Anda di halaman 1dari 48

PENYAKIT PADA SISTEM KARDIOVASKULER

HIPERTENSI

Disusun Oleh :
Dewi Nur Thohidah 1608010118
Azizah Zandra N.J 1608010122
Keihin Laras Azzahra 1608010124
Elsa Yulistika 1608010126
Putri Imala Dewi 1608010128
Ayi Dzi Ainun Ulfah 1608010130
Cindy Nur Fadhilah 1608010132
Bella Mahardhika 1608010136
Tri Yuliani 1608010142
V-B

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanya bagi Allah SWT, Rabb semesta alam, tidak ada daya dan
upaya selain darinya. Semoga kita selalu dilimpahkan rahmat dan karunianya dalam
mengarungi kehidupan ini. Salawat dan salam selalu dilimpahkan kepada nabi muhammad
SAW. beserta keluarga sahabat dan orang-orang mengikutinya sampai akhir zaman di
manapun mereka berada. Alhamdulillah dari izin dan kehendak dari-Nyalah, sehingga
dapat kami selesaikan. Makalah ini berjudul “Hipertensi”.

Dalam makalah ini menjelaskan transplantasi organ menurut pandangan islam,


yang mencakup tentang hukum islam tentang transplantasi organ. Penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada dosen mata kuliah Fitoterapi Dasar yang telah memberikan
tugas yang harus diselesaikan dalam makalah ini. Terakhir penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah ini. Agar
makalah ini lebih sempurna pada masa yang akan datang.

Purwokerto, 30  November  2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.............................................................................................. 1
1.2 Rumusan masalah........................................................................................ 2
1.3 Tujuan.......................................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Definisi dan Klasifikasi Hipertensi ............................................................. 3
2.2 Patofisiologi................................................................................................. 3
2.3 Penyebab...................................................................................................... 4
2.4 Gejala .......................................................................................................... 5
2.5 Fitoterapi...................................................................................................... 6
2.6 Interaksi dengan Obat, makanan..................................................................23
2.7 Terapi Non Farmakologi..............................................................................40
2.8 Contoh Obat Herbal di Indonesia.................................................................41
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................................43
3.2 Saran..................................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................44

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (jangka waktu lama). Hipertensi
dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Diperkirakan telah
menyebabkan 4.5% dari beban penyakit secara global, dan prevalensinya
hampir sama besar di negara berkembang maupun di negara maju. Hipertensi
merupakan salah satu faktor risiko utama gangguan jantung, gagal ginjal
maupun penyakit serebrovaskular.
Hipertensi sering disebut sebagai “Silent Killer”. Hal ini karena penderita
hipertensi sering tanpa keluhan, sehingga penderita tidak tahu kalau dirinya
mengidap hipertensi tetapi kemudian mendapatkan dirinya sudah terdapat
penyakit penyulit atau komplikasi dari hipertensi. Hasil Riskesdas 2013 dan
studi di Puskesmas diketahui bahwa hanya sepertiga penderita hipertensi
(36,8%) yang terdiagnosisi oleh tenaga kesehatan dan hanya 0,7% yang minum
obat.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi
hipertensi pada penduduk umur 18 tahun ke atas di Indonesia adalah sebesar
25,8%. Prevalensi hipertensi tertinggi di provinsi Bangka Belitung (30,9%),
dan terendah di provinsi Papua (16,8%). Provinsi Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, dan Jawa Barat merupakan provinsi yang mempunyai
prevalensi hipertensi lebih tinggi dari angka nasional.
Pada pengobatannya dapat dilakukan dengan pengobatan alternatif
berupa pengobatan herbal Indonesia seperti pada senyawa Kismis Hitam (Ribes
nigrum), Evening Primrose (Oenothera biennis), False Hellebore (Veratrum
spp.), Ginseng (Panax spp.), dan lain-lain. Pada penelitian terbukti bahwa
tanaman-tanaman ini menimbulkan berbagai efek terapetik untuk menurunkan
tekanan darah pada pasien hipertensi.
Penggunaan herbal dapat menjadi suatu alternatif yang baik karena pada
banyak penelitian herbal ini tidak menunjukan aktifitas toksisitas yang berat
sehingga aman dalam penggunaan jangka poanjang . Namun harus disesuaikan
pada tingkat keparahan yang dilami oleh pasien , jika hipertensi yang diderita

1
melampaui atau sudah sangat parah maka harus didampingi dengan obat
konvensional dengan pemakaian antar keduanya diatur sedemikian rupa.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan hipertensi?
2. Bagaimana patofisiologi dari hipertensi?
3. Bagaimana penyebab dan gejala dari hipertensi?
4. Apa saja fitoterapi dasar yang digunakan untuk hipertensi?
5. Bagaimanakah interaksi antara obat herbal dengan makanan dan herbal apa
saja?
6. Bagaimana terapi non farmakologi yang bisa dilakukan?
7. Apa saja contoh produk herbal yang ada di indonesia untuk hipertensi?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisa makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui tentang hipertensi,
2. Untuk mengetahui patofisiologi dari hipertensi,
3. Untuk mengetahui penyebab dan gejala dari hipertensi,
4. Untuk mengetahui fitoterapi dasar yang digunakan untuk hipertensi,
5. Untuk mengetahui interaksi antara obat herbal dengan makanan dan herbal
apa saja,
6. Untuk mengetahui terapi non farmakologi yang bisa dilakukan,
7. Untuk dapat mengetahui dan menyebutkan contoh produk herbal yang ada
di indonesia untuk hipertensi.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dan Klasifikasi Hipertensi
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg.
Pada populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160
mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Sheps,2005 dalam Binfar.2006.).
Hipertensi diartikan sebagai peningkatan tekanan darah secara terus
menerus sehingga melebihi batas normal. Tekanan darah normal adalah 110/90
mmHg. Hipertensi merupakan produk dari resistensi pembuluh darah perifer
dan kardiak output (Wexler, 2002 dalam Binfar.2006.)
Berdasarkan penyebab dikenal dua jenis hipertensi, yaitu :
a. Hipertensi primer (esensial) Adalah suatu peningkatan persisten tekanan
arteri yang dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme kontrol homeostatik
normal, Hipertensi ini tidak diketahui penyebabnya dan mencakup + 90%
dari kasus hipertensi (Wibowo, 1999 dalam Binfar.2006.).
b. Hipertensi sekunder Adalah hipertensi persisten akibat kelainan dasar kedua
selain hipertensi esensial. Hipertensi ini penyebabnya diketahui dan ini
menyangkut + 10% dari kasus-kasus hipertensi. (Sheps, 2005 dalam
Binfar.2006.)

2.2 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke kordaspinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang
bergerak kebawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Padatitikini,
neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut
saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi
respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriktor. Individu dengan

3
hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui
dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi (Corwin,2001)
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal
mengsekresi epinefrin yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal
mengsekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapt memperkuat respon
vasokontriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan
aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang
pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,
suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan
air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua
faktor tersebut cenderung mencetus keadaan hipertensi (Dekker, 1996)
Perubahan struktural dan fungsional pada system pembuluh darah
perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada
lanjut usia. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas
jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang
pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh
darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam
mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup),
mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer
(Corwin,2001).

2.3 Penyebab
Corwin (2000) menjelaskan bahwa hipertensi tergantung pada
kecepatan denyut jantung, volume sekuncup dan Total Peripheral Resistance
(TPR). Maka peningkatan salah satu dari ketiga variabel yang tidak
dikompensasi dapat menyebabkan hipertensi.
Peningkatan kecepatan denyut jantung dapat terjadi akibat rangsangan
abnormal saraf atau hormon pada nodus SA. Peningkatan kecepatan denyut
jantung yang berlangsung kronik sering menyertai keadaan hipertiroidisme.
Namun, peningkatan kecepatan denyut jantung biasanya dikompensasi oleh

