Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH DAN ARTIKEL

GIZI DAN DIET

“Diet Hipertensi”

Oleh :

Amanda Nabilla Putri


193110124

Dosen Pengampu :
Wiwi Sartika,DCN.M.Biomed

D-III KEPERAWATAN PADANG


POLTEKKES KEMENKES PADANG
TP. 2019 / 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah “Diet
Hipertensi ” Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, m
aka saya sebagai penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah mem
bantu penyelesaian makalah ini.
Saya sebagai penulis menyadari makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu,saran d
an kritik yang membangun sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.

Padang , 8 April 2020

Amanda Nabilla Putri

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................................4
B. Tujuan..........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................5
A. Pengertian....................................................................................................................6
B. Penyebab......................................................................................................................7
C. Pencegahan..................................................................................................................8
D. Pelaksanaan Diet bagi penderita Hipertensi................................................................8

BAB III PENUTUP............................................................................................................14


A. Kesimpulan..................................................................................................................14
B. Saran............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................15

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang melebihi 140 untuk tekanan sistolik dan
90 untuk tekanan diastolik. Tekanan sistolik terjadi pada saat jantung menguncup
sementara tekanan diastolik terjadi pada saat jantung mengembang. Penyakit hipertensi lebih
dikenal oleh orang awam dengan sebutan penyakit darah tinggi. Sebenarnya tekanan darah
normal itu bervariasi pada masing-masing individu, tergantung pada usia dan kegiatannya sehari-
hari. Tekanan darah akan cenderung tinggi bersama peningkatan usia. Stress, perasaan takut atau
cemas cenderung membuat tekanan darah meningkat.
Hipertensi atau darah tinggi ini terjadi jika pembuluh darah mengalami gangguan yang
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan
tubuh yang membutuhkannya.  Tubuh akan lebih sering merasa lapar,  yang mengakibatkan
jantung harus  bekerja lebih cepat untuk memenuhi rasa lapar tersebut.  Bila reaksi tersebut
berlangsung dalam waktu lama dan menetap, maka timbulah gejala penyakit yang disebut
tekanan darah tinggi.
Hipertensi biasa juga disebut dengan pembunuh gelap, karena merupakan penyakit yang
mematikan, tanpa disertai gejala-gejalanya terlebih dahulu sebagai peringatan terhadap
korbannya. Tanpa gejala apa-apa, hipertensi dapat mengakibatkan kematian. Di Asia Tenggara,
1,5 juta orang per tahun meninggal akibat hipertensi. Walaupun terkadang menimbulkan
gejala, gejala tersebut dianggap sebagai gangguan biasa. Hal itu mengakibatkan korban dari
penyakit hipertensi ini terlambat untuk menyadari akan datangnya penyakit.
Ancaman hipertensi terhadap kesehatan terus berlanjut. Hipertensi termasuk penyakit dengan
angka kejadian yang cukup tinggi, dan jika dikaitkan dengan kematian dari hampir 14 ribu pria
di Amerika meninggal akibat hipertensi setiap tahunnya. Tanpa pengobatan, hipertensi ikut
berperan dalam kematian ribuan orang lain karena penyakit ikutannya yang lebih berbahaya,
seperti stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan gagal ginjal terminal.

4
Hipertensi membuka peluang 12 kali lebih besar bagi penderitanya untuk mengidap stroke, 6 kali
lebih besar untuk serangan jantung, serta 5 kali lebih besar kemungkinan meninggal karena gagal
jantung dan berisiko besar mengidap gagal ginjal.
Mereka yang mengidap hipertensi dapat diselamatkan bila lebih awal memeriksakan diri dan
selanjutnya melakukan upaya untuk mengendalikannya. Setelah terdiagnosa, penderita hipertensi
perlu melakukan pemeriksaan rutin dan melakukan diet hipertensi untuk mengendalikan tekanan
darah tersebut. Untuk itu, penulis merasa sangat tertarik untuk mengetahui tentang diet
hipertensi/diet rendah garam dalam pengendalian tekanan darah bagi penderita penyakit
mematikan ini.

