Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PARASITOLOGI

(Hospes, Istilah-istilah Organisme, dan Reproduksi Protozoa)

Dosen Pengampu :
Riza Dwiningrum, S.Si., M.Biomed

Disusun Oleh :

1. Arum Vika Sari (190106015)


2. Dwi Rusdiyanti (190106044)
3. Meliawati (190106020)
4. Meli Mega Arum (190106033)
5. Sri Lestari (190106007)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG

2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama ALLAH SWT, yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami Panjatkan puja dan puji syukur kita atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Parasitologi.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.

Penyusun mengucapkan terimakasih, semoga makalah ini dapat


memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Penyusun

Gading Rejo, 10 September, 2021

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................ ii

DAFTAR ISI ...................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................... 2


1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................... 3

2.1 Pengertian Hospes .................................................................... 3


2.2 Istilah Hospes ........................................................................... 3
2.3 Reproduksi Protozoa ................................................................ 5

BAB III PENUTUP ............................................................................ 11

3.1 Kesimpulan .............................................................................. 11


3.2 Saran ........................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Parasitologi adalah ilmu yang berisi kajian tantang organisme (jasad hidup),
yang hidup di permukaan atau di dalam tubuh organisme lain dapat bersifat
sementara waktu atau selamat hidup, dengan cara mengambilsebagian atau
seluruh fasilitas hidup dari organisme lain tersebut, hingga organisme lain
tersebut dirugikan.
Organisme atau makhluk hidup yang menumpang disebut dengan parasit.
Organisme atau makhluk hidup yang ditumpangi biasanya lebih besar lebih
dari parasit disebut Tuan rumah atau Harapan yang memberi makanan dan
perlindungan fisik untuk parasite baik akibat yang dapat ditimbulkan oleh
gangguan parasit terhadap kesejahteraan manusia, maka perlu dilakukan
usaha pencegahan dan pengendalian penyakitnya.
Sehubungan dengan hal tersebut maka sangat diperlukan suatu pengetahuan
tentang kehidupan organisme parasit yang bersangkutan untuk itu kami
menulis makalah pengertian hospes, Istilah-istilah hospes, serta reproduksi
protozoa agar mengetahui tentang parasit.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa Pengertian Hospes dan Contoh-contohnya ?
b. Apa Istilah-istilah Hospes ?
c. Bagaimana Reproduksi Protozoa?

1.3 Tujuan
a. Mengetahui pengertian hospes dan contoh-contoh hospes
b. Mengetahui Istilah-istilah Hospes
c. Mengetahui Reproduksi Protozoa

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hospes


Hospes (inang = hewan penjamu) adalah hewan yang menderita kerugian
akibat harus menberikan makan parasit. Hospes dapat dibedakan berdasarkan:

1. Berdasarkan Stadium Parasit


Berdasarkan stadium parasit yang dikandungnya, maka hospes dapat
dibedakan menjadi HOSPES DEFINITIF dan HOPES INTERMEDIER.

 HOPES DEFINITIF (Inang definitive, Induk semang, Inang


primer) adalah hospes yang memberikan makan untuk hidup
parasit stadium seksual atau dewasa. Contoh : salah satu penyakit
malaria unggas disebabkan oleh protozoa Plasmodium malariae,
dimana bentuk seksualnya (makrogamet dan mikrogamet)
ditemukan didalam tubuh nyamuk, sedangkan stadium Schizon
dan Merozoit ditemukan didalam darah unggas. Jadi pada kasus
malaria unggas ini, nyamuk adalah sebagai hospes definitive.

 HOSPES INTERMEDIER (hospes sementara, hospes sekunder,


hospes alternative, inang antara) adalah hospes yang memberikan
makan untuk hidup parasit stadium aseksual atau belum dewasa.
Contoh : pada kasus malaria seperti dituliskan terdahulu, stadium
Schizon dan Merozoit ditemukan didalam sel darah merah unggas,
sehingga unggas sebagai hospes intermedier. Contoh lain pada
infeksi cacing hati Fasciola gigantica, stadium (mirasidium,
sporokista, redia dan serkaria) berkembang didalam tubuh siput air
tawar ( Lymnaea sp), sehingga siput disebut sebagai hospes
intermedier.

