TINJAUAN PUSTAKA
Hand hygiene merupakan istilah umum yang biasa digunakan untuk menyatakan
kegiatan yang terkait membersihkan tangan (WHO, 2015). Salah satu cara untuk
mencegah insiden kejadian infeksi nosokomial yaitu hand hygiene, baik itu melakukan
proses cuci tangan atau disinfeksi tangan merupakan salah satu cara terpenting dalam
rangka pengontrolan infeksi agar dapat mencegah infeksi nosokomial yaitu dengan
cara melaksanakan hand hyigiene, baik melakukan cuci tangan dengan handrub ataupun
Tujuan Hand Hygiene dilakukan secara rutin dalam perawatan pasien ialah
untuk menghilangkan kotoran dan bahan organik serta kontaminasi mikroba dari
kuman berbahaya dan mencegah infeksi terkait perawatan kesehatan. Hal ini
dikarenkan tangan adalah jalur utama penularan kuman selama perawatan pasien
(Pratama, 2017).
WHO (2009), menetapkan indikasi five moment hand hygiene yang dimaksud
8
9
melawan infeksi dari luar, oleh kuman berbahaya yang berada di tangan. Contoh
bertujuan untuk melindungi pasien dengan melawan infeksi kuman berbahaya, termasuk
kuman yang berada didalam tubuh pasien. contoh tindakan indikasi ini adalah :
vagina atau rektal, memerikasa mulut, hidung, telinga dengan atau tanpa
b. Sebelum membalut luka dengan atau tanpa instrument, pemberian salep pada
c. Sebelum memasukkan alat medis invasif (nasal kanul, Nasogastric Tube (NGT),
Hand hygiene yang dilakukan setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
a. Ketika kontak dengan membran mukosa atau dengan kulit yang tidak utuh.
melindungi petugas kesehatan dari kuman yang berada di tubuh pasien dan
dari kuman yang berada pada tubuh pasien yang kemungkinan juga berada disekitar
di sekitar pasien.
2. Lama waktu cuci tangan menggunakan handrub selama 20-30 detik sedangkan
cuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun antiseptic selama 40-60 detik.
12
3. Setelah 5 kali cuci tangan menggunakan handrub sebaiknya setelah itu cuci tangan
2. Gosokkan punggung tangan dan sela-sela jari tangan dengan tangan kanan dan
5. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan
6. Gosok ujung jari tangan kanan secara memutar pada telapak tangan kiri dan
Jika tidak melakukan hand hygiene dengan benar maka perawat dapat
menginfeksi diri sendiri maupun ke pasien. Penyakit infeksi yang dibawa oleh perawat
maupun petugas kesehatan lainnya yang dapat menginfeksi pasien dinamakan infeksi
seseorang dapat mengakibatkan terjadinya demam, flu dan beberapa kelainan sistem
pencernaan seperti diare, mual dan muntah. Kebersihan tangan sangatlah penting
bagi perawat agar tidak memberikan dampak yang buruk bagi pasien (Hidayah &
Ramadhani, 2019).
2.2 Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap
stimulus, sehingga sikap belum merupakan suatu tindakan, akan tetapi merupakan
perasaan positif dan negatif terhadap suatu objek, orang, institusi maupun kegiatan
sikap berkaitan dengan perasaan yang mendalam yang bersifat positif atau negatif,
dan berhubungan dengan objek tertentu, kesiapan berbuat itu selalu disertai perasaan
senang atau tidak senangnya, perasaan simpati atau antipasi. (Nugraha, 2015). L.A.
2. Seseorang memiliki sikap yang kompleks secara kognitif, namun sikap sering
sebagai hasil perhitungan untung rugi oleh individu. Teori kognisi memandang
Sikap merupakan suatu tingkah laku yang di tunjukkan atau dapat diketahui
bila seseorang sudah bertingkah laku positif atau negatif (Firmansyah, 2018) Empat
objek.
4. Bertanggung jawab ( responsible): yaitu betanggung jawab atas segala sesuatu yang
mengenai apa yang berlaku dan apa yang benar bagi objek sikap.
Aspek emosional biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan
tendensi perilaku.
1. Pengalaman pribadi
meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk
emosional.
Pada umumnya, individu cenderung untuk meiliki sikap yang konformis atau
3. Pengaruh Kebudayaan
4. Media Massa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya,
konsumennya.
16
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat
menentukan sistem kepercayaan, tidaklah heran jika kalau pada gilirannya konsep
6. Faktor Emosional
Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang
tertentu dalam hal perasaan, pemikiran dan presdiposisi tindakan seseorang terhadap
suatu objek di lingkungan sekitarnya. Orang yang memiliki sikap positif terhadap
suatu objek, apabila orang tersebut suka maka akan bersikap favorable, sebaliknya jika
orang tersebut bersikap negatif terhadap suatu objek, apabila orang tersebut tidak
suka akan bersikap unfavorable (Siswadi Agus, 2019). Fungsi sikap dapat dibagi
kondisional oleh karena itu, tidak selalu perilaku memiliki konsistensi dengan
sikap.