4
penurunan volume sekuncup atau TPR, sehingga tidak meninbulkan hipertensi
(Astawan,2002)
Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama dapat terjadi
apabila terdapat peningkatan volume plasma yang berkepanjangan, akibat
gangguan penanganan garam dan air oleh ginjal atau konsumsi garam yang
berlebihan. Peningkatan pelepasan renin atau aldosteron maupun penurunan
aliran darah ke ginjal dapat mengubah penanganan air dan garam olehginjal.
Peningkatan volume plasma akan menyebabkan peningkatan volume diastolic
akhir sehingga terjadi peningkatan volume sekuncup dan tekanan darah.
Peningkatan preload biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan sistolik
(Amir,2002)
Peningkatan Total Periperial Resistence yang berlangsung lama dapat
terjadi pada peningkatan rangsangan saraf atau hormon pada arteriol, atau
responsivitas yang berlebihan dari arteriol terdapat rangsangan normal. Kedua
hal tersebut akan menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Pada
peningkatan Total Periperial Resistence, jantung harus memompa secara lebih
kuat dan dengan demikian menghasilkan tekanan yang lebih besar, untuk
mendorong darah melintas pembuluh darah yang menyempit. Hal ini disebut
peningkatan dalam afterload jantung dan biasanya berkaitan dengan
peningkatan tekanan diastolik. Apabila peningkatan afterload berlangsung
lama, maka ventrikel kiri mungkin mulai mengalami hipertrifi (membesar).
Dengan hipertrofi, kebutuhan ventrikel akan oksigen semakin
meningkat sehingga ventrikel harus mampu memompa darah secara lebih keras
lagi untuk memenuhi kebutuhan tesebut. Pada hipertrofi, serat-serat otot
jantung juga mulai tegang melebihi panjang normalnya yang pada akhirnya
menyebabkan penurunan kontraktilitas dan volume sekuncup. (Hayens, 2003)

2.4 Gejala
Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain
tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina,
seperti perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah,
dan pada kasus berat, edema pupil (edema pada diskus optikus).
Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakan gejala
sampai bertahun-tahun. Gejala bila ada menunjukan adanya kerusakan

5
vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai sistem organ yang
divaskularisasi oleh pembuluh darah bersangkutan. Perubahan patologis pada
ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan urinasi pada malam
hari) dan azetoma [peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin].
Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau serangan
iskemik transien yang bermanifestasi sebagai paralisis sementara pada satu sisi
(hemiplegia) atau gangguan tajam penglihatan (Wijayakusuma,2000 ).
Crowin (2000: 359) menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis
timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa : Nyeri kepala saat
terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan
darah intrakranial, Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi,
Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat,
Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus, Edema
dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.
Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu
pusing, muka merah, sakit kepala, keluaran darah dari hidung secara tiba-tiba,
tengkuk terasa pegal dan lain-lain (Wiryowidagdo,2002).

2.5 Fitoterapi
a. Hibiscus (Hibiscus spp.) Grade B
Hibiscus mengandung jumlah antosianin yang signifikan, yaitu
pigmen flavonoid dengan efek antioksidan. Efek vasorelaksan dan hipotensi
dari hibiscus telah diamati pada jaringan hewan yang terisolasi . Aktivitas
kardioprotektif dan penghambatan enzim angiotensin I-converting telah
ditunjukkan pada hewan.
Bukti Ilmiah tentang efektivitas Hibiscus telah digunakan selama
berabad-abad oleh praktisi medis Ayurvedic dan Cina. Ada bukti klinis
bahwa ekstrak kembang sepatu dapat menurunkan tekanan sistolik dan
diastolik pada pasien dengan hipertensi ringan sampai sedang. Dalam
penelitian lain, Ekstrak standar hibiscus menunjukkan efek hipotensi
sebanding seperti captopril (Capoten), inhibitor dari angiotensin-converting
enzyme (ACE).
Dosis infus ramuan (teh yang dibuat dengan seduhan herba dalam air
panas) disiapkan dengan 10 g kelopak kering dari Hibiscus sabdarifa yang

6
dikombinasikan dengan air (9,6 mg kandungan antosianin), setiap hari
sebelum sarapan selama 4 minggu, berkurang tekanan darah.

b. Stevia rebaudiana (Bert.)
Stevia rebaudiana (Bert.) Bertoni (Famili Asteraceae) merupakan
salah satu dari 154 anggota genus Stevia dan merupakan satu dari dua
spesies yang memproduksi pemanis steviol glikosida. Stevia menjadi
primadona yang berpotensi tinggi sebagai pemanis alami. Esktrak stevia
telah terstandar untuk digunakan sebagai pemanis alami dalam produk
pangan di beberapa negara (mencapai sebanyak lebih dari 70 negara) karena
kandungan pemanis dalam stevia yang mencapai 200-400 kali lipat lebih
manis daripada gula (sukrosa), dan ajaibnya, tidak mengandung kalori
sedikit pun. Selain itu, stevia dapat memberikan efek hipotensi, agen
hipoglikemik, sebagai bakterisidal, serta telah terbukti nontoksik. Stevia
rebaudiana termasuk kelas B yang artinya bukti ilmiah baik (hipertensi)
Steviosida adalah konstituen stevia yang telah menunjukkan efek anti-
hipertensi pada hewan percobaan. Steviosida dapat meningkatkan relaksasi
vaskular dengan menghambat masuknya kalsium ke dalam pembuluh darah.
Penelitian acak terkontrol telah menyelidiki administrasi stevia hingga
2 tahun dengan signifikan, ada penurunan tekanan darah pada pasien
hipertensi. Penelitian lain, mengevaluasi stevia dalam dosis terbagi, tidak
menemukan perubahan signifikan dalam tekanan darah dibandingkan
dengan plasebo. Meskipun demikian, stevia tampaknya memiliki beberapa
manfaat, dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk membandingkan
efektivitasnya dengan standar perawatan saat ini atau untuk menentukan
apakah itu bermanfaat sebagai terapi tambahan. Stevia pada dosis oral yaitu
250 hingga 500 mg tiga kali sehari hingga 2 tahun penurunan tekanan darah
pada pasien hipertensi.
Berdasarkan penelitian pada tikus, stevia tampaknya dimetabolisme di
dinding intestinal dan hati. Stevia tetap konstan setelah 2 jam perfusi ke hati
tikus yang terisolasi.
Terapi stevia jangka panjang ( hingga 2 tahun) belum dikaitkan secara
signifikan dengan efek yang merugikan. Kadang-kadang, stevia dilaporkan
menyebabkan mual, perut penuh, mialgia, kelemahan otot, dan pusing.

7
Stevia harus dihindari pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau
penyakit ginjal lainnya karena penelitian pada hewan menunjukkan stevia
mempengaruhi aktivitas ginjal, ekskresi natrium, dan aliran urin.

c. Bawang Merah (Allium cepa)


Tanaman bawang telah tumbuh dan dibudidayakan secara selektif
selama setidaknya 7.000 tahun. Ini adalah tanaman dua tahunan, tetapi
biasanya ditanam sebagai tanaman tahunan. Varietas modern biasanya
tumbuh hingga ketinggian 15 hingga 45 cm (6 hingga 18 inci). Daunnya
berwarna hijau kekuningan hingga hijau kebiruan dan tumbuh bergantian
dalam bentuk bulat, berbentuk kipas. Mereka berdaging, hampa, dan
silindris, dengan satu sisi pipih. Mereka berada di paling luas sekitar
seperempat dari jalan ke atas, di luar itu mereka meruncing ke arah ujung
tumpul. Pangkal masing-masing daun adalah selubung putih yang rata, yang
tumbuh dari piringan basal. Dari bagian bawah cakram, seikat akar berserat
memanjang untuk jalan pendek ke tanah. Saat bawang matang, cadangan
makanan mulai menumpuk di dasar daun dan buncis bawang membengkak.
Bawang Merah termasuk dalam Grade C: Bukti ilmiah yang tidak
jelas atau bertentangan (hipertensi). Mekanisme Tindakan Mekanisme yang
tepat dimana bawang mengurangi tekanan darah tidak dipahami dengan
baik. Bawang kaya akan antioksidan quseretin yang memiliki efek
vasoprotektan yang dapat menghitung efek kardiovaskular bawang yang
menguntungkan.
Bukti Ilmiah tentang efektivitas Bawang sangat menonjol dalam diet
Mediterania, yang telah terbukti menurunkan tekanan darah. Sebuah uji
klinis menemukan bahwa kapsul minyak zaitun-zaitun secara signifikan
menurunkan tekanan darah sistol segera dan 1 minggu setelah pemberian.
Karena penggunaan kombinasi bawang dan minyak zaitun, efek dari
bawang saja tidak dapat ditentukan. Penelitian lebih lanjut diperlukan di
daerah ini menggunakan bawang sebagai monoterapi.
Dosis Dosis bawang untuk hipertensi belum ditentukan.
Farmakokinetik Penyerapan rata-rata quercetin setelah konsumsi bawang
telah dilaporkan menjadi 52%. Quercetin terserap ditunjukkan untuk
dihilangkan perlahan-lahan dari darah. Dua situs utama metabolisme adalah

8
hati dan flora kolon. Ekskresi urin quercetin adalah 0,31%. Waktu paruh
eliminasi berkisar antara 17 hingga 28 jam.
Efek merugikan Efek merugikan utama yang terkait dengan bawang
bersifat dermatologis. Pemphigus (gangguan kulit langka yang
menyebabkan terik kulit dan selaput lendir) dan dermatitis kontak telah
dilaporkan. Efek gastrointestinal (mulas, dispepsia, keasaman lambung,
refluks gastroesofagus) juga telah dilaporkan.

