Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH BIOKIMIA

SIFAT DAN KANDUNGAN DELIMA ( Punica granatum)

SEBAGAI ANTIHIPERTENSI

Dosen Pembimbing :

Dr. Miksusanti, M.Si.

Disusun Oleh :

Anazir Mukafi (08061381823077)

Novan Dwi Tama (08061381823091)

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
Biokimia II dengan judul “Makalah Biokimia Sifat dan Kandungan Delima
(Punica granatum) Sebagai Antihipertensi”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
khususnya kepada dosen mata kuliah Biokimia II kami ibu Dr. Miksusanti,
M.Si.yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.Demikian, semoga
makalah ini dapat bermanfaat.Terima kasih.

Indralaya, 5 April 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................3
1.3 Tujuan.............................................................................................3
1.4 Manfaat...........................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi........................................................................................4
2.2 Delima.............................................................................................7
2.2.1 Sejarah Perkembangan Delima.............................................7
2.2.2 Klasifikasi dan Morfologi Delima........................................8
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Faktor- faktor yang menyebabkan terjadinya hipertensi................10
3.2 Mekanisme terjadinya hipertensi....................................................15
3.3 Kandungan yang terdapat dalam buah delima...............................16
3.4 Pengaruh buah delima untuk menurukan tekanan darah...............18

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.....................................................................................19
4.2 Saran...............................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg.Jumlah
penderita hipertensi di seluruh dunia terus meningkat. Muhammadun (2010)
mengungkapkan di India jumlah penderita hipertensi mencapai 60,4 juta orang
pada tahun 2002, di Cina 98,5 juta orang yang mengalami hipertensi, di bagian
Asia tercatat 38,4 juta penderita hipertensi dan di Amerika 65 juta orang
mengidap hipertensi.
Angka kejadian hipertensi di Indonesia mencapai 17-21 % dari populasi dan
kebanyakan tidak terdeteksi (Muhammadun, 2010). Astawan (2002), menjelaskan
bahwa hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2009 menunjukkan rata-rata
penyakit hipertensi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83 per 1000 orang.
Berdasarkan analisis prevalensi yang dilakukan oleh Puslitbang dan Kebijakan
Kesehatan (2008), hasilnya menunjukkan bahwa 34.9 % penduduk Indonesia
terkena hipertensi. Prevalensi terbesar terdapat di propinsi Kepulauan Riau
sebesar 45.0 %, Papua sebesar 24.7 %, Jawa dan Bali sebesar 22.24 % dan
Sumatera sebesar 9,17 %.
Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi.
Peningkatan atau penurunan tekanan darah akan mempengaruhi homeostatsis di
dalam tubuh. Jika sirkulasi darah menjadi tidak memadai lagi, maka terjadilah
gangguan pada sistem transport oksigen, karbondioksida, dan hasil-hasil
metabolisme lainnya. Di lain pihak fungsi organ-organ tubuh akan mengalami
gangguan seperti gangguan pada proses pembentukan air seni di dalam ginjal
ataupun pembentukan cairan cerebrospinalis. Sehingga mekanisme pengendalian
tekanan darah penting dalam rangka memeliharanya sesuai dengan batas-batas
normalnya, yang dapat mempertahankan sistem sirkulasi dalam tubuh (Gunawan,
2001).
Dalam satu dekade terakhir, sebanyak 80% orang di dunia bergantung pada
pengobatan tradisional untuk perawatan kesehatan mereka. Salah satu tanaman

iv
obat yang digunakan adalah buah delima.Buah Delima (Punica granatum)
merupakan salah satu buah terbanyak di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Terdapat beberapa jenis buah delima, yaitu delima merah berbunga merah, delima
putih berbunga putih, delima susu wantah berbunga merah, dan delima hitam
yang berbunga merah serta kulit buahnya berwarna ungu tua. Dari keempat jenis
buah delima tersebut, yang paling terkenal adalah buah delima putih dan delima
merah yang biasanya digunakan sebagai tanaman hias, dapat dikonsumsi buahnya,
dan obat yang bermanfaat bagi kesehatan.
Pemanfaatan buah delima untuk keperluan kesehatan telah dilakukan sejak
berabad tahun yang lalu.Delima memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi,
sehingga banyak dimanfaatkan dalam bidang kesehatan. Di Indonesia, delima
putih dan delima merah digunakan sebagai obat diare, obat cacing, obat
osteoartritis, mengobati hiperlipidemia, antihipertensi, antiinflamasi, antiseptik,
antiperdarahan, antipiretik, antitusif, obat asma serta dapat melembabkan kulit.
Semua pohon delima memiliki kulit yang terasa asam, begitu pula akarnya.Rasa
asam tersebut merupakan tanda bahwa di dalam delima terkandung tanin yang
merupakan senyawa polifenol.Delima juga mengandung flavonoid yang
merupakan senyawa fenol yang banyak terdapat di alam, berfungsi sebagai zat
pemberi warna merah, ungu, biru, dan kuning pada tumbuhan.Dalam bidang
kesehatan mulut, kulit buah delima putih dan delima merah dimanfaatkan sebagai
obat stomatitis, abses periapikal, ulserasi, agen antibakteri, dan antifungi.