B. Tujuan

1.Tujuan Umum

Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih dalam mengenai diet
hipertensi serta untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah ilmu gizi.
2.Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan makalah ini untuk mengetahui apa itu hipertensi, cara diet
hipertensi, gejala hipertensi dan cara mengatasi gejala hipertensi.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Penyakit darah tinggi atau hipertensi (hypertension) adalah suatu keadaan di mana seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic
(bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat
pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat
digital lainnya. Nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan,
tingkat aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHg. Dalam aktivitas
sehari-hari, tekanan darah normalnya adalah dengan nilai angka kisaran stabil. Tetapi secara
umum, angka pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat saat beraktifitas atau
berolahraga.
Apabila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan pengobatan dan
pengontrolan secara teratur (rutin), maka hal ini dapat membawa si penderita ke dalam kasus-
kasus serius bahkan bisa menyebabkan kematian. Tekanan darah tinggi yang terus menerus
menyebabkan jantung seseorang bekerja sangat keras, akhirnya kondisi ini berakibat terjadinya
kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal, otak dan mata. Penyakit hypertensi ini
merupakan penyebab umum terjadinya stroke dan serangan jantung (Heart Attack).
Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent disease. Umumnya penderita tidak
mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Penyakit ini
dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang siapa saja dari
berbagai kelompok umur dan kelompok sosial ekonomi.
Penyakit darah tinggi atau hipertensi dikenal dengan 2 tipe klasifikasi, diantaranya Hipertensi
Primary dan Hipertensi Secondary :
1.      Hipertensi Primary
Hipertensi Primary adalah suatu kondisi dimana terjadinya tekanan darah tinggi sebagai akibat
dari gaya hidup seseorang dan faktor lingkungan. Seseorang yang pola makannya tidak
terkontrol dan mengakibatkan kelebihan berat badan atau bahkan obesitas, merupakan pencetus
awal untuk terkena penyakit tekanan darah tinggi. Begitu pula seseorang yang berada dalam

6
lingkungan atau kondisi stress tinggi sangat mungkin terkena penyakit tekanan darah tinggi,
termasuk orang-orang yang kurang olahraga pun bisa mengalami tekanan darah tinggi.

2. Hipertensi Secondary
Hipertensi secondary adalah suatu kondisi dimana terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi
sebagai akibat seseorang menderita penyakit lainnya seperti gagal jantung, gagal ginjal,
atau kerusakan sistem hormon tubuh. Sedangkan pada Ibu hamil, tekanan darah secara umum
meningkat saat kehamilan berusia 20 minggu. Terutama pada wanita yang berat badannya di atas
normal atau gemuk.
Pregnancy Induced Hypertension (PIH), ini adalah sebutan dalam istilah kesehatan (medis) bagi
wanita hamil yang menderita hipertensi. Kondisi Hipertensi pada ibu hamil dapat tergolong
sedang ataupun berbahaya. Seorang ibu hamil dengan tekanan darah tinggi bisa mengalami
Preeclampsia dimasa kehamilan.
Preeclamsia adalah kondisi seorang wanita hamil yang mengalami hipertensi, sehingga
merasakan keluhan seperti pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri perut, muka yang
membengkak, kurang nafsu makan, mual bahkan muntah. Apabila terjadi kekejangan sebagai
dampak hipertensi maka disebut eclamsia.

B. PENYEBAB
Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (cortison) dan beberapa obat hormon,
termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflammasi) secara terus menerus (sering) dapat
meningkatkan tekanan darah seseorang. Merokok juga merupakan salah satu faktor penyebab
terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi dikarenakan tembakau yang berisi nikotin. Minuman
yang mengandung alkohol juga termasuk salah satu faktor yang dapat menimbulkan terjadinya
tekanan darah tinggi.
Penyebab tekanan darah yang paling sering adalah aterosklerosis atau penebalan dinding arteri
yang membuat hilangnya elastisitas pembuluh darah. Sebab lainnya adalah faktor keturunan,
bertambahnya jumlah darah yang dipompa jantung, penyakit pada ginjal, kelenjar adrenal, dan
sistem syaraf sipatis. Pada mereka yang hamil, kelebihan berat badan, stres, dan tekanan mental,
hipertensipun kerap menghinggapinya. Akibat dari hipertensi bisa beragam, seperti komplikasi
pembesaran jantung, penyakit jantung koroner, dan pecahnya pembuluh darah otak.

