.

Konsekuensi sosial dari perselisihan agraria juga memiliki jangkauan yang


sangat luas, berdampak pada berbagai aspek sosial. Perselisihan ini berpotensi
membawa modifikasi dalam perilaku individu, perubahan dalam interaksi masyarakat,
dan variasi dalam kesejahteraan individu. Misalnya, konflik agraria dapat mendorong
pergeseran perilaku komunal, seperti penyesuaian dalam kepatuhan terhadap hak
komunal atau perubahan perspektif lingkungan dalam masyarakat.

Selain itu, sangat penting untuk mengakui dampak lingkungan dari konflik
agraria karena mereka dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kesejahteraan ekologis daerah tertentu. Perselisihan ini dapat mengakibatkan
perubahan kualitas lingkungan, perubahan kesejahteraan individu, dan modifikasi
dalam dinamika ekosistem. Misalnya, konflik agraria dapat menyebabkan
transformasi dalam kesejahteraan sumber daya alam seperti air dan tanah.
Dengan terjadinya konflik ini maka perubahan dimensi sosial tentu akan
terjadi dengan cepat ataupun lambat, terjadinya hal ini karena nantinya akan banyak
masyarakat dari dalam atau luar pulau yang akan datang dan bisa mempengaruhi
segala aspek terutama dalam aspek budaya dan sosial. Maka dari itu dari kedua belah
pihak harus secepat mungkin untuk menyelesaikan konflik tersebut dan mencapai
persetujuan bersama yang menguntungkan bagi kedua belah pihak.

3. Dampak Konflik

Konflik memiliki potensi untuk menghasilkan hasil yang menguntungkan dan


tidak menguntungkan bagi masyarakat, menampilkan beragam dampak yang dapat
membentuk dinamika komunitas dan kelompok. Di sisi positif dari spektrum, konflik
memiliki kapasitas untuk berfungsi sebagai katalis untuk mendorong perubahan
transformatif dalam masyarakat. Potensi transformatif ini bermanifestasi melalui
kekuatan pendorong konflik dalam menghasut perubahan dalam kebijakan, norma,
nilai-nilai, institusi, dan fasilitasi proses arbitrase yang bertujuan mencapai resolusi
yang adil untuk perselisihan. Selain itu, konflik memiliki kemampuan unik untuk
meningkatkan solidaritas kelompok dengan menumbuhkan tingkat kohesi
antarindividu dan antarkelompok yang meningkat. Penguatan ikatan antara individu
dan kelompok ini mendorong peningkatan integrasi dan solidaritas internal, sehingga
memperkuat tatanan sosial.

Konflik dapat bertindak sebagai katalis untuk merangsang kreativitas dan


mendorong inovasi dalam masyarakat. Kehadiran konflik sering berfungsi sebagai
katalis untuk memicu ide-ide baru dan solusi untuk tantangan yang berlaku,
mendorong individu dan kelompok untuk berpikir di luar kotak dan menjelajahi
wilayah yang belum dipetakan. Proses ide kreatif dan pemecahan masalah inovatif ini
tidak hanya membahas masalah yang ada tetapi juga membuka jalan bagi kemajuan
dan kemajuan masyarakat yang ditingkatkan.

Beralih ke efek negatif dari konflik, menjadi jelas bahwa konflik dapat
menyebabkan konsekuensi merugikan yang membahayakan kesejahteraan dan
stabilitas masyarakat. Salah satu dampak negatif dari konflik adalah potensi
menimbulkan bahaya fisik dan psikologis pada individu dan masyarakat. Konflik
memiliki kapasitas untuk mengakibatkan berbagai bentuk kerusakan, mulai dari
kerusakan properti, infrastruktur, dan lingkungan hingga menipisnya sumber daya
alam. Selain itu, konflik dapat membangkitkan perasaan takut, permusuhan, dan rasa
tidak aman di antara individu, yang mengarah pada kehancuran kepercayaan dan
harmoni dalam masyarakat. Hasil buruk lain dari konflik adalah kecenderungan
konflik untuk memicu disintegrasi sosial, sehingga mengikis fondasi nilai-nilai dan
norma sosial yang mendukung kohesi masyarakat.

Selain itu, konflik dapat menghambat kemajuan perkembangan masyarakat


dengan menghalangi penyelesaian tantangan ekonomi, politik, dan sosial. Sifat
konflik yang mengganggu sering menghambat upaya yang ditujukan untuk mengatasi
masalah mendesak dan mencapai pertumbuhan dan kemakmuran yang berkelanjutan.
Terakhir, konflik dapat mengakibatkan penurunan kualitas hidup bagi individu dan
masyarakat yang terkena dampak gejolak. Penurunan kualitas hidup ini dapat
bermanifestasi melalui penghancuran properti, hilangnya nyawa manusia, atau
penaklukan dan dominasi salah satu pihak yang berkonflik, yang semakin
memperburuk dampak negatif dari konflik.

Berikut dampak konflik secara general. Dampak konflik yang sesuai dengan
materi juga memiliki dampak positif dan negatif. Berikut dampak konflik antara
pemerintah dan masyarakat di Kalimantan:

Dampak Negatif:

 Masyarakat adat, yang telah menjadi penduduk asli tanah itu, sering terpinggirkan
dan hak-hak mereka sering diabaikan selama perluasan industri ini. Marginalisasi
ini tidak hanya menyebabkan hilangnya warisan budaya dan cara hidup
tradisional mereka tetapi juga mengakibatkan pelanggaran hak asasi manusia
dasar mereka, termasuk akses ke air bersih, ketahanan pangan, dan perawatan
kesehatan. Selain itu, perpindahan masyarakat adat dapat memiliki dampak
psikologis yang mendalam, yang menyebabkan peningkatan tingkat depresi,
kecemasan, dan penyalahgunaan zat di antara populasi yang terkena dampak.

