Anda di halaman 1dari 6

PAPER

KETIDAKNYAMANAN DALAM KEHAMILAN


“MORNING SICKNESS”

Disusun untuk memenuhi tugas praktik pendidikan profesi bidan


Dosen Pembimbing Klinik : Yulia Silvani, S.Keb,Bd.,M.Keb.

Oleh:
PURWARANI FEBRIA DAMAYANTI
200070500111008

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
MORNING SICKNESS
(EMESIS GRAVIDARUM)
A. Definisi
Emesis gravidarum atau yang lebih umum dikenal sebagai morning sickness
adalah rasa mual yang muncul pada wanita hamil terutama di pagi hari. Morning
sickness biasanya terjadi pada trimester pertama kehamilan atau muncul sebagai tanda
awal bahwa seorang wanita sedang mengandung. Masalah mual saat hamil ini
sangatlah umum. Sebagian wanita bisa merasakan mual ini sampai trimester kedua.
Bahkan, ada sebagian wanita yang mengalami masalah ini selama kehamilannya.
Namun, morning sickness  adalah kondisi normal dan sama sekali tidak akan
membawa dampak buruk pada bayi. Pasalnya, mual akan hilang dengan sendirinya
seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Begitu memasuki usia kandungan 12-14
minggu, rasa mual saat hamil mulai menurun bagi banyak wanita (Prawirohardjo, 2014).
B. Prevalensi
Diperkirakan selama kehamilan sebanyak 70-85% wanita mengalami mual
muntah. 52,2% mengalami mual muntah ringan, 45,3% mengalami mual muntah
sedang dan 2,5% mengalami mual muntah berat, hal ini terjadi pada usia kehamilan 4-9
minggu puncaknya usia kehamilan 12 minggu dan hanya 20 % terjadi pada usia
kehamilan 20 minggu (Patimah dkk, 2020).
C. Gejala
Gejala umum morning sickness adalah:
 Mual
 Kehilangan nafsu makan
 Muntah
 Efek psikologis, misalnya depresi dan kecemasan.
Berbagai gejala ini biasanya muncul sejak awal mengandung dan akan membaik
di minggu ke-12 kehamilan. Namun, seperti yang telah disebutkan di awal tak menutup
kemungkinan kondisi ini akan terus muncul selama kehamilan (Patimah dkk, 2020).
D. Faktor Penyebab
Menurut Patimah dkk (2020) Mual dan muntah pada awal kehamilan
dapat disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
 Faktor hormone kehamilan (HCG), yang menstimulasi produksi estrogen pada
ovarium dan hormon estrogen diketahui meningkatkan mual muntah.
 Faktor pencernaan, hormon estrogen dapat memicu peningkatan asam lambung
sehingga membuat mual muntah.
 Faktor psikologis, perasaan bersalah, marah, ketakutan dan cemas dapat
menambah mual dan muntah.
 Faktor keturunan, ibu yang mengalami mual muntah maka anak yang dilahirkan
memiliki resiko 3 % mengalami mual muntah sampai mengalami HEG.
E. Patofisiologi
Penyebab morning sickness hingga hiperemesis gravidarum belum diketahui
secara jelas. Namun kemungkinan merupakan kombinasi antara hormone HCG dan
meningkatnya pengeluaran hormone esterogen dan progesterone. Namun dari
patofisiologi mual dan muntah dapat mengetahui penyebab timbulnya muntah. Muntah
merupakan cara traktus gastrointestinal mengosongkan isinya, ketika semua bagian
atas gastrointestisinal teriritasi secara luas atau sangat terstimulasi menyebabkan suatu
rangsangan khusus yang kuat untuk muntah. Sinyal sensorik mual dan muntah
dikordinasikan di pusat muntah pada medula batang otak oleh saraf averen vagal dan
aferen simpatis. Gerakan muntah atau vomitus dikendaikan oleh dua pusat medularis
yang berbeda mengenai hubungan persarafan pusat muntah yaitu :
1) Pusat vomitus di bagian dorsal retikulum lateralis
2) Kemoreseptor Trigger Zone di daerah postrema dasar ventrikulus keempat.
Setiap orang memiliki ambang yang sangat berbeda terhadap berbagai stimulus
pada pusat vomitusnya. Pusat muntah mengontrol dan mengintegrasi kerja emesis.
Pusat muntah ini menerima rangsangan aferen dari traktus gastrointestinal dan bagian
lain dari tubuh, dari batang otak yang lebih tinggi dan pusat korteks, terutama aparatus
labirintin, dan dari zona pencetus kemoreseptor. Chemoreceptor Trigger Zone (CTZ)
atau zona pencetus kemoreseptor dengan sendirinya tidak mampu menimbulkan
gerakan vomitus, aktivasi zona ini lebih memberikan impuls eferen pada pusat vomitus
medularis yang selanjutnya akan memulai emesis. CTZ merupakan kemoreseptor
emetik yang dapat diaktivasi oleh berbagai stimulus seperti penggunaan obat-obat
tertentu termasuk apomorfin dan morfin, toksin, bakteri, dan abnormalitas metabolik
yang merangsang kemoreseptor hingga mencetuskan muntah. Hubungan persarafan
pusat muntah, beberapa inti sensorik, motorik dan kontrol. Impuls motorik yang
menyebabkan muntah di transmisikan dari pusat muntah melalui jalur saraf kranialis V,
VII, IX, X dan XII melalui saraf vagus dan simpatis. Lintasan eferen yang penting pada
vomitus adalah nervus frenikus (pada diafragma), nervus spinalis (pada muskulatur
interkostalis dan abdominalis) dan serabut saraf eferen viseral dalam nervus vagus
(pada laring, faring, esofagus, dan lambung). Pusat muntah berlokasi dekat pusat
medula lain yang mengatur fungsi respirasi, vasomotor dan autonomik yang dapat
terkena pada proses muntah. Ketika pusat muntah sudah cukup terangsang akan
timbul efek :
1) Bernafas dalam
2) Terangkatnya tulang hioid dan laring untuk mendorong sfingter krikoesofagus
terbuka.
3) Tertutupnya glotis.
4) Terangkatnya palatum mole untuk menutup nares posterior.
5) Berikutnya timbul kontraksi yang kuat dari otot abdomen yang dapat
menimbulkan tekan intragastrik yang meninggi. Akhirnya sfingter esofagus mengalami
relaksasi, sehingga memungkinkan pengeluaran isi lambung.
Berikut dapat dilihat bagaimana faktor penyebab muntah (hormone, pencernaan,
psikologis, dan keturunan) bekerja menyebabkan mual dan muntah pada wanita hamil
(Patimah dkk, 2020).
Pemberian FE Krhamilan Faktor genetik