7
C. PENCEGAHAN
Sebagaimana dijelaskan bahwa faktor penyebab utama terjadinya hipertensi adalah aterosklerosis
yang didasari dengan konsumsi lemak berlebih. Oleh karena untuk mencegah timbulnya
hipertensi adalah mengurangi konsumsi lemak yang berlebih dan pemberian obat-obatan apabila
diperlukan. Pembatasan konsumsi lemak sebaiknya dimulai sejak dini sebelum hipertensi
muncul, terutama pada orang-orang yang mempunyai riwayat keturunan hipertensi dan pada
orang menjelang usia lanjut. Sebaiknya mulai umur 40 tahun pada wanita agar lebih berhati-hati
dalam mengkonsumsi lemak pada usia mendekati menopause.
Prinsip utama dalam melakukan pola makan sehat adalah “gizi seimbang”, dimana
mengkonsumsi beragam makanan yang seimbang dari kuantitas dan kualitas. Selain itu, tindakan
memeriksakan tekanan darah secara teratur sangat dianjurkan. Selain dapat mencegah, tindakan
tersebut juga dapat menghindari kenaikan tekanan darah yang terlalu drastis.

D. PENATALAKSANAAN DIET BAGI PENDERITA HIPERTENSI


1. Kandungan garam (Sodium atau Natrium)
Seseorang yang mengidap penyakit hipertensi sebaiknya mengontrol diri dalam mengkonsumsi
garam. Yang dimaksud dengan garam disini adalah garam natrium yang terdapat dalam hampir
semua bahan makanan yang berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan. Salah satu sumber utama
garam natrium adalah garam dapur. Oleh karena itu, dianjurkan konsumsi garam dapur tidak
lebih dari ¼ - ½ sendok teh/hari atau dapat menggunakan garam lain diluar natrium.
Tujuan diet garam rendah adalah membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam
jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Adapun syarat-syarat diet
garam rendah adalah :
1.Cukup energi, protein, mineral, dan vitamin.
2.Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit.
3.Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau air dan/atau hipertensi.
4.Diet ini mengandung cukup zat-zat gizi. Sesuai dengan keadaan penyakit dapat diberikan
berbagai tingkat Diet Garam Rendah.
5.Diet Garam Rendah I (200-400 mg Na)

8
Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema, asites dan/atau hipertensi berat. Pada
pengolahan makanannya tidak ditambahkan garam dapur. Dihindari bahan makanan yang tinggi
kadar natriumnya.
6.Diet Garam Rendah II (600-800 mg Na)
Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema, asites, dan/atau hipertensi tidak terlalu berat.
Pemberian makanan sehari sama dengan Diet Garam Rendah I. Pada pengolahan makanannya
boleh menggunakan ½ sdt garam dapur (2 g). Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar
natriumnya.
7. Diet Garam Rendah III (1000-1200 mg Na)
Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema dan/atau hipertensi ringan. Pemberian makanan
sehari sama dengan Diet Garam Rendah I. Pada pengolahan makanannya boleh menggunakan 1
sdt garam dapur (4 g).

2.Kandungan Potasium atau Kalium


Suplements potasium 2-4 gram perhari dapat membantu penurunan tekanan darah. Potasium
umumnya bayak didapati pada beberapa buah-buahan dan sayuran. Buah dan sayuran yang
mengandung potasium dan baik untuk dikonsumsi penderita hipertensi antara lain semangka,
alpukat, melon, buah pare, labu siam, bligo, labu parang/labu, mentimun, lidah buaya, seledri,
bawang dan bawang putih. Selain itu, makanan yang mengandung unsur omega 3 sagat dikenal
efektif dalam membantu penurunan tekanan darah (hipertensi).
Pada penderita hipertensi dimana tekanan darah tinggi > 160 /gram mmHg, selain pemberian
obat-obatan anti hipertensi perlu terapi dietetik dan merubah gaya hidup. Tujuan dari
penatalaksanaan diet adalah untuk membantu menurunkan tekanan darah dan mempertahankan
tekanan darah menuju normal. Disamping itu, diet juga ditujukan untuk menurunkan faktor
risiko lain seperti berat badan yang berlebih, tingginya kadar lemak kolesterol dan asam urat
dalam darah. Harus diperhatikan pula penyakit degeneratif lain yang menyertai darah tinggi
seperti jantung, ginjal dan diabetes mellitus.
A.MENGATUR MENU MAKANAN
Mengatur menu makanan sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi untuk menghindari dan
membatasi makanan yang dapat meningkatkan kadar kolesterol darah serta meningkatkan
tekanan darah, sehingga penderita tidak mengalami stroke atau infark jantung.