 Konflik agraria terkait erat dengan konflik sosial, karena ketegangan yang timbul
dari perselisihan tanah dan eksploitasi sumber daya sering bermanifestasi dalam
berbagai bentuk kerusuhan sosial. Ini termasuk peningkatan tingkat kemiskinan,
akses yang tidak memadai ke pendidikan berkualitas dan layanan kesehatan, dan
peningkatan kegiatan kriminal seperti penebangan liar, perburuan liar, dan
perampasan tanah. Konflik sosial ini tidak hanya menciptakan perpecahan dalam
masyarakat tetapi juga menghambat perkembangan keseluruhan dan
kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

 Dalam beberapa kasus tragis, konflik ini telah mengakibatkan hilangnya nyawa
manusia, baik melalui kekerasan langsung atau sebagai akibat dari kondisi
kehidupan yang memburuk dan kurangnya akses ke layanan penting. Korban
konflik agraria berfungsi sebagai pengingat nyata akan kebutuhan mendesak
untuk mengatasi akar penyebab konflik ini dan untuk menerapkan langkah-
langkah efektif untuk mencegah hilangnya nyawa dan penderitaan lebih lanjut di
antara populasi yang terkena dampak.

Dampak Positif:

 Di sisi lain, perluasan lahan baru untuk pengembangan infrastruktur seperti


Ibukota Baru dan kawasan industri dapat berkontribusi pada pembangunan
ekonomi dan pertumbuhan di wilayah tersebut. Perkembangan ekonomi ini dapat
menciptakan peluang kerja baru, menarik investasi, dan merangsang bisnis lokal,
sehingga meningkatkan standar hidup secara keseluruhan dan mengurangi tingkat
kemiskinan di antara penduduk. Selain itu, peningkatan infrastruktur dapat
meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas, memfasilitasi perdagangan dan
perdagangan baik dalam negeri maupun internasional.
 Selain itu, konflik ini telah memainkan peran penting dalam meningkatkan
kesadaran tentang pentingnya menegakkan hak-hak masyarakat adat dan perlunya
menerapkan praktik berkelanjutan dalam pengelolaan sumber daya alam. Dengan
menjelaskan ketidakadilan yang dihadapi oleh masyarakat adat dan dampak
merugikan dari eksploitasi sumber daya yang tidak terkendali, konflik ini telah
memicu percakapan dan tindakan untuk mempromosikan konservasi lingkungan,
pelestarian budaya, dan keadilan sosial. Kesadaran yang meningkat ini telah
menyebabkan peningkatan upaya advokasi, reformasi kebijakan, dan inisiatif
yang bertujuan melindungi hak-hak dan kesejahteraan masyarakat adat, serta
mempromosikan praktik pembangunan yang bertanggung jawab dan
berkelanjutan.

Namun, penting untuk mengakui bahwa meskipun dampak positif ini patut
dipuji, mereka sering tidak melebihi konsekuensi negatif yang terkait dengan konflik
agraria. Urgensi situasi ini menuntut upaya bersama dari semua pemangku
kepentingan untuk mencari solusi yang berkelanjutan dan adil bagi semua pihak yang
terlibat. Pendekatan kolaboratif yang memprioritaskan dialog, inklusivitas, dan
penghormatan terhadap hak asasi manusia sangat penting dalam mengatasi isu-isu
mendasar dan mendorong perdamaian, harmoni, dan kemakmuran di daerah yang
terkena dampak konflik agraria.

4. Perspektif Konflik Agraria Kalimantan

Konflik di Kalimantan ini terjadi karena pemerintah ingin memakai tanah


masyarakat untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), namun masyarakat
tersebut tidak setuju kalau mereka harus pindah ke tempat lain, karena mereka sudah
tinggal sejak lama di tanah yang mereka tinggali sekarang.

Konflik ini akan berhasil jikalau pemerintah dan masyarakat bisa


menyelesaikannya dengan cara kekeluargaan dan damai. Contohnya seperti pada
kasus pemindahan lahan di Jakarta, dimana masyarakat sudah disiapkan tempat
tinggal baru oleh pemerintah daerah dan siap untuk ditinggali, atau bisa juga dengan
memberikan kompensasi kepada masyarakat seperti pada pembangunan infrastruktur
jalan tol. Namun budaya dan sosial juga harus diperhatikan karena kedua hal itu
sangat penting karena budaya tidak bisa diubah atau ditinggalkan begitu saja.
DAFTAR PUSTAKA
 512-ID-perlawanan-petani-konflik-agraria-dan-gerakan-sosial.pdf
(neliti.com)
 KONFLIK AGRARIA DAN FAKTOR-FAKTOR PEMICUNYA - SIAR
 https://betahita.id/news/detail/7356/beberapa-hal-harus-dilakukan-untuk-
hindari-konflik-lahan-di-ikn.html.html
 https://cdn-
gbelajar.simpkb.id/s3/p3k/IPS/Sosiologi/Per%20Pembelajaran/PEMBELAJ
ARAN%204.%20Konflik%20Sosial%20dan%20Integrasi%20Sosial.pdf
 https://an-nur.ac.id/blog/konflik-sosial-dampak-positif-dan-negatif-bagi-
masyarakat.html

Anda mungkin juga menyukai