HIPERTENSI
Disusun oleh:
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang penyakit hipertensi ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata pelajaran ‘Ilmu Penyakit
dan Penunjang Diagnostik’. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
apa itu hipertensi, penyebab dari penyakit hipertensi, dan bagaimana pengobatan hipertensi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dan menambah pengetahuan. Kami menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………vii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………….viii
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………….…….1
A. Latar Belakang……………………………………………………………………………………………………..1
B. Tujuan Pembelajaran…………………………………………………………………………………………..1
BAB 2 ISI……………………………………………..…………………………………………………………………..
A. Pengertian Hipertensi………………………….………………………………………………………………
B. Faktor Risiko Hipertensi………………………………………………………………………………………
C. penyebab Hipertensi……………………………………………………………………………………….…..
D. gejala Hipertensi………………………………………………………………………………………………….
E. diagnosis Hipertensi…………………………………………………………………………………………….
F. pengobatan Hipertensi………………………………………………………………………………………..
G. pencegahan Hipertensi………………………………………………………………………………………..
BAB 3 PENUTUP……………………………………………..……………………………………………………….
Kesimpulan………………………………………………………………………………………………………………
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hipertensi merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih dari sama dengan
140 mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg. Hipertensi seringkali tidak menimbulkan
gejala, sementara tekanan darah yang terus-menerus tinggi dalam jangka waktu lama dapat
menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu, hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan
tekanan darah secara berkala (Sidabutar, 2009).
Berdasarkan data dari WHO tahun 2000, menunjukkan sekitar 972 juta orang atau 26,4% penduduk
dunia menderita hipertensi, dengan perbandingan 50,54% pria dan 49,49 % wanita. Data statistic dari
Nasional Health Foundation di Australia memperlihatkan bahwa sekitar 1.200.000 orang Australia
(15% penduduk dewasa di Australia) menderita hipertensi. Besarnya penderita di negara barat
seperti, Inggris, Selandia Baru, dan Eropa Barat juga hamper 15% (Maryam, 2008). Di Amerika Serikat
15% ras kulit putih pada usia 18-45 tahun dan 25-30% ras kulit hitam adalah penderita hipertensi
(Miswar, 2004). Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2010, prevalensi hipertensi di Indonesia tahun
2004 sekitar 14% dengan kisaran 13,4 - 14,6%, sedangkan pada tahun 2008 meningkat menjadi 16-
18%.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Dapat mengetahui apa itu hipertensi.
2. Dapat mengetahui faktor apa saja yang dapat menyebabkan penyakit hipertensi.
3. Dapat mengetahui upaya apa yang dapat dilakukan untuk penderita hipertensi.
4. Badpat mengetahui bagaimana gejala penyakit hipertensi.
BAB 2
ISI
A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi. Tekanan darah itu sendiri adalah kekuatan
aliran darah dari jantung yang mendorong dinding pembuluh darah (arteri).
Kekuatan tekanan darah ini bisa berubah dari waktu ke waktu, dipengaruhi oleh aktivitas apa yang
sedang dilakukan jantung (misalnya sedang berolahraga atau dalam keadaan normal/istirahat) dan
daya tahan pembuluh darahnya.
Pengertian hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah lebih tinggi dari 140/90 milimeter
merkuri (mmHG).
Angka 140 mmHg merujuk pada bacaan sistolik, ketika jantung memompa darah ke seluruh tubuh
atau saat berkontraksi. Sementara itu, angka 90 mmHg mengacu pada bacaan diastolik, ketika
jantung beristirahat atau dalam keadaan rileks sembari mengisi ulang bilik-biliknya dengan darah.
Hipertensi adalah salah satu penyakit yang sering disebut dengan “pembunuh diam-diam” karena
penyakit ini tidak menyebabkan gejala jangka panjang. Namun, penyakit ini mungkin mengakibatkan
komplikasi yang mengancam nyawa, seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung, stroke, dan
gagal ginjal.
Tekanan darah normal berkisar di angka 120/80 mmHg. Saat angka sistolik dan diastolik berada di
kisaran ini, maka Anda dapat disebut memiliki tekanan darah normal. Seseorang baru disebut
memiliki darah tinggi atau mengidap hipertensi jika hasil pembacaan tekanan darah menunjukkan
140/90 mmHg. Tekanan darah yang terlalu tinggi akan mengganggu sirkulasi darah. Meski demikian,
memiliki tekanan darah normal bukan berarti Anda bisa bersantai. Saat angka sistolik Anda berada
di antara 120-139, atau jika angka diastolik (angka bawah) berkisar di 80-89, ini artinya Anda
memiliki “prehipertensi”. Walaupun angka ini belum bisa dianggap hipertensi, tetap saja ini di atas
angka normal yang patut diwaspadai. Apabila pembacaan tekanan darah Anda berada di atas
180/120 mmHg, atau jika memiliki tekanan sistolik atau diastolik yang lebih tinggi dari angka ini,
Anda berisiko menghadapi masalah kesehatan yang sangat serius. Angka ini menunjukkan kondisi
yang disebut krisis hipertensi.
D. Gejala Hipertensi
Hipertensi merupakan penyakit yang berbahaya, karena bisa terjadi tanpa gejala. Bahkan, pada
beberapa kasus, gejalanya baru muncul setelah hipertensi makin parah dan sampai mengancam
nyawa. Gejala yang dapat muncul pada kondisi tersebut antara lain:
a. Mual
b. Muntah
c. Sakit kepala
d. Mimisan
e. Sesak napas
f. Nyeri dada
g. Gangguan penglihatan
h. Telinga berdenging
i. Gangguan irama jantung
j. Darah dalam urine
E. Diagnosis Hipertensi
Dalam menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan tanya jawab terkait riwayat penyakit
pasien dan keluarga pasien. Dokter juga akan bertanya mengenai gaya hidup pasien, seperti
kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.
Diagnosis hipertensi dilakukan dengan mengukur tekanan darah pasien menggunakan alat yang
disebut sphygmomanometer. Berikut ini adalah tahapan pemeriksaan tekanan darah yang benar
agar didapatkan hasil yang akurat:
a. Pasien tidak boleh berolahraga, merokok, dan mengonsumsi minuman berkafein 30 menit
sebelum pemeriksaan tekanan darah.
b. Pasien akan diminta untuk buang air kecil terlebih dahulu, kemudian duduk rileks di kursi
dengan kaki berpijak di lantai.
c. Pasien perlu menggulung lengan kemeja atau melepas pakaian yang menutupi area
pemasangan manset sphygmomanometer.
d. Pasien tidak boleh berbicara selama pemeriksaan tekanan darah berlangsung.
e. Dokter akan mengukur tekanan darah pada kedua lengan pasien, lalu pengukuran akan
diulang di lengan dengan tekanan darah yang lebih tinggi.
f. Dokter akan mengulang pengukuran tekanan darah minimal dua kali dengan jeda 1–2 menit.
Kemudian, untuk mencari tahu penyebab tekanan darah tinggi dan mendeteksi kerusakan organ
yang mungkin terjadi akibat hipertensi, dokter dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut
dengan:
F. Pengobatan hipertensi
Tekanan darah tinggi bisa diatasi dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat. Namun,
pada beberapa penderita, perubahan gaya hidup juga harus disertai dengan konsumsi obat
antihipertensi.
Perlu atau tidaknya penggunaan obat antihipertensi tergantung pada nilai tekanan darah pasien
dan seberapa besar risiko pasien terserang komplikasi, seperti stroke atau serangan jantung.
Berikut ini adalah beberapa metode pengobatan yang dapat digunakan untuk menangani
hipertensi:
1. Perubahan gaya hidup
Mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat bisa menurunkan tekanan darah dalam beberapa
minggu. Biasanya, dokter akan menyarankan perubahan gaya hidup tanpa perlu konsumsi
obat jika risiko pasien terserang komplikasi rendah.
Gaya hidup sehat yang yang perlu dijalani, antara lain:
a. Mengonsumsi lebih banyak buah dan sayur-sayuran
b. Mengurangi konsumsi garam hingga kurang dari satu sendok teh per hari
c. Memperbanyak aktivitas fisik dan rutin berolahraga
d. Menurunkan berat badan berlebih dan menjaga berat badan ideal
e. Menghentikan kebiasaan merokok
f. Menghindari atau mengurangi konsumsi minuman beralkohol
g. Mengurangi konsumsi minuman berkafein, seperti kopi, teh, atau cola
h. Melakukan terapi relaksasi untuk mengelola stres, seperti yoga atau meditasi
2. Penggunaan obat-obatan
Pada beberapa kasus, penderita hipertensi harus mengonsumsi obat penurun tekanan darah
untuk seumur hidup. Akan tetapi, dokter dapat menurunkan dosis atau menghentikan
pengobatan jika tekanan darah pasien sudah terkendali melalui perubahan gaya hidup.
Dokter akan meresepkan obat antihipertensi pada pasien yang tekanan darahnya lebih dari
140/90 mmHg dan berisiko terserang komplikasi.
Beberapa jenis obat yang sering digunakan untuk menangani hipertensi adalah:
a. Diuretik, seperti hydrochlorothiazide
b. Antagonis kalsium, seperti amlodipine dan nifedipine
c. Penghambat Beta, seperti atenolol dan bisoprolol
d. ACE inhibitor, seperti captopril dan ramipril
e. Diuretik hemat kalium, seperti spironolactone
f. Angiotensin-2 receptor blocker (ARB), seperti losartan dan valsartan
g. Penghambat renin, seperti aliskiren
h. Vasodilator, seperti minoxidil
Penting bagi pasien untuk mengonsumsi obat di atas dalam dosis yang sudah ditentukan dan
memberitahu dokter jika ada efek samping yang muncul.
G. Pencegahan hipertensi
Cara mencegah hipertensi adalah dengan menghindari faktor yang dapat meningkatkan risiko
terserang penyakit ini. Beberapa cara efektif yang dapat dilakukan adalah:
A. Kesimpulan
hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah lebih tinggi dari 140/90 milimeter merkuri
(mmHG). Hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala, sementara tekanan darah yang terus-
menerus tinggi dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu, hipertensi
perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala.