Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TERAPI

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi
Maha penyayang.Penulis ucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Terapi Tanaman Kumis Kucing Terhadap Asam Urat” ini dengan
baik.Tidak lupa pula penulis sampaikan puji dan syukur kepada pucuk pimpinan umat
islam sedunia yaitu, Nabi Muhammad SAW,yang telah membawa kita dari alam
kebodohan sampai alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dokumen
kenaikan pangkat. Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapat
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu,penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih
banyak terdapat kesalahan dan kekurangan.Oleh karena itu dengan senang hati penulis
menerima kritik dan saran,agar penulis dapat memperbaiki makalah ini kedepannya agar
lebih sempurna.

Padang, 30 juni 2021

penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
2.1 Definisi Asam Urat ...........................................................................................
2.2 Defenisi Tanaman Kumis Kucing....................................................................
2.3 Terapi kumis Kucing Terhadap Asam Urat.....................................................

BAB III PENUTUP...................................................................................................


4.1 Kesimpulan.......................................................................................................
4.2 Saran.................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hiperurisemia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan meningkatnya
kadar asam urat karena disfungsi dalam produksi atau ekskresi. Prevalensi
hiperurisemia terus meningkat secara cepat pada beberapa dekade terakhir dan
menjadi penyebab terbesar gout dan inflamatori artritis Pengobatan lini pertama
untuk hiperurisemia adalah alopurinol. Namun penggunaannya memiliki efek
samping terhadap tubuh sehingga dibutuhkan obat alternatif yang memiliki efek
samping minimal, seperti obat herbal yang dapat mengobati berbagai penyakit
peradangan seperti kanker, hepatitis, rematik, sakit perut, psoriasis, hiperlipidemia,
diabetes, dan batu ginjal.
Kumis kucing (Orthosiphon Stamineus) sering digunakan oleh masyarakat
luas sebagai obat herbal (Tabana, Saleih, & Ahmeed, 2016). berbagai penyakit
peradangan seperti kanker, hepatitis, rematik, sakit perut, psoriasis, di Indonesia,
prevalensi tertinggi terjadi pada penduduk pantai dan yang paling tinggi di
daerah Manado-Minahasa karena kebiasaan atau pola makan ikan dan
mengonsumsi alkohol. Menurut Ekayatun, Mirantim & Khasanah (2010),
berdasarkan survei WHO, Indonesia merupakan negara terbesar keempat di
dunia yang penduduknya menderita asam urat. Penyakit asam urat itu sendiri
bisa menimbulkan banyak komplikasi bagi penderitanya. Menurut Kertia
(2009), asam urat merupakan penyakit komplikasi dari hiperurisemia apabila
hal ini tidak segera diobati maka akan berakibat terjadinya infeksi. Jika hal ini
terjadi di sekitar tofi (timbunan kristal monosodium urat monohidrat di sekitar
sendi) yang sudah lama maka akan terjadi infeksi yang akan mengeluarkan
banyak nanah, sehingga menyebabkan nyeri hebat, bertambah bengkak, kaku
bahkan demam. Jadi, infeksi ini akan memperberat gejala penyakit asam urat.
Sedangkan menurut Dalimartha (2008), asam urat pada kondisi kronis akan
menyebabkan komplikasi ke ginjal, jantung, infeksi dan lain-lain yang
menimbulkan kematian. Selain itu bisa menyebabkan kecacatan tidak terbatas
pada sendi, penyakit asam urat juga dapat menyebabkan kecacatan pada organ
lain.
Menurut Hartyastuti (2009), WHO juga merekomendasikan
penggunaan obat tradisional termasuk obat herbal dalam pemeliharaan
kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit. Hal ini
menunjukkan dukungan WHO untuk back to nature. Berdasarkan data WHO
(Juli 2002), perkembangan pemanfaatan obat-obatan tradisional atau
pengobatan alternatif di beberapa negara adalah sebagai berikut 75%
penduduk Perancis menggunakan pengobatan alternatif; 77% klinik terapi di
Jerman menggunakan akupuntur; Pasar untuk pengobatan alternatif di
Amerika Serikat mencapai 60 juta USD pertahun; 95% rumah sakit di Cina
sudah memiliki klinik tradisional; 70% penduduk India menggunakan obat
tradisional;
Obat tradisional yang berasal dari tanaman memiliki efek samping
yang jauh lebih rendah tingkat bahayanya dibandingkan obat-obatan
kimia.Hal ini disebabkan karena efek dari tanaman obat bersifat alami,
tidak sekeras efek dari obat-obatan kimia. Tubuh manusia relatif lebih
mudah menerima obat dari bahan tanaman dibandingkan dengan obat
kimiawi (Muhlisah, 2007). Menurut Dalimartha (2008), pengobatan herbal
atau berbahan baku tumbuhan juga bermanfaat untuk mencegah
peninggian dan mengontrol kadar asam urat darah. Dalam dunia
pengobatan tradisional Indonesia salah satu tanaman yang dapat digunakan
dalam pengobatan asam urat adalah kumis kucing.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas tentang “Terapi
Kumis Kucing Terhadap Asam Urat”
1.2 Rumusan Masalah
1. apa yang dimaksud dengan Asam Urat
2.Apa yang dimaksud dengan Tanaman Kumis Kucing
3. Apa terapi yang dapat diberikan kumis kucing terhadap Asam Urat
1.1 Tujuan Penulisan

1. Tujuan Khusus

Mengatahui apa terapi atau pengaruh kumis kucing terhadap asam urat.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu memahami apa itu Asam Urat

b. Mahasiswa mampu menganalisa jurnal terkait Apa Itu Tanaman Kumis

Kucing

c. Mahasiswa mampu menganalisa jurnal terkait terapi Tanaman kumis

Kucing terhadap penyakit Asam Urat.


1.2 Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis

Hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis

tentang Terapi tanaman kumis kucing terhadap penyakit asam urat oleh penulis

lain dengan diagnosa keperawatan lainnya.

2. Bagi Instansi Pendidikan

Hasil karya ilmiah dapat dijadikan sebagai bahan untuk pelaksanaan

pendidikan serta masukan dan perbandingan untuk penulis selanjutnya.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Asam Urat


2.1.1 Pengertian Asam Urat

Asam urat adalah asam berbentuk kristal yang merupakan produk akhir
dari metabolisme atau pemecahan purin (bentuk turunan nukleoprotein), yaitu
salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh. Secara
alamiah purin terdapat dalam tubuh dan dijumpai pada makanan dari sel hidup,
yaitu makanan dari tanaman (sayur,buah, kacang-kacangan) maupun dari hewan
(daging, jeroan, ikan sarden). Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh,
karena pada setiap metabolisme normal dihasilkan asam urat (Dhalimarta S,
2008).
Senyawa asam urat memiliki sifat sukar larut dan mudah mengendap jika
kadarnya meningkat beberapa miligram saja. Asam urat diekresi melalui ginjal
(sebagian besar) dan saluran cerna (sebagian kecil). Kadar asam urat seseorang
tergantung usia dan jenis kelamin.
2.1.2 Kadar Asam Urat

Kadar asam urat darah dibedakan menurut usia dan jenis kelamin. Sebelum
pubertas kadar asam urat pada laki-laki dan perempuan rata-rata 3,5 mg/dL.
Setelah pubertas kadar asam urat pada laki-laki meningkat secara bertahap dan
dapat mencapai 5,2 mg/dL, sedangkan pada perempuan biasanya tetap rendah
karena memiliki hormon esterogen yang dapat mengeluarkan asam urat dari
dalam tubuh. Kadar asam urat pada perempuan mulai menunjukkan peningkatan
pada masa post menopause dan dapat mencapai 4,7 mg/dL. Herliana, 2013
mengatakan kadar asam urat normal pada laki-laki dewasa 3,4-7,0 mg/dL dan
pada perempuan dewasa 2,4-5-7 mg/dL. Asam urat yang beredar dalam darah
tidak akan menimbulkan penyakit jika kadarnya berada pada batas normal.
2.1.3 Patofisiologi Asam Urat

Kondisi asam urat yang meningkat dalam tubuh menyebabkan terjadi


penumpukan asam urat pada jaringan yang kemudian akan membentuk kristal urat
yang ujungnya tajam seperti jarum. Kondisi ini memacu terjadinya respon
inflamasi dan diteruskan dengan serangan gout. Penumpukan asam urat dapat
menimbulkan kerusakan hebat pada sendi dan jaringan lunak dan dapat
menyebabkan nefrolithiasis urat (batu ginjal) dengan disertai penyakit ginjal
kronis jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat dan segera (Kertia, 2009).
Menurut Michael A. Charter gout memiliki 4 tahapan klinis, yaitu :
a) Stadium I

Kadar asam urat darah meningkat tapi tidak menunjukkan gejala atau
keluhan (hiperurisemia asimtomatik).

b) Stadium II

Terjadi pembengkakan dan nyeri pada sendi kaki, sendi jari tangan,
pergelangan tangan dan siku (acut arthritis gout).
c) Stadium III

Kebanyakan orang mengalami serangan gout berulang dalam waktu


kurang dari 1 tahun jika tidak diobati (intercritical stadium).
d) Stadium IV

Timbunan asam urat terus meluas selama beberapa tahun jika tidak dilakukan
pengobatan, hal ini dapat menyebabkan nyeri, sakit, kaku serta
pembengkakan sendi nodular yang besar (cronic gout).
2.1.4 Pengobatan Asam Urat

Pengobatan untuk asam urat / gout dapat dikelompokkan menjadi 3 cara, yaitu :
1. Pengobatan Medis

Yaitu pengobatan menggunakan obat-obat kimia, cara ini dapat dilakukan


dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Pengobatan jangka pendek adalah
dengan pemberian obat anti nyeri yang bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri dan
menghilangkan bengkak. Sedangkan pengobatan jangka panjang dilakukan dengan
pemberian obat yang berfungsi menghambat xanthine oxidase.
2. Pengobatan Non Medis

Yaitu menjalankan pola hidup sehat yang bertujuan untuk mencegah dan
mengobati penyakit asam urat. Cara ini dapat dilakukan melalui : diet makanan, yaitu
dengan mengurangi konsumsi makanan tinggi purin dan disetai dengan pola hidup
sehat dengan cara melakukan olah raga secara teratur (Wjayakusuma, 2007)
3. Pengobatan Herbal

Yaitu pengobatan dengan memanfaatkan tanaman obat yang mempunyai


khasiat anti inflamasi seperti : kunyit, sambiloto dan daun sendok atau tanaman obat
yang mempunyai khasiat penghilang rasa sakit (analgesik) seperti : sandiguri dan biji
adas.
2.2 Kumis Kucing
Kumis kucing (Orthosiphon Stamineus) adalah salah satu tanaman herbal yang
berasal dari wilayah Asia Tenggara dan memiliki berbagai efek farmakologis yaitu
diantaranya sebagai antiinflamasi pada penyakit gout arthritis dan sebagai diuretik
(Laavola & Nieminen, 2012). Selain itu masyarakat meyakini bahwa tanaman ini
berguna untuk mengobati berbagai penyakit peradangan seperti kanker, hepatitis,
rematik, sakit perut, psoriasis, hiperlipidemia, diabetes, dan batu ginjal sehingga Kumis
kucing (Orthosiphon Stamineus) sering digunakan oleh masyarakat luas sebagai obat
herbal (Tabana, Saleih, & Ahmeed, 2016).
kumis kucing mengandung orthosiphon glikosida, garam kalium, senyawa
flavonoid, minyak atsiri,saponin, dan tanin. Orthosiphonin glikosida mampu
memperbanyak produksi urin (diuretik) sehingga dapat menurunkan kadar asam urat
dalam darah (Dewani & Sitanggang 2006). Menurut Dalimartha (2008), daun kumis
kucing mengandung kadar kalium (boorsma) yang cukup tinggi. Unsur kalium dalam
tanaman ini sangat berarti dalam membantu tubuh membuang kelebihan asam urat lewat
urin dan juga dapat merangsang pengeluaran cairan dalam tubuh yang ini menyebabkan
proses pengeluaran kemih lancer, otomatis tekanan darah akan menurun. Kandungan
orthosiphonin dan garam kalium ( terutama pada daunnya) merupakan kompenen utama
yang membantu larutnya asam urat. Minyak atsiri berfungsi untuk menenangkan syaraf
pusat dan menurunkan tekanan darah tinggi. Kandungan saponin dan tanin pada daun
kumis kucing bisa mengatasi keputihan.
Menurut Kertia (2009), asam urat yaitu asam yang terbentuk akibat
metabolisme purin (berasal dari makanan yang mengandung protein) di dalam
tubuh. Asam urat dapat dicegah agar tetap normal, menurut Utami (2010) asam urat
dapat dicegah dengan cara hindari makanan tinggi purin, olahraga agar berat badan
tetap normal, mengurangi minuman dan makanan yang mengandung alkohol.
Menurut Dalimartha (2008), penderita hiperuresemia sebaiknya menghindari
makanan yang mengandung purin tinggi seperti jeroan,udang,kepiting,makanan
kaleng,alkohol,buah-buahan yang terlalu masak dan menghasilkan alkohol ,melinjo
dan emping melinjo. Hasil pemeriksaan kadar asam urat dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain obat-obatan dan penyakit gagal ginjal.Menurut Kertia (2009),
asam urat yaitu asam yang terbentuk akibat metabolisme purin (berasal dari
makanan yang mengandung protein) di dalam tubuh. Asam urat dapat dicegah agar
tetap normal, menurut Utami (2010) asam urat dapat dicegah dengan cara hindari
makanan tinggi purin, olahraga agar berat badan tetap normal, mengurangi
minuman dan makanan yang mengandung alkohol. Menurut Dalimartha (2008),
penderita hiperuresemia sebaiknya menghindari makanan yang mengandung purin
tinggi seperti jeroan,udang,kepiting,makanan kaleng,alkohol,buah-buahan yang
terlalu masak dan menghasilkan alkohol ,melinjo dan emping melinjo. Hasil
pemeriksaan kadar asam urat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain obat-
obatan dan penyakit gagal ginjal.
2.3 Terapi kumis kucing terhadap kadar asam urat
Berdasarkan hasil penelitian (Lia Anggraini:2012) selama 2 minggu
didapatkan air rebusan kumis kucing mampu untuk menurunkan kadar asam
urat pada penderita Arhtritis gout di Kelurahan Ngampilan Yogyakarta. Dari
teori yang ada bahwa kumis kucing mengandung orthosiphon glikosida,
garam kalium, senyawa flavonoid, minyak atsiri,saponin, dan tanin.
Orthosiphonin glikosida mampu memperbanyak produksi urin (diuretik)
sehingga dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah (Dewani &
Sitanggang 2006). Menurut Dalimartha (2008), daun kumis kucing
mengandung kadar kalium (boorsma) yang cukup tinggi. Unsur kalium dalam
tanaman ini sangat berarti dalam membantu tubuh membuang kelebihan asam
urat lewat urin dan juga dapat merangsang pengeluaran cairan dalam tubuh
yang ini menyebabkan proses pengeluaran kemih lancer, otomatis tekanan
darah akan menurun. Kandungan orthosiphonin dan garam kalium ( terutama
pada daunnya) merupakan kompenen utama yang membantu larutnya asam
urat. Minyak atsiri berfungsi untuk menenangkan syaraf pusat dan
menurunkan tekanan darah tinggi. Kandungan saponin dan tanin pada daun
kumis kucing bisa mengatasi keputihan.
Menurut Kertia (2009), asam urat yaitu asam yang terbentuk akibat
metabolisme purin (berasal dari makanan yang mengandung protein) di dalam
tubuh. Asam urat dapat dicegah agar tetap normal, m enurut Utami (2010) asam
urat dapat dicegah dengan cara hindari makanan tinggi purin, olahraga agar
berat badan tetap normal, mengurangi minuman dan makanan yang
mengandung alkohol. Menurut Dalimartha (2008), penderita hiperuresemia
sebaiknya menghindari makanan yang mengandung purin tinggi seperti
jeroan,udang,kepiting,makanan kaleng,alkohol,buah-buahan yang terlalu masak
dan menghasilkan alkohol ,melinjo dan emping melinjo. Hasil pemeriksaan
kadar asam urat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain obat-obatan dan
penyakit gagal ginjal.
Selanjutnya, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh O.M Arafat dan
Tham S Y, membuktikan bahwa Orthosiphon Stamineus mempunyai
kecenderungan tinggi sebagai diuretik dengan memberikan bukti bahwa terjadi
hipouremik pada hewan percobaan. Penelitiannya juga menunjukkan efektivitas
akstrak air MeOH Orthosiphon Stamineus dalam menurunkan kadar asam urat
dalam serum (Arafat & Tham, 2008).
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Pembahasan diatas dapat di simpulkan bahwa :
1. Pada penelitian Lia Anggraini:2012 bahwa Sebelum diberikan
pemberian air rebusan kumis kucing pada penderita arthritis gout
rerata kadar asam urat sebesar 7,62 mg/dl. Setelah diberikan
pemberian airrebusan kumis kucing selama dua minggu rerata kadar
asam urat sebesar 6,14 mg/dl yang artinya Ada pengaruh pemberian air
rebusan kumis kucing terhadap kadar asam urat pada penderita
arthritis gout.
2. Pada penelitian Dedi daryanto:2020 bahwa Senyawa kimia yang terdapat di
dalam kumis kucing (Orthosiphon Stamineus) bermanfaat sebagai anti
inflamasi dengan menginhibisi pembentukan TNFa dan IL1 yang secara
umum akan berikatan dengan COX2 sehingga tidak terjadi reaksi inflamasi
berkelanjutan, menghambat pembentukan NO dan Prostglandin E2 yang
memicu terjadinya inflamasi pada penderita gout arthritis serta meningkatkan
diuretik sehingga menambah jumlah purin yang di ekskresi dan menurunkan
kadar asam urat di dalam tubuh.
3. Pada penelitian Safira annisa:2016, terdapat beberapa tumbuhan yang berasal
dari Asia seperti Annona muricata L., Gloriosa superba L., Orthosiphon
stamineus Benth, dan Hibiscus sabdariffa L. berpotensi menjadi obat alternatif
dalam pengobatan hiperurisemia.

3.1 Saran
Bagi masyarakat dapat memanfaatkan obat tradisional, seperti air rebusan
kumis kucing untuk menurunkan kadar asam urat melalui sosialisasi.
Bagi perawat untuk lebih memberikan promosi kesehatan tentang manfaat
kumis kucing pada penderita arthritis gout.
Bagi mahasiswa selanjutnya diharapkan menggunakan sampel yang lebih
banyak dan membatasi jenis makanan yang dikonsumsi sehingga dapat
menambah keakuratan hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini Lia,2012 . Pengaruh pemberian air rebusan kumis kucing terhadap kadar asam
urat pada penderita arthtritis gout di kelurahan ngampilan yogjakarta: diakses pada tanggal
17-11-2020
Daryanto Dodi.2020. Dirthisipon Stamineus Nti inflamasi dan dierutik pada penyakit
arthritis Gout .

Dalimartha, S. 2008. Resep Tumbuhan Obat Untuk Asam Urat Edisi Revisi, Penebar
Swadaya, Jakarta.
Darmawan, J. 2008. Komplikasi dan Kematian Dini Akibat Asam Urat oleh John
Darmawan Pakar Penyakit Rematik WHO.http://www.elitha-
eri.net/2008/01/04/komplikasi-dan-kematian-dini-akibat-asam-urat/, diakses tanggal 26
Oktober 2011.
Hartyastuti, P. 2009. Pengembangan Strategi dan Sistem Pengobatan Tradisional
Sebagai Pelayanan Kesehatan, 2, http://cdbethesda.org, diakses tanggal 25 Oktober
2011 11:50.
Kertia, N. 2009. Asam Urat, B First, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai