Anda di halaman 1dari 16

1.

1 Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial yang artinya tidak dapat hidup sendiri melainkan
membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupan. Kesamaan asal keturunan, cita cita,
budaya, pandangan hidup, maupun nasib dapat membuat suatu hubungan manusia mencapai
keselarasan. Namun bukan berarti perbedaan selalu membuat perpecahan atau
ketidakselarasan, jika manusia saling menghargai perbedaan dan mengembangkan nilai
nilai kesamaan yang ada maka yang akan terjadi perbedaan tersebut justru saling melengkapi
satu sama lain dan memperkaya nilai kehidupan.

Begitu juga dengan proses terbentuknya bangsa dan Negara, yang terbentuk
berdasarkan pengembangan nilai nilai kesamaan anatara manusia dan saling menghargai
perbedaan yang ada. Ada beberapa unsur dalam proses pembentukan sebuah Negara, akibat
adanya perbedaan maka neghasilkan beberapa bentuk Negara yang ada di dunia. Sebuah
negara tidak dapat dipisahkan dengan yang namanya pemerintahan, bagaimana klasifikasi
system pemerintahan tersebut, dan apakah itu sistem pemerintahan demokrasi, semua hal
tersebut akan kita bahas dalam bab pembahasan.

1.2 Tujuan

Mengetahui lebih dalam tentang pengertian dan pemahaman bangsa dan negara yang
meliputi teori terbentuknya negara, unsur negara, dan juga bentuk negara. Tujuan lainnya
yaitu memahami suatu proses bangsa yang bernegara, hak dan kewajiban bangsa dan negara,
demokrasi dan klasifikasi sistem pemerintahan.
1.3 Pokok Permasalahan
1.3.1 Pengertian dan pemahaman tentang bangsa dan negara
1. Pengertian bangsa
2. Pengertian negara
3. Teori terbentuknya negara
4. Unsur negara
5. Bentuk negara
1.3.2 Negara dan warga negara dalam sistem kenegaraan di Indonesia
1. Suatu proses bangsa yang bernegara
2. Pemahaman hak dan kewajiban warga negara
3. Pemahaman tentang demokrasi
4. Klasifikasi sistem pemerintahan
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Pemahaman Tentang Bangsa dan Negara

2.1.1 Pengertian Bangsa


Bangsa adalah sekelompok besar manusia yang memiliki cita-cita moral dan hukum
yang terikat menjadi satu karena keinginan dan pengalaman sejarah di masa lalu serta
mendiami wilayah suatu Negara.
Pengertian bangsa menurut para ahli, :

Rawink

Bangsa adalah sekumpulan manusia yang bersatu pada satu wilayah dan
memunyai keterikatan dengan wilayah tersebut. Dengan batas teritori tertentu
dan terletak dalam geografis tertentu.
Otto Bauer
Bangsa adalah kelompok manusia yang mempunyai kesamaan karakteristik
(nasib).
Jalobsen dan Libman
Bangsa adalah suatu kesatuan budaya (cultural unity) dan kesatuan (Politic
unity).
Hans Kohn
Pengertian bangsa adalah buah hasil tenaga hidup manusia dalam sejarah.
Ratzel
Bangsa terbentuk karena adanya hasrat bersatu. Hasrat itu timbul karena
adanya rasa kesatuan antara manusia dan tempat tinggal (geolitik).
Ernest Renan
Bangsa terbentuk karena adanya keinginan untuk hidup bersama (Sejarah &
cita-cita).
Guibernau
Bangsa adalah negara kebangsaan memiliki unsur-unsur penting pengikat,
yaitu: psikologi (sekelompok manusia yang memiliki kesadaran bersama untuk
membentuk satu kesatuan masyarakat adanya kehendak untuk hidup bersama),
kebudayaan (merasa menjadi satu bagian dari suatu kebudayaan bersama), teritorial
(batas wilayah atau tanah air), sejarah dan masa depan (merasa memiliki sejarah dan
perjuangan masa depan yang sama), dan politik (memiliki hak untuk menjalankan
pemerintahan sendiri).

2.1.2 Pengertian Negara

Secara etimologis, Negara berasal dari bahasa asing, Staat (Belanda, Jerman),
atau State (Inggris). Kata staat atau state pun berasal dari bahasa Latin, yaitu status atau
statum yang berarti menempatkan dalam keadaan berdiri, membuat berdiri, dan
menempatkan. Kata status juga diartikan sebagai tegak dan tetap.

Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik,
militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di wilayah
tersebut. Negara juga dapat diartikan sebagai suatu organisasi dari sekelompok atau beberapa
kelompok manusia yg bersama-sama mendiami satu wilayah tertentu dan mengakui adanya
satu pemerintahan yang mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok atau beberapa
kelompok manusia.
Pengertian negara menurut para ahli :
Gorge Jellinek
Negara ialah organisasi kekuasaan dari sekolompok manusia yang telah
berkediaman di wilayah tertentu.
Gorge Wilhelm Friedrich Hegel
Negara merupakan organisasi kesusilaan yang mencul sebagai sintesis dari
kemerdekaan individual dan kemerdekaan universal.
Mr. Kranerburg
Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena kehendak dari suatu
golongan atau bangsanya sendiri.
Roger. F. Soltau
Negara adalah alat (agency) atau wewenang (authority) yang mengatur atau
mengendalikan persalan bersama atas nama masyarakat.
Prof. R. Djolosoetrono
Negara ialah suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia yang berada
dibawah suatu pemerintahan yang sama.
Prof. Mr. Soenarko
Negara ialah organisasi masyarakat yang mempunyai daerah tertentu di mana
kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai souvereign (kedaulatan).

2.1.3 Teori Terbentuknya Negara

1. Pendekatan Teoritis Primer


Occupatie:
Pendudukan suatu wilayah yang semula tidak bertuan oleh sekelompok
manusia atau suatu bangsa yang kemudian mendirikan negara di wilayah tersebut.
Contoh: Liberia yang diduduki budak-budak negro yang dimerdekakan pada tahun
1847.
Separatie:
Suatu wilayah yang semula merupakan bagian dari negara tertentu, kemudian
memisahkan diri dari negara induknya dan menyatakan kemerdekaan.
Contoh: Belgia pada tahun 1839 melepaskan diri dari Belanda.
Fusi:
Beberapa negara melebur menjadi satu negara baru.
Contoh: pembentukan Kerajaan Jerman pada tahun 1871.
Inovatie: Suatu negara pecahdan lenyap, kemudian di atas bekas wilayah
negara itu timbul negara(-negara) baru.
Contoh: pada tahun 1832 Colombia pecah menjadi negara-negara baru, yaitu
Venezuela dan Colombia Baru.
Cessie:
Penyerahan suatu daerah kepada negara lain.
Contoh: Sleeswijk diserahkan oleh Austria kepada Prusia (Jerman).
Accessie:
Bertambahnya tanah dari lumpur yang mengeras di kuala sungai (atau daratan
yang timbul dari dasar laut) dan menjadi wilayah yang dapat dihuni manusia
sehingga suatu ketika telah memenuhi unsur-unsur terbentuknya negara.
Anexatie:
Penaklukan suatu wilayah yang memungkinkan pendirian suatu negara di
wilayah itu setelah 30 tahun tanpa reaksi yang memadai dari penduduk
setempat.
Proklamasi: Pernyataan kemerdekaan yang dilakukan setelah keberhasilan
merebut kembali wilayah yang dijajah bangsa/ negara asing. Contoh:
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