v
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang faktor yang menyebabkan terjadinya hipertensi?
2. Bagaimana mekanisme hipertensi dapat terjadi?
3. Apa sajakah kandungan yang terdapat dalam buah delima?
4. Bagaimana pengaruhbuah delima untuk menurunkan tekanan darah ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui faktor- faktor yang menyebabkan terjadinya hipertensi.
2. Bagaimana mekanisme terjadinya hipertensi.
3. Mengetahui kandungan yang terdapat dalam buah delima.
4. Mengetahui pengaruh buah delima untuk menurukan tekanan darah.

1.4 Manfaat
Berdasarkan makalah ini, diharapkan dapat memberikan informasi mengenai buah
delima yang dapat bermanfaat sebagai antihipertensi.Jika memiliki penyakit
hipertensi dapat mengkonsumsi buah delima untuk menurukan tekanan darah.
Selain untuk menurukan tekanan darah tinggi(antihipertensi) juga berkhasiat
sebagai antioksidan, gangguan perut, jantung, kanker, gigi, rematik, kurang darah,
dan diabetes.

vi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hipertensi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan
(morbiditas) dan angka kematian / mortalitas. Tekanan darah 140/90 mmHg
didasarkan pada dua fase dalam setiap denyut jantung yaitu fase sistolik 140
menunjukan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolik 90
menunjukan fase darah yang kembali ke jantung (Anies, 2006).
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah peningkatan tekanan darah
didalam arteri.Arteri adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari jantung
dan dialirkan ke seluruh jaringan dan organ tubuh.Tekanan darah tinggi
(hipertensi) bukan berarti emosi yang berlebihan, walaupun emosi dan stres dapat
meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu.
Seseorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan dara sistolik
≥140mmHg dan tekanan darah diastoltik ≥90mmHg.Seseorang dikatakan terkena
hipertensi tidak hanya dengan 1 kali pengukuran, tetapi 2 kali atau lebih pada
waktu yang berbeda.Waktu yang paling baik saat melakukan tekanan darah adalah
saat istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring. Klasifikasi tekanan darah
menurut WHO                                                                                        
Klasifikasi Sistolik Diastolik (mmHg)
(mmHg)
Normotensi <140 <90
Hipertensi ringan 140-180 90-105
Hipertensi perbatasan 140-160 90-95
Hipertensi sedang dan >180 >105
berat
Hipertensi sistolik >140 <90
terisolasi
Hipertensi sistolik 140-160 <90
perbatasan

vii
sedangkan berdasarkan The Sixth Report Of the Joint National Committee
on Preventation,Detection,Evaluation and Treatment of High Bload Pressure,1997
klafisikasi hipertensi yaitu
Kategori Sistolik Diastolik Rekomendasi
(mmHg) (mmHg)
Normal <130 <85 Periksa ulang dalam 2
tahun
Perbatasan 130-139 85-89 Periksa ulang dalam 1
tahun
Hipertensi 140-159 90-99 Konfirmasi dalam 1/2
tingkat 1 bulan.
Anjurkan modifikasi gaya
hidup
Hipertensi 160-179 100-109 Evaluasi/rujuk dalam 1
tingkat 2 bulan
Hipertensi ≥180 ≥110 Evaluasi/rujuk segera
tingkat 3 dalam 1 minggu
berdasarkan kondisi medis

                Hipertensi adalah salah satu faktor resiko untuk terjadinya stroke,
serangan jantung,gagal jantung, dan merupakan penyebab utama terjadinya gagal
jantung kronis.
                Sejalan dengan bertambahnya usia hampir setiap orang mengalami
kenaikan tekanan darah. Tekanan darah sistolik terus meningkat sampai usia 80
tahun, sedangkan tekanan darah diastolic terus meningkat sampai usia 55-60
tahun,kemudian berkurang secara perlahan/bahkan menurun drastis.