Efek samping Perubahan Perubahan Psikis


pemberian FE Hormonal
berlebihan

Progesteron 

HCG 

Asam
lambung 

Mual muntah

Ketidakseimbangan Resiko kekurangan


nutrisi kurang dari volume cairan
kebutuhan

F. Penanganan
Pengobatan untuk morning sickness hanya bersifat simptomatis, dengan
memberikan obat anti mual-muntah dan obat penenang ringan. Proses morning
sickness dan keluhan ringan lainnya akan berkurang seiring dengan makin tuanya
kehamilan (Manuaba, 2007). Namun berikut ada beberapa cara untuk mengurangi rasa
ketidaknyamanan yang dirasakan oleh ibu hamil yang mengalami morning sickness,
antara lain:
 Pada pagi hari setelah bangun tidur minum air teh manis atau air jahe manis
hangat.
 Makan makanan kering yang mengandung karbohidrat seperti biscuit.
 Makan dengan jumlah kecil tapi sering setiap 1-2 jam.
 Hindari makanan pedas, makanan berminyak/berlemak seperti gorengan -
Konsumsi makanan yang mengandung rendah lemak tetapi kaya protein
seperti telur, ikan, keju, kacang hijau.
 Hindari makanan yang asam seperti buah jeruk, tomat, jambu.
 Minum minimal 2 liter atau 8-10 gelas sehari.
 Konsumsi makanan yang mengandung tinggi asam folat seperti: bayam,
kubis, jagung, brokoli dan selada.
 Jika mual dan muntah terus berlanjut segera ke bidan atau dokter (Patimah
dkk, 2020).

Sumber:

Manuaba, Ida Bagus Gede. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.

Prawirohardjo Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka.


Patimah, Meti dkk. 2020. Pendidikan Kesehatan Ibu Hamil Tentang Ketidaknyamanan
Pada Kehamilan Trimester I dan Penatalaksanaannya. Jurnal Pengabdian
Masyarakat. (41)3.

Anda mungkin juga menyukai