d. Bawang Putih (Allium sativum)


Bawang Putih termasuk Grade C yaitu bukti ilmiah yang tidak jelas
atau bukti ilmiah diperdebatkan. Analisis kimia yang dilakukan pada tahun
1800-an mengaitkan aktivitas bawang putih dengan minyak bawang putih
yang mengandung sulfur. Pada pertengahan tahun 1900 cairan yang berbau
kuat dinamakan "allicin." Senyawa sulfur allin (S-allyl-1-cysteine sulfoxide)
menghasilkan allicir (dialil thiosulfinate) melalui enzim allinase ketika bulb
hancur atau digiling. Namun, allicin tidak dianggap sebagai konstituen aktif
utama, seperti yang diyakini sebelumnya. Sebagian atau semua gugus yang
mengandung sulfur, termasuk allicin, diduga memberikan efek
farmakologis. Besarnya pengaruh yang diberikan kepada setiap konstituen
tidak jelas. Sifat vasorelaksan bawang putih telah dicatat dalam beberapa
penelitian praklinis. mikroperfusi mikro meningkat pada manusia setelah
mengkonsumsi 600 mg bawang putih, dan vasodilatasi arteriol konjungtiva
dan venula terjadi pada 900 mg. Bawang putih dapat bekerja pada oksida
nitrat. System dan memberikan efek pada sifat elastisitas pembuluh darah
menghasilkan perubahan tekanan darah sistemik.
Bawang putih dan semua kandungannya tidak dipahami dengan baik.
Farmakokinetik dari vinyldithiins, produk transformasi allicin, telah
digambarkan memiliki konsentrasi maksimal 15 hingga 30 menit setelah
penyerapan oral. S-allyl-cysteine sulfoxide (SAC) konstituen dari bawang
putih telah menunjukkan efek loncatan pertama setelah Penyerapan
gastrointestinal cepat dengan metabolisme hati dan ginjal. Penghapusan
paruh waktu N-asetil-S-alil-1-sistein (asam allylmercapturic, ALMA),
metabolit urin bawang putih, sekitar 6 jam.

9
e. Evening Primrose (Oenothera biennis) : Grade C
Evening primrose oil (EPO) mengandung asam lemak esensial omega-
6 GLA, yang dianggap sebagai bahan aktif. Asam lemak esensial adalah
blok bangunan untuk sejumlah molekul dalam tubuh, termasuk
prostaglandin. GLA telah ditemukan untuk menurunkan tekanan darah vena
sentral di kedua penelitian hewan normotensif dan hipertensi. Efek ini
mungkin disebabkan oleh penghambatan reseptor angiotensin II.
Penelitian ilmiah dasar telah menunjukkan bahwa prostaglandin
berperan dalam patologi preeklamsia. Karena efek yang diusulkan dari EPO
pada metabolisme prostaglandin, telah diramalkan bahwa terapi EPO dapat
bermanfaat atau mencegah kondisi ini. Saat ini, ada uji coba EPO terbatas
untuk aplikasi ini. Studi yang tersedia belum cukup bertenaga atau cukup
logis untuk mendukung rekomendasi untuk atau terhadap EPO untuk
indikasi ini. Bukti awal menunjukkan bahwa kombinasi EPO dan minyak
ikan sama-sama berkhasiat sebagai magnesium oksida untuk preeklampsia,
tetapi bukti definitif dari percobaan yang berkekuatan memadai masih
kurang. Dosis dari Evening Primrose Oil : Dosis minyak evening primrose
untuk preeklampsia belum ditentukan.
Setelah pemberian minyak evening primrose (EPO), t max asam linoleat
adalah sekitar 3 sampai 5 jam. Efek metabolik dapat terjadi dalam beberapa
jam setelah tertelan dan dapat bertahan selama berbulan-bulan Asam
Gamma-linolenat (GLA), konstituen aktif dari minyak evening primrose,
dimetabolisme menjadi di-homo-GLA, yang dapat dipecah lebih lanjut ke
asam arakidonat oleh delta-5 desaturase dalam jumlah kecil. DGLA adalah
siklooksigenasi menjadi prostaglandin E1 dan tromboksan A1. Ini juga
dimetabolisme menjadi 15-hidroksi-DGLA oleh 15-lipoxygenase.
Evening primrose oil telah ditoleransi dengan baik ketika diambil
dalam dosis hingga 3 gram setiap hari selama 1 tahun. Ulasan penelitian
hewan dan studi klinis, yang melibatkan sekitar 500.000 pengguna EPO di
Inggris, tidak mengungkapkan keracunan yang signifikan. Beberapa laporan
melaporkan kejang yang terkait dengan penggunaan EPO pada pasien
dengan atau tanpa gangguan kejang yang diketahui.

10
f. False Hellebore (Veratrum spp.) Grade C
False Hellebore (terutama spesies Veratrum viride, atau Hellebore
Amerika) dipelajari selama akhir 1940-an dan awal 1950-an sebagai agen
hipotensi pada hipertensi esensial, hipertensi selama disfungsi ginjal, dan
toksemia eklampsia selama kehamilan. Namun, karena efek kardiotoksik
yang terkait dengan genus Veratrum, itu dianggap tidak aman untuk
digunakan.
Senyawa steroid terisolasi dari false hellebore secara signifikan
mempengaruhi respon tekanan arteri; menurunnya tekanan aorta rata-rata;
menyebabkan vasodilatasi ginjal, femoral, dan mesenterika; dan
menurunkan denyut jantung. Alkaloid false hellebore tampaknya tidak
mempengaruhi curah jantung secara signifikan, namun menunjukkan
resistensi arteriol redup. Konstituen O-acetyljervine yang terisolasi memiliki
aktivitas beta-agonis dalam penelitian laboratorium.
Di laboratorium mempelajari senyawa steroid terisolasi dari false
hellebore secara signifikan mempengaruhi respon tekanan arteri;
menurunnya tekanan aorta rata-rata; menyebabkan vasodilatasi ginjal,
femoral, dan mesenterika; dan menurunkan denyut jantung. Alkaloid false
hellebore tampaknya tidak mempengaruhi curah jantung secara signifikan,
menunjukkan resistensi arteriol. Konstituen O-acetyljervine yang terisolasi
telah dilaporkan memiliki aktivitas beta-agonis dalam penelitian
laboratorium.
Beberapa laporan menunjukkan bahwa baik penggunaan oral dan
penggunaan parenteral dari alkaloid terisolasi yang ditemukan di dalam
tumbuhan yang salah ,menyebabkan penurunan tekanan arteri rata-rata
tanpa penurunan curah jantung. Laporan awal menunjukkan bahwa alkaloid
menyebabkan vasodilatasi, dan kemudian ditemukan bahwa alkaloid yang
terisolasi juga memiliki aktivitas pemghambatan beta-adrenergik. Atropin
menghilangkan bradycardia yang diinduksi oleh alkaloid yang terisolasi dari
hellebore di Amerika, tetapi hanya sebagian yang mengembalikan efek
hipotensi. tidak ada hipotensi postural yang tercatat dengan pemberian
alkaloid yang terisolasi.
Penelitian menunjukkan memiliki sedikit manfaat untuk hipertensi.
Pasien yang menerima suntikan intramuskular (IM) dari false hellebore

11
mengalami penurunan tekanan arteri dan peningkatan cardiac output. Hasil
yang menguntungkan juga telah dicatat pada hipertensi yang diinduksi
kehamilan (preeklampsia) dan pada pasien dengan disfungsi ginjal. Namun,
herbal dan obat resep lain dapat mengobati kondisi ini dengan lebih efektif
dan efek samping yang lebih sedikit.
Dosis didasarkan pada penggunaan historis dan uji klinis awal.
Spesies veratrum tidak boleh diberikan kepada manusia karena efek beracun
yang terakumulasi dengan penggunaannya. Berdasarkan penelitian yang
tersedia, hanya obat-obatan homeopati yang mengandung jumlah yang dapat
diabaikan dari kandungan aktif dan beracun, yang direkomendasikan untuk
digunakan manusia saat ini.
False Hellebore digunakan secara historis dengan menyiapkan sediaan
farmasi yang diambil dari akar dan rimpang, termasuk tincture, ekstrak
cairan, dan bubuk. Pada akhir 1940-an, penelitian tentang false hellebore
berfokus pada isolasi dan standarisasi alkaloid steroid. Nilai standardisasi
dikenal kurang untuk false hellebore sebagai suplemen diet.
Preparat homeopati dari hellebore amerika dibuat dengan
mengencerkan tingtur alkohol dari akar / rimpang segar dengan campuran
air / alkohol suling, 1:10 atau 1: 100, dan kemudian mengocok campuran,
suatu proses yang disebut succussion. Campuran aslinya diencerkan secara
seri sampai potensi yang diinginkan ,diperoleh. ketika proses diulang 30 kali
pada pengenceran 1:10, dikatakan memiliki potensi 30X atau 30D (10 -30).
Ketika proses diulang 30 kali pada pengenceran 1: 100, dikatakan 30C (10-
). Traktasi homeopati biasanya individual yang berhubungan dengan gejala
60

spesifik pasien. Berbagai potensi homeopati dan metodologi pengobatan


menimbulkan tantangan ketika menerapkan pengujian standar dan prosedur
statistik ke model medis homeopati.
Ahli toksikologi menganggap tanaman false hellebore (amerika)
menjadi beracun karena efek kardiotoksiknya. False Hellebore atau
konstituen alkaloidnya dapat menyebabkan efek buruk pada jantung.
Berdasarkan data klinis, false hellebore dan konstituennya yang
terisolasi dapat menyebabkan aritmia, bradikardia, dan hipotensi. Keracunan
berat terjadi setelah menelan semua bagian dari tanaman sejenis tanaman
semak palsu.