Menurut (Widjadja,2009) penyebab hipertensi dapat dikelompookan


menjadi dua yaitu:
a. Hipertensi primer atau esensial
Hipertensi primer artinya hipertensi yang belum diketahui penyebabdengan
jelas. Berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi
primer, seperti bertambahnya usia, sters psikologis, pola konsumsi yang tidak

viii
sehat, dan hereditas (keturunan). Sekitar 90% pasien hipertensi diperkirakan
termasuk dalam kategori ini.
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder yang penyebabnya sudah di ketahui, umumnya berupa
penyakit atau kerusakan organ yang berhubungan dengan cairan tubuh,
misalnya ginjal yang tidak berfungsi, pemakaiyan kontrasepsi oral, dan
terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan faktor pengatur tekanan
darah. Dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, dan penyakit
jantung.
Menurut Ardiansyah,2012 muncul setelahpenderita mengalami hipertensi
selama bertahun-tahun, gejalanya antara lainterjadi kerusakan susunan saraf pusat
yang menyebabkan ayunan langkah tidakmantap, Nyeri kepala oksipital yang
terjadi saat bangun dipagi hari karena peningkatan tekanan intrakranial yang
disertai mual danmuntah, Epistaksis karena kelainan vaskuler akibat hipertensi
yangdiderita, Sakit kepala, pusing dan keletihan disebabkan oleh penurunan
perfusi darah akibat vasokonstriksi pembuluhdarah, Penglihatan kabur akibat
kerusakan pada retina sebagai dampak hipertensi, Nokturia (peningkatan urinasi
pada malam hari) akibat dari peningkatan aliran darah ke ginjal dan peningkatan
filtrasi oleh glomerulus.
    Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan
gejala.Meskipun demikian secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan
dan dipercaya berhubungan dengan hipertensi (padahal sebenarnya tidak). Gejala
yang di maksud adalah sakit kepala,pendarahan dari hidung,pusing,wajah
kemerahan dan kelelahan .
    Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati bisa timbul
gejala berikut :
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Mual
- Muntah
- Sesak nafas
- Gelisah

ix
- Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada
otak,mata,jantung dan ginjal
Kadang penderita hipertensi berat penurunan kesadaran dan bahkan koma karena
terjadi pembengkakan otak.Keadaan ini disebut ensefalopoti hipertensif yang
memerlukan penanganan segera.

2.2 Buah Delima

2.2.1 Sejarah Perkembangan Buah Delima


Delima (punica granatum) adalah tanaman buah-buahan yang dapat tumbuh
hingga 5–8 m. Tanaman ini diperkirakan berasal dari Iran, namun telah lama
dikembangbiakkan di daerah Mediterania. Bangsa Moor memberi nama salah satu
kota kuno di Spanyol, Granada berdasarkan nama buah ini. Tanaman ini juga
banyak ditanam di daerah Cina Selatan dan Asia Tenggara.
Delima berasal dari Timur Tengah, tersebar di daerah subtropik sampai tropik,
dari dataran rendah sampai di bawah 1.000 m dpl.Tumbuhan ini menyukai tanah
gembur yang tidak terendam air, dengan air tanah yang tidak dalam.Delima sering
ditanam di kebun-kebun sebagai tanaman hias, tanaman obat, atau karena buahnya
yang dapat dimakan.
Bentuk pohon perdu atau pohon kecil dengan tinggi 2–5 m. Batang berkayu,
ranting bersegi, percabangan banyak, lemah, berduri pada ketiak daunnya, cokelat
ketika masih muda, dan hijau kotor setelah tua. Daun tunggal, bertangkai pendek,
letaknya berkelompok. Helaian daun bentuknya lonjong sampai lanset, pangkal
lancip, ujung tumpul, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan mengkilap,
panjang 1–9 cm, lebar 0,5–2,5 cm, warnanya hijau.
Bunga tunggal bertangkai pendek, keluar di ujung ranting atau di ketiak daun
yang paling atas. Biasanya, terdapat satu sampai lima bunga, warnanya merah,
putih, atau ungu. Berbunga sepanjang tahun.Buahnya buah buni, bentuknya bulat
dengan diameter 5–12 cm, warna kulitnya beragam, seperti hijau keunguan, putih,
cokelat kemerahan, atau ungu kehitaman.Kadang, terdapat bercak-bercak yang
agak menonjol berwarna tebih tua.Bijinya banyak, kecil-kecil, bentuknya bulat
panjang yang bersegi-segi agak pipih, keras, tersusun tidak beraturan, warnanya
merah, merah jambu, atau putih.

x
2.2.2 Klasifikasi dan Morfologi Buah Delima

Kingdom : Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Myrtales

Famili: Lythraceae

Genus: Punica

Spesies: Punica granatum

Buah delima berbentuk bulat hamper sebesar buah jeruk, tetapi berwarna merah
mengkilat. Tidak hanya itu saja, buah delima juga ada yang berwarna putih dan
ungu. Selain warna buahnya yang menarik khasiat yang sangat luar biasa( savitri,
2008 : 165 ).

