MATA KULIAH :
Disusun oleh:
Sean Albertho Darelle Bryan (2264190024)
PEMBAHASAN ................................................................................ 3
1. Konflik ............................................................................................3
PEMBAHASAN
1. Konflik
Konflik agraria, dalam ranah dinamika sosial, dapat berfungsi sebagai latar
belakang yang menonjol di mana seluk-beluk perubahan demensia sosial terungkap.
Sangat penting untuk mengakui bahwa konflik agraria memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi kehidupan individu dalam banyak perilaku. Konflik semacam itu
berpotensi memicu serangkaian transformasi yang mencakup bidang sosial, politik,
dan ekonomi dalam wilayah tertentu. Penting untuk menggarisbawahi bahwa
konsekuensi konflik agraria terhadap kehidupan sehari-hari individu bermacam-
macam dan beragam.
Dalam segmen politik, politik juga tidak kebal dengan konflik agraria karena
mereka memiliki potensi untuk mendorong transformasi politik yang signifikan.
Konflik ini dapat menimbulkan pergeseran dalam struktur politik, perubahan perilaku
individu, dan perubahan dalam hubungan antar komunitas. Misalnya, konflik agraria
dapat mendorong perubahan dalam dinamika masyarakat, yang mengarah pada
pergeseran hubungan antar daerah atau kelompok etnis.
Selain itu, sangat penting untuk mengakui dampak lingkungan dari konflik
agraria karena mereka dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kesejahteraan ekologis daerah tertentu. Perselisihan ini dapat mengakibatkan
perubahan kualitas lingkungan, perubahan kesejahteraan individu, dan modifikasi
dalam dinamika ekosistem. Misalnya, konflik agraria dapat menyebabkan
transformasi dalam kesejahteraan sumber daya alam seperti air dan tanah.
Dengan terjadinya konflik ini maka perubahan dimensi sosial tentu akan
terjadi dengan cepat ataupun lambat, terjadinya hal ini karena nantinya akan banyak
masyarakat dari dalam atau luar pulau yang akan datang dan bisa mempengaruhi
segala aspek terutama dalam aspek budaya dan sosial. Maka dari itu dari kedua belah
pihak harus secepat mungkin untuk menyelesaikan konflik tersebut dan mencapai
persetujuan bersama yang menguntungkan bagi kedua belah pihak.
3. Dampak Konflik
Beralih ke efek negatif dari konflik, menjadi jelas bahwa konflik dapat
menyebabkan konsekuensi merugikan yang membahayakan kesejahteraan dan
stabilitas masyarakat. Salah satu dampak negatif dari konflik adalah potensi
menimbulkan bahaya fisik dan psikologis pada individu dan masyarakat. Konflik
memiliki kapasitas untuk mengakibatkan berbagai bentuk kerusakan, mulai dari
kerusakan properti, infrastruktur, dan lingkungan hingga menipisnya sumber daya
alam. Selain itu, konflik dapat membangkitkan perasaan takut, permusuhan, dan rasa
tidak aman di antara individu, yang mengarah pada kehancuran kepercayaan dan
harmoni dalam masyarakat. Hasil buruk lain dari konflik adalah kecenderungan
konflik untuk memicu disintegrasi sosial, sehingga mengikis fondasi nilai-nilai dan
norma sosial yang mendukung kohesi masyarakat.
Berikut dampak konflik secara general. Dampak konflik yang sesuai dengan
materi juga memiliki dampak positif dan negatif. Berikut dampak konflik antara
pemerintah dan masyarakat di Kalimantan:
Dampak Negatif:
Masyarakat adat, yang telah menjadi penduduk asli tanah itu, sering terpinggirkan
dan hak-hak mereka sering diabaikan selama perluasan industri ini. Marginalisasi
ini tidak hanya menyebabkan hilangnya warisan budaya dan cara hidup
tradisional mereka tetapi juga mengakibatkan pelanggaran hak asasi manusia
dasar mereka, termasuk akses ke air bersih, ketahanan pangan, dan perawatan
kesehatan. Selain itu, perpindahan masyarakat adat dapat memiliki dampak
psikologis yang mendalam, yang menyebabkan peningkatan tingkat depresi,
kecemasan, dan penyalahgunaan zat di antara populasi yang terkena dampak.
Konflik agraria terkait erat dengan konflik sosial, karena ketegangan yang timbul
dari perselisihan tanah dan eksploitasi sumber daya sering bermanifestasi dalam
berbagai bentuk kerusuhan sosial. Ini termasuk peningkatan tingkat kemiskinan,
akses yang tidak memadai ke pendidikan berkualitas dan layanan kesehatan, dan
peningkatan kegiatan kriminal seperti penebangan liar, perburuan liar, dan
perampasan tanah. Konflik sosial ini tidak hanya menciptakan perpecahan dalam
masyarakat tetapi juga menghambat perkembangan keseluruhan dan
kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Dalam beberapa kasus tragis, konflik ini telah mengakibatkan hilangnya nyawa
manusia, baik melalui kekerasan langsung atau sebagai akibat dari kondisi
kehidupan yang memburuk dan kurangnya akses ke layanan penting. Korban
konflik agraria berfungsi sebagai pengingat nyata akan kebutuhan mendesak
untuk mengatasi akar penyebab konflik ini dan untuk menerapkan langkah-
langkah efektif untuk mencegah hilangnya nyawa dan penderitaan lebih lanjut di
antara populasi yang terkena dampak.
Dampak Positif:
Namun, penting untuk mengakui bahwa meskipun dampak positif ini patut
dipuji, mereka sering tidak melebihi konsekuensi negatif yang terkait dengan konflik
agraria. Urgensi situasi ini menuntut upaya bersama dari semua pemangku
kepentingan untuk mencari solusi yang berkelanjutan dan adil bagi semua pihak yang
terlibat. Pendekatan kolaboratif yang memprioritaskan dialog, inklusivitas, dan
penghormatan terhadap hak asasi manusia sangat penting dalam mengatasi isu-isu
mendasar dan mendorong perdamaian, harmoni, dan kemakmuran di daerah yang
terkena dampak konflik agraria.