12
g. Flax ( Linum usitatissimum )
Grade C: Bukti ilmiah yang tidak jelas atau bertentangan (hipertensi)
Biji rami atau lebih dikenal dengan flaxseed (Linum usitatissimum)
merupakan tumbuhan yang dapat tumbuh pada iklim subtropis hingga
tropis.Flaxseed merupakan biji tanaman Linum usitatissimum, yakni
tanaman tahunan yang tumbuh di daerah subtropis.  Mengandung 40%
minyak, 20% protein, dan 30% serat pangan. Bila tumbuh di lahan yang
cocok, tanaman bertubuh super kurus dan berdaun jarang ini tingginya bisa
mencapai 1-2 meter. Bunganya cantik, dengan lima mahkota berwarna biru
keunguan, kadang disertai semburat merah di bagian tengahnya. Setelah tua,
flax menghasilkan buah yang bijinya mirip kuaci dengan ukuran 4-7 mm.

h. Ginseng (Panax spp.)


Ginseng dikelompokkan menjadi dua jenis variasi, yang diketahui
olehkebanyakan orang ialah Panax ginseng dan Panax quinquefolius.Panax
ginseng dikenal sebagai ginseng Asiatic, Cina atau Korea.Panax
quinquefolius juga dikenal sebagai ginseng Amerika. Di samping itu,
terdapat juga ginseng lain yang dikenal sebagai Panax notoginseng, Panax
pseudo-ginseng, Panax japonica,Panax trifolius, Panax zingeberinsis, Panax
stipuleanatusdan Panax vietnamensis. Semua ginseng yang asli mempunyai
nama genus Panax dalambahasa Latin.
Ginseng termasuk kelas C (unclear or conflicting scientific evidence)
untuk hipertensi.Mekanisme aksi dari ginseng yaitumemiliki efekhipotensif
pada manusia dan hewan yang disebabkan oleh efek relaksasi pada otot
polos yang disebabkan oleh saponin ginseng tertentu yang dikenal sebagai
ginsenosides. Hal ini juga dapat menjelaskan perbaikan gejala penyakit
arteri koroner, termasuk perubahan elektrokardiografi (ECG) khas, seperti
repolarisasi gangguan.Kalsium dapat memainkan peran dalam efek
kardiovaskular ginseng.Ginsenosides Rb1 dan Rg 1 tampaknya memiliki
efek vasodilatasi, mungkin dimediasi oleh proporsi pelepasan asam nitrat, di
mana sintesis oksida nitrat yang disempurnakan dari endotelium paru-paru,
jantung, ginjal, dan corpuscavernosum mempromosikan vasodilatasi.
Bukti nyata efektivitas dari ginseng yaitu berdasarkan penelitian awal
yang menunjukkan bahwa ginseng dapat menurunkan tekanan darah sistolik

13
dan diastolik. Satu uji klinis dengan 140 subjek menilai efek dari dua dosis
Panax ginseng pada faktor risiko penyakit kardiovaskular. Selama 3
minggu, subjek menerima 4,5 g ginseng setiap hari, 3 g P. ginseng setiap
hari, atau placebo.Hasil tidak mengungkapkan efek yang signifikan antara 3
g dan 4,5 g ginseng. Karena hasil ini, hasil dari subjek yang menerima
ginseng pada kedua dosis digabungkan dalam suatu analisis. Sebanyak 103
subjek kemudian menerima ginseng, dengan sisanya menerima plasebo.
Pengurangan tekanan darah oleh ginseng dicatat. Rata-rata, pembacaan
sistolik menurun dengan rata-rata 7 poin, dan pembacaan diastolik menurun
dengan rata-rata 10 poin.
Dosis ginseng untuk hipertensi belum ditentukan. Satu uji klinis
menggunakan dua dosis (3 g dan 4,5 g) ginseng selama 2 minggu, tetapi
tidak menghasilkan efek signifikan dibandingkan dengan plasebo.
Ginsenosides yang ditemukan dalam ginseng tampaknya diserap
dengan buruk setelah penyerapan oral. Senyawa K adalah metabolit utama
ginseng. Metabolisme dan ekskresi dari konstituen ginseng belum dipelajari
secara ekstensif. Tampaknya ginsenosides diekskresikan dalam urin hanya
dalam jumlah sedikit.
Uji klinis telah menunjukkan bahwa panax ginseng dan ginseng
Amerika, ketika digunakan dalam dosis yang direkomendasikan untuk
jangka pendek, tampaknya tidak terkait dengan efek samping jangka
panjang yang serius. Berdasarkan bukti yang terbatas, penggunaan ginseng
dalam jangka panjang dapat dikaitkan dengan ruam kulit atau bintik-bintik,
gatal, diare, sakit tenggorokan, kehilangan nafsu makan, rangsangan,
kecemasan, depresi, atau insomnia. Efek samping yang umum termasuk
sakit kepala, demam, dizzines / vertigo, kelainan tekanan darah (meningkat
atau menurun), nyeri dada, menstruasi sulit, palpitasi jantung, denyut
jantung cepat, pembengkakan kaki, mual / muntah, dan episode manik pada
pasien dengan gangguan bipolar. Sindrom Steven-Johnson telah terjadi pada
satu pasien dan mungkin disebabkan oleh kontaminan dalam produk
ginseng. Asupan tinggi ginseng Amerika mungkin mengakibatkan
hipoglikemia pada penderita diabetes dan nondiabetes.

14
i. Jamur Reishi (Guhou tension)
Jamur reishi temasuk kelas C: Bukti ilmiah yang tidak jelas atau
bertentangan (hipertensi)
Mekanisme dari jamur reishi yaitu dalam jamur reishi mengandung
seperti asam ganoderik B, D, FH K, S, dan Y dan ganoderal A dan B,
memiliki ACE inhibi –aktivitas inhibitor. Ekstrak jamur Reishi dapat
menurunkan tekanan darah diastolik dan sistolik, disertai dengan
penghambatan aktivitas saraf simpatis renal eferen ekstrak tidak
menghasilkan penurunan denyut jantung, meskipun ada hipotensi yang
tergantung dosis, sehingga penurunan tekanan darah dari jamur reishi
mungkin secara teoritis dikaitkan dengan aktivitas simpatolitik dari jamur
reishi pada sistem saraf pusat.
Bukti ilmiah efektivitas dari Para biksu Cina kuno konon
menggunakan jamur reishi untuk menenangkan pikiran mereka untuk
bermeditasi. Secara teoritis, efek fisiologis penurunan tekanan darah
mungkin telah menyebabkan efek menenangkan diendapkan oleh reishi
tertelan. Pada percobaan double-blind mengevaluasi efek (reishi) pada
pasien dengan hipertensi tahap II. Hasilnya menghasilkan perubahan selama
periode 4 minggu, dengan penurunan terbesar dalam tekanan darah sistolik
dan diastolik yang menjadi jelas setelah minggu pertama.
Dosis standarisasi dari ekstrak jamur reishi mungkin tidak secara
klinis relevan dalam memprediksi efektivitas karena bahan aktif dalam
Ganoderma lucidum belum sepenuhnya ditentukan. Dosis-dosis ini dapat
diekstraksi dari spora atau persiapan seluruh tubuh; tidak pasti mana yang
lebih bermanfaat dalam hipertensi. Dosis oral 150 hingga 300 mg tiga atau
empat kali sehari studi menunjukkan bahwa resveratrol dapat mengganggu
paclitaxel. In vitro, resveratrol telah ditunjukkan secara sinergis untuk
meningkatkan efek sitotoksik dari ara-C (sitarabin) dan tiazofurin.
Resveratrol telah terbukti meningkatkan efek penghambatan pertumbuhan
quercetin dan rutin pada sel karsinoma kultur.  
Farmakokinetika penyerapan dari diet relevan dosis oral 25 mg
resveratrol setidaknya 70%, dengan tingkat plasma tertinggi dan metabolism
491 kurang lebih 90 ng / mlL (-2 meM) dan separuh plasma dari 9,2 sampai
6 jam. Dosis 25 mg pert 70 lg tidak memadai untuk memungkinkan beredar