Tanaman berperawakan perdu meranggas atau pohon kecil yang berkelok-kelok,


mencapai tinggi 6-10 meter, seringkali bercabang banyak dekat bagian
pangkalnya, cabangnya sering berujung duri, tetapi terdapat juga duri ketiak,
kadang-kadang pada cabang yang berdaun sekalipun. Daunnya kebanyakan
berhadapan, atau beberkas, bentuknya lonjong sampai lancet, berukuran (1-9) cm
x (0,5-2,5) cm, pangkalnya lancip atau tumpul, pinggirannya rata, ujungnya
tumpul atau cabik-cabik, lembaran sebelah atas berkilap, lembaran sebelah bawah

xi
memiliki tulang daun utama yang menonjol, tangkai daun sangat pendek( savitri,
2008 : 166 ).

Bunga 1-5 kuntum berada di ujung ranting, berlilin, panjang dan lebarnya sama-
sama 4-5 cm, daun kelopak dan penyangganya sama-sama 2-3 cm panjangnya.
Warna merah atau kuning pucat , berdaging, bercuping 5-8 dan lancip, daun
mahkotanya 3-7 helai, mengeriput, berwarna merah, putih atau belang-belang,
benang sarinya banyak, tangkai putik lebih panjang daripada benang sari( savitri,
2008 : 166 ).

Buahnya bertipe buah buni, berbentuk bulat, berdiameter 6-12 cm, warna buahnya
bervariasi dari hijau-kuning sampai ungu-hitam, kulit buahnya menjangat, bagian
dalam buah terbagi-bagi oleh kulit tipis dengan jaringan spon berwarna putih
menjadi beberapa ruangan yang penuh dengan butir-butir kecil, masing-masing
berisi daging buah yang berair dan sebitur biji. Bijinya berbentuk segi empat
tumpul, berwarna merah jambu, merah, atau putih kekuningan( savitri, 2008 :
166 ).

Delima dipercayai berasal dari iran, kawasan banjaran Himalaya dan utara India.
Ia berkembang sebagai bahan masakan dan ditanam di pesisir Mediterranean,
disesuaikan dengan kawasan suhu dingin dan panas. Delima tumbuh seperti
pohon semak atau pohon biasa setinggi 3-6 meter, atau ada kalanya 9 meter selain
itu pada lingkungan yang menguntungkan, lebih dari setengah jumlah bunga
memungkunkan untuk berkembang menjadi buah. ( savitri, 2008 : 1667).

xii
BAB III
PEMBAHASAN
3. 1 Faktor-faktor resiko hipertensi
1. Faktor risiko yang tidak dapat diubah
Faktor risiko yang tidak dapat dirubah yang antara lain usia, jenis kelamin
dan genetik.
a. Usia
Usia mempengaruhi terjadinya hipertensi. Dengan bertambahnya
umur, risiko terkena hipertensi menjadi lebih besar sehingga prevalensi
hipertensi di kalangan usia lanjut cukup tinggi, yaitu sekitar 40%, dengan
kematian sekitar di atas usia 65 tahun (Depkes, 2006b ). Pada usia lanjut,
hipertensi terutama ditemukan hanya berupa kenaikan tekanan sistolik.
Sedangkan menurut WHO memakai tekanan diastolik sebagai bagian
tekanan yang lebih tepat dipakai dalam menentukan ada tidaknya
hipertensi.Tingginya hipertensi sejalan dengan bertambahnya umur yang
disebabkan oleh perubahaan struktur pada pembuluh darah besar, sehingga
lumen menjadi lebih sempit dan dinding pembuluh darah menjadi lebih
kaku, sebagai akibatnya terjadi peningkatan tekanan darah sistolik.
Penelitian yang dilakukan di 6 kota besar seperti Jakarta, Padang,
Bandung, Yogyakarta, Denpasar dan Makassar terhadap usia lanjut (55-85
tahun), didapatkan prevalensi hipertensi terbesar 52,5 % (Depkes, 2006b ).
b. Jenis kelamin
Faktor gender berpengaruh pada terjadinya hipertensi, dimana pria
lebih banyak yang menderita hipertensi dibandingkan wanita, dengan rasio
sekitar 2,29 untuk peningkatan tekanan darah sistolik. Pria diduga
memiliki gaya hidup yang cenderung dapat meningkatkan tekanan darah
dibandingkan dengan wanita (Depkes, 2006b ). Namun, setelah memasuki
manopause, prevalensi hipertensi pada wanita meningkat. Setelah usia 65
tahun, terjadinya hipertensi pada wanita lebih meningkat dibandingkan
dengan pria yang diakibatkan faktor hormonal. Penelitian di Indonesia
prevalensi yang lebih tinggi terdapat pada wanita (Depkes, 2006b ). Data
Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) menyebutkan bahwa prevalensi

