Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FARMAKOLOGI BAHAN ALAM

“BAHAN ALAM UNTUK HIPERTENSI”

Dosen Pengampu: Apt. Almahera, S.Farm.,M.Farm

Disusun oleh kelompok 2:

1. Surya Hadi (20080600


2. Rani Dinda Hidayatullah (2008060055)
3. Jasmani (2008060055)
4. Siti khaerul Hafizah (20080600

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA NUSA TENGGARA BARAT

MATARAM

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Bahan Alam untuk Hipertensi”. Kami menyampaikan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi Bahan
Alam yang diberikan oleh dosen pengampu Apt, Almahera, S.Farm.,M.Farm. Kami menyadari
bahwa penyakit hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering dijumpai di
masyarakat. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang serius, seperti penyakit
jantung dan stroke.

Makalah ini berisi informasi tentang bahan alam yang telah diteliti untuk pengobatan
hipertensi. Kami mengharapkan makalah ini dapat memberikan informasi yang berguna bagi
pembaca, terutama bagi mereka yang tertarik dengan pengobatan alternatif atau alami. Makalah
ini juga dapat menjadi sumber referensi bagi para peneliti yang ingin melakukan penelitian lebih
lanjut tentang bahan alam untuk hipertensi.

Kami menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan dan kelemahan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna meningkatkan kualitas
makalah ini di masa yang akan datang.

Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan memberikan
kontribusi positif bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang farmakologi Bahan Alam.

Mataram, 1 April 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI…………………..............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................
C. Tujuan........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................
A. Penegrtian hipertensi .................................................................................................
B. Klasifikasi hipertensi ................................................................................................
C. Penegndalian hipertensi ............................................................................................
D. Penyebab hipertensi ..................................................................................................
E. Gejala hipertensi .......................................................................................................
F. Patofisiologi hipertensi..............................................................................................
G. Senyawa kimia hipertensi..........................................................................................
BAB III PENUTUP...............................................................................................................
A. Kesimpulan ...............................................................................................................
B. Saran .........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu penyakit yang
paling umum terjadi di seluruh dunia dan menjadi faktor risiko utama untuk penyakit
jantung, stroke, dan penyakit ginjal. Obat-obatan hipertensi sintetis sering digunakan
untuk mengatasi kondisi ini, namun efek samping yang terkait dengan obat-obatan
tersebut dapat menjadi masalah bagi beberapa pasien. Seiring dengan meningkatnya
minat masyarakat terhadap pengobatan alami, penelitian terbaru telah dilakukan untuk
mengevaluasi potensi bahan alam dalam mengatasi hipertensi. Bahan alam seperti
tumbuhan obat dan produk-produk alam lainnya telah digunakan secara tradisional untuk
mengobati hipertensi selama berabad-abad.
Bahan alam memiliki keuntungan dalam pengobatan hipertensi, yaitu kemampuan
mereka dalam mengurangi tekanan darah dengan cara yang sama seperti obat sintetis,
tetapi dengan efek samping yang lebih rendah. Selain itu, bahan alam juga dapat
menawarkan profil farmakologi yang berbeda dari obat sintetis, sehingga dapat
memberikan alternatif pengobatan yang berbeda bagi pasien hipertensi yang tidak
merespons terhadap obat sintetis.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian tentang bahan alam untuk
pengobatan hipertensi menjadi semakin penting dan relevan untuk dilakukan. Makalah
tentang bahan alam untuk hipertensi bertujuan untuk merangkum hasil penelitian terbaru
tentang bahan alam yang digunakan dalam pengobatan hipertensi, termasuk mekanisme
aksi dan efikasi mereka dalam mengurangi tekanan darah. Makalah tersebut juga
bertujuan untuk membahas tantangan dalam mengembangkan bahan alam untuk
pengobatan hipertensi dan mengidentifikasi area penelitian yang perlu lebih
dikembangkan di masa depan.

B. Rumus Masalah
1. Bagaimana yang dimaksud dengan hipertensi
2. Apa saja Klasifikasi hipertensi
3. Apa saja Penegndalian hipertensi
4. Apa saja Penyebab hipertensi
5. Apa saja Gejala hipertensi
6. apa saja yang terdapat pada patofisilogi hipertensi
7. apa saja senyawa kimia hipertensi

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian hipertensi
2. Untuk mengetahui Klasifikasi hipertensi
3. Untuk mengetahui Penegndalian hipertensi
4. Untuk mengetahui Penyebab hipertensi
5. Untuk mengetahui Gejala hipertensi
6. Apa saja yang terdapat pada patofisiologi hipertensi
7. Untuk mengetahui senyawa kimia hipertensi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hipertensi
Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam
arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan
yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke,
aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Pada pemeriksaan
tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat
jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung
berelaksasi (diastolik). Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring
tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg, dibaca seratus dua puluh per delapan puluh.
Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat duduk tekanan sistolik mencapai 140
mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya.
Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Pada
hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi
tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran
normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan dengan bertambahnya
usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus
meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60
tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak diobati,
akan menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan. Hipertensi ini jarang terjadi, hanya
1 dari setiap 200 penderita hipertensi. Tekanan darah dalam kehidupan seseorang
bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang
jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik,
dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika
beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari
dan paling rendah pada saat tidur malam hari hari

B. Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa Kategori Tekanan Darah Sistolik


Tekanan Darah Diastolik
 Normal Dibawah : 130 mmHg Dibawah 85 mmHg
• Normal tinggi : 130-139 mmHg 85-89 mmHg (Stadium 1)
• Hipertensi ringan : 140-159 mmHg 90-99 mmHg (Stadium 2)
• Hipertensi sedang : 160-179 mmHg 100-109 mmHg (Stadium 3)
• Hipertensi berat : 180-209 mmHg 110-119 mmHg (Stadium 4)
• Hipertensi maligna : 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih
C. Pengendalian Tekanan Darah
Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
1. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada
setiap detiknya
2. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak
dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut.
Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh
yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang
terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena
arteriosklerosis.
3. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi
vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut
karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah
4. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan
darah.

Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu
membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh
meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat. Sebaliknya, jika:

 Aktivitas memompa jantung berkurang


 Arteri mengalami pelebaran
 Banyak cairan keluar dari sirkulasi maka tekanan darah akan menurun.

D. Penyebab Hipertensi
Pada sekitar 90% penderita hipertensi, penyebabnya tidak diketahui dan keadaan ini
dikenal sebagai hipertensi esensial atau hipertensi primer. Hipertensi esensial
kemungkinan memiliki banyak penyebab. Beberapa perubahan pada jantung dan
pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang diketahui penyebabnya, yaitu : • Penyakit
ginjal (5-10%) • Kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB) (1-
2%) Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada
kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin
(noradrenalin). Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga),
stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-
orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres cenderung menyebabkan kenaikan
tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah
biasanya akan kembali normal.
Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:
Penyakit Ginjal
 Stenosis arteri renalis
 Pielonefritis
 Glomerulonefritis
 Tumor-tumor ginjal
 Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
 Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
 Terapi penyinaran yang mengenai ginjal

Kelainan Hormonal

 Hiperaldosteronisme
 Sindroma Cushing
 Feokromositoma

Obat-obatan

 Pil KB
 Kortikosteroid
 Siklosporin
 Eritropoietin
 Kokain
 Penyalahgunaan alkohol
 Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)

Penyebab Lainnya

 Koartasio aorta
 Preeklamsi pada kehamilan
 Porfiria intermiten akut
 Keracunan timbal akut.

E. Gejala Hipertensi
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun
secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan
dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah
: Sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang ias
saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah
yang normal. Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, ias timbul gejala
berikut:
 Sakit kepala
 Kelelahan
 Mual
 Muntah
 sesak nafas
 Gelisah
 pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata,
jantung dan gGelisah

Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan


koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati
hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.

F. Pengobatan Hipertensi
Hipertensi esensial tidak dapat diobati tetapi dapat diberikan pengobatan untuk
mencegah terjadinya komplikasi.
Langkah awal biasanya adalah merubah pola hidup penderita:
 Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan dianjurkan untuk
menurunkan berat badannya sampai batas ideal.
 Merubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau kadar kolesterol
darah tinggi.
 Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium atau 6 gram
natrium klorida setiap harinya (disertai dengan asupan kalsium, magnesium dan
kalium yang cukup) dan mengurangi alkohol.
 Olah raga aerobik yang tidak terlalu berat.
 Penderita hipertensi esensial tidak perlu membatasi aktivitasnya selama tekanan
darahnya terkendali.
 Berhenti merokok.

G. Pemberian Obat-obatan
Diuretik
 Diuretik thiazide biasanya merupakan obat pertama yang diberikan untuk
mengobati hipertensi.
 Diuretik membantu ginjal membuang garam dan air, yang akan mengurangi
volume cairan di seluruh tubuh sehingga menurunkan tekanan darah.
 Diuretik juga menyebabkan pelebaran pembuluh darah.
 Diuretik menyebabkan hilangnya kalium melalui air kemih, sehingga kadang
diberikan tambahan kalium atau obat penahan kalium.
 Diuretik sangat efektif pada: - orang kulit hitam – lanjut usia – kegemukan –
penderita gagal jantung atau penyakit ginjal menahun.

Penghambat adrenergik merupakan sekelompok obat yang terdiri dari alfa-


blocker, beta blocker dan alfa-beta-blocker labetalol, yang menghambat efek sistem saraf
simpatis. Sistem saraf simpatis adalah sistem saraf yang dengan segera akan memberikan
respon terhadap stres, dengan cara meningkatkan tekanan darah. Yang paling sering
digunakan adalah beta-blocker, yang efektif diberikan kepada:

 penderita usia muda


 enderita yang pernah mengalami serangan jantung
 Penderita dengan denyut jantung yang cepat
 angina pektoris (nyeri dada)
 sakit kepala migren.

Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-inhibitor) menyebabkan


penurunan tekanan darah dengan cara melebarkan arteri. Obat ini efektif diberikan
kepada:

 orang kulit putih


 Usia muda
 penderita gagal jantung
 Penderita dengan protein dalam air kemihnya yang disebabkan oleh penyakit
ginjal menahun atau penyakit ginjal diabetik
 pria yang menderita impotensi sebagai efek samping dari obat yang lain.

Angiotensin-II-bloker menyebabkan penurunan tekanan darah dengan suatu


mekanisme yang mirip dengan ACE-inhibitor. Antagonis kalsium menyebabkan
melebarnya pembuluh darah dengan mekanisme yang benar-benar berbeda. Sangat
efektif diberikan kepada:

 orang kulit hitam


 lanjut usia
 penderita angina pektoris (nyeri dada)
 denyut jantung yang cepat
 sakit kepala migren.

Vasodilator langsung menyebabkan melebarnya pembuluh darah. Obat dari


golongan ini hampir selalu digunakan sebagai tambahan terhadap obat antihipertensi
lainnya

H. Patofisiologi hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi medis di mana tekanan darah
pada arteri meningkat secara persisten. Patofisiologi hipertensi melibatkan beberapa
faktor yang memengaruhi tekanan darah, termasuk:
 Aktivitas Sistem Saraf Simpatik: Sistem saraf simpatik bertanggung jawab untuk
meningkatkan tekanan darah dengan mempersempit pembuluh darah. Hipertensi
dapat terjadi jika sistem saraf simpatik terlalu aktif atau tidak bekerja dengan
baik.
 Kekuatan Jantung: Kekuatan jantung adalah faktor penting dalam menentukan
tekanan darah. Jika jantung tidak dapat memompa darah dengan cukup kuat,
maka tekanan darah akan meningkat untuk memastikan darah tetap mengalir ke
seluruh tubuh.
 Vaskularisasi: Pembuluh darah atau vaskularisasi juga memainkan peran penting
dalam tekanan darah. Jika pembuluh darah terlalu sempit, maka tekanan darah
akan meningkat. Demikian juga, jika pembuluh darah terlalu lebar, maka tekanan
darah dapat menurun.
 Volume Darah: Volume darah dalam tubuh juga berpengaruh terhadap tekanan
darah. Jika volume darah terlalu banyak, maka tekanan darah akan meningkat.
Demikian juga, jika volume darah terlalu sedikit, maka tekanan darah dapat
menurun.
 Faktor Lingkungan: Faktor lingkungan seperti stres, kebiasaan merokok, dan pola
makan yang buruk juga dapat memengaruhi tekanan darah.
Dalam hipertensi, faktor-faktor ini dapat bekerja bersama-sama untuk meningkatkan
tekanan darah dan menyebabkan kerusakan pada organ tubuh yang penting seperti
jantung, ginjal, dan otak. Oleh karena itu, penting untuk mengelola tekanan darah dengan
baik melalui perubahan gaya hidup, obat-obatan, atau kombinasi dari keduanya untuk
mencegah terjadinya komplikasi serius.

I. Senyawa Kimia Hipertensi


Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi medis di mana tekanan darah
dalam arteri manusia meningkat secara terus-menerus. Ada banyak faktor yang dapat
mempengaruhi tekanan darah, termasuk diet, olahraga, obesitas, stres, dan genetika. Ada
juga sejumlah senyawa kimia yang dapat mempengaruhi tekanan darah, baik secara
positif maupun negatif.
Beberapa senyawa kimia yang dapat berdampak positif pada hipertensi adalah:
 Potassium (kalium) - Senyawa ini membantu menurunkan tekanan darah dengan
menetralkan efek sodium dalam tubuh. Potassium dapat ditemukan dalam buah-
buahan seperti pisang, alpukat, dan jeruk.
 Magnesium - Senyawa ini membantu menurunkan tekanan darah dengan
meningkatkan aliran darah ke jantung dan otak. Magnesium dapat ditemukan
dalam kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran hijau.
 Omega-3 - Asam lemak omega-3 dapat membantu menurunkan tekanan darah dan
risiko penyakit kardiovaskular. Omega-3 dapat ditemukan dalam ikan, minyak
ikan, dan beberapa jenis kacang-kacangan.
 Flavonoid - Senyawa ini ditemukan dalam buah-buahan, sayuran, teh hijau, dan
anggur merah. Flavonoid memiliki sifat antioksidan dan antiinflamasi yang dapat
membantu melindungi jantung dan meningkatkan kesehatan pembuluh darah.

Namun, ada juga senyawa kimia yang dapat mempengaruhi hipertensi secara
negatif, seperti:
 Sodium (natrium) - Konsumsi natrium yang berlebihan dapat meningkatkan
tekanan darah. Natrium dapat ditemukan dalam makanan olahan, makanan siap
saji, dan makanan cepat saji.
 Kafein - Kafein dapat meningkatkan tekanan darah secara sementara. Kafein
dapat ditemukan dalam kopi, teh, minuman ringan, dan cokelat.
 Alkohol - Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah
dan mempengaruhi fungsi jantung dan pembuluh darah.
 Garam - Konsumsi garam yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah dan
meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Dirjen POM. 1986. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Depkes RI


Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi 3.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. 2008. Farmakope Herbal
Indonesia.Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak
Tanaman Tumbuhan Obat. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta.

Katno dan S. Pramono. 2006. Tingkat Manfaat dan Keamanan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional, Balai Penelitian Tanaman Obat Tawangmangu. Yogyakarta: UGM
Fakultas Farmasi.
Sitorus, R. M. H., Adeanne C. Wullur, dan P. V. Y. Yamlean. 2012. Isolasi dan Identifikasi
Senyawa Flavonoid pada Daun Adam Hawa (Rhoe discolor).Universitas Sam
Ratulangi : Manado. Pharmacon,1(1):53-57

Zuo Y, Chen H, Deng Y, et al. Chinese herbal medicine for hypertension: a systematic review
and meta-analysis. Evid Based Complement Alternat Med. 2019;2019:9783718.

Tsi D, Tan BKH. Cardiovascular pharmacology of bioactive compounds from Chinese herbal
medicine. Pharmacol Res. 2000;42(3):177-183.

Tan MJ, Ye JM, Turner N, et al. Antidiabetic activities of triterpenoids isolated from bitter
melon associated with activation of the AMPK pathway. Chem Biol.
2008;15(3):263-273.

Matsui T, Ebuchi S, Fujise T, et al. Strong antihyperglycemic effects of water-soluble fraction of


Brazilian propolis and its bioactive constituent, 3,4,5-tri-O-caffeoylquinic acid.
Biol Pharm Bull. 2004;27(11):1797-1803.
Haidari F, Keshavarz SA, Mohammad Shahi M, et al. Effects of supplementation with curcumin
on serum adipokine concentrations: A randomized controlled trial. Nutrition.
2019;67-68:110533.

Anda mungkin juga menyukai