15
konsenirasi yang konsisten dengan aktivitas biologis Rexveratrol urin dan
metabolitnya diamati pada subyek manusia yang menerima 600 dan 1200
ml. jus anggur.

j. Kismis Hitam (Ribes nigrum)


Kismis hitam termasuk kelas C: Bukti ilmiah yang tidak jelas atau
bertentangan (hipertensi).
Black currant merupakan buah / tumbuhan yang mengandung pigmen
anthosianin di dalamnya. Kandungan itu antara lain cyanidin-3-rutinosida,
cyanidin, dan delphinidine rutinosida.
Mekanisme dari kismis hitam telah ditemukan mengandung senyawa
fenolik, flavonoid (anthocyanin, proanthocyanidins), dan biji-bijian
mengandung asam lemak esensial gamma-linolenat asam (GLA) dan asam
alfa-linolenat (ALA). Dan mekanisme lainnya untuk menurunkan tekanan
darah dengan komponen GLA dan potensi penghambatan reseptor
angiotensin II.GLA telah ditemukan menurun tekanan darah vena sentral
baik pada penelitian hewan normotensi maupun hipertensi. Efek ini dapat
disebabkan oleh inhibisi reseptor angiotensin II. Bukti Ilmiah tentang
efektivitas efek suplementasi minyak biji kismis hitam atau tekanan darah
istirahat dan reaktivitas kardiovaskular terhadap tekanan psikologis pada
hipertensi.Dalam studi klinis, subjek yang diberi minyak biji kismis hitam
telah menunjukkan perbaikan dalam reaktivitas tekanan darah dan diastolik
dan sistolik.
Farmakokinetik kismis hitamadalah Asam gamma-linolenat (GLA)
konstituen kismis hitam diubah menjadi dihomo-GLA.1 Metabolit terutama
diekskresikan dalam urin. Efek samping Berdasarkan informasi dan data
historis dari beberapa penelitian kismis hitam tampaknya dapat ditoleransi
dengan baik dalam dosis hingga 1000 mg tiga kali setiap hari.
Buah black currant memiliki kadar vitamin C luar biasa tinggi (302%
dari Nilai Harian pada 100 g, jadual), tahap baik kalium, besi fosforus, dan
vitamin B5, dan berbagai nutrisi penting lain Phytochemical yang lain
dalam buah (polyphenol / anthocyanins) telah dibuktikan dalam percubaan
makmal dengan potensi untuk menghalang mekanisme keradangan diduga
berada di asal penyakit jantung, kanser, jangkitan mikrob atau gangguan

16
neurologi seperti penyakit Alzheimer. minyak biji blackcurrant juga kaya
akan banyak nutrisi, khususnya vitamin E dan beberapa asam lemak tak
tepu termasuk asid alpha-linolenic dan asid gamma-linolenat teh dibuat dari
daun blackcurrant kering digunakan melawan artritis, masalah kencing,
pendarahan gusi dan batuk.

k. Pycnogenol (Pinus pinaster subsp. atlantica)


Pycogenol termasuk kedalam kelas C yang memiliki bukti ilmiah
yang tidak jelas atau membingungkan (hipertensi). Pycnogenol mengandung
proanthocyanidins oligomer (OPCs) serta beberapa bioflavonoid lainnya.
Ada beberapa kebingungan di pasar AS mengenai produk OPC yang
menyumbat Pycnogenol atau ekstrak biji anggur (GSE), karena salah satu
istilah umum untuk kandungan kimia ("pycnogenol") sama dengan nama
dagang yang dipatenkan (Pycnogenol), Beberapa Produk GSE sebelumnya
secara keliru diberi label dan dipasarkan di Amerika Serikat sebagai
mengandung "pycnogenl. Meskipun GSE dan Pycnogenol memang
mengandung unsur kimia yang sama (terutama dalam fraksi OPC), literatur
kimia, farmakologi, dan klinik pada kedua produk itu berbeda. Karena itu,
istilah Pycnogenol harus digunakan hanya jika mengacu pada ekstrak kulit
pinus khusus ini. Literatur ilmiah mengenai produk ini tidak boleh dirujuk
sebagai dasar untuk keamanan atau keefektifan GSE.
Pycnogenol adalah campuran paten dari flavonoid bio yang larut
dalam air. diekstraksi dari kulit pinusu maritim Perancis (Pinus pinaster
subsp. atantice). Konstituen utama adalah penyusun fenolik, umumnya
dibagi menjadi monomer (katekin, epikatekin, dan taxifolin) dan kondensasi
flavonoid (procyanidins dan proanthocyanidins). Pycnogenol telah
dilaporkan memiliki aktivitas vasorelaksan. Ini juga telah terbukti
menghambat aktivasi angiotensin-converting enzim (ACE) aktivitas in vivo
dan mengurangi tekanan darah sistolik dan diastolik pada tikus.
Pycnogenol mengurangi tekanan darah sistolik secara signifikan,
tetapi penurunan tekanan darah diastolik tidak mencapai signifikansi
statistik jika dibandingkan dengan penelitian inklinis plasebo. Dalam
penelitian lain, Pycnogenol meningkatkan fungsi endotel pada pasien

17
hipertensi dan mengurangi kebutuhan nifedipine (Procardia), penghambat
kanal kalsium, dengan cara yang signifikan secara statistik.
Dosis harian 100 hingga 200 mg Pycnogenol menghasilkan
berkurangnya kebutuhan untuk nifedipine dan penurunan tekanan darah
sistolik pada pasien hipertensi ringan. Karena rasa dan potensi untuk
menyebabkan ketidaknyamanan perut ringan sesekali, Pycnogenol dapat
diambil dengan atau setelah makan.
Pycnogenol cepat diserap setelah konsumsi oral. Kondisi steady state
telah tercapai setelah 5 hari mengkonsumsi ekstrak kulit pohon pinus.
Metabolisme pycnogenol termasuk katekin, asam kafein, asam ferulat,
taxifolin, dan metabolit M1 (-(3,.4-dihidroksi-fenil)--valerolakton).
Pycnogenol diekskresikan dalam urin. Asam ferulat dan taxifolin
diekskresikan dalam waktu 18 jam, dengan ekskresi urin puncak dalam 2
sampai 3 jam. Pemulihan asam penawaran dalam urin adalah 36% hingga
43%, dan pemulihan taxifolin adalah 7% hingga 8%.
Pycnogenol umumnya dilaporkan dapat ditoleransi dengan baik.
Toksisitas akut dan kronis yang rendah dengan efek yang tidak diinginkan
yang ringan dapat terjadi persentase kecil pada pasien setelah pemberian
oral. Karena rasa astringen dan kadang-kadang ketidaknyamanan perut
ringan, Pycnogenol paling baik dikonsumsi dengan atau setelah makan.
Sampai saat ini, data keamanan sistematis tidak mencukupi. Efek samping
yang mungkin termasuk keluhan gastrointestinal ringan dan transien,
penurunan kadar glukosa darah, sakit kepala vertigo, dan mual.
l. Rhubarb (Rheum spp.) : Grade C
Procyanidins B-5 3,3’di-O-gallate dan C-13,3’3’-tri-0- gallate
diisolasi dari rhubarb telah terbukti menghambat aktivitas ACE in vitro.
Tanin ini tidak menghambat aktivitas protease lain, seperti tripsin,
chymotrypsin, leucine, aminopeptidase, carboxypeptidase A, dan kalkrein
kemih.
Bukti awal menunjukkan bahwa rhubarb mungkin bermanfaat dalam
pengobatan preeklampsia. Rhubarb telah diberikan (0,75 g setiap hari
selama 9-10 minggu) dari minggu ke-28 kehamilan sampai melahirkan dan
secara signifikan menurunkan tingkat hipertensi yang diinduksi oleh
kehamilan. Dosis dari Rhubarb : Dosis tepat rhubarb untuk menurunkan