xiii
penderita hipertensi di Indonesia lebih besar pada perempuan (8,6%)
dibandingkan laki-laki (5,8%).
c. Keturunan (genetik)
Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi (faktor
keturunan) juga mempertinggi risiko terkena hipertensi, terutama pada
hipertensi primer (essensial).Tentunya faktor genetik ini juga dipenggaruhi
faktor-faktor lingkungan, yang kemudian menyebabkan seorang menderita
hipertensi. Faktor genetik juga berkaitan dengan metabolisme pengaturan
garam dan renin membran sel. Menurut Davidson bila kedua orang tuanya
menderita hipertensi, maka sekitar 45% akan turun ke anak-anaknya dan
bila salah satu orang tuanya yang menderita hipertensi maka sekitar 30%
akan turun ke anak-anaknya (Depkes, 2006b ).
2. Faktor risiko yang dapat diubah
Faktor risiko penyakit jantung koroner yang diakibatkan perilaku tidak
sehat dari penderita hipertensi antara lain merokok, diet rendah serat, kurang
aktifitas gerak, berat badan berlebihan/kegemukan, komsumsi alkohol,
hiperlipidemia atau hiperkolestrolemia, stress dan komsumsi garam berlebih
sangat berhubungan erat dengan hipertensi (Depkes, 2006b ).
a. Kegemukan (obesitas)
Kegemukan (obesitas) adalah presentase abnormalitas lemak yang
dinyatakan dalam Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu perbandingan antara
berat badan dengan tinggi badan kuadrat dalam meter.Kaitan erat antara
kelebihan berat badan dan kenaikan tekanan darah telah dilaporkan oleh
beberapa studi.Berat badan dan IMT berkorelasi langsung dengan tekanan
darah, terutama tekanan darah sistolik. Sedangkan, pada penderita
hipertensi ditemukan sekitar 20-33% memiliki berat badan lebih
(overweight) (Depkes, 2006b ). IMT merupakan indikator yang paling
sering digunakan untuk mengukur tingkat populasi berat badan lebih dan
obesitas pada orang dewasa (Zufry, 2010). Menurut Supariasa,
penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa berumur di atas 18
tahun (Supriasa, 2001).

xiv
Obesitas bukanlah penyebab hipertensi.Akan tetapi prevalensi
hipertensi pada obesitas jauh lebih besar.Risiko relatif untuk menderita
hipertensi pada orang gemuk 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan
seorang yang badannya normal. Pada penderita hipertensi ditemukan
sekitar 20-33% memiliki berat badan lebih (overweight) (Depkes, 2006b ).
Hipertensi pada seseorang yang kurus atau normal dapat juga
disebabkan oleh sistem simpatis dan sistem renin angiotensin (Suhardjono,
2006).Aktivitas dari saraf simpatis adalah mengatur fungsi saraf dan
hormon, sehingga dapat meningkatkan denyut jantung, menyempitkan
pembuluh darah, dan meningkatkan retensi air dan garam (Syaifudin,
2006).
b. Psikososial dan stress
Stress adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh adanya transaksi
antara individu dengan lingkungannya yang mendorong seseorang untuk
mempersepsikan adanya perbedaan antara tuntutan situasi dan sumber
daya 19 (biologis, psikologis dan sosial) yang ada pada diri seseorang
(Depkes, 2006b ).
Stress atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, rasa marah,
dendam, rasa takut dan rasa bersalah) dapat merangsang kelenjar anak
ginjal melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih
cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat. Jika stress
berlangsung lama, tubuh akan berusaha mengadakan penyesuaian
sehingga timbul kelainan organis atau perubahaan patologis. Gejala yang
muncul dapat berupa hipertensi atau penyakit maag. Diperkirakan,
prevalensi atau kejadian hipertensi pada orang kulit hitam di Amerika
Serikat lebih tinggi dibandingkan dengan orang kulit putih disebabkan
stress atau rasa tidak puas orang kulit hitam pada nasib mereka (Depkes,
2006b ).
c. Merokok
Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon monoksida yang
dihisap melalui rokok yang masuk ke dalam aliran darah dapat merusak
lapisan endotel pembuluh darah arteri yang mengakibatkan proses

