Anda di halaman 1dari 12

SISTEM REPRODUKSI

PADA WANITA
Di Susun Oleh :
Nama : Firanti
Nim : A1C220040
Struktur Sistem Reproduksi
“ Struktur organ reproduksi wanita meliputi organ
reproduksi internal dan organ reproduksi eksternal.
Keduanya saling berhubungan dan tak terpisahkan. ”

”Sistem reproduksi adalah organ-
organ yang berhubungan dengan
masalah seksualitas”.
”Sistem reproduksi pada suatu
organisme berbeda antara jantan
dan betina.”
Genetalia Eksterna / Luar
Terdiri dari :
• Vulva, terdiri dari
- Labia mayora : Merupakan bagian luar dari bibir
vagina yang tebal dilapisi lemak,
- Labia minora : Labia minora atau bibir kecil, yaitu
sepasang lipatan kulit pada vagina yang halus dan tipis
serta tidak mengandung lapisan lemak.
• Klitoris (kelentit) : Glans klitoris berisi jaringan
yang dapat berereksi, sifatnya amat sensitif karena
banyak memiliki serabut saraf.
• Orificium urethrae (muara saluran kencing) :
muara saluran kencing yang letaknya tepat di bawah
organ klitoris
• Vestibulum : Merupakan rongga yang
sebelah lateral dibatasi oleh kedua labia
minora, anterior oleh klitoris dan dorsal
oleh faurchet.
• Himen : Di bagian bawah saluran kencing
yang mengelilingi tempat masuk ke vagina,
terdapat himen yang dikenal dengan nama
selaput dara.
• Perineum : Terletak diantara vulva dan
anus, panjang sekitar 4 cm.
Genetalia Interna / Dalam
1. Ovarium (indung telur)
• Sepasang di rongga perut
• Fungsi : menghasilkan ovum (sel telur serta
hormon esterogen dan progesteron.
2. Fimbriae
• Silia lembut yang terletak di pagkal ovarium
• Fungsi : menangkap ovum dari ovarium
3. Parametrium.
• Jaringan ikat yang terdapat diantara kedua
lembar ligamentum latum disebut parametrium.
4. Tuba vallopi (oviduk) 5. Uterus (rahim)
• Jumlah sepasang dan • Rongga tempat pertumbuhan embrio
menghubungkan ovarium dengan • Tersusun atas 3 lapisan :
uterus perimetrium, miometrium, dan
• Fungsi : tempat terjadinya endometrium
fertilisasi

6. Vagina
• Sebuah lubang berlapis otot yang membujur ke
belakang dan atas.
• Dinding vagina menghasilkan kelenjar baetholini
 Menghasilkan lendir yang mempermudah pada saat
melahirkan
PROSES PEMBENTUKAN
OVUM (OOGENESIS)

OOGENESIS adalah proses


pembentukan ovum yang terjadi di
dalam indung telur atau ovarium
Ovulasi
OVULASI merupakan proses pelepasan telur yang telah
matang tersebut dari dalam rahim untuk kemudian berjalan
menuju tuba falopi untuk dibuahi. Proses ini biasanya terjadi 16
hari setelah hari pertama siklus menstruasi atau 14 hari sebelum
haid berikutnya.

Proses ovulasi
Proses ovulasi dimulai dari dilepaskannya sebuah
hormon dari dalam otak yang disebut dengan
Luteinizing Hormone (LH). Kadar hormon ini meningkat
secara drastic di dalam darah dan urin sesaat sebelum
ovulasi.
LH memicu pelepasan sel telur yang telah matang
dari dalam ovarium yang kemudian bergerak menuju
tuba falopi untuk dibuahi. Jika sel telur tersebut tidak
dibuahi, maka sel telur tersebut akan mati dan luruh
bersama dengan dinding rahim pada awal siklus
menstruasi.
Fase Menstruasi
1. Fase Menstruasi
Pada fase ini dinding rahim akan mengalami peluruhan dan keluar melalui vagina dalam bentuk darah
dengan kadar kekentalan yang berbeda-beda. Terkadang terdapat juga gumpalan-gumpalan darah
dalam proses tersebut. Fase ini berlangsung selama 3 sampai dengan 4 hari.

2. Fase Pasca Menstruasi


Selama kurang lebih 4 hari luka akibat peluruhan dinding rahim tersebut akan sembuh secara
perlahan.

3. Fase Poliferasi atau pra-ovulasi


Fase ini terjadi setelah penyembuhan berhasil. Pada fase ini dinding rahim mengalami penebalan
dengan tebal kurang lebih 3.5 mm. Fase ini berlangsung dari hari 5 sampai dengan hari ke 14. Pada
fase ini leher rahim akan mengeluarkan lender yang bersifat basa untuk menetralkan sifat asam yang
di hasilkan oleh vagina. Penetralan ini terjadi untuk memperpanjang hidup sperma sehingga
pembuahan lebih mudah terjadi.

4. Fase Sekresi atau ovulasi


Fase ini terjadi pada hari ke 14 atau yang di kenal dengan masa subur. Pada fase ini sel endometrium
mengeluarkan glikogen dan kapur yang nantinya digunakan sebagai bahan makanan untuk telur yang
sudah di buahi. Pada fase ini ovum di matangkan dan siap untuk di buahi.

5. Fase Pascaovulasi
Jika ovum tidak dibuahi maka hormone progesterone dan hormon estrogen mengalami kemunduran
sehingga fase menstuasi terjadi kembali.
1. Fertilisasi

Fertilisasi atau pembuahan adalah proses peleburan gamet-gamet haploid, yaitu sel


sperma dan sel ovum yang sudah matang untuk membentuk zigot haploid. Tempat
terjadinya fertilisasi umumnya di 1/3 Tuba fallopi (Oviduct), bisa juga di luar
Oviduct (Fertilisasi In vitro). Dalam perjalanan menuju uterus, zigot akan
mengalami pembelahan.
Tahapan proses fertilisasi:

a. Begitu lepas dari Ovarium, Oosit akan bergerak menuju Oviduct dengan
bantuan epitel bersilia.
b. Setelah sperma diejakulasi, sperma bergerak dari serviks (leher rahim),
uterus, hingga tiba di oviduct/tuba fallopi. Dibutuhkan waktu 14-72 jam bagi
sperma untuk membuahi Oosit. Keluarnya Oosit disebabkaan oleh Luteinizing
Hormone (LH) yang disekresikan oleh hipofisis. Hipofisis terangsang oleh
estrogen yang diproduksi sel-sel folikel.
c. Kapasitasi Spermatozoa di Oviduct adalah masa penyesuaian dalam saluran
reproduksi wanita di mana terjadi pelepasan selubung glikoprotein dan
protein­-protein plasma semen yang membungkus akrosom yang berlangsung
kira­-kira 7 jam pada manusia, selain itu Spermatozoa diberi nutrisi dan ATP
oleh jaringan Oviduct.
Thank you.. 

Anda mungkin juga menyukai