18
tekanan darah belum ditentukan. Namun, rhubarb (0,75g per hari
menurunkan tekanan darah yang diinduksi selama 9-10 minggu) secara
signifikan kehamilan.
Farmakokinetika dari rhubarb tidak dipahami dengan baik. Glikosida
antrakuinon dalam rhubarb dihidrolisis dalam usus menjadi aglikon yang
direduksi oleh bakteri menjadi antranol dan anthron (senyawa aktif). Hanya
2% hingga 0,5% oksalat yang dicerna telah terbukti diserap oleh
sukarelawan manusia yang sehat, oksalat oral yang diberikan untuk hewan
telah diekskresikan tidak berubah dalam urin dalam waktu 24 hingga 36 jam
setelah konsumsi.
Penggunaan berlebih dari Rhubarb dapat menyebabkan kekurangan
elektrolit (terutama kalium); efek lain dari penggunaan yang terlalu sering
mungkin termasuk meningkatnya aldosteron, edema, penghambatan
motilitas lambung, pseudomelanosis coli, usus mencengkeram, kolik, atonic
colon, nefropati, albuminuria, hematuria, kerusakan tulang dan kelemahan
otot, aritmia, dan toksisitas jantung (terutama jika glikosida jantung, diuretic
atau kortikosteroid digunakan bersamaan). Akar Rhubarb mengandung tanin
sementara toksisitas oral tanin tanaman rendah (karena mudah terhidrolisis
dalam usus ke asam galat dan lesi metabo lainnya), hati dan ginjal oxicity
telah terjadi dengan dosis tanrin tinggi yang digunakan secara topikal atau
intravena. Konsumsi tanin telah dikaitkan dengan kanker tertentu, seperti
kanker esofagus; namun tidak jelas apakah hal ini disebabkan oleh tarnins
hemselves atau senyawa lain yang diasosiasikan dengan tannin.
Penggunaan jangka pendek dari Rhubarb mentah dapat menyebabkan
keluhan gastrointestinal, termasuk sakit perut, diare, mual, dan muntah.
Penanganan rubarb daun dapat menyebabkan dermatitis kontak.
Asam oksalat dalam Rhubarb dapat membentuk kristal kalsium
oksalat yang tidak larut dalam darah yang dapat disimpan di ginjal dan
dapat menyebabkan batu ginjal. Urin berwarna kuning terang atau merah
dapat terjadi dengan ingesti rhubarb. Hiperkalemia telah dilaporkan pada
satu orang yang menggunakan Rhubarb (jumlah yang tidak ditentukan).
Penyalahgunaan Rhubarb dapat menyebabkan ketergantungan dengan
kebutuhan untuk meningkatkan dosis.

19
m. Safflower (Carthamus tinctorius) Grade C
Mekanisme dimana safflower mengurangi tekanan darah tidak
dipahami dengan baik. Namun, menurut penelitian laboratorium, minyak
safflower dapat terlibat dalam sintesis prostaglandin, yang bertanggung
jawab untuk regulasi vaskular dan respon inflamasi dan dapat
mempengaruhi hipertensi.
Uji klinis mengevaluasi minyak safflower untuk hipertensi telah
menghasilkan hasil yang beragam. Sedangkan, studi belum melaporkan efek
signifikan pada tekanan darah. Namun, peningkatan aktivitas renin plasman
terjadi pada pasien hipertensi. Dosis minyak safflower untuk hipertensi
belum ditentukan.
Safflower memiliki efek samping yang jarang terjadi dengan
penggunaan rumput rye. Ekstrak rumput sari rye telah dilaporkan
menyebabkan efek samping gastrointestinal, termasuk dispepsia, mual, dan
distensi abdomen.
Farmakokinetika minyak safflower telah dipelajari secara ekstensif.
Pada pasien fibrosis kistik, minyak safflower (trigliserida) yang dikonsumsi
tanpa adanya enzim pankreas tidak meningkatkan kadar asam linoleat
plasma rata-rata selama empat jam berikutnya. Ketika asam linoleat
monogliserida dikonsumsi, peningkatan kadar asam linoleat plasma secara
signifikan lebih besar daripada untuk minyak safflower. Ketika asam lemak
bebas (minyak safflower terhidrolisis) dicerna, hampir tidak ada
peningkatan kadar asam linoleat plasma pada fibrosis kistik atau anak
kontrol. Penyerapan asam linoleat dari trigliserida, tetapi tidak dari
monogliserida asam linoleat, ketika anak-anak cystic fibrosis, mengambil
enzim pankreas. Tiga anak dengan fibrosis kistik mengalami peningkatan
kadar asam linoleat plasma setelah mengkonsumsi minyak safflower ketika
mereka menggunakan antasid dan simetidin dengan kapsul pankreas
mereka. Dalam uji coba klinik, sampel plasma yang diperoleh 0, 2, 4, 6, dan
8 jam setelah makan dengan kandungan minyak safflower tinggi
menunjukkan bahwa pasien fibrosis kistik menyerap semua preparat
safflower ketika diberikan dengan dosis reguler suplemen enzim pankreas
mereka. Banyak parameter yang berguna sebagai indeks status asam lemak
esensial menunjukkan bahwa defisiensi asam lemak esensial ada pada

20
fibrosis kistik. Pengobatan 11 pasien fibrosis kistik dengan minyak
safflower (1g / kg setiap hari) gagal memperbaiki penyimpangan dalam pola
asam lemak. Data biokimia menunjukkan bahwa mungkin ada penurunan
dalam konversi linoleat menjadi arakhidonat serta gangguan penyerapan.
Namun, malabsorpsi saja tidak dapat menjelaskan status asam lemak
esensial yang tidak adekuat atau marginal dari pasien-pasien cystic fibrosis.
Satu penyerapan asam lemak esensial dan kemampuan untuk melewati
penghalang cairan darah-serebrospinal. Ketersediaan asam linoleat terbatas
pada pasien cystic fibrosis menyebabkan perubahan bentuk sel darah merah
baik secara langsung dengan menurunkan kadar
linoleoylphosphatidylcholine dari membran atau secara tidak langsung
dengan mempengaruhi aktivitas enzim.
Pemberian 0,1 g lemak per kilogram berat badan sebagai 10% atau
20% emulsi minyak safflower (Liposyn) kepada sukarelawan sehat tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam tingkat clearence antara dua
emulsi. Disimpulkan bahwa emulsi lemak 20% aman dari 10% emulsi
lemak untuk digunakan dalam dukungan nutrisi intravena. Sebuah penelitian
lain menemukan bahwa neonatus kecil mungkin memiliki defisit relatif
dalam pembersihan asam lemak bebas. B kuning safflower dimetabolisme
oleh bakteri usus manusia
Ada transfer cepat dari asam lemak makanan dari plasma kilomikron,
khususnya asam linoleat, ke dalam susu manusia. Peningkatan maksimum
terjadi 10 jam setelah konsumsi minyak safflower dan tetap meningkat
secara signifikan dalam susu selama 10 hingga 24 jam (p <0,05).
Konsentrasi plasma 18: 2 n-6 asam lemak meningkat selama dua jam
ketika 609 ± 37 mcM / L dicerna selama infus heparin dosis rendah terus
menerus pada 80 sukarelawan sehat.
Metabolisme di theonin 54 (T54) pembawa: lipemia postprandial pada
obesitas dan pembawa T54 signifikan untuk area di bawah kolesterol
chylomicron dan kurva chicomicron triacylglycerol (nilai yang lebih tinggi
untuk safflower 0,635 ± 0,053 dan 2,48± 0,30 mmol jam / L, masing-
masing: p <0,05. Stabilitas 1: 1 kedelai / safflower emulsi lipid intravena
dalam tiga yang berbeda semua dalam satu pencampuran dimaksudkan
untuk pasien neonatal dan bayi diselidiki. Stabilitas campuran berbasis

21
kedelai / safflower secara signifikan dan cepat deterisasi di salah satu dari
semua dalam satu komposisi yang dipelajari, kemerosotan stabilitas yang
signifikan dan cepat ini juga diamati dalam penelitian sebelumnya.
Safflower adalah anggota dari keluarga daisy (asteraceae) compositae)
dan dapat menyebabkan reaksi alergi pada pasien yang sensitif terhadap
bunga aster. anggota lain dari keluarga ini termasuk ragweed,
chrysanthemuams, marigold, dan banyak tanaman lainnya. jarang, safflower
dapat menyebabkan diare, tekanan darah rendah, takikardia, kehilangan
nafsu makan, mual, rasa sakit yang buruk, kram perut, dan perasaan
kenyang.

n. Sea Buckthorn (Hippophae rhamnoides)


Sea-Buckthorn (Hippophae rhamnoides) merupakan salah satu
tanaman yang memiliki nilai ekonomi, didaerah pegunungan Cina dan
Rusia. Tanaman ini tumbuh secara alami ditanah berpasir di ketinggian
1.200 – 4.500 meter ( 4.000 – 14.000 kaki ) didaerah beriklim dingin.
Buah Seabuckthorn memiliki reputasi yang baik sebagai obat dalam
ilmu pengobatan di Tibet dan Mongolia, karena dianggap sebagai obat
mujarab yang bisa digunakan untuk semua penyakit, mereka memanfaatkan
seluruh bagian dari buah seabuckthorn, dan menggunakannya untuk
membuat jus seabuckthorn, bubuk seabuckthorn, minyak biji seabuckthorn,
dan produk lainnya.
Sea buckthorn termasuk kelas C (unclear or conflicting scientific
evidence) untuk hipertensi.Mekanisme di mana sea buckthorn mengurangi
tekanan darah tidak dipahami dengan baik. Ini telah ditunjukkan untuk
memblokir jalur sinyal angiotensin.
Bukti nyata efektivitas dari Sea buckthorn yaitu berdasarkan
penelitian awal yang menunjukkan bahwa Sea buckthorn mungkin menjadi
agen herbal yang menjanjikan untuk hipertensi.Hal ini telah terbukti
mengurangi tekanan darah tinggi pada hewan dan penelitian pada manusia.
Pasien yang menerima sea buckthorn tidak mengalami peningkatan denyut
jantung atau tekanan darah setelah latihan. Penelitian lebih lanjut diperlukan
sebelum rekomendasi bisa dibuat.Sementara untuk dosis sea buckthorn
untuk hipertensi belum ditentukan.