2. Pendekatan Teoritis Sekunder


a. Teori Kenyataan
Timbulnya suatu negara merupakan soal kenyataan. Apabila pada suatu ketika
unsur-unsur negara (wilayah, rakyat, pemerintah yang berdaulat) terpenuhi,
maka pada saatitu pula negara itu menjadi suatu kenyataan.
b. Teori Ketuhanan
Timbulnya negara itu adalah atas kehendak Tuhan. Segala sesuatu
tidak akan terjadi tanpa kehendak-Nya. Friederich Julius Stahl (1802-1861)
menyatakan bahwa negara tumbuh secara berangsur-angsur melalui proses
evolusi, mulai dari keluarga,menjadi bangsa dan kemudian menjadi negara.
Negara bukan tumbuh disebabkan berkumpulnya kekuatan dari luar,
melainkan karena perkembangan dari dalam. Ia tidak tumbuh disebabkan
kehendak manusia, melainkan kehendak Tuhan, katanya.
c. Teori Perjanjian
Teori ini berpendapat, bahwa negara terbentuk karena antara
sekelompok manusia yang tadinya masing-masing hidup sendiri - sendiri,
diadakan suatu perjanjian untuk mengadakan suatu organisasi yang dapat
menyelenggarakan kehidupan bersama.
d. Teori Kekuasaan
Teori Kekuasaan menyatakan bahwa negara terbentuk berdasarkan
kekuasaan. Orang yang kuatlah yang pertama-tama mendirikan negara, karena
dengan kekuatannya itu ia berkuasa dengan memaksakan kehendaknya
terhadap orang lain sebagaimana disindir oleh Kallikles danVoltaire: Raja
yang pertama adalah prajurit yang berhasil.
e. Teori Hukum Alam
Para penganut teori hukum alam menganggap adanya hukum yang
berlaku abadi dan universal (tidak berubah, berlaku di setiap waktu dan
tempat). Hukum alam bukan buatan negara, melainkan hukum yang berlaku
menurut kehendak alam.
f. Teori Hukum Murni
Menurut Hans Kelsen, negara adalah suatu kesatuan tata hukum yang
bersifat memaksa dan setiap orang harus taat dan tunduk. Kehendak negara
adalah kehendak hukum. negara identik dengan hukum.
g. Teori Modern
Teori modern menitikberatkan fakta dan sudut pandangan tertentu
untuk memeroleh kesimpulan tentang asal mula, hakikat dan bentuk negara.
Para tokoh teori modern adalah Prof.Mr. R. Kranenburg dan Prof.Dr. J.H.A.
Logemann.

Prof.Mr. R. Kranenburg mengatakan bahwa pada hakikatnya negara adalah suatu


organisasi kekuasaan yang diciptakan sekelompok manusia yang disebut bangsa. Sebaliknya,
Prof.Dr. J.H.A. Logemann mengatakan bahwa negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang
menyatukan kelompok manusia yang kemudian disebut bangsa.

2.1.4 Unsur Negara


A. Rakyat
Rakyat adalah semua orang yang menjadi penghuni suatu negara.
B. Wilayah
Wilayah merupakan unsur kedua, karena dengan adanya wilayah yang didiami
oleh manusia, maka negara akan terbentuk. Jika wilayah tersebut tidak ditempati
secara permanen oleh manusia, maka mustahil untuk membentuk suatu negara.
Bangsa Yahudi misalnya, dimana mereka tidak mendiami suatu tempat secara
permanen. Alhasil mereka tidak memiliki tanah yang jelas untuk didiami, tapi dengan
kepintaran PBB, diberikanlah Israel sebagai negara bagian agar mereka merasa
memiliki tanah.
C. Pemerintahan yang Berdaulat
Pemerintahan yang berdaulat adalah pemerintah yang mempunyai kekuasaan
baik ke dalam maupun ke luar untuk menjalankan tugas dan wewenangnya mengatur
ekonomi, sosial, dan politik suatu negara atau bagian-bagiannya sesuai dengan sistem
yang telah ditetapkan.
D. Pengakuan dari Negara Lain
Pengakuan dari negara lain terhadap suatu negara yang baru berdiri bukanlah
merupakan suatu faktor mutlak atau unsur pembentuk negara baru, namun lebih
merupakan menerangkan atau menyatakan telah lahirnya suatu negara baru.
Kita ambil contoh, Negara Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 baru
diakui oleh Belanda pada tahun 27 Desember 1949.
Pengakuan dari negara lain merupakan modal dasar bagi suatu negara yang
bersangkutan untuk diakui sebagai negara yang merdeka dan mandiri. Pengakuan
suatu negara dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pengakuan secara de facto dan
pengakuan secara de jure.
2.1.4 Bentuk Negara
Negara Kesatuan (Unitaris)
Negara Kesatuan adalah negara bersusunan tunggal, yakni kekuasaan untuk
mengatur seluruh daerahnya ada di tangan pemerintah pusat. Pemerintah pusat memegang
kedaulatan sepenuhnya, baik ke dalam maupun ke luar. Hubungan antara pemerintah
pusat dengan rakyat dan daerahnya dapat dijalankan secara langsung. Dalam negara
kesatuan hanya ada satu konstitusi, satu kepala negara, satu dewan menteri (kabinet), dan
satu parlemen. Demikian pula dengan pemerintahan, yaitu pemerintah pusatlah yang
memegang wewenang tertinggi dalam segala aspek pemerintahan. Ciri utama negara
kesatuan adalah supremasi parlemen pusat dan tiadanya badan-badan lain yang berdaulat.
Negara kesatuan dapat dibedakan menjadi dua macam sistem, yaitu:
1. Sentralisasi
Dalam negara kesatuan bersistem sentralisasi, semua hal diatur dan diurus
oleh pemerintah pusat, sedangkan daerah hanya menjalankan perintah-perintah
dan peraturan-peraturan dari pemerintah pusat. Daerah tidak berwewenang
membuat peraturan-peraturan sendiri dan atau mengurus rumah tangganya sendiri.
2. Desentralisasi.
Dalam negara kesatuan bersistem desentralisasi, daerah diberi
kekuasaan untuk mengatur rumah tangganya sendiri (otonomi, swatantra).
Untuk menampung aspirasi rakyat di daerah, terdapat parlemen daerah. Meskipun
demikian, pemerintah pusat tetap memegang kekuasaan tertinggi.

