Disusun Oleh :
Saputra Al-Hurry
1019031126
Puji syukur alhamdulilah penulis panjatkan kepada Allah Swt yang telah
melimpahkan rahmatnya sehingga Makalah dengan judul “Pengaruh Slow Stroke
Back Massage Dibanding Pemberian Aromaterapi Terhadap Tekanan Darah
Penderita Hipertensi” dapat terselesaikan. Solawat beserta salam semoga tercurahkan
pada Nabi Muhammad SAW.
Adapun penulisan Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas EBP. Dalam
penulisan Makalah ini penulis tidak lepas dari hambatan dan kesulitan, namun berkat
bantuan dan bimbingan berbagai pihak, akhirnya hambatan tersebut dapat diatasi
dengan baik.
Penulis juga menyadari bahwasanya Makalah ini jauh dari kata sempurna
sehingga penulis membutuhkan kritik dan saran yang dapat membangun dari berbagai
pihak guna memperbaiki Makalah ini agar menjadi lebih baik kedepannya.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ns. Eka Ernawati, S.Kep., M.Kep
sebagai dosen pembimbin dan Ns. Dewi Rahmawati, S.Kep., M.Kep sebagai
koordinator MK EBP yang turut serta memberikan dukungan dan membantu proses
pembuatan literatur review ini. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat untuk semua
orang, penulis, terutama di bidang ilmu keperawatan.
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar.................................................................................................i
Daftar Isi.........................................................................................................ii
BAB 1 Pendahuluan.......................................................................................1
Tujuan Penulisan............................................................................................4
BAB 3 Penutup.............................................................................................29
Kesimpulan...................................................................................................29
Daftar Pustaka...............................................................................................30
Lampiran.......................................................................................................31
BAB 1
Pendahuluan
B.Rumusan Masalah
TINJAUAN TEORI
A. Hipertensi
1.Definisi
Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi merupakan peningkatan
tekanan darah sistolik di atas batas normal yaitu lebih dari 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (WHO, 2013; Ferri, 2017).
Dosis Frekue
Kelas Obat Sediaan (mg/hari) /hari
Tab 50 mgTab
25 mg
Tab 1,25 mg, 125-
2,5 mg atau 50012,5-
KlorotiazideKlortalidoneHidroklorotiazide lepas lambat 1,5 2512,5-50 1-211
Diuretik Tiazide Indapamide mg 1,25-2,5 1
Tab 40 mg; Inj
Loop Diuretik Furosemide 10 mg/ml 20-80 2
Aldosterone Spironolakton Tab 25 mg, 100 25-50 1
Reseptor Bloker mg
Tab 5 mg, 10
mg
Tab 12,5 mg, 25
mg, 50 mg
Tab 5 mg, 10
Imidapril mg, 20 mg 25-100
Captopril Tab 5 mg 5-4010- 2
EnalaprilLisinoprilPerindopril Tab 2,5 mg, 5 404-8 1-211
ACEI Ramipril mg, 10 mg 2.5-20 1
Tab 8 mg, 16
mgTab 150 mg,
300 mgTab 40
mg, 80 mg 8-32150-
Tab salut 30025-100
Angiotensin II CandesartanIrbesartanLosartan selaput 80 mg, 20-8080- 111-2
Antagonis TelmisartanValsartan 160 mg 320 11-2
CCB-Non Diltiazem Verapamil Tab 30 mg; 180- 11
Kaps lepas
lambat 100 mg
dan 200 mg; Inj
5 mg/mL, serb
inj 10 mg, serb
inj 50 mg
Tab 80 mg; Tab
lepas lambat 420120-
Dihidropiridin 240 mg 360
Tab 5 mg, 10
mg
Inj 1 mg/ml
Tab 10 mg; Tab
lepas lambat 20
mg, 30 mg
Amlodipine Tab sal selaput
CCB- Nicardipine 30 mg; Inf 0,2 2,5-1030-
Dihidropiridin Nifedipine Nimodipin mg/ml 60 11
1-162-
Alpha 1 Bloker DoxazosinPrazosinTerazosin Tab 1 mg, 2 mg 201-20 12-31-
0.1-
Alpha 2 agonis
Tab 0,15 mg; inj 0.8250-
sentral dan obat
lainnya yang 150 mcg/ml 10000.1-
bekerja di sentral ClonidineMethyldopaReserpineGuanfacine Tab 250 mg 0.250.5-2 2211
Vasodilator 25-
Langsung HydralazineMinoxidil 1002.5-80 21-2
Medikamentosa
PERKI merekomendasikan inisiasi medikamentosa pada hipertensi stadium 2 dan
juga hipertensi stadium 1 jika perubahan gaya hidup dalam 4-6 bulan gagal
menurunkan tekanan darah hingga mencapai target.
AHA merekomendasikan inisiasi terapi farmakologis jika:
TD ≥140/90 mmHg pada pasien yang tidak memiliki penyakit kardiovaskular
dan memiliki risiko penyakit kardiovaskular aterosklerosis dalam 10 tahun <10%.
TD ≥130/80 mmHg
Terdapat penyakit kardiovaskular atau memiliki risiko penyakit
kardiovaskular aterosklerosis dalam 10 tahun >10%
Lansia (≥65 tahun)
Memiliki penyakit komorbid tertentu (DM, CKD, CKD paska
transplantasi ginjal, gagal jantung, angina pectoris stabil, penyakit arteri perifer,
pencegahan sekunder stroke lacunar).[3]
Terdapat banyak golongan obat anti hipertensi (Tabel 4). Pemilihan obat untuk
hipertensi esensial maupun hipertensi sekunder sebaiknya didasarkan pada kondisi
tiap pasien (Tabel 5). Prinsip pemberian obat yakni dimulai dengan 1 jenis obat
antihipertensi dalam dosis rendah. Evaluasi dilakukan tiap 1 bulan. Dalam upaya
mencapai target tekanan darah, dosis dititrasi naik atau di kombinasi dengan ≥ 2 obat
antihipertensi.[1-3] Jika target tekanan darah sudah tercapai, lakukan pengecekan
tekanan darah 3-6 bulan berikutnya.
8.Patofisiologi
Patofisiologi hipertensi sangat kompleks. Walaupun belum diketahui secara pasti,
pada hipertensi essensial, faktor genetik, lingkungan serta gaya hidup dapat
mempengaruhi fungsi dan struktur sistem kardiovaskular, ginjal, dan neurohormonal
hingga menimbulkan peningkatan tekanan darah kronik.
Terkait faktor genetik, polimorfisme lokus-lokus gen yang terlibat dalam regulasi
reseptor angiotensin I dan aldosterone synthase berisiko menimbulkan hipertensi.[5]
Dalam suatu studi, pada pasien hipertensi dengan partisipan etnis Cina didapatkan
mutasi gen α-adducin yang berperan dalam aktivitas enzimatik pompa ion
Na+/K+/ATPase terkait absorpsi sodium di ginjal mengakibatkan peningkatan
sensitivitas terhadap garam.[7]
Perubahan sistem kardiovaskular, neurohormonal dan ginjal sangat berperan.
Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat memicu peningkatan kerja jantung yang
berakibat peningkatan curah jantung. Kelainan pada pembuluh darah berperan
terhadap total resistensi perifer. Vasokonstriksi dapat disebakan peningkatan
akitivitas saraf simpatis, gangguan regulasi faktor lokal (nitrit oxide, faktor
natriuretik, dan endothelin) yang berperan dalam pengaturan tonus vaskular. Kelainan
pada ginjal berupa defek kanal ion Na+/K+/ATPase, abnormalitas regulasi hormon
renin-angiotensin-aldosteron serta gangguan aliran darah ke ginjal. Gangguan pada
tekanan natriuresis juga dapat mengganggu pengaturan eksresi sodium hingga
mengakibatkan retensi garam dan cairan. Peningkatan kadar vasokonstriktor seperti
angiotensin II atau endotelin berhubungan dengan peningkatan total resistensi perifer
dan tekanan darah.[5-6]
Pola diet tinggi garam terutama pada pasien dengan sensitivitas garam yang tinggi
berkontribusi dalam menimbulkan tekanan darah tinggi. Pola hidup yang tidak sehat
seperti inaktivitas fisik dan pola diet yang salah dapat menimbulkan obesitas.
Obesitas juga berperan dalam meningkatkan risiko hipertensi esensial sebagaimana
suatu studi menunjukkan penurunan berat badan diikuti penurunan tekanan darah.[8]
Obesitas dapat memicu hipertensi melalui beberapa mekanisme di antaranya
kompresi ginjal oleh lemak retroperitoneal dan visceral. Peningkatan lemak visceral
terutama lemak retroperitoneal dapat memberikan efek kompresi pada vena dan
parenkim renal sehingga meningkatkan tekanan intrarenal, mengganggu natriuresis
tekanan hingga mengakibatkan hipertensi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
(Berisi ringkasan simpulan dari keseluruhan isi dari makalah mulai dari bab 1
dan 2 serta menggambarkan kesimpulan apakah tema dari makalah berupa
intervensi keperawatan dapat diterapkan di Indonesia, dapat menjadi salah satu
intervensi dalam asuhan keperawatan serta kendala yang dihadapi dalam
penerapannya atau implementasinya)