22
o. Soy (Glycine max) Grade C
Penurunan tekanan darah ditunjukkan berhubungan dengan ekskresi
genistein urin tetapi tidak daidzein (isoflavon kedelai) . Bukti Ilmiah tentang
efektivitas mengkonsumsi produk kedelai, memasukkan kacang kedelai dan
mik kedelai, diyakini dapat membantu mencegah dan mengobati tekanan
darah tinggi pada pasien dengan hipertensi esensial ringan hingga sedang
yang mengkonsumsi susu kedelai (500 mL dua kali sehari selama 3 bulan)
mengalami reduksi penurunan tekanan darah.
2.6 Interaksi dengan Obat, makanan
a. Hibiscus (Hibiscus spp.)
Hibiscus harus dihindari pada pasien alergi atau hiperensitif terhadap
hibiscus atau konstituennya. Interaksi dengan acetaminophen (Tylenol)
telah terbukti mengubah waktu paruh acetaminophen pada manusia.
Hibiscus mungkin memiliki aktivitas estrogenik, meskipun signifikansi
klinik tidak jelas. Interaksi dengan agen estrogerik lainnya dimungkinkan.
Pada pria sehat, konsumsi Hibiscus sabdarifa menghasilkan penurunan yang
signifikan dalam konsentrasi urin kreatinin, asam urat, sitrat, tartrat,
kalsium, natrium, kalium, dan fosfat, tetapi tidak oksalat. Minuman
kembang sepatu telah terbukti mengurangi kemanjuran quinine dan
chloroquine pada sukarelawan manusia.

b. Stevia (Stevia rebaudiana)


1) Glukosa Darah : Stevia dapat menurunkan gula darah dan
meningkatkan risiko hipoglikemia.
2) Tekanan Darah : Stevia telah terbukti bertindak sebagai vasodilator in
vitro dan dapat mempengaruhi tekanan darah.
3) Kalsium: Stevia dapat bertindak sebagai antagonis kalsium dan dapat
berinteraksi dengan suplemen kalsium. Stevia dapat mengubah tingkat
kalsium serta agen yang mempengaruhi saluran kalsium; Namun,
interaksi ini belum terdokumentasi dengan baik.
4) Elektrolit : Steviosida disekresikan oleh epitel tubular ginjal dan
menginduksi diuresis dan natriuresis pada hewan. Keseimbangan
elektrolit dapat diubah, dan stevia harus digunakan secara hati-hati
dengan diuretik lainnya

23
c. Bawang Merah (Allium cepa)
1) Anticoagulants / Antiplatelets: Berdasarkan studi farmakologi dan in
vitro, ekstrak bawang dan bawang dapat menghambat agregasi
trombosit, mengurangi viskositas plasma, menurunkan hematokrit, dan
meningkatkan aktivitas fibribolytic. Secara teori, penggunaan
bersamaan bawang dengan antikoagulan antiplatelet dapat
meningkatkan risiko perdarahan: namun, interaksi ini belum dievaluasi
secara klinis.
2) Glukosa Darah: Berdasarkan studi klinis, bawang merah dapat
menurunkan kadar glukosa darah,
3) Lipid Darah: Berdasarkan pemeriksaan klinis terhadap hiperlipemia
alimentari, bawang merah dan minyak atsiri bawang merah dapat
mencegah peningkatan kolesterol serum yang diinduksi oleh lemak.
4) Tekanan Darah: Menurut bukti klinis, bawang merah dapat
menurunkan tekanan darah.
5) Bone Marker. Berdasarkan penelitian pada hewan, bawang merah dapat
menghambat resorpsi tulang dan secara teoritis dapat berinteraksi
dengan agen osteoporosis.
6) Tes Histologis: Berdasarkan tes in vitro, hewan, dan epidemiologi,
bawang atau ekstrak bawang mungkin memiliki efek antikanker

d. Bawang putih
Antikoagulan/antiplatelets : Perdarahan telah dikaitkan dengan
penggunaan oral dalam beberapa penelitian dan laporan kasus, termasuk
intra operatif, mungkin terkait dengan agregasi trombosit yang terganggu
atau peningkatan fibrinolisis. Pengurangan agregasi trombosit diamati pada
308 penggunaan aromatik. Telah ada laporan anekdot dari peningkatan
INRs dan PTs dalam pasien yang stabil setelah diberikan bawang putih.
Dalam kasus cross-sectional baru-baru ini, point-of-care survey dari 1818
pasien, 25 kasus diidentifikasi secara potensial secara klinis antara bawang
putih dan antikoagulan / antiplatelet,.
Glukosa darah : Kemungkinan interaksi dengan agen hipoglikemik
belum dievaluasi secara sistematis, namun bawang putih bepotensi untuk
menurunkan konsentrasi glukosa. Lipid darah : Beberapa percobaan telah

24
menunjukkan lipid sederhana - Menurunkan sifat suplementasi bawang
putih oral, termasuk penurunan kolesterol total dan LDL. Tekanan darah :
Banyak penelitian telah melaporkan pengurangan rata-rata kecil dalam
tekanan darah sistolik dan diastolik yang terkait dengan penggunaan bawang
putih oral versus plasebo.
Cytochrome P450 substrat : Meskipun penelitian pada hewan
menunjukkan induksi atau inhibisi berbagai enzim CYP450, menginduksi
3A4 dan 2E1, bukti lain tidak menunjukkan efek. Perhatian harus digunakan
dengan bawang putih dan agen yang mempengaruhi sistem enzim ini.
Minyak ikan dan asam eicosapentaenoic : EPA ditemukan dalam minyak
ikan laut dalam. Bawang putih dapat mempotensiasi efek antitrombotik
EPA, dan secara teoritis, penggunaan bersama dari agen ini dapat
meningkatkan risiko pendarahan. Bawang putih dan minyak ikan mungkin
memiliki efek penurun lipid tambahan.

e. Evening Primrose (Oenothera biennis)


1) Agen Yang Menggambarkan Ambang Kejang : Karena beberapa
laporan kasus kejang yang terkait dengan penggunaan EPO pada pasien
dengan / tanpa gangguan kejang yang diketahui, pasien mengambil obat
antiepilepsi atau agen yang dapat menurunkan ambang kejang harus
menghindari penggunaan EPO.
2) Antikoagulan/Antiplatelet : Dalam survei baru-baru ini mengenai
perawatan dari 1818 pasien, dua kasus diidentifikasi sebagai interaksi
yang signifikan secara klinis antara EPO dan agen antikoagulan /
antiplatelet.
3) Darah Fressubne : Dalam beberapa studi tikus, GLA telah ditemukan.
untuk menurunkan tekanan darah vena sentral, meskipun bukti klinis
awal samar-samar.

f. False Hellebore (Veratrum spp.)


Konstituen terisolasi dari false hellebore, O-acetyljervine, telah
dilaporkan memiliki aktivitas beta-agonist in vitro. efek hipotensi telah
diamati dalam laporan kasus. False hellebore atau konstituen alkaloidnya
dapat mengubah tingkat kreatinin.