Negara Serikat (Federasi)

Negara Serikat adalah negara bersusunan jamak, terdiri atas beberapa negara bagian yang
masing-masing tidak berdaulat. Kendati negara-negara bagian boleh memiliki konstitusi
sendiri, kepala negara sendiri, parlemen sendiri, dan kabinet sendiri, yang berdaulat dalam
negara serikat adalah gabungan negara-negara bagian yang disebut negara federal.
Setiap negara bagian bebas melakukan tindakan ke dalam, asal tak bertentangan dengan
konstitusi federal. Tindakan ke luar (hubungan dengan negara lain) hanya dapat dilakukan
oleh pemerintah federal.
Ciri-ciri negara serikat/ federal:

1. Setiap negara bagian memiliki kepala negara, parlemen, dewan menteri (kabinet) demi
kepentingan negara bagian;

2. Setiap negara bagian boleh membuat konstitusi sendiri, tetapi tidak boleh bertentangan
dengan konstitusi negara serikat;

3. Hubungan antara pemerintah federal (pusat) dengan rakyat diatur melalui negara bagian,
kecuali dalam hal tertentu yang kewenangannya telah diserahkan secara langsung kepada
pemerintah federal.

2.2 Negara dan Warga Negara Dalam Sistem Kenegaraan Di Indonesia

2.2.1 Suatu Proses Bangsa yang Bernegara


Proses bangsa yang bernegara adalah memberikan gambaran tentang terbentuknya bangsa
dimana kelompok manusia didalamnya bagian dari bangsa, negara merupakan organisasi
yang mewadahi bangsa trsbut berdasarkan pentingnya keberadaan negara sehingga
tumbuhlah kesadaran utk mempertahankan keutuhan negara melalui upaya bela negara.
upaya ini dapat terlaksana dngan baik apabila tercipta pola pikir,pola sikap & tindak perilaku
bangsa yang berbudaya yang memotivasi keinginan untuk membela negara.

Proses bangsa yang menegara diawali dengan adanya pengakuan yagn sama atas kebenaran
hakiki dan kesejarahan yang merupakan gambaran kebenaran secara faktual dan otentik.
Yang dimaksud adalah:

Kebenaran yang berasal dari Tuhan pencipta alam semesta, kebenaran tersebut adalah

meliputi:
Keesaan Tuhan, manusia harus beradab, manusia harus bersatu, manusia harus memiliki
hubungan sosial, kekuasaan di dunia adalah kekuasaan manusia. Kebenaran inilah yang
dijadikan falsafah hidup atau ideologi NKRI yaitu seperti terdapatnya dalam falsafah
Pancasila.
Kesejarahan, sejarah adalah satu dasar yang tidak dapat ditinggalkan berdasarkan asal

mula bangsabangsa kita memahami proses terbentuknya NKRI sebagai hasil perjuangan
bangsa dengan demikian kita akan mengerti dan menyadari kewajiban individual terhadap
bangsa dan negara.

2.2.2 Pemahaman Hak dan Kewajiban Warga Negara


A. Contoh Hak Warga Negara Indonesia

Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum.

Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.

Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam

pemerintahan.
Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan

kepercayaan masing-masing yang dipercayai.


Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran.

Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan Indonesia atau

nkri dari serangan musuh.


Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul

mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang yang berlaku.
B. Contoh Kewajiban Warga Negara Indonesia

Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela,

mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh


Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh

pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda)

Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan

pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya

Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang

berlaku di wilayah negara Indonesia.

Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa

agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik.

2.2.3 Pemahaman Tentang Demokrasi


Pengertian Demokrasi

Secara etimologis, demokrasi berasal bahasa Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat atau
penduduk dan cratein yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Dengan demikian, secara
bahasa demokrasi adalah keadaan negara di mana kedaulatan atau kekuasaan tertingginya
berada di tangan rakyat. Konsep demokrasi diterima oleh hampir seluruh negara di dunia.
Diterimanya konsep demokrasi disebabkan oleh keyakinan mereka bahwa konsep ini
merupakan tata pemerintahan yang paling unggul dibandingkan dengan tata pemerintahan
lainnya. Demokrasi telah ada sejak zaman Yunani Kuno. Presiden Amerika Serikat ke-16,
Abraham Lincoln mengatakan demokrasi adalah government of the people, by the people and
for the people.

Bentuk-bentuk demokrasi

Demokrasi langsung

Demokrasi langsung merupakan suatu bentuk demokrasi dimana setiap rakyat memberikan
suara atau pendapat dalam menentukan suatu keputusan. Dalam sistem ini, setiap rakyat
mewakili dirinya sendiri dalam memilih suatu kebijakan sehingga mereka memiliki pengaruh
langsung terhadap keadaan politik yang terjadi. Sistem demokrasi langsung digunakan pada
masa awal terbentuknya demokrasi di Athena dimana ketika terdapat suatu permasalahan
yang harus diselesaikan, seluruh rakyat berkumpul untuk membahasnya. Di era modern
sistem ini menjadi tidak praktis karena umumnya populasi suatu negara cukup besar dan
mengumpulkan seluruh rakyat dalam satu forum merupakan hal yang sulit. Selain itu, sistem
ini menuntut partisipasi yang tinggi dari rakyat sedangkan rakyat modern cenderung tidak
memiliki waktu untuk mempelajari semua permasalahan politik negara.

Demokrasi perwakilan

Dalam demokrasi perwakilan, seluruh rakyat memilih perwakilan melalui pemilihan umum
untuk menyampaikan pendapat dan mengambil keputusan bagi mereka.

Prinsip-Prinsip Demokrasi

Prinsip-prinsip demokrasi, dapat ditinjau dari pendapat Almadudi yang kemudian dikenal
dengan "soko guru demokrasi". Menurutnya, prinsip-prinsip demokrasi adalah:
Kedaulatan rakyat;
Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah;
Kekuasaan mayoritas;
Hak-hak minoritas;
Jaminan hak asasi manusia;
Pemilihan yang bebas dan jujur;
Persamaan di depan hokum;
Proses hukum yang wajar;
Pembatasan pemerintah secara konstitusional;
Pluralisme sosial, ekonomi, dan polotik;
Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat.

Ciri-ciri pemerintahan demokratis


1. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan politik, baik
langsung maupun tidak langsung (perwakilan).
2. Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-hak asasi rakyat (warga
negara).
3. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.
4. Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen sebagai alat
penegakan hukum
5. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
6. Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan informasi dan mengontrol
perilaku dan kebijakan pemerintah.
7. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan
rakyat.
8. Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk menentukan (memilih) pemimpin
negara dan pemerintahan serta anggota lembaga perwakilan rakyat.
9. Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan (suku, agama, golongan, dan
sebagainya).

2.2.4 Klasifikasi Sistem Pemerintahan

Sistem pemerintahan negara dibagi menjadi dua klasifikasi besar, yaitu:

Sistem Pemerintahan Presidensial

Ciri-ciri Dari Sistem Pemerintahan Parlementer Adalah Sebagai Berikut :


1. Badan legislatif atau parlemen adalah satu-satunya badan yang anggotanya dipilih langsung
oleh rakyat melalui pemilihan umum. Parlemen memiliki kekuasaan besar sebagai badan
perwakilan dan lembaga legislatif.
2. Anggota parlemen terdiri atas orang-orang dari partai politik yang memenangkan pemiihan
umum. Partai politik yang menang dalam pemilihan umum memiliki peluang besar menjadi
mayoritas dan memiliki kekuasaan besar di parlemen.
3. Pemerintah atau kabinet terdiri dari atas para menteri dan perdana menteri sebagai pemimpin
kabinet. Perdana menteri dipilih oleh parlemen untuk melaksakan kekuasaan eksekutif.
Dalam sistem ini, kekuasaan eksekutif berada pada perdana menteri sebagai kepala
pemerintahan. Anggota kabinet umumnya berasal dari parlemen.
4. Kabinet bertanggung jawab kepada parlemen dan dapat bertahan sepanjang mendapat
dukungan mayoritas anggota parlemen. Hal ini berarti bahwa sewaktu-waktu parlemen dapat
menjatuhkan kabinet jika mayoritas anggota parlemen menyampaikan mosi tidak percaya
kepada kabinet.
5. Kepala negara tidak sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Kepala pemerintahan adalah
perdana menteri, sedangkan kepala negara adalah presiden dalam negara republik atau
raja/sultan dalam negara monarki. Kepala negara tidak memiliki kekuasaan pemerintahan. Ia
hanya berperan sebgai symbol kedaulatan dan keutuhan negara.
6. Sebagai imbangan parlemen dapat menjatuhkan kabinet maka presiden atau raja atas saran
dari perdana menteri dapat membubarkan parlemen. Selanjutnya, diadakan pemilihan umum
lagi untuk membentukan parlemen baru.
Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer:
Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian pendapat
antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan eksekutif dan legislatif berada pada
satu partai atau koalisi partai.
Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan public jelas.
Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet menjadi
barhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.
Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer :
Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada mayoritas dukungan parlemen
sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen.
Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bias ditentukan berakhir sesuai
dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar.
Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota kabinet adalah
anggota parlemen dan berasal dari partai meyoritas. Karena pengaruh mereka yang besar
diparlemen dan partai, anggota kabinet dapat mengusai parlemen.

Sistem Pemerintahan Parlementer.

Ciri-ciri dari sistem pemerintaha presidensial adalah sebagai berikut:


1. Penyelenggara negara berada ditangan presiden. Presiden adalah kepala negara sekaligus
kepala pemerintahan. Presiden tidak dipilih oleh parlemen, tetapi dipilih langsung oleh rakyat
atau suatu dewan majelis.
2. Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. Kabinet bertangungjawab kepada presiden
dan tidak bertanggung jawab kepada parlemen atau legislatif.
3. Presiden tidak bertanggungjawab kepada parlemen. Hal itu dikarenakan presiden tidak
dipilih oleh parlemen.
4. Presiden tidak dapat membubarkan parlemen seperti dalam sistem parlementer.
5. Parlemen memiliki kekuasaan legislatif dan sebagai lembaga perwakilan. Anggota parlemen
dipilih oleh rakyat.
6. Presiden tidak berada dibawah pengawasan langsung parlemen.

Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial :

Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada parlemen.
Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu. Misalnya, masa
jabatan Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun, Presiden Indonesia adalah lima tahun.
Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya.
Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi oleh
orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.
Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial :

Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat menciptakan


kekuasaan mutlak.
Sistem pertanggungjawaban kurang jelas.
Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar antara eksekutif
dan legislatif sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas dan memakan waktu yang lama.
REFERENSI

http://matulessi.wordpress.com/2010/09/27/pengertian-bangsa/
http://fachmiulilmaulana.blogspot.com/2010/03/pengertian-bangsa-negara-warga-
negara_09.html
http://id.shvoong.com/law-and-politics/1922262-pengertian-negara/
http://satrioyudho.blogspot.com/2011/02/teori-terbentuknya-negara_23.html
http://alfadevota.blogspot.com/2011/05/teori-terbentuknya-negara.html
http://www.kaskus.us/showthread.php?p=395224823
http://ruhcitra.wordpress.com/2008/11/09/terjadinya-negara/
http://ruhcitra.wordpress.com/2008/11/09/bentuk-negara-dan-bentuk-kenegaraan/
http://lyrics.addiehf.com/2008/02/pendidikan-kewarganegaraan.html
http://imamnugraha.wordpress.com/2011/10/22/hak-dan-kewajiban-warga-negara/
http://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi
http://uzey.blogspot.com/2009/09/sistem-pemerintahan.html

Anda mungkin juga menyukai