TINJAUAN TEORI
A. Landasan Teori
a. Pengertian
atau jalur perkembangan sel myeloid (leukemia myeloid akut atau acute
proliferasi ganas sel darah putih abnormal (sel blas) dalam sumsum
dalam aliran darah. Terjadinya produksi sel-sel darah putih yang masih
normal, sel darah putih normal, dan platelets. Sebagai akibat dari
http://repository.unimus.ac.id
kegagalan membuat sel darah merah maka dapat mengakibatkan
2012).
b. Prevalensi
limfoblastik akut terjadi pada 85% kasus, lebih sering muncul pada
anak laki-laki dan insidensi puncak terjadi antara usia 2 sampai 5 tahun
c. Etiologi
leukemia limfositik akut lebih sering terjadi pada anak-anak, akan tetapi
http://repository.unimus.ac.id
d. Manifestasi klinik
memar, adanya bintik merah dan cokelat tua, anemia, berat badan
denyut jantung cepat, sakit pada tulang atau lambung, dan rentan
e. Penatalaksanaan
blas juga dapat dilihat dalam darah perifer. Anak dengan hitung jumlah
sel darah putih total kurang dari 50 X 109/L saat diagnosis memiliki
prognosis baik, sementara anak dengan jumlah lebih dari 100 X 109/L
memiliki prognosis yang lebih buruk. Terapi awal terdiri dari induksi
modern, 70% anak akan tetap bebas penyakit 5 tahun setelah diagnosis.
http://repository.unimus.ac.id
f. Kemoterapi
2010).
2) Bentuk Kemoterapi
yaitu:
http://repository.unimus.ac.id
a) Monoterapi (Kemoterapi Tunggal).
pada fase siklus sel yang berbeda, sehingga akan lebih banyak sel
c) Kemoterapi Lokal.
dengan cara:
a) Oral
http://repository.unimus.ac.id
b) Intramuskuler
c) Intratekal
d) Intrakavitas
e) Intravena
tehadap sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Pada kulit
http://repository.unimus.ac.id
kesuburan pada wanita, dan berpengaruh terhadap spermatogenesis
dan menurunkan nafsu seksual pada pria. Akibat dari dampak yang
atau kelelahan fisik sehingga akan lebih mudah mengalami stres atau
5) Siklus Kemoterapi
kondisi pasien. Selain itu ada dua jenis kemoterapi pada pasien ALL,
yaitu standart risk dan high risk (Protokol Kemoterapi RSUP Dr.
satu atau dua kali saja lalu berhenti. Hukumnya dalam pemberian
http://repository.unimus.ac.id
diberikan hanya satu atau dua kali saja, tidak ada manfaatnya, karena
2. Dukungan Sosial
a. Pengertian
suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang
lain yang dapat dipercaya, sehingga seseorang akan tahu bahwa ada
sosial.
http://repository.unimus.ac.id
tetangga, sekolah, keluarga besar, kelompok sosial, kelompok rekreasi,
lain dukungan dari suami atau istri, dari keluarga kandung atau
1) Dukungan Instrumental
2) Dukungan Informasional
(penyebar informasi).
4) Dukungan emosional
emosi.
mempunyai cirri-ciri:
http://repository.unimus.ac.id
1) Informatif, yaitu bantuan informasi yang disediakan agar dapat
afeksi dari orang lain, dukungan ini berupa dukungan simpatik dan
http://repository.unimus.ac.id
dukungan sosial keluarga maka penilaian yang sangat membantu
a. Definisi
Potter, 2013).
b. Tujuan
http://repository.unimus.ac.id
dukungan sosial dalam melakukan asuhan keperawatan pasien adalah
2010).
http://repository.unimus.ac.id
2) Dukungan informasional (informational support)
mudah.
4. Kecemasan
tidak menyenangkan yang ditandai oleh rasa ketakutan serta gejala fisik
http://repository.unimus.ac.id
yang menegangkan serta tidak diinginkan (Craig, 2009). Kecemasan
Hyman, 2012).
Khleif, 2011).
http://repository.unimus.ac.id
yang mengancam ke kesadaran. Perasaan kecemasan adalah tanda-
http://repository.unimus.ac.id
terjadinya masalah kecemasan dapat berupa ancaman terhadap
integritas biologi dan ancaman terhadap konsep diri dan harga diri
penyakit trauma fisik. Ancaman terhadap konsep diri dan harga diri
1) Faktor internal
a) Potensi stressor
b) Maturitas
kecemasan.
http://repository.unimus.ac.id
terhadap kemampuan berfikir rasional dan menangkap informasi
d) Keadaan fisik
e) Tipe kepribadian
http://repository.unimus.ac.id
g) Usia
h) Jenis kelamin
2) Faktor eksternal
a) Dukungan keluarga
http://repository.unimus.ac.id
b) Dukungan perawat
c. Tingkat Kecemasan
1) Ansietas ringan
http://repository.unimus.ac.id
duduk tidak tenang, tremor halus pada tangan, dan suara kadang-
kadang meninggi.
2) Ansietas sedang
banyak dan lebih cepat, susah tidur, dan perasaan tidak aman
3) Ansietas berat
http://repository.unimus.ac.id
atau tuntunan, serta lapang persepsi menyempit. Respon perilaku
4) Panik
Gambar 2.1
Rentang Respons Ansietas
Sumber Stuart & Sundeen dalam Asmadi (2008)
http://repository.unimus.ac.id
d. Gejala Klinis
takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang, gangguan pola
daya ingat, serta keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot
2011).
Visual Analog Scale (VAS) dari angka 0 sampai 100. Pengukuran skala
menit.
http://repository.unimus.ac.id
B. Kerangka teori
Tingkat kecemasan
Cemas ringan
Stress Kecemasan Cemas sedang
Cemas berat
Panik
Stressor:
Faktor-faktor yangmempengaruhi
Kanker & kemoterapi
kecemasan:
Faktor Internal
Umur
Lingkungan
Tipe kepribadian
Pendidikan dan status ekonomi
Maturitas
Keadaan fisik
Jenis kelamin
Status Pekerjaan
Potensi stressor (stadium
kanker)
Faktor Eksternal
Dukungan Sosial:
Dukungan keluarga
Dukungan perawat
Skema 2.1
Kerangka Teori
C. Kerangka konsep
Skema 2.2
Kerangka konsep penelitian
http://repository.unimus.ac.id
D. Variabel penelitian
anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok
yang lain (Nursalam, 2008). Variabel dalam penelitian ini ada dua variabel
yaitu:
E. Hipotesa penelitian
Kariadi Semarang
tua pasien Acute Limpoblastik Leukimia (ALL) di Ruang Anak RSUP Dr.
Kariadi Semarang
http://repository.unimus.ac.id