Anda di halaman 1dari 13

TELAAH JURNAL

PENYAKIT BATU GINJAL

Dianjurkan untuk tugas KMB II

Disusun Oleh :

ASRI KARTIKA SUMIRAT AK.118.024


DEWI SAFITRI AK.118045
DINAR EKA PUTRI NENDIKA AK.118.049
SUMINI AK.118.181

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas ridho dan
karunia-Nya kami dapat memenuhi tugas keperawatan medikal bedah II.

Dalam penyusunan makalah ini yang berjudul “ TELAAH JURNAL


PENYAKIT BATU GINJAL ”. Tidak sedikit hambatan yang kami hadapi, namun
dengan penuh kesabaran dan kerja keras kami bisa menyelesaikan tugas ini dengan
tepat waktu. Dan kami menyadari tugas ini tidak dapat terselesaikan dengan baik
tanpa bimbingan dan dorongan dari beberapa pihak yang terkait sehingga segala
kendala dapat teratasi.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis kami masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu saya akan sangat mengharapkan serta menghargai segala
saran dan kritik yang bersifat membangun bagi perbaikan penulis berikutnya.

Sekian laporan ini kami buat, semoga makalah ini dapat diterima dan
dipahami oleh siapapun yang membacanya dan bisa menambah wawasan untuk para
pembaca, selain itu makalah ini dapat berguna bagi diri kami dan orang lain.

Bandung, 28 November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................... i
Daftar Isi....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................ 2
1.3. Tujuan ............................................................................................................. 2
1.4. Manfaat ........................................................................................................... 2
BAB II TEORI PENELITIAN

2.1.Teori Penelitian jurnal utama............................................................................ 3


2.2. Jurnal Pembanding............................................................................................5

BAB III PENJABARAN TELAAH JURNAL

3.1. Penjabaran Telaah Jurnal Utama......................................................................6


3.2. Tabel Telaah Jurnal..........................................................................................7

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan .................................................................................................... 10


4.2 Saran .............................................................................................................. 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Batu ginjal adalah benda padat yang dibentuk oleh presipitasi berbagai
zat terlarut pada ginjal dan saluran kemih (Grace dan Borley, 2006). Insiden
batu ginjal lebih banyak menyerang individu antara kelompok usia 30-60
tahun dan lebih banyak didominasi oleh laki-laki. Insiden batu ginjal dan
prevalensinya hampir mengalami kenaikan di setiap tahunnya pada beberapa
negara (Romero et al., 2010). Insiden batu ginjal di indonesia dialami oleh
sekitar 530 orang penderita per tahun (Effendi dan Markum, 2010). Kualitas
hidup penderita batu ginjal umumnya sangat rendah. Hal ini dikarenakan
beberapa gejala yang sering muncul akibat dari penyakit batu ginjal, seperti
mual dan muntah serta rasa nyeri pada daerah pinggul pada saat buang air
kecil (Purnomo, 2007). Tatalaksana terapi pengobatan batu ginjal yang paling
banyak digunakan yaitu dengan terapi Extracorporeal Shockwave Lithotripsy
(ESWL). ESWL adalah suatu prosedur terapi dengan jalan menghancurkan
batu ginjal dalam ureter menjadi fragmen– fragmen kecil dengan
menggunakan gelombang kejut. Penyembuhan penyakit batu ginjal menjadi
lebih lama karena pasien tidak patuh terhadap pengobatan yang disebabkan
oleh mahalnya biaya yang harus dikeluarkan. Selain biaya yang mahal, ESWL
dikontraindikasikan terhadap penderita yang mengalami infeksi di saluran
kemih dan gangguan pendarahan. ESWL juga memiliki efek samping yang
sering muncul setelah terapi, seperti hematuria, pendarahan, dan hipertensi
(Nakada and Pearle, 2013).
Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat sudah seumur dengan peradaban
manusia. Tumbuhan itu sendiri memiliki banyak manfaat termasuk untuk obat
berbagai penyakit. Penggunaan bahan alam sebagai obat cenderung
mengalami peningkatan dengan adanya back to nature dan krisis ekonomi
berkepanjangan yang mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat terhadap
obat-obat modern yang relatif mahal harganya (Ismadi, 1978). Seiring dengan
kemajuan dunia kesehatan dan teknologi, cara pengobatan penyakit batu
ginjal banyak memberikan alternatif, baik dengan obat-obatan (obat sintesis
maupun obat tradisional), operasi dan penyinaran khusus untuk batu ginjal.
Banyaknya alternatif pengobatan tersebut para penderita penyakit batu ginjal
lebih memilih mengkonsumsi obatobat sintesis, melakukan operasi, dan
penyinaran yang memiliki daya reaksi yang cepat. Namun pengobatan