2
2. Berdasarkan Perlu Tidaknya Hospes
Berdasarkan perlu tidaknya hospes untuk kelangsungan hidup parasit,
maka hospes dapat dibedakan menjadi : HOSPES ESENSIAL dan
HOPES NON ESENSIAL.
 HOSPES ESENSIAL adalah hospes yang keberadaannya dalam
siklus hidup parasit merupakan satu keharusan. Contoh : dalam
siklus cacing hati Fasciola gigantica, siput air tawar
genus Lymnaea harus ada untuk kelengkapan siklus hidup parasit,
sehingga Lymnaea disebut Hospes Esensial.
 HOSPES NON-ESENSIAL adalah hospes yang keberadaannya
dalam siklus hidup parasit tidak merupakan satu keharusan.
Contoh : dalam siklus hidup Cacing Ascaridia galli yang
menginfeksi ayam, cacing tanah tidak merupakan hospes yang
harus ada, karena tanpa cacing tanahpun siklus hidup cacing masih
bisa berlangsung. (Zulkhoni, 2010)

Hospes dapat dibagi menjadi:


a. Hospes definitif (final host) dimana hospes tempat parasit hidup,
tumbuh menjadi dewasa dan berkembang biak secara seksual.
b. Hospes perantara (intermediate host), hospes tempat parasit tumbuh
menjadi bentuk infektif yang siap ditularkan kepada manusia.
c. Hospes reservoir, hewan yang mengandung parasit dan merupakan
sumber infeksi bagi manusia hospes paratenik.
d. Hospes paraternik, hewan yang mengandung stadium infektif parasit
tanpa menjadi dewasa, dan stadium infektif ini dapat ditularkan dan
menjadi dewasa pada hospes denitif. (Gandahusada, 1992)

2.2 Istilah-istilah
a) Komensalisma: apabila PARASIT mendapat keuntungan dari HOSPES,
sedangkan HOSPES tidak mendapat keuntungan dan juga tidak dirugikan
• Mutualisma: apabila PARASIT dan HOSPES sama-sama mendapat
keuntungan.

3
b) Simbiosis: hubungan yang erat antara dua organisma • Vektor: hospes
yang menularkan penyakit kepada manusia • Vektor Biologis: jika
keberadaannya penting untuk kelangsungan hidup parasit • Vektor
Mekanis atau phoretic: jika keberadaannya tidak penting untuk siklus
hidup parasit.

c) Predator: organisma yang menyerang dan membunuh organisma lain


untuk mendapatkan makanan. Organisma yang dibunuh dan dimakan
disebut MANGSA • Parasitologi Klinis: Parasitologi yang mempelajari
tentang parasit yang menyerang manusia dan akibat yang ditimbulkannya.

d) Parasit Insidental: Parasit yang secara kebetulan bersarang pada hospes


yang biasanya tidak dihinggapinya. • Pseudoparasit: Suatu artefak yang
disangka parasit • Parasit Koprozoik: Suatu spesies asing yang melewati
tractus digestivus tanpa menyebabkan infeksi pada manusia.

e) Parasit Monoksen: Parasit yang dapat hidup hanya pada satu macam
hospes – Contoh: Enterobius vermicularis • Parasit Poliksen: Parasit yang
dapat hidup pada lebih dari satu macam hospes – Contoh: Trichinella
spiralis.

f) Parasit Permanen: Parasit yang hidup pada tubuh hospes sejak larva
sampai dewasa. – Contoh: Ascaris lumbricoides • Parasit temporer: Parasit
yang hidup bebas dan sewaktu-waktu mencari hospes untuk mendapatkan
makanan. – Contoh: Aedes aegypti.

g) Ektoparasit: Parasit yang hidup di luar tubuh hospes (Investasi) – Contoh:


Pediculus humanus capitis • Endoparasit: Parasit yang hidup di dalam
tubuh hospes (Infeksi) – Contoh: Balantidium coli.

4
h) Parasit obligat: Parasit yang berdiam secara tetap di dalam tubuh hospes
dan seluruh hidupya tergantung kepada hospes tersebut – Contoh: Necator
americanus • Parasit fakultatif: Parasit yang dapat hidup bebas dan dapat
pula hidup sebagai parasit – Contoh: Strongyloides stercoralis.

i) Spesies nyamuk Anopheles tertentu lebih menyukai darah manusia jika


tersedia. Keadaan ini disebut Anthropophilic • Beberapa jenis parasit
seperti Clonorchis sinensis, Schistosoma japonicum dan Trichinella
spiralis dapat menginfeksi berbagai hospes, termasuk manusia.
(Brotowidjojo, 1987)

2.3 Reproduksi Protozoa


1. Reproduksi Aseksual
Pembelahan diri menjadi cara berkembang biak protozoa secara Aseksual
yang paling terkenal. Tetapi sebenarnya pembelahan diri yang dilakukan
protozoa ada banyak jenisnya, tidak hanya satu sel menjadi dua. Beberapa
reproduksi aseksual yang dilakukan oleh protozoa adalah sebagai berikut:
a. Pembelahan biner (binary fission)
Pembelahan biner terjadi apabila keadaan lingkungan baik dan cocok
dengan siklus hidupnya. Protozoa akan mengadakan pembelahan diri
yang dimulai dari kariosom, kemudian nukleus dan seterusnya hingga
sitoplasma. Biasanya dari satu individu menjadi dua kemudian dua
menjadi 4 dan seterusnya. Cara perkembangbiakan seperti ini hanya
terjadi pada bentuk Trofozoit. Trofozoit ini merupakan salah satu
stadium dalam daur hidup protozoa, dimana ia makan, bergerak,
berkembang biak dan mempertahankan koloni di dalam tubuh
inangnya. Cara perkembangbiakan satu sel menjadi dua ini disebut
juga sebagai endodiogenik yaitu satu inti akan membelah menjadi
dua, lalu diikuti oleh pembelahan struktur morfologi protozoa lainnya.
b. Endopoligemik

5
Selain melalui pembelahan biner, reproduksi aseksual yang dilakukan
protozoa dapat pula dengan endopoligenik, yaitu inti sel membelah
menjadi banyak lalu diikuti sitoplasma dan struktur tubuh lainnya.
Dalam hal ini, satu sel akan berkembangbiak menjadi beberapa sel
baru. Pembelahanan ini teratur dan sitoplasma juga mengikuti
pembelahan ini secara teratur.
c. Seplitting
Ada juga pembelahan inti menjadi banyak tetapi tidak teratur tiap
belahan akan diikuti oleh sitoplasma dan menjadi beberapa sel baru
yang bentuknya kurang teratur, maka pembelahan ini disebut splitting.
Hal ini biasanya terjadi pada proses infeksi protozoa ke inangnya.
d. Skizogomi
Cara perkembangbiakan skizogomi terjadi dimana satu inti membelah
menjadi banyak dan diikuti pembelahan sitoplasma, hingga
terbentuklah merozoit yang banyak.
e. Spora
Cara perkembangbiakan menggunakan spora ini tidak terjadi pada
semua protozoa tetapi hanya anggota dari kelas Sporozoa saja. Hal ini
biasanya terjadi jika lingkungan tempatnya hidup berubah menjadi
tidak menguntungkannya, ia kemudian akan menghasilkan spora yang
memiliki dinding yang resisten yang berfungsi untuk bertahan hidup
dari cekaman lingkungan yang tidak menguntungkan tersebut.
2. Reproduksi seksual
Pada perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan cara
perkawinan antara mikrogamet dan makrogamet. Setelah terjadi
perkawinan akan menghasilkan zigot, lalu terbentuk ookinet yang
kemudian berubah menjadi ookista yang di dalamnya terbentuk
sporozoit, proses ini disebut sporogoni. (Darwanto, 2006)

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Parasitologi adalah ilmu yang berisi kajian tantang organisme
(jasadhidup), yang hidup di permukaan atau di dalam tubuh organisme
lain dapat bersifat sementara waktu atau selamat hidup, dengan cara
mengambilsebagian atau seluruh fasilitas hidup dari organisme lain
tersebut, hingg aorganisme lain tersebut dirugikan. Organisme atau
makhluk hidup yang menumpang disebut dengan parasite.
2. Hospes (inang = hewan penjamu) adalah hewan yang menderita
kerugian akibat harus menberikan makan parasit. Hospes dapat
dibedakan berdasarkan: stadium parasit dan berdasarkan perlu tidaknya
hospes.
3. Istilah pada hospes yaitu Komensalisma, simbiosis, predator, parasit
insidental, parasit monoksen, parasit permanen, ektoparasit, dan parasite
obligat.
4. Terdapat reproduksi protozoa yaitu reproduksi aseksual dan reproduksi
seksual.

3.2 Saran
Materi tentang parasitologi ini masih perlu dilengkapi, didalamnya masih
banyak terdapat kekurangan disebabkan keterbatasan yang dimiliki oleh
penyusun. Kepada dosen mata kuliah bersangkutan serta semua pihak yang
membaca makalah ini agar memberi masukan sehingga makalah ini dapat
lebih bermanfaat serta mudah di mengerti.

7
DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjojo, M.D. 1987. Parasit dan Parasitisme. Melton Putra: Jakarta.

Darwanto. 2006. Atlas parasitology kedokteran. Edisi 6. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama. 5-6.

Gandahusada S. 1992. Parasitologi kedokteran. Jakarta: Balai Penerbit


FK-UI.

Zulkhoni, H. Akhsin. 2010. Parasitologi. Yogyakarta. Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai