Dosen Pengampu :
Riza Dwiningrum, S.Si., M.Biomed
Disusun Oleh :
FAKULTAS KESEHATAN
2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama ALLAH SWT, yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami Panjatkan puja dan puji syukur kita atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Parasitologi.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
a. Mengetahui pengertian hospes dan contoh-contoh hospes
b. Mengetahui Istilah-istilah Hospes
c. Mengetahui Reproduksi Protozoa
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2. Berdasarkan Perlu Tidaknya Hospes
Berdasarkan perlu tidaknya hospes untuk kelangsungan hidup parasit,
maka hospes dapat dibedakan menjadi : HOSPES ESENSIAL dan
HOPES NON ESENSIAL.
HOSPES ESENSIAL adalah hospes yang keberadaannya dalam
siklus hidup parasit merupakan satu keharusan. Contoh : dalam
siklus cacing hati Fasciola gigantica, siput air tawar
genus Lymnaea harus ada untuk kelengkapan siklus hidup parasit,
sehingga Lymnaea disebut Hospes Esensial.
HOSPES NON-ESENSIAL adalah hospes yang keberadaannya
dalam siklus hidup parasit tidak merupakan satu keharusan.
Contoh : dalam siklus hidup Cacing Ascaridia galli yang
menginfeksi ayam, cacing tanah tidak merupakan hospes yang
harus ada, karena tanpa cacing tanahpun siklus hidup cacing masih
bisa berlangsung. (Zulkhoni, 2010)
2.2 Istilah-istilah
a) Komensalisma: apabila PARASIT mendapat keuntungan dari HOSPES,
sedangkan HOSPES tidak mendapat keuntungan dan juga tidak dirugikan
• Mutualisma: apabila PARASIT dan HOSPES sama-sama mendapat
keuntungan.
3
b) Simbiosis: hubungan yang erat antara dua organisma • Vektor: hospes
yang menularkan penyakit kepada manusia • Vektor Biologis: jika
keberadaannya penting untuk kelangsungan hidup parasit • Vektor
Mekanis atau phoretic: jika keberadaannya tidak penting untuk siklus
hidup parasit.
e) Parasit Monoksen: Parasit yang dapat hidup hanya pada satu macam
hospes – Contoh: Enterobius vermicularis • Parasit Poliksen: Parasit yang
dapat hidup pada lebih dari satu macam hospes – Contoh: Trichinella
spiralis.
f) Parasit Permanen: Parasit yang hidup pada tubuh hospes sejak larva
sampai dewasa. – Contoh: Ascaris lumbricoides • Parasit temporer: Parasit
yang hidup bebas dan sewaktu-waktu mencari hospes untuk mendapatkan
makanan. – Contoh: Aedes aegypti.
4
h) Parasit obligat: Parasit yang berdiam secara tetap di dalam tubuh hospes
dan seluruh hidupya tergantung kepada hospes tersebut – Contoh: Necator
americanus • Parasit fakultatif: Parasit yang dapat hidup bebas dan dapat
pula hidup sebagai parasit – Contoh: Strongyloides stercoralis.
5
Selain melalui pembelahan biner, reproduksi aseksual yang dilakukan
protozoa dapat pula dengan endopoligenik, yaitu inti sel membelah
menjadi banyak lalu diikuti sitoplasma dan struktur tubuh lainnya.
Dalam hal ini, satu sel akan berkembangbiak menjadi beberapa sel
baru. Pembelahanan ini teratur dan sitoplasma juga mengikuti
pembelahan ini secara teratur.
c. Seplitting
Ada juga pembelahan inti menjadi banyak tetapi tidak teratur tiap
belahan akan diikuti oleh sitoplasma dan menjadi beberapa sel baru
yang bentuknya kurang teratur, maka pembelahan ini disebut splitting.
Hal ini biasanya terjadi pada proses infeksi protozoa ke inangnya.
d. Skizogomi
Cara perkembangbiakan skizogomi terjadi dimana satu inti membelah
menjadi banyak dan diikuti pembelahan sitoplasma, hingga
terbentuklah merozoit yang banyak.
e. Spora
Cara perkembangbiakan menggunakan spora ini tidak terjadi pada
semua protozoa tetapi hanya anggota dari kelas Sporozoa saja. Hal ini
biasanya terjadi jika lingkungan tempatnya hidup berubah menjadi
tidak menguntungkannya, ia kemudian akan menghasilkan spora yang
memiliki dinding yang resisten yang berfungsi untuk bertahan hidup
dari cekaman lingkungan yang tidak menguntungkan tersebut.
2. Reproduksi seksual
Pada perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan cara
perkawinan antara mikrogamet dan makrogamet. Setelah terjadi
perkawinan akan menghasilkan zigot, lalu terbentuk ookinet yang
kemudian berubah menjadi ookista yang di dalamnya terbentuk
sporozoit, proses ini disebut sporogoni. (Darwanto, 2006)
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Parasitologi adalah ilmu yang berisi kajian tantang organisme
(jasadhidup), yang hidup di permukaan atau di dalam tubuh organisme
lain dapat bersifat sementara waktu atau selamat hidup, dengan cara
mengambilsebagian atau seluruh fasilitas hidup dari organisme lain
tersebut, hingg aorganisme lain tersebut dirugikan. Organisme atau
makhluk hidup yang menumpang disebut dengan parasite.
2. Hospes (inang = hewan penjamu) adalah hewan yang menderita
kerugian akibat harus menberikan makan parasit. Hospes dapat
dibedakan berdasarkan: stadium parasit dan berdasarkan perlu tidaknya
hospes.
3. Istilah pada hospes yaitu Komensalisma, simbiosis, predator, parasit
insidental, parasit monoksen, parasit permanen, ektoparasit, dan parasite
obligat.
4. Terdapat reproduksi protozoa yaitu reproduksi aseksual dan reproduksi
seksual.
3.2 Saran
Materi tentang parasitologi ini masih perlu dilengkapi, didalamnya masih
banyak terdapat kekurangan disebabkan keterbatasan yang dimiliki oleh
penyusun. Kepada dosen mata kuliah bersangkutan serta semua pihak yang
membaca makalah ini agar memberi masukan sehingga makalah ini dapat
lebih bermanfaat serta mudah di mengerti.
7
DAFTAR PUSTAKA