2. Penanyaan langsung
terhadap suatu objek dengan suatu asumsi bahwa individu merupakan orang
yang paling tahu mengenai dirinya sendiri, manusia akan mengungkapkan secara
terbuka apa saja yang dirasakannya, oleh karena itu dalam metode ini jawaban
yang diberikan oleh mereka yang ditanyai dijadikan indikator sikap mereka.
Menurut Azwar S (2011) ada berbagai cara dalam mengukur sikap seseorang
1. Skala Thrustone
derajat sikap positif atau sikap negatif dalam pernyataan tersebut. Dalam
positif dan negative setiap pernyataan sikap, maka disajikan suatu rangkaian
psikologis dalam bentuk deretan kotak – kotak yang diberi huruf A sampai K
(Azwar S, 2011).
2. Skala Likert
skalanya, nilai skala setiap pernyataan sikap tidak ditentukan oleh derajat positif
masing – masing akan tetapi ditentukan oleh distribusi respons setuju atau
b. Jawaban yang diberikan oleh responden yang memiliki sikap positif maka
2.3 Kepatuhan
Menurut Kelman dalam Emaliyawati (2010) menjelaskan bahwa perubahan sikap dan
perilaku seseorang diawali dengan proses patuh, identifikasi dan tahap terakhir
berupa internalisasi.
atau petugas kesehatan melakukan cuci tangan enam langkah dengan benar pada 5
momen cuci tangan. Ada dua faktor yang mempengaruhi perilaku perawat terhadap
kepatuhan mencuci tangan yaitu faktor personal dan faktor lingkungan. Salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan cuci tangan yaitu sikap perawat
misalnya: faktor dari diri sendiri meliputi jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan, tingkat
pendidikan. Serta faktor psikologi meliputi sikap, rasa takut, ketegangan dalam
a. Karakteristik perawat
perawat yang memiliki kemapuan dalam merawat pasien baik sehat maupun
b. Kemampuan
fisik memiliki peran penting untuk melakukan tugas yang yang menuntut
c. Motivasi
masyarakat yang mau bekerja sama secara optimal untuk mencapai suatu tujuan
2. Faktor eksternal
a. Pola komunikasi
c. Dukungan sosial
Menurut Depkes RI (2006), kriteria kepatuhan dibagi dalam tiga bagian, yaitu
(Damanik, S, 2010):
1. Patuh merupakan suatu tindakan yang taat terhadap perintah maupun aturan,
2. Kurang patuh suatu tindakan yang dilakukan atau dijalankan hanya sebagian
dari apa yang sudah di tetapkan, dan dijalakan sepenuhnya tidak sempurna.
3. Tidak patuh adalah suatu tindakan mengabaikan atau tidak melaksanakan tugas
Mendapatkan nilai kepatuhan yang lebih akurat, maka perlu ditentukan nilai
Hand hygiene merupakan salah satu cara untuk mencegah penularan berbagai
penyakit infeksi yang disebarkan melalui tangan dengan cara mencuci tangan dengan
22
bersih menggunakan handrub maupun sabun antiseptik (Monica P, 2016). Tujuan dari
hand hygiene yaitu untuk menghilangkan kotoran maupun kuman mikroba yang
menempel pada tangan (WHO, 2016). Hand hygiene harus dilakukan dengan benar
sarung tangan atau alat pelindung diri. Menurut WHO, 2009 dalam jurnal (Noorbaya,
2019) hand hygiene dilakukan berdasarkan lima moment penting hand hygiene yaitu:
cairan tubuh, setelah bersentuhan dengan pasien, dan setelah menyentuh lingkungan
sekitar pasien. Tata cara pelaksanaan hand hygiene yaitu menggunakan prinsip enam
Pada pelaksanaan hand hygiene salah satu faktor yang mempengaruhi perawat
melaksanakan cuci tangan yaitu sikap. Sikap merupakan respon tertutup seseorang
terhadap stimulus, sehingga sikap belum merupakan suatu tindakan akan tetapi
faktor yang mempengaruhi sikap yaitu: pengalaman pribadi, pengaruh lain yang
dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media massa, dan Lembaga Pendidikan dan
agama (Siswadi Agus, 2019). Sikap dapat diukur melalui observasi atau mengamati
sikap seseorang dan penanyaan langsung. Skala ukur sikap ada dua yaitu: Skala
Thrustone dan skala Likert (Azwar S, 2011). Dalam pelaksanaan hand hygiene kepatuhan
seorang perawat dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Salah satu
faktor internal kepatuhan perawat yaitu karakteristik atau sikap perawat. Sedangkan
faktor eksternal kepatuhan yaitu keyakinan atau nilai – nilai yang diterima oleh