25
g. Flax ( Linum usitatissimum )
1) Alkaline Phosphatase: Penggunaan biji flax (bukan minyak biji flax)
dapat menurunkan tingkat ALP.
2) Anticoagulan / Antiplatelets : Berdasarkan bukti uji coba penurunan
agregasi trombosit dan meningkatkan waktu perdarahan, biji flax
(bukan minyak biji flax) dapat meningkatkan risiko perdarahan saat
diambil dengan antikoagulan atau antiplatelet. Namun, kasus klinis
belum dilaporkan dalam literatur yang tersedia.
3) Glukosa Darah: Asam lemak omega-3 dalam biji flax dan minyak biji
flax dapat menyebabkan hiperglikemia. Dalam satu studi klinis, enam
pria dengan diabetes tipe 2 mengalami peningkatan kadar glukosa puasa
setelah 1 bulan pengobatan dengan asam lemak omega-3.
4) Lemak Darah : biji flax dan minyak biji flax menunjukkan memiliki
sifat penurun lipid pada uji in vitro dan pada hewan. Beberapa studi
klinis pendahuluan telah diberikan produk biji flax dan diukur efek
pada lipid, dengan hasil yang beragam. Kabarnya, lemak biji flax
(setara dengan komponen serat biji flax) dapat secara signifikan
mengurangi tingkat kolesterol total dan LDL.
5) Tekanan Darah: biji flax mengandung asam alfa-linolenat (ALA), telah
diusulkan bahwa biji flax dapat menurunkan tekanan darah. Secara
teori, biji flax dapat meningkatkan potensi efek dari agen antihipertensi.
Bukti awal menunjukkan bahwa kadar asam linolenat yang lebih tinggi
dalam jaringan adiposa manusia dapat berkorelasi dengan tekanan darah
yang lebih rendah. Diet miyak biji flax memiliki efek yang
beragamtehadap tekanan darah pada tikus. Bukti klinis yang terbatas
menunjukkan bahwa tekanan darah mengalami penurunan setelah
mengkonsumsi biji flax.
6) Agen Estrogenik : Biji flax ( bukan minyak biji flax ) adalah tanaman
sumber lignan. Lignan sering disebut sebagai fitoestrogen dan mungkin
memiliki agonis reseptor estrogen atau sifat antagonis dengan interaksi
yang tidak jelas dengan kontrasepsi oral atau HRT.

26
7) Berbagai Mengisi Makanan: Pengolahan dan memasak dapat mengubah
kandungan lipid dan stabilitas ALA dalam pasta yang mengandung biji
flax.
8) Hematocrit: Berdasarkan penelitian pada hewan, biji flax (bukan
minyak biji flax) dapat meningkatkan jumlah total sel darah merah
(RBC) dan kadar hemoglobin. Hematokrit mungkin terpengaruh.
9) Hormon Luteinisasi: Secara teori, penggunaan biji flax (bukan minyak
biji flax) dapat meningkatkan kadar LH serum.
10) Agen Oral : Konsumsi biji flax (bukan minyak biji flax) dapat
menurunkan penyerapan zat oral, vitamin, atau mineral yang diberikan
secara bersamaan. Agen oral harus diambil 1 jam sebelum atau 2 jam
setelah biji flax untuk mencegah penurunan penyerapan.
11) Testosterone: Secara teori, penggunaan biji flax (bukan minyak biji
flax) dapat mengubah kadar serum testosteron.
12) Vitamin E: Konsumsi biji flax (bukan minyak biji rami) dapat
menyebabkan peningkatan kadar vitamin E di hati.

h. Ginseng (Panax spp.)


1) Hormon Adrenocorticotropic: ginseng dapat menstimulasi ACTH dan
dengan demikian meningkatkan kadar kortisol plasma.
2) Analgesik: Panax ginseng mempotensiasi efek antinociceptive dari
pentazocine dan aspirin pada tikus dan juga tampaknya memiliki efek
independen, berdasarkan data farmakologis.
3) Antibiotik: Bukti klinis awal menunjukkan bahwa ginseng secara
sinergis mempercepat pembersihan bakteri dahak dalam bronkitis
bakteri yang diobati dengan antibiotik (amoksisilin, asam klavunalik).
4) Tingkat Antibodi: Ginseng diakui memiliki efek imunomodulator
sangat banyak. Ini telah terbukti meningkatkan titer antibodi setelah
imunisasi influenza diikutipengurangan insidensi gejala dingin dan
influenza.Ginseng mempotensiasi efek vaksin untuk infeksi parvovirus
babi dan Erysipelothrix rhusiopathiae.Ginseng juga terbukti
menurunkan kadar IgA plasma.
5) Anticoagulants / Antiplatelets: Ginseng dapat menghambat aktivitas
trombosit dan mempotensiasi aksi NSAID (misalnya aspirin).

27
Berdasarkan penelitian in vitro, fraksi lipofilik nonsaponin dari akar
Panax ginseng,menghambat agregasi platelet manusia yang diinduksi
oleh trombin (0,1 unit / mL) dengan cara yang tergantung dosis.
Ginseng mengurangi kelengketan platelet dalam studi tikus, namun
mekanismenya tidak jelas karena farmakokinetik warfarin telah terbukti
tidak berubah oleh satu dosis 2mg / kg ginseng pada tikus. Pada
manusia ginseng- Kombinasi gingko telah terbukti mengurangi agregasi
platelet. Satu laporan kasus seorang pria berusia 47 tahun stabil pada
warfarin karena katup jantung mekanik mengalami penurunan dari 3,1
menjadi 1,5 dalam INR 4 minggu setelah memulai kapsul ginseng tiga
kali sehari. Dua minggu setelah penghentian ginseng, INR pasien
kembali ke 3.3. Karena data yang bertentangan, tidak jelas bagaimana
ginseng dapat bertindak bila digunakan dalam kombinasi dengan agen
antokoagulan / antiplatelet, dapat meningkatkan risiko bleeding atau
pembekuan.
6) Agen Antidiabetik: Dalam survei cross-sectional, titik perawatan baru-
baru ini terhadap 1818 pasien, enam kasus diidentifikasi sebagai
interaksi yang berpotensi signifikan secara klinis antara ginseng dan
agen antidiabetik.
7) Blood Alcohol: Panax ginseng dapat mengurangi konsentrasi alkohol
dalam darah (etanol) dan meningkatkan pembersihan alkohol darah
8) Glukum Darah: Asupan tinggi ginseng Amerika telah terbukti
menurunkan glukosa darah.
9) Lipid Darah: Ginseng telah terbukti memiliki efek penurun kolesterol
pada hewan dan manusia.
10) Tekanan Darah: Berdasarkan bukti in vitro, ekstrak P. ginseng dapat
menghambat aktivitas angiotensin converting enzyme (ACE), tetapi
mungkin tidak mempengaruhi produksi oksida nitrat. Bukti patogen
menunjukkan bahwa ginseng dapat meningkatkan interval QTc
(sehingga meningkatkan risiko irama jantung abnormal ) dan
menurunkan tekanan darah diastolik 2 jam setelah konsumsi pada orang
dewasa yang sehat. Efek intensif telah diamati, namun berdasarkan uji
klinis, ginseng Amerika tidak mempengaruhi tekanan darah pada
individu hipertensi.

28
11) Pusat Sistem Saraf Nervous: Kontroversi mengelilingi apakah kafein
dan stimulan lain aman dikonsumsi bersama ginseng.Beberapa ahli
percaya bahwa ginseng Asia aman bila dikonsumsi sesuai dosis yang
dianjurkan; yang lain tidak setuju. Ginseng dapat menyebabkan
insomnia dan sakit kepala serta meningkatkan efek kafein. Preparat
ginseng komersil dikatakan mengandung methylxanthines (mis.,
Kafein, teofilin, theobromine) dalam jumlah yang bervariasi secara
luas, yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen. Meskipun ramuan itu
sendiri tidak mengandung kafein, beberapa suplemen ginseng komersial
menunjukkan hasil positif untuk kafein. Berdasarkan penelitian pada
hewan , ginseng telah terbukti menghambat pembentukan toleransi
terhadap psikostimulan. Ini juga menghambat hiperaktivitas yang
disebabkan oleh kokain pada tikus. Karena itu adalah stimulan CNS
nonspesifik, P. ginseng dapat meningkatkan efek efek dan efek samping
dari resep agen yang juga merangsang CNS. Jika P. ginseng atau panax
quinquefolius diambil bersamaan dengan stimulan lain yang dikenal,
efek samping aditif dapat terjadi. Namun bukti klinis interaksi obat
tidak jelas.
12) Cisplatin (Platinol): Dalam musang, ekstrak total ginseng merah Korea
secara signifikan melemahkan cisplatin yang disebabkan mual dan
muntah ketika diberikan 1 hingga 2 jam sebelum cisplatin.
13) Tingkat Kortisol: Ginseng dapat menstimulasi ACTH dan dengan
demikian meningkatkan kadar kortisol plasma, menurut data penelitian
hewan. Sejumlah bukti menunjukkan bahwa ginseng menurunkan kadar
kortisol pada pasien diabetes tetapi meningkatkan kadar kortisol pada
orang nondiabetes.
14) Cytochrome P450 Subtrates: Panax ginseng telah terbukti menghambat
CYP450 dan 3A4.
15) Dehydropiandrosterone: Ginseng dapat meningkatkan efektivitas
suplementasi DHEA.
16) Digoxin (Lanoxin): Beberapa bukti klinis menunjukkan bahwa ginseng
dapat meningkatