0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
22 tayangan31 halaman
Desidua adalah lapisan rahim selama kehamilan yang membentuk bagian maternal plasenta dan terbentuk di bawah pengaruh estrogen dan progesterone. Desidua terdiri atas tiga bagian yaitu desidua basalis, kapsularis, dan parietalis. Desidua berperan dalam membatasi kolonisasi bakteri dan menyediakan prolaktin untuk janin.
Desidua adalah lapisan rahim selama kehamilan yang membentuk bagian maternal plasenta dan terbentuk di bawah pengaruh estrogen dan progesterone. Desidua terdiri atas tiga bagian yaitu desidua basalis, kapsularis, dan parietalis. Desidua berperan dalam membatasi kolonisasi bakteri dan menyediakan prolaktin untuk janin.
Desidua adalah lapisan rahim selama kehamilan yang membentuk bagian maternal plasenta dan terbentuk di bawah pengaruh estrogen dan progesterone. Desidua terdiri atas tiga bagian yaitu desidua basalis, kapsularis, dan parietalis. Desidua berperan dalam membatasi kolonisasi bakteri dan menyediakan prolaktin untuk janin.
(endometrium) selama kehamilan, yang membentuk bagian maternal plasenta. Hal ini dibentuk di bawah pengaruh estrogen dan bentuk sel yang sangat karakteristik Desidualisasi transformasi Endometrium atau endometrium sekretorik desidua lokasi menjadi desidua bergantung anatomis terjadinya pada estrogen, progesterone aposisi dan implantasi dan faktor-faktor yang blastokista serta dieksresikan oleh blastokista perkembangan yang berimplantasi. plasenta. STRUKTUR DESIDUA • Desidua diklasifikasikan menjadi tiga bagian menurut lokasi anatominya, yaitu :
Desidua Desidua Desidua
basalis kapsularis parietalis
yang merupakan melapisi blastokista berupa sisa uterus
desidua yang terletak yang membesar dan atau desidua vera bila tepat dibawah pada awalnya merupakan gabungan implantasi blastokista memisahkan dari desidua kapsularis dan dimodifikasi oleh blastokista dari sisa dan parietalis. invasi trofoblas, kavitas, Bagian diagram dari selaput lendir rahim: A. Rahim yang tidak hamil. B. desidua parietalis; selaput lendir dalam uterus hamil dan tidak di bawah plasenta. Desidua Desidua parietalis dan basalis, terdiri atas tiga lapisan. 1. Zona kompakta : Lapisan pertama yang terletak diperlukaan merupakan zona padat 2. Zona spongiosa : bagian tengah atau bagian berongga dengan sisa kelenjar dan banyak pembuluh darah kecil, 3. Zona basalis : berupa lapisan basal.
• Zona kompakta dan spongiosa bersama membentuk zona
fungsionalis. Zona basalis tertinggal setelah pelahiran dan akan membentuk endometrium baru. Histologi Desidua • Komponen sel utama desidua adalah sel desidua sejati, yang merupakan hasil diferensiasi sel stroma endometrium dan berbagai sel turunan sum-sum tulang ibu. • Zona kompakta terdiri atas sel-sel besar, epiteloid, polygonal, terwarnai ringan, berinti bulat yang tersusun rapat. • Sel-sel desidua muncul selama fase luteal dan terus berproliferasi selama masa-masa awal kehamilan, dan akhirnya melapisi keseluruhan uterus termasuk daerah implantasi • Fungsi : membatasi kolonisasi bakteri di kutub bawah pertemuan chorion leave REAKSI DESIDUA • reaksi desidua dimulai dengan implantasi blastokista • Pada awal kehamilan, desidua mulai menebal, akhirnya mencapai kedalaman 5 sampai 10 mm. • Pada tahap kehamilan selanjutnya, seiring dengan pertumbuhan janin dan meningkatnya cairan amnion, ketebalan desidua berkurang, mungkin karena tekanan yang ditimbulkan oleh bertambahnya isi uterus. Desidua kapsularis paling jelas tampak pada bulan kedua kehamilan, dan terdiri dari sel-sel desidua yang dilapisi oleh sebuah lapisan sel epitel gepeng tanpa bekas kelenjar. Di sebelah dalam, bagian desidua ini berkontak dengan membran janin ekstra embionik avaskular, korion laeve. Bagian uterus sisanya dilapisi oleh desidua parietalis, yang kadang-kadang disebut desidua vera bila desidua kapsularis dan desidua parietalis menyatu. lanjutan
• Di tempat trofoblas bertemu dengan desidua, terbentuk suatu zona
degenerasi fibrinolitik yang disebut lapisan Nitabuch untuk menghalangi invasi trofoblast lebih dalam lagi • Apabila terdapat kelainan pada desidua, seperti pada plasenta akreta, lapisan Nitabuch biasanya tidak ditemukan. • Saat persalinan, plasenta akan terlepas dari endometrium pada lapisan nitabuch tersebut Prolaktin Desidua • Desidua merupakan sumber prolaktin dalam jumlah besar di dalam cairan amnion selama kehamilan • lebih cenderung memasuki cairan amnion dan hanya sedikit yang memasuki darah ibu. Akibatnya, kadar prolaktin dalam cairan amnion sangat tinggi dan dapat mencapai 10.000 ng/ mL pada minggu ke-20 sampai ke-24. Kadar prolaktin ini sangat tinggi bila dibandingkan dengan kadarnya dalam serum janin (sampai sekitar 350 ng/mL) atau plasma ibu (150-200 ng/mL). Peran Prolaktin Desidua • Terdapat sejumlah peran yang diduga dimiliki oleh prolaktin desidua Fertilisasi
• Fertilisasi, proses penyatuan gamet pria dan
gamet wanita, berlangsung di dalam ampula tuba uterina. Spermatozoa masih bisa bertahan hidup sampai beberapa hari di dalam saluran genitalia. • Hanya 1% dari sperma yang mengendap dalam vagina yang berhasil melewati cervix • Waktu perjalanan dari cervix ke oviduct perlu 2-7 jam, dan setelah mencapai isthmus, sperma menjadi kurang gesit dan menghentikan migrasinya. Bila terjadi ovulasi, sperma menjadi motil lagi, barangkali karena “chemoattractants” yang dihasilkan cumulus oophorus yang menyeliputi oosit, dan berenang ke ampulla dimana fertilisasi biasanya berlangsung. Spermatozoa tidak bisa membuahi oosit apabila belum menjalani (a) kapasitasi dan (b) reaksi akrosom. Fase Penetrasi Oosit Tiga fase penetrasi oosit. Dalam fase 1, spermatozoa menembus sawar corona radiata; dalam fase 2, satu atau lebih spermatozoa menembus zona pellucida; dalam fase 3, satu spermatozoa menembus membran oosit, dan membran plasma-nya ditinggal. Gambar kiri : spermatozoa normal dengan tudung kepala acrosome. Langkah-langkah fertilisasi • FASE 1: PENETRASI CORONA RADIATA • Dari 100 sampai 200 juta spermatozoa yang dideposit ke dalam saluran genitalia wanita hanya 300 sampai 500 saja yang mencapai tempat fertilisasi. Hanya satu yang membuahi telur. • FASE 2: PENETRASI ZONA PELLUCIDA • Zona pellucida adalah glikoprotein yang membungkus telur yang mempermudah dan mempertahankan pengikatanikatan dengan sperma dan mendorong reaksi akrosom. Permeabilitas zona pellucida berubah ketika kepala sperma berkontak dengan permukaan oosit. Akibatnya dilepas enzim lisosom dari granula-granula korteks yang melapisi membran plasma oosit. Selanjutnya merubah sifat zona pellucida (reaksi zona) sehingga terjadi hambatan penetrasi sperma dan menonaktifkan tempat- tempat reseptor spesifik-species bagi spermatozoa pada permukaan zona. Spermatozoa yang lain telah melekat dalam zona pellucida, tapi hanya satu yang bisa menerobos oosit. • FASE 3: FUSI MEMBRAN SEL OOSIT DAN MEMBRAN SEL SPERMA • Awal terjadi perlekatan (adhesi) sperma terhadap oosit sebagian akibat ada interaksi integrin pada oosit dan ligand2nya. Setelah adhesi/ melekat, membran-membran plasma sperma dan telur saling melebur. Oleh karena membran plasma yang menutupi tudung kepala (acrosom) menghilang sewaktu reaksi akrosom terjadi, peleburan sebenarnya antara membran oosit dan membran yang menutupi daerah posterior kepala sperma disempurnakan . Pada manusia, kepala dan ekor spermatozoa masuk ke dalam sitoplasma oosit, tetapi membran plasma ditinggalkan di permukaan oosit. Hasil penting akibat fertilisasi • Pemulihan jumlah kromosom diploid, sebagian dari ayah dan sebagian dari ibu. Karenanya, zigot berisi kombinasi baru kromosom yang berbeda dari kedua parental. • Penentuan jenis kelamin dari individu baru. Sperma-X menghasilkan embrio wanita (XX), dan sperma-Y menghasilkan embrio pria (XY). Karenanya, kromosom seks dari embrio ditentukan pada saat fertilisasi. • Permulaan dari pembelahan (cleavage). Apabila tidak terjadi fertilisasi, oosit biasanya berdegenerasi dalam 24 jam setelah ovulasi. • perkembangan zigot dari stadium 2-sel sampai tingkat morula akhir. Stadium 2-sel dicapai kira-kira 30 jam setelah fertilisasi; tingkat 4-sel kira-kira 40 jam; tingkat 12-sel sampai 16-sel, kira-kira 3 hari; dan tingkat morula akhir, kira-kira 4 hari setelah fertilisasi. Selama periode ini blastomer dikelilingi zona pellucida, yang akan lenyap pada akhir hari ke-4. Pembelahan (cleavage) • Setelah zigot mencapai tingkat 2-sel, ia mengalami rangkaian pembelahan mitosis, sehingga menambah jumlah sel. Sel-sel ini, yang menjadi lebih kecil pada setiap kali terjadi pembelahan, dikenal sebagai blastomer. Sampai tingkat 8-sel, sel- sel membentuk rumpun sel yang masih longgar. • terjadi pemisahan dua kelompok sel, menjadi kelompok “sel-sel dalam” ( inner cells mass) dan kelompok “sel-sel luar” • Kira-kira 3 hari setelah fertilisasi, sel-sel embrio yang padat membelah lagi membentuk morula 16-sel • Masa sel dalam akan menjadi jaringan embrio sebenarnya, dan masa sel luar menjadi trophoblast, yang kemudian nanti menjadi bagian dari placenta. Pembentukan blastocyst
• Sekitar saat morula memasuki rongga uterus,
ada cairan yang mulai merembes zona pellucida masuk ke dalam celah-celah interseluler dari inner cell mass. Lambat laun celah-celah interseluler menjadi bersatu, dan akhirnya rongga tunggal yang lebih besar terbentuk, yang disebut blastocoele. Sekarang embrio ini disebut blastokista. • Sel-sel dari inner cell mass (inner cell mass sekarang disebut embrioblast), berada dalam satu kutub, dan sel-sel dari outer cell mass (outer cell mass sekarang disebut trophoblast), menipis dan membentuk dinding epitel dari blastokista. Zona pellucida telah lenyap dan implantasi dimulai Uterus pada saat implantasi
• Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan:
(a) endometrium atau lapisan mukosa yang melapisi dinding dalam; (b) myometrium, lapisan tebal otot polos; dan (c) perimetrium, selaput serosa yang melapisi diding luar. • 1. oosit segera setelah ovulasi. 2, fertilisasi, kira-kira 12-24 jam setelah ovulasi. 3, stadium pronukleus pria dan wanita. 4, pembelahan mitosis pertama, 5. stadium 2-sel (kira-kira umur 30 jam), 6. morula berisi 12-16 blastomer (kira-kira umur 3 hari), 7. tingkat morula lanjut yang tiba di lumen uterus (kira-kira umur 4 hari). 8, tingkat blastocyst awal 4 (kira-kira umur 4,5 hari). Zona 5 pellucida telah lenyap. 9, fase 3 awal implantasi (blastokista kira- 6 kira umur 6 hari). Ovarium 7 memperlihatkan tahap-tahap 2 8 transformasi antara folikel primer dan folikel preovulatoar, dan juga 1 9 corpus luteum. Endometrium uteri tampak berada pada fase progestational • Pada saat implantasi, mukosa uterus berada dalam fase sekresi, kelenjar-kelenjar uterus bertambah panjang dan banyak menghasilkan lendir membuat jaringan menjadi sangat basah, dan arteri spiral uterus menjadi sangat memanjang dan berlilit-lilit. Tiga lapisan jelas dapat dibedakan dalam endometrium: stratum compactum: lapisan superficial; stratum spongiosum, lapisan tengah; dan lapisan tipis stratum basalis, lapisan paling luar dari endometrium. Normalnya blastokista tertanam di endometrium sepanjang dinding anterior atau posterior dinding uterus diantara dua mulut kelenjar. TERIMAKASIH