xv
artereosklerosis dan tekanan darah tinggi. Pada studi autopsi, dibuktikan
kaitan erat antara kebiasaan merokok dengan adanya artereosklerosis pada
seluruh pembuluh darah.Merokok juga meningkatkan denyut jantung dan
kebutuhan oksigen untuk disuplai ke otot-otot jantung. Merokok pada
penderita tekanan darah tinggi semakin meningkatkan risiko kerusakan
pada pembuluh darah arteri (Depkes, 2006b )
d. Olahraga
Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan
sistem penunjangnya.Selama melakukan aktivitas fisik, otot membutuhkan
energi diluar metabolisme untuk bergerak, sedangkan jantung dan paru-
paru memerlukan tambahan energi untuk mengantarkan zat-zat gizi dan
oksigen ke seluruh tubuh dan untuk mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh
(Supariasa, 2001).
Olahraga dapat menurunkan risiko penyakit jantung koroner
melalui mekanisme penurunan denyut jantung, tekanan darah, penurunan
tonus simpatis, meningkatkan diameter arteri koroner, sistem kolateralisasi
pembuluh darah, meningkatkan HDL (High Density Lipoprotein) dan
menurunkan LDL (Low Density Lipoprotein) darah. Melalui kegiatan
olahraga, jantung dapat bekerja secara lebih efisien.Frekuensi denyut nadi
21 berkurang, namun kekuatan jantung semakin kuat, penurunan
kebutuhan oksigen jantung pada intensitas tertentu, penurunan lemak
badan dan berat badan serta menurunkan tekanan darah (Cahyono, 2008).
Olahraga yang teratur dapat membantu menurunkan tekanan darah
dan bermanfaat bagi penderita hipertensi ringan. Pada orang tertentu
dengan melakukan olahraga aerobik yang teratur dapat menurunkan
tekanan darah tanpa perlu sampai berat badan turun (Depkes, 2006b )
e. Konsumsi alkohol berlebih
Pengaruh alkohol terhadap kenaikan tekanan darah telah
dibuktikan.Mekanisme peningkatan tekanan darah akibat alkohol masih
belum jelas. Namun, diduga peningkatan kadar kortisol dan peningkatan
volume sel darah merah serta kekentalan darah berperan dalam menaikkan
tekanan darah. Beberapa studi menunjukkan hubungan langsung antara

xvi
tekanan darah dan asupan alkohol dilaporkan menimbulkan efek terhadap
tekanan darah baru terlihat apabila mengkomsumsi alkohol sekitar 2-3
gelas ukuran standar setiap harinya (Depkes, 2006b ).
Di negara barat seperti Amerika, komsumsi alkohol yang
berlebihan berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi.Sekitar 10%
hipertensi di Amerika disebabkan oleh asupan alkohol yang berlebihan di
kalangan pria separuh baya. Akibatnya, kebiasaan meminum alkohol ini
menyebabkan hipertensi sekunder di usia ini (Depkes, 2006b ).
Komsumsi alkohol seharusnya kurang dari dua kali per hari pada
laki-laki untuk pencegahan peningkatan tekanan darah.Bagi perempuan
dan orang yang memiliki berat badan berlebih, direkomendasikan tidak
lebih satu kali minum per hari (Krummel, 2004).
f. Komsumsi garam berlebihan
Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh karena
menarik cairan di luar sel agar tidak dikeluarkan, sehingga akan
meningkatkan volume dan tekanan darah. Pada sekitar 60% kasus
hipertensi primer (essensial) terjadi respon penurunan tekanan darah
dengan mengurangi asupan garam 3 gram atau kurang, ditemukan tekanan
darah rata-rata rendah, sedangkan pada masyarakat asupan garam sekitar
7-8 gram tekanan rata-rata lebih tinggi (Depkes, 2006b ).
Almatsier (2001) dan (2006), natrium adalah kation utama dalam
cairan ekstraseluler.Pengaturan keseimbangan natrium dalam darah diatur
oleh ginjal.Sumber utama natrium adalah garam dapur atau NaCl, selain
itu garam lainnya bisa dalam bentuk soda kue (NaHCO3), baking powder,
natrium benzoate dan vetsin (monosodium glutamate). Kelebihan natrium
akan menyebabkan keracunan yang dalam keadaan akut menyebabkan
edema dan hipertensi. WHO menganjurkan bahwa komsumsi garam yang
dianjurkan tidak lebih 6 gram/hari setara 110 mmol natrium (Almatsier,
2001, 2006).

xvii
3. 2 Mekanisme terjadinya hipertansi
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin
II dari angiotensin I oleh angiotensin I converting enzyme (ACE). ACE
memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Selanjutnya
oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I.
Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin
II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan
darah melalui dua aksi utama.Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon
antidiuretik (ADH) dan rasa haus.ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar
pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume
urin.Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar
tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk
mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara
menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat yang
pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.
Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks
adrenal.Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting
pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan
mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus
ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara
meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan
meningkatkan volume dan tekanan darah. Patogenesis dari hipertensi esensial
merupakan multifaktorial dan sangat kompleks.

xviii
3.3Kandungan dalam Sari Buah Delima

Beberapa flavonoid yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan memiliki


khasiat antioksidan.Salah satu komponen flavonoid dari tumbuh- tumbuhan yang
dapat berfungsi sebagai antioksidan adalah zat warna alami yang disebut
antosianin.Warna merah pada delima disebabkan oleh kandungan antosianin yang
cukup tinggi pada buah delima. Antosianin yang dapat diidentifikasi pada buah
delima merah antara lain delphinidin 3-glucoside dan 3,5-diglucoside, cyanidin 3-
glucoside dan 3,5-diglucoside, pelargonidin 3-glucoside dan 3,5-diglucoside. Rasa
kesat pada buah delima disebakan oleh kandungan flavonoid (golongan polifenol)
yang tinggi.Salah satu peran flavonoid yang penting adalah sebagai
antioksidan.Flavonoid dapat menstabilkan senyawa oksigen reaktif yang dapat
mengurangi kerusakan akibat radikal bebas (Yanjun, 2009).

Komposisi gizi per 100 gram bagian yang dapat dimakan dari buah delima
adalah: energi 68 kkal, air 81 g; protein 0,95 g; lemak 0,3 g; karbohidrat 17,2 g.
Kandungan penting lain yang terdapat pada delima adalah golongan polifenol
yang merupakan senyawa terbesar yang ditemukan pada tumbuhan, seperti
flavonoid dan tanin. Akar buah delima mengandung alkaloid pelletierine.

Kulit buah dan kulit batang delima mengandung 20-30 persen. Elligatanin (tanin),
triterpenoid dan 0,5-1 persen alkaloid yang terdiri dari pelletierine yang toksik

xix
atau beracun, methylpelletierine, dan pseudopelletierine. Kulit kayu dengan per
100 g (3.5 oz). Energi 346 kJ (83 kcal), Karbohidrat 18,7 g, Gula 13.7 g, Diet
serat 4,0 g, Lemak 1,2 g, Protein 1,7 g, Thiamine (Vit. B1) 0.07 mg (5%),
Riboflavin (Vit. B2) 0,05 mg (3%), Niacin (Vit. B3) 0,29 mg (2%), Asam
pantotenat (B5) 0,38 mg (8%), Vitamin B 6 0,08 mg (6%), Folat (Vit. B9) 38 mg
(10%), Vitamin C 10 mg (17%), Kalsium 10 mg (1%), Besi 0,30 mg (2%),
Magnesium 12 mg (3%), Fosfor 36 mg (5%), Kalium 236 mg (5%), dan Seng
0,35 mg (3%) (Dharma, 2013).

Selain kandungan vitamin A, C dan E, dan asam folik yang sudah terkenal
manfaatnya, berikut beberapa zat aktif yang terkandung dalam buah delima yang
menjadikan buah ini sarat akan manfaat.
(1) Zat Tanin Buah Delima Bermanfaat Bagi Pencernaan
Buah delima mengandung zat tanin yang tinggi, yaitu salah satu senyawa
yang terdapat pada tanaman yang merupakan salah satu komponen
astrigen dengan kemampuan mengikat dan mengendapkan protein
sehingga bisa diaplikasikan dalam pengobatan perdarahan (hemostatik),
ulkus peptikum (luka terbuka pada lapisan lambung atau usus 12 jari),
wasir dan diare dengan cara menyusutkan selaput lendir usus sehingga
cairan diare berkurang.
(2) Zat Kalium Buah Delima
Bermanfaat Bagi Jantung Setiap 100 gram biji buah delima yang dapat
langsung dimakan, mengandung kalium 259 mg/gr yang dianggap sebagai
komponen penting bagi kesehatan jantung.
(3) Zat Antioksidan
Buah Delima Bermanfaat Bagi Sel-sel Dalam TubuhBuah delima memiliki
kandungan antioksidan 3 kali lebih banyak dibandingkan wine dan teh
hijau dengan kandungan flavanoid yang berperan penting dalam mencegah
radikal bebas dalam tubuh, sekaligus memperbaiki sel-sel tubuh yang
rusak serta memberikan perlindungan pada kulit. Sehingga tidak jarang
buah delima menjadi salah satu bahan utama dalam berbagai macam
produk perawatan kulit.

xx
(4) Bahkan kandungan antioksidan dalam buah delima jumlahnya tiga kali
lebih banyak daripada wine atau teh hijau. Peneliti dari Vanderbilt
University Medical Center menemukan bahwa orang yang meminum jus 3
kali atau lebih dalam seminggu, dapat menurunkan risiko terkena
alzheimer hingga 76% dibandingkan orang yang tidak minum jus sama
sekali (Yusuf, 2013).

3.4 Pengaruh buah delima untuk menurukan tekanan darah


Penurunan tekanan darah sistol dan diastol setelah meminum jus buah
delima dikarenakan buah delima mengandung senyawa flavonoid berupa
antosianin yang berperan penting dalammenurunkan tekanan darah. Flavonoid
akan mempengaruhi kerja dari angiotensin converting enzyme (ACE) yang
akan menghambat perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II, yang
menyebabkan vasodilatasi sehingga TPR menurun dan dapat menurunkan
tekanan darah. Kadar plasma angiotensin II dan aldosteron menurun,
sedangkan kadar plasma angiotensin I dan aktivitas renin plasma meningkat
karena mekanisme kompensasi. Sekresi aldosteron, yang dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain di samping sistem renin angiotensin, mungkin kembali ke
nilai awal pada terapi jangka panjang. Karena efek vasokonstriksi angiotensin
II paling kuat antara lain pada pembuluh darah ginjal, maka berkurangnya
pembentukkan angiotensin II oleh penghambat ACE menimbulkan
vasodilatasi renal yang kuat, sehingga terjadi peningkatan aliran darah ginjal.
Penurunan tekanan darah oleh penghamabat ACE disertai dengan
penurunan resistensi perifer, tanpa disertai refleks takikardi. Selain itu buah
delima mengandung kalium yang sangat tinggi (259 mg/100 g), sehingga
kalium yang tinggi tersebut dapat menjaga tekanan osmotik, selain itu fungsi
kalium ini dapat membantu mengaktivasi reaksi enzim, seperti piruvat kinase
yang dapat menghasilkan asam piruvat dalam proses metabolism karbohidrat.
Buah delima mengandung mineral Natrium yang sangat rendah (3 mg/ 100g).
Hal ini menguntungkan karena natrium berpotensi menimbulkan hipertensi
(Suhendar, 2013)

xxi
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Faktor resiko yang dapat menyebabkan penyakit hipertensi antara lain
usia, jenis kelamin, keturunan (genetik), kegemukan (obesitas),
psikososial dan stress, kebiasaan merokok, olahraga, knsumsi alkohol
yang berlebihan, dan konsumsi garam yang berlebihan.
2. Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya
angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I converting enzyme
(ACE).
3. Buah delima mengandung flavonoid, antioksidan, antosianin, polifenol,
tanin, vitamin A, vitamin C, vitamin E, serta asam folik.
4. Pengaruh tekanan darah terhadap buah delima mengandung senyawa
flavonoid berupa antosianin yang berperan penting dalammenurunkan
tekanan darah. Flavonoid akan mempengaruhi kerja dari angiotensin
converting enzyme (ACE) yang akan menghambat perubahan
angiotensin I menjadi angiotensin II, yang menyebabkan vasodilatasi
sehingga TPR menurun dan dapat menurunkan tekanan darah.

4.2 Saran
Pada saat pembuatan makalah penulis menyadari bahwa banyak kesalahan.
Dengan pedoman yang bisa dipertanggungjawabkan dari banyaknya sumber
penulis akan memperbaiki makalah tersebut. Oleh sebab itu, penulis harapkan
kritik serta sarannya mengenai pembahasan dam kesimpulan di atas.

xxii
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Almatsier, S. 2006. Penuntun Diet Edisi Baru.PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Anies.2006,Waspada Ancaman Penyakit Tidak Menular, PT.Elex Media
Komputindo, Jakarta, Indonesia.
Ardiansyah, M. 2012, Medikal Bedah, DIVA Press, Yogyakarta, Indonesia.
Astawan, M. 2002, Cegah Hipertensi dengan Pola Makan, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, Indonesia.
Cahyono, S. 2008. Gaya Hidup dan Penyakit Modren.Kanisius. Jakarta.
Depkes RI. 2006b .Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit
Hipertensi. Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Jakarta.
Gunawan, Lanny.2001, Hipertensi Tekanan Darah Tinggi, Kanisius,Yogyakarta,
Indonesia.
Krummel, DA. 2004. Food Nutrition and Diet Theraphy. Medical Nutrition
Theraphy in Hypertension. Saunders. USA.
Muhammadun. 2010, Hidup Bersama Hipertensi, In Books,Yogyakarta,
Indonesia.
Savitri,evika sandi. 2008,Rahasia Tumbuhan Berkhasiat Obat Perspektif Islam,
UIN Press, Malang, Indonesia.
Suhardjono. 2006. Hipertensi pada Usia Lanjut dalam Ilmu Penyakit Dalam, Jilid
III edisi IV. FK UI. Depok.
Suhendar, V. D. (2013). Efek Jus Buah Delima (Punica granatum L.) Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Wanita Dewasa Penderita
Hipertensi (Doctoral dissertation, Universitas Kristen Maranatha).
Supariasa, I.M. 2001.Penilaian Status Gizi.EGC. Jakarta.
Syaifuddin.2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan.EGC. Jakarta
Widjaya .2009,Hubungan Keluarga Dengan Tingkat Kepatuhan Diet Rendah
Garam Pada Penderita Hipertensi Di Rumah Sakit Dr.Saiful Anwar,
Malang, Indonesia.

xxiii
World Health Organization (WHO).2013,Data Hipertensi Global. Asia Tenggara:
WHO.

xxiv

Anda mungkin juga menyukai