Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Penyakit pada balita saat ini masih banyak disebabkan oleh
penularan bakteri atau virus. Penularan tersebut mengakibatkan angka
kesakitan yang tinggi pada balita. Angka kesakitan yang diakibatkan oleh
penularan bakteri atau virus dapat diturunkan dengan pemberian imunisasi.
Imunisasi menjadi salah satu upaya yang dilakukan untuk mencegah dan
mengurangi terjadinya penyakit menular. Pemberian imunisasi dijadikan
program wajib oleh WHO dan menjadi pedoman bagi banyak negara di
dunia salah satunya Indonesia (Kemenkes, 2016)
Imunisasi dasar sangat penting diberikan pada bayi agar terhindar
dari berbagai penyakit yang berbahaya. Imunisasi dilakukan dengan cara
memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk
mencegah terhadap penyakit tertentu. Cara pemberiannya bisa melalui
suntikan maupun secara oral. Beberapa penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi antara lain: BCG, DPT, Campak, Polio Hepaititis B.
Cakupan imunisasi secara global menurut WHO tahun 2017 adalah
sebesar 85% untuk imunisasi polio. Hepatitis B sebesar 84% dan campak
sebesar 52%. Hal ini belum mencapai target imunisasi global yaitu sebesar
90% dari jumlah anak usia 0- 11 bulan di dunia. Indonesia termasuk
negara yang tidak mencapai target tersebut dan masih termasuk ke dalam
daftar negara dengan cakupan imunisasi yang kurang. Sekitar 800 ribu
anak di seluruh Indonesia berisiko lebih besar tertular penyakit yang dapat
dicegah dengan vaksin seperti difteri, tetanus, campak, rubella, dan polio.
Berdasarkan data rutin terbaru Kementerian Kesehatan RI cakupan
imunisasi dasar lengkap telah menurun secara signifikan sejak awal
pandemi COVID19, dari 84,2% pada tahun 2020 menjadi 79,6% pada
tahun 2021. (Kemenkes RI)

1
2

Imunisasi sangat bermanfaat terutama bagi anak-anak sebagai


bentuk pencegahan dini dari berbagai penyakit atau wabah. Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) periode 2019- 2024
Indonesia telah menetapkan target bahwa 90% anak berusia 12-23 bulan
dan 80% bayi berusia 0-11 bulan di 488 kabupaten/kota akan memperoleh
imunisasi dasar lengkap di tahun 2024. (Masyarakat, 2022)
Pada tahun 2021, cakupan imunisasi dasar lengkap secara nasional
sebesar 84,2%. Angka ini belum memenuhi target Renstra tahun 2021,
yaitu 93,6%. Cakupan imunisasi dasar lengkap pada tahun 2021 hampir
sama dengan tahun 2020. Rendahnya cakupan ini dikarenakan pelayanan
pada fasilitas kesehatan dioptimalkan untuk pengendalian pandemi
COVID-19. Jika dilihat menurut provinsi, terdapat 6 provinsi yang dapat
mencapai target Renstra tahun 2021, yaitu Provinsi Sulawesi Selatan, Bali,
Nusa Tenggara Barat, DI Yogyakarta, Banten dan Bengkulu. (Indonesia,
2021)
Dari data Dinas Kesehatan cakupan imunisasi pada bayi menurut
provinsi di jawa timur sebesar 90,3%dengan target restra 93,6%,
sedangkan persentase kabupaten/kota yang mencapai 80% imunisasi dasar
lengkap pada bayi menurut provinsi tahun 2021 di jawa timur sebesar
68,4% dengan target restra 83,8% (Indonesia, 2021)
Data Dinas Kesehatan Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap per Puskesmas
Kabupaten Sampang Tahun 2021di puskesmas kamuning sebesar 10%.
cakupan imunisasi dasar lengkap di Kabupaten Sampang adalah 15,9%.
Puskesmas Batulenger dengan cakupan terendah yaitu 5%. Puskesmas
Banyuates memiliki cakupan tertinggi yaitu 83% (DINKES, 2022)
Dari data yang di peroleh daru pustu kamuning cakupan imuni sasi
dasar lengkap pada tahun 2022 sebesar 60% dari target resta 85%, jumlah
populasi diwilayah kerja pustu kamuning sebanyak 140 ibu yang memiliki
bayi dengan usia 2 tahun kebawah.
Survei awal di lakukan diposyandu dudun perreng pada tanggal 14
april 2023 dengan melakukan tanya jawab kepada responden mengenai
pemberian imunisasi dasar lengkap dengan sasaran ibu-ibu yang memiliki
3

anak batita, dimana peneliti mengambil 10 responden didapatkkan bahwa


4 dari 10 ibu-ibu hanya mengetahui apa itu pengertian dari imunisasi,
maka didapatkan hasil bahwa masih rendahnya pengetahuan dan sikap ibu
terhadap pemberian imunisasi dasar lengkap.
Pemahaman ialah hasil belajar, misalnya ibu dapat menjelaskan
menggunakan Bahasa sendiri atas apa yang dibacakan didengarkan.
Pemahaman ini dapat merubah pola pikir ibu terhadap pemberian
imunisasi dasar lengkap sehingga dapat memenuhi target restra.
Dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat dapat melakukan edukasi
kesehatan yaitu upaya yang dapat meningkatkan pengetahuan kesehatan
perorangan, baik secara individu, kelompok atau masyarakat, mengenai faktor
resiko penyakit dalam meningkatkan status kesehatan dan mencegah timbulnya
penyakit. (Arsyad, 2009) mengatakan Booklet merupakan salah satu media
gambar yang bertujuan untuk menyajikan informasi dalam bentuk yang
menyenangkan, berwarna, menarik, mudah dimengerti, dan terlihat lebih jelas
gambarnya. Penelitian (Eny, Et., Al, 2021) menunjukkan bahwa edukasi
menggunakan media Booklet Sangat berpengaruh terhadap kelengkapan
imunisasi dasar pada bayi.
terdapat kelebihan Booklet yaitu : dapat dipelajari setiap saat,
karena di desain mirip dengan buku. Dan Booklet dapat memuat informasi
yang lebih banyak dari pada leaflet dan poster. Namun Booklet juga
memiliki kekurangan menurut Anderson (Roza, 2012) kekurangannya
yaitu : mencetak gambar atau poto berwarna biasanya memerlukan biaya
yang mahal dan tanpa perawatan yang baik media cetak Booklet akan
cepat rusak, hilang atau musnah. (Roza, 2012)
Media pembelajaran booklet merupakan alat bantu berbentuk buku,
dilengkapi dengan tulisan maupun gambar yang disesuaikan dengan
pembacanya. Informasi yang ada dalam booklet disusun dengan jelas dan
rinci sehingga dapat ditangkap dengan baik oleh sasaran pendidikan dan
tidak menimbulkan kesalahan persepsi, selain itu gambar yang menarik
dalam booklet akan semakin menarik minat sasaran pendidikan untuk
membaca dan fokus pada informasi yang disampaikan karena tidak cepat
bosan. (Artika, 2020)
4

Leaflet merupakan media berbentuk selembar kertas yang diberi


gambar dan tulisan (biasanya lebih banyak tulisan) pada kedua sisi kertas
serta dilipat sehingga berukuran kecil dan praktis dibawa. Dengan ukuran
A4 dilipat tiga. Media ini berisikan gagasan secara langsung kepokok
persoalannya dan memaparkan cara melakukan tindakan secara pendek,
Menurut Effendi dalam kamus komunikasi, Leaflet adalah lembaran kertas
berukuran kecil mengandung pesan tercetak untuk disebarkan kepada
umum sebagai informasi mengenai suatu hal atau peristiwa. Menurut
kamus Merriam-webster, Leaflet adalah suatu lembaran yang dicetak pada
umumnya dilipat yang diharapkan untuk distribusi. Leaflet pada umumnya
hanya digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk mengiklankan atau
menyebarluaskan sebuah produk yang ada pada perusahaan tersebut
sehingga masyarakat memiliki daya tarik pada produk perusahaan.
(Bernandeta, 2020)
Berdasarkan pengertian dan kegunaan Leaflet ini maka peneliti
memiliki inisiatif untuk membuat media pembelajaran yang berbentuk
Leaflet. Leaflet mengandung materi yang lebih ringkas dan disusun
dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti siswa kemudian
disertakan dengan gambar-gambar yang berhubungan denga materi yang
disajikan sehingga ibu memiliki minat untuk membaca.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik dan berkeinginan untuk
melakukan penelitian tentang “pengaruh media edukasi terhadap
pemahaman imunisasi dasar lengkap pada ibu diwilayah kerja pustu
kamoning sampang”.

B. Rumusan Masalah
adakah pengaruh Booklet dan leaflet terhadap pemahaman
pemberian imunisasi pada ibu di wilayah kerja pustu kamoning?.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
5

Diketahui pengaruh media leaflet dan booklet terhadap


pemahaman ibu terhadap imunisasi dasar lengkap di wilayah kerja
pustu kamoning.

2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi tingkat pemahaman ibu terhadap imunisasi dasar
lengkap
b. Mengetahui pemahaman ibu yang diberikan leafleat dan booklet
imunisasi dasar lengkap
c. Mengetahui efektifitas penggunaan media leaflet dan booklet
terhadap pemahaman imunisasi dasar lengkap

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Dalam Penelitian ini menggunakan media berupa Booklet dan
leaflet tentang Imunisasi dasar lengkap yang dapat digunakan sebagai
media edukasi kesehatan untuk menambah wawasan, pengetahuan dan
sikap terhadap pemberian imunisasi dasar, serta menjadi persyaratan
untuk lulus dari pendidikan program studi Diploma III kebidanan.
2. Bagi Institusi STIKES Sukma Wijaya Sampang
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan
ilmiah, dan bahan bacaan di perpustakaan yang telah ada, serta
masukan ilmu khususnya pengetahuan promosi kesehatan yang
senantiasa berkembang dan maju.
3. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini, dapat menjadi masukan saran bagi peneliti lain
agar dapat melakukan penelitian tentang pengaruh Booklet sebagai
media edukasi terhadap pemahaman ibu tentang pemberian imunisasi
dasar lengkap.
E. Batasan Penelitian
6

Pada penelitian ini untuk membatasi ruang lingkup penelitian maka


akan lebih fokus dan terarah adanya batasan permasalahan yang akan di
teliti sebagai berikut: “pengaruh media edukasi terhadap pemahaman
imunisasi dasar lengkap pada ibu diwilayah kerja pustu kamoning
sampang?”.
7

Anda mungkin juga menyukai