9
Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah:
1).Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gajih).
2).Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biskuit, crakers, keripik dan
makanan kering yang asin).
3).Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-buahan dalam
kaleng, soft drink).
4).Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur atau buah, abon, ikan asin, pindang, udang
kering, telur asin, selai kacang).
5).Susu full cream, mentega, margarin, keju mayonnaise, serta sumber protein hewani yang
tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).
6).Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta bumbu
penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.
7).Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.
Cara mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah dengan memperbaiki rasa tawar dengan
menambah gula merah/putih, bawang (merah/putih), jahe, kencur dan bumbu lain yang tidak asin
atau mengandung sedikit garam natrium. Makanan dapat ditumis untuk memperbaiki rasa.
Membubuhkan garam saat diatas meja makan dapat dilakukan untuk menghindari penggunaan
garam yang berlebih. Dianjurkan untuk selalu menggunakan garam beryodium dan penggunaan
garam jangan lebih dari 1 sendok teh per hari.
Meningkatkan pemasukan kalium (4,5 gram atau 120 – 175 mEq/hari) dapat memberikan efek
penurunan tekanan darah yang ringan. Selain itu, pemberian kalium juga membantu untuk
mengganti kehilangan kalium akibat dan rendah natrium. Pada umumnya dapat dipakai ukuran
sedang (50 gram) dari apel (159 mg kalium), jeruk (250 mg kalium), tomat (366 mg kalium),
pisang (451 mg kalium) kentang panggang (503 mg kalium) dan susu skim 1 gelas (406 mg
kalium). Kecukupan kalsium penting untuk mencegah dan mengobati hipertensi: 2-3 gelas susu
skim atau 40 mg/hari, 115 gram keju rendah natrium dapat memenuhi kebutuhan kalsium 250
mg/hari. Sedangkan kebutuhan kalsium perhari rata-rata 808 mg.
Pada ibu hamil makanan cukup akan protein, kalori, kalsium dan natrium yang dihubungkan
dengan rendahnya kejadian hipertensi karena kehamilan. Namun pada ibu hamil yang hipertensi
apalagi yang disertai dengan bengkak dan protein urin (pre eklampsia), selain obat-obatan

10
dianjurkan untuk mengurangi konsumsi garam dapur serta meningkatkan makanan sumber Mg
(sayur dan buah-buahan).

B. SUPLEMENTASI ANTI OKSIDAN


Walaupun suplementasi anti oksidan masih memerlukan penelitian lebih lanjut, namun saat ini
banyak sekali suplemen yang dijual dan dikonsumsi oleh masyarakat. Sebagai tenaga medis
harus berhati-hati memberikan anjuran minuman suplemen agar tidak terjadi overdosis.
1).Vitamin dan Penurunan Homosistein
Asam folat, vitamin B6, vitamin B 12 dan riboflavin merupakan ko-faktor enzim yang essential
untuk metabolisme homosistein. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kadar
homosistein dalam darah akan meningkatkan risiko penyakit arteri koroner. Kadar asam folat
yang rendah berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit koroner dan kadar vitamin yang
rendah juga berkaitan dengan peningkatan risiko aterosklerosis, walaupun risiko aterosklerosis
yang berhubungan dengan rendahnya kadar vitamin B6 tidak berhubungan dengan konsentrasi
homositein yang tinggi.Sedangkan vitamin B12 tidak berhubungan dengan penyakit vaskuler.
2).Kacang Kedelai dan Isoflavon
Kedelai banyak mengandung fito estrogen yaitu isoflavon, yang memiliki aktivitas estrogen
lemah. Penelitian meta analisis pada tahun 1995 menyimpulkan bahwa isoflavon dari protein
kedelai lebih bermakna menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL dan trigliserida, tanpa
mempengaruhi kadar kolesterol HDL. Sehingga dianjurkan mengkonsumsi protein kedelai (20 –
50 gram/hari) dengan modifikasi diet pada penderita dengan kadar kolesterol (total dan LDL)
yang tinggi. Tempe adalah hasil pengolahan kedelai yang melalui proses fermentasi, dengan
kandungan gizi lebih baik dari kedelai. Sehingga tempe dianjurkan untuk di konsumsi oleh
penderita hipertensi sebagai sumber protein nabati.
3).Tempe
Tempe adalah salah satu makanan tradisional Indonesia, hasil fermentasi kapang Rhizopus
ohgosporis atau rhizopusoryzal pada biji kedelai yang telah direbus. Ada berbagai macam tempe,
yang dibicarakan disini adalah tempe yang terbuat dari kedelai, yang merupakan produk kompak,
terbungkus rata oleh miselium kapang sehingga nampak berwarna putih, dan bila diiris kelihatan
keping biji kedelai berwarna kuning pucat, diantara miselium. Fermentasi kapang menghasilkan

11
perubahan pada tekstur kedelai, menjadi empuk dan nilai zat gizi tempe lebih baik dari kacang
kedelai.
Nilai Gizi Tempe :
1.Protein
Enzim-enzim yang dihasilkan kapang, menghasilkan asam amino bebas, sehingga kadarnya
meningkat sampai 85 kali kadar protein kedelai.
2.Karbohidrat
Kedelai mengandung karbohidrat berupa sakrosa dan stakhiosa dan rifinosa (dua terakhir
menyebabkan pembentukan gas dalam perut). Fermentasi kedelai menjadi tempe menghasilkan
karbohidrat.
3.Lemak
Enzim dalam kapang dapat menurunkan kadar lemak total dari 22,2% menjadi 14,4% dan
meningkatkan kadar asam lemak bebas dari 0,5% menjadi 21%.
4.Mineral
Didalam kedelai terdapat asam fitat yang merupakan senyawa forfose, yang tidak dapat
dimanfaatkan oleh tubuh. Dengan fermentasi, kapang menghasilkan enzim fitase yang
menguraikan asam fitat, sehingga forfosenya dapat dimanfaatkan tubuh.
5.Vitamin
Proses fermentasi dapat meningkatkan kadar vitamin B2 (Riboferum), Vitamin B6 (Piridoksin),
asam folat, asam panthotenat, dan asam nikotinat. Sedangkan kadar vitamin B1 menurun karena
untuk pertumbuhan kapang dan terbentuk pula vitamin B12 oleh bakteri yang tidak ada dalam
produk nabati lainnya.
Manfaat Tempe :
Tempe merupakan sumber zat gizi yang baik, terutama bagi penderita hiper kolesterolemia. Dari
berbagai penelitian ternyata tempe dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah serta
mencegah timbulnya penyempitan pembuluh darah, karena tempe mengandung asam lemak
tidak jenuh ganda. Sehingga penderita hipertensi dianjurkan untuk mengkonsumsitempe setiap
hari, disamping diet rendah lemak jenuh.
Tempe juga mengandung zat anti bakteri yang dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis
bakteri gram positif serta penyebab diare (Salmonella sp dan Shigella sp). Oleh karena itu, tempe
juga dianjurkan untuk dikonsumsi balita yang menderita diare.

12
4).Asam Lemak Omega 3
Mengkonsumsi satu porsi ikan yang tinggi lemak (atau minyak ikan ) tiap hari dapat menjadi
asupan asam lemak omega 3 (EPA dan DHA) sekitar 900 mg/dl, dan dilaporkan dapat
menurunkan kadar kolesterol dan mencegah penyakit jantung koroner.
5).Serat
Walaupun berbagi studi menunjukkan adanya hubungan antara beberapa jenis serat dengan
penurunan kolesterol LDL dan atau kolesterol total, namun belum ada bukti langsung yang
menunjukkan hubungan antara suplemen serat dengan penurunan penyakit kardiovaskular.

C. TERAPI PENUNJANG
Selain pengobatan dan pengaturan menu makanan pada penderita hipertensi, diperlukan juga
terapi khusus lain seperti konseling masalah kejiwaan dan fisioterapi, terutama pada penderita
pasca stroke atau infark penting. Pengertian juga diberikan kepada keluarga atau pengasuh untuk
membantu menyiapkan makanan khusus serta mengingatkan kepada penderita, makanan yang
harus dihindari atau dibatasi.

13
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Penyakit darah tinggi atau hipertensi (hypertension) adalah suatu keadaan di mana seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic
(bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat
pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat
digital lainnya. Nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan,
tingkat aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHg. Dalam aktivitas
sehari-hari, tekanan darah normalnya adalah dengan nilai angka kisaran stabil. Tetapi secara
umum, angka pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat saat beraktifitas atau
berolahraga.
Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent disease. Umumnya penderita tidak
mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Penyakit ini
dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang siapa saja dari
berbagai kelompok umur dan kelompok sosial ekonomi.

B.     SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka penulis mohon kritik dan
saran guna perbaikan untuk masa yang akan datang.

14
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier S. 2004. Penuntun Diet. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.


Anonim. 2004. http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.
2008. http://www.infopenyakit.com/2008/01/penyakit-darah-tinggi-hipertensi.html.
AstawanM.2004CegahHipertensidenganPolaMakan.http://www.depkes.go.id/indexhpPurwati S,
Rahayu S, Salimar. 2002. Perencanaan Menu untuk Penderita Tekanan Darah Tinggi. Jakarta:
Penebar Swadaya.

15
ARTIKEL DIET HIPERTENSI

16

Anda mungkin juga menyukai