1
tersebut bukanlah pengobatan yang murah melainkan pengobatan yang sangat
mahal, sedangkan kebanyakan masyarakat memiliki tingkat ekonomi
menengah ke bawah, sehingga tidak semua penderita dapat melakukan
pengobatan yang bereaksi dengan cepat tersebut. Adanya pengobatan tersebut
membuat obat tradisional menjadi ketinggalan zaman, namun kenyataan
membuktikan bahwa obat tradisional mempunyai banyak sekali keunggulan
selain murah dan mudah didapat, yang lebih penting adalah tidak memiliki
efek samping yang nyata, seperti yang ditimbulkan oleh pengobatan alternatif
yang lain. Agar peranan obat tradisional dapat ditingkatkan, maka diperlukan
upaya pengenalan, penelitian dan penggujian khasiat serta keamanannya
(Ismadi, 1978). Terapi medis (penggunaan diuretik dan oabat-obatan lainnya),
penggunaan lebih dari obat sintetik yang menghasilkan insiden yang lebih
tinggi dari reaksi obat yang merugikan telah memotivasi masyarakat untuk
kembali ke alam untuk obat yang aman (Rajat dkk., 2011).

1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana hasil dari menganalisis penelitian jurnal penatalaksanaan
pengobatan herbal penyakit batu ginjal ?
2. Bagaimana hasil perbandingan antara tiap jurnal penelitian tersebut?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui hasil dari penelitian penatalaksanaan pengobatan herbal
batu ginjal
2. Untuk mengetahui perbandingan tiap jurnal yang sudah dianalisis.

1.4. Manfaat
Dapat mengetahui dan membandingan analisis intervensi pada tiap jurnal
yang berbeda serta mengetahui intervensi yang lebih efektif dan efisien pada
penyakit batu ginjal.

2
BAB II

TEORI PENELITIAN

2.1. Jurnal Utama

PENGARUH EKSTRAK SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP


KELARUTAN KALSIUM DALAM BATU GINJAL

Abstract

Celery (apium graveolens L.) contains chemicals that can be used as traditional
medicine for various treatments. The research objective is to determine the effect
of celery (apium graveolens L.) extractsin dissolving calcium kidney stones and
calcium to determine the relationship between the concentration of extract of
celery (apium graveolens L.) with the solubility of calcium in the kidney stones.
Determination of the solubility of calcium in an extract of celery is by flame
fotometer. The concentration of the extract was varried into 1%, 5%, 10%, 15%
and 20%. To a concentration of 1% can dissolve the calcium as much as
15.104%; concentration of 5% can dissolve the calcium as much as 18.708%;
concentration of 10% can dissolve the calcium as much as 23.683%;
concentration of 15% can dissolve the calcium as much as 28.869%; and to a
concentration of 20% can dissolve the calcium as much as 35.048%. It can be
concluded that celeries extract can dissolve calcium of kidney stones.

Metode Penelitian

Bahan dan alat

Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seledri (Apium
graveolens L.) yang berasal dari perkebunan Jono’oge, kecamatan Biromaru,
kabupaten Sigi. Bahan kegiatan penelitian dan penyiapan contoh meliputi Batu
ginjal yang di peroleh dari seorang pasien di RS Undata Palu, Kalsium Fosfat
(Ca3(PO4)2 (Merck), Aluminium foil, Kalsium (Ca) 1000 ppm (Ajax),
Aquadest, Flame Fotometer BWB XP, Ayakan No.53 mesh, Neraca analitik,
Magnetik Stirer, Penangas.

3
Cara kerja

Pembuatan ekstrak seledri

Sejumlah herba seledri dicuci hingga bersih, dipotong-potong, dikeringkan dan


di tumbuk sampai halus. Kemudian menimbang sebanyak 300 gram dan
dimasukkan ke dalam gelas kimia. Lalu menambahkan aquadest sampai 1000
mL, kemudian direbus hingga ekstrak menjadi 300 mL dan mendinginkannya.
Setelah dingin, ekstrak disaring kedalam wadah yang lain dan diperoleh berupa
ekstrak pekat. Setelah itu ektrak pekat tersebut divariasikan menjadi ekstrak
(1%, 5%, 10%, 15%, dan 20%) (Pelani, 2008).

Penyiapan Batu Ginjal Batu ginjal

kalsium oksalat-fosfat sebagai sampel digerus hingga menjadi butiran-butiran


dalam bentuk serbuk lolos ayakan no. 53 mesh sehingga diperoleh serbuk yang
homogen.\

Identifikasi Batu Ginjal

Untuk identifikasi kalsium batu ginjal dapat dilakukan analisis berupa bentuk
dan warna kalsium batu ginjal. Identifikasi yang dilakukan secara makroskopik
dari kalsium batu ginjal, meliputi warna, bentuk dan permukaan. Hal ini
dilakukan untuk memastikan bahwa batu ginjal kasium yang digunakan adalah
batu ginjal dari jenis kalsium dengan spesifikasi yang sudah di ketahui. Hasil
pengamatan yang diperoleh batu ginjal yang digunakan pada penelitian ini
adalah jenis batu ginjal kalsium oksalat-fosfat dengan permukaannya kasar dan
memiliki warna coklat muda.

Pembuatan Kurva Kalibrasi

Dari larutan standar Kalsium 1000 ppm dibuat deret standar sebagai berikut: 0
ppm, 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm, 80 ppm, dan 100 ppm dengan melakukan
pengenceran larutan tersebut. Kemudian labu takar masing-masing diisi dengan
larutan standar kalsium sebanyak 0 mL, 10 mL, 20 mL, 30 mL, 40 mL, dan 50
mL, lalu ditambahkan dengan air hingga volumenya tepat sampai tanda batas
50 mL, kecuali untuk larutan standar kalsium 50 mL tidak perlu ditambahkan
dengan air karena volumenya sudah tepat 50 mL. Setelah itu, serapannya diukur
dengan menggunakan Flame fotometer. Kemudian membuat kurva kalibrasi
dengan menggunakan Microsoft Excel.

4
Uji Daya Larut

Ekstrak seledri dibuat dengan variasi 1%, 5%, 10%, 15%, dan 20%, masing-
masing dibuat sebanyak 100 mL. Kemudian ekstrak seledri pada konsentrasi
1%, 5%, 10%, 15%, dan 20% diambil masing-masing sebanyak 25 mL pada
setiap konsentrasi. Lalu serapan kalsium diukur dengan menggunakan Flame
fotometer sebagai data sebelum penambahan kalsium fosfat. Setelah itu,
kalsium fosfat 0,1 gram ditambahkan ke dalam masing-masing Erlenmeyer
yang berisi 25 mL ekstrak seledri, lalu menutupnya dengan menggunakan
aluminium foil. Kemudian campuran tersebut dikocok selama 24 jam dengan
menggunakan alat pengocok (magnetik stirer). Larutan hasil pengocokan
kemudian didiamkan dan disaring dengan menggunakan kertas saring. Setelah
itu, filtratnya ditampung untuk penentuan kadar kalsium dengan menggunakan
Flame fotometer sebagai data setelah penambahan kalsium fosfat (Pelani,
2008).

Pembahasan dan hasil

Salah satu faktor yang mempengaruhi kelarutan kalsium yaitu adanya kalium
yang terkandung dalam ekstrak seledri. Ion-ion kalium yang cukup tinggi,
dapat menjaga keseimbangan elektrolit pada ginjal. Kalium inilah yang
membuat batu ginjal terurai, karena kalium akan menyingkirkan kalsium dan
bergabung dengan senyawa kalsium fosfat yang merupakan pembentuk batu
ginjal dengan membentuk senyawa garam yang mudah larut dalam air,
sehingga batu ginjal itu akan terlarut secara perlahan-lahan dan ikut keluar
bersama urine dengan reaksi kimia sebagai berikut (Hidayati dkk., 2009).

Kesimpulan

Ekstrak seledri memiliki efek melarutkan kalsium dalam batu ginjal jenis
kalsium oksalatfosfat. Kelarutan kalsium dalam batu ginjal berbanding lurus
dengan konsentrasi ekstrak seledri. Sehingga semakin tinggi konsentrasi ekstrak
seledri maka kelarutan kalsium semakin besar.

2.2. Jurnal Pembanding


1. Meluruhkan Batu Ginjal dengan Menggunakan Kalium Sitrat pada Jeruk
Nipis

5
BAB III

PENJABARAN TELAAH JURNAL

3.1 Penjabaran telaah jurnal

KASUS

Judul : “pengaruh ekstrak seledri (apium graveolens l.) terhadap kelarutan


kalsium dalam batu ginjal”

Kelebihan : Salah satu faktor yang mempengaruhi kelarutan kalsium yaitu


adanya kalium yang terkandung dalam ekstrak seledri. Ion-ion
kalium yang cukup tinggi, dapat menjaga keseimbangan elektrolit
pada ginjal. Kalium inilah yang membuat batu ginjal terurai,
karena kalium akan menyingkirkan kalsium dan bergabung
dengan senyawa kalsium fosfat yang merupakan pembentuk batu
ginjal dengan membentuk senyawa garam yang mudah larut
dalam air, sehingga batu ginjal itu akan terlarut secara
perlahan-lahan dan ikut keluar bersama urine dengan reaksi
kimia sebagai berikut (Hidayati dkk., 2009).

kenyataan membuktikan bahwa obat tradisional mempunyai


banyak sekali keunggulan selain murah dan mudah didapat, yang
lebih penting adalah tidak memiliki efek samping yang nyata,
seperti yang ditimbulkan oleh pengobatan alternatif yang lain.
Ekstrak seledri memiliki efek melarutkan kalsium dalam batu
ginjal jenis kalsium oksalatfosfat. Kelarutan kalsium dalam batu
ginjal berbanding lurus dengan konsentrasi ekstrak seledri.
Sehingga semakin tinggi konsentrasi ekstrak seledri maka
kelarutan kalsium semakin besar.

Kelemahan : terlalu banyak tahapan-tahapan kerja dalam pembuatan produk


herbal tersebut.

6
Analisis P I C O :

P : dilakukan pada pasien penderita penyakit batu ginjal di RS undata palu.

I : intervensi yang dilakukan adalah uji coba pemberian obat herbal dengan
menggunakan daun seledri

C : intervensi pembadingan dilakukan dengan membandingkan pemberian


daun seledri dan daun saxifraga ligulata.

O : berdasarkan penelitian ini dapat memberikan efek memperpanjang atau


kelangsungan bertahan hidup pasien penyakit batu ginjal.

3.2 Tabel telaah jurnal

No Judul Jurnal Tahun Penulis Metode Intervensi Hasil Kelebihan dan


kekurangan
1. pengaruh 2016 Evie Kurnia Pasien dengan Pemberian obat Ekstrak seledri Kelebihan :
ekstrak seledri Maya Dewi, penyakit batu herbal memiliki efek seledri
(apium Daud K. ginjal dberikan menggunakan melarutkan mengandung
graveolens l.) Walanda, pengobatan daun seledri kalsium dalam kalium. Kalium
terhadap dan Sri herbal yang telah lulus batu ginjal inilah yang
kelarutan Mulyani menggunakan tahap kerja. jenis kalsium membuat batu
kalsium dalam Sabang daun oksalatfosfat. ginjal terurai,
batu ginjal Pendidikan seledri.karena Kelarutan karena kalium
Kimia/FKIP seledri kalsium dalam akan
- Universitas mengandung batu ginjal menyingkirkan
Tadulako, kalium. Kalium berbanding kalsium dan
Palu - inilah yang lurus dengan bergabung
Indonesia membuat batu konsentrasi dengan senyawa
94118 ginjal terurai, ekstrak seledri. kalsium fosfat
karena kalium Sehingga yang merupakan
akan semakin tinggi pembentuk batu
menyingkirkan konsentrasi ginjal dengan
kalsium dan ekstrak seledri membentuk
bergabung maka kelarutan senyawa garam
dengan kalsium yang mudah
senyawa semakin besar. larut dalam air,
kalsium fosfat sehingga batu
yang merupakan ginjal itu akan
pembentuk batu terlarut secara
ginjal dengan perlahan-lahan

7
membentuk dan ikut keluar
senyawa garam bersama urine.
yang mudah
larut dalam air, Kekurangan :
sehingga batu terlalu banyak
ginjal itu akan tahapan-tahapan
terlarut secara kerja dalam
perlahan-lahan pembuatan
dan ikut keluar produk herbal
bersama urine. tersebut
2 Meluruhkan Saraswati Bahan yang Diberikannya Hasil yang Kelebihan :
Batu Ginjal Putri digunakan pengobatan diperoleh Tingkat
dengan Budiyanto1 adalah batu menggunakan ketika keasaman (pH)
Menggunakan *, Agus ginjal hasil salium sitrat penelitian ekstrak jeruk
Kalium Sitrat Yulianto2, operasi pada jeruk dengan variasi nipis
pada Jeruk Mahardika pembedahan nipis. tingkat mempengaruhi
Nipis Prasetya (sudah berada di peluruhan batu keasaman (pH) cepat lambatnya
Aji3 luar tubuh) ginjal adalah adalah semua peluruhan batu
Jurusan sebanyak 12 pada lama batu ginjal ginjal, pada pH
Fisika buah serta Jeruk perendaman mengalami tertentu batu bisa
Fakultas nipis sebanyak 1 selama 144jam peluruhan cepat luruh dan
Matematika kg. Alat yang dengan massa, namun pada pH yang
dan Ilmu dipakai adalah banyaknya besarnya tidak berbeda batu
Pengetahuan juicer, pH meter, massa yang tetap. Hal ini ginjal dapat
Alam neraca digital , terluruh sebesar terjadi karena meluruh dengan
Universitas tempat untuk 0,35gram. Pada beberapa faktor waktu yang lama.
Negeri merendam batu perendaman diantaranya Sedangkan
Semarang ginjal serta gelas maksimal bentuk batu dengan variasi
Sekaran, ukur tersebut, ginjal dan waktu, batu ginjal
Gunungpati, seluruh batu massa dari akan luruh
Kota ginjal bisa setiap masing- semuanya dengan
Semarang, luruh dan tidak masing batu waktu minimal
Jawa bersisa. ginjal tidak perendaman
Tengah sama, bentuk kurang lebih satu
50229 dari batu ginjal minggu tergantng
yang tidak bentuk dan massa
sama ini awal batu ginjal.
mengakibatkan
daerah Kekurangan :
evaporasi dari Hal ini dapat
batu ginjal terjadi karena
berbeda-beda daerah evaporasi
antara satu atau daerah yang
batu dan batu terkena rendaman
lainnya ekstrak jeruk
sehingga hasil nipis dari
yang diperoleh masing-masing
berbeda-beda. batu berbeda,
batu mengikis

8
sedikit demi
sedikit sehingga
membutuhkan
waktu yang lama
agar bisa terkikis
dan luruh
semuanya. Selain
itu batu ginjal
hasil operasi
yang didapat
tidak memiliki
bentuk dan berat
yang sama. Ini
juga dapat
mempengaruhi
besarnya massa
yang terluruh
ketika direndam
di ekstrak jeruk
nipis.

9
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari beberapa jurnal yang sudah kami telaah, tiap jurnal memilki tujuan yang
sama yaitu penelitian perbandingan tindakan pemberian obat herbal untuk
penyakit batu ginjal, berdasarkan penelitian ini dapat memberikan efek
memperpanjang atau kelangsungan bertahan hidup pasien penyakit batu ginjal.

4.2 Saran
Intervensi yang efektif adalah intervensi dimana kemungkinan
keberhasilannya lebih besar dibanding kelemahannya dan memang sudah teruji
dan dengan tingkat keberhasilan yang tinggilah intervensi tersebut akan diangkat
dalam intervensi asuhan keperawatan nantinya.

10

Anda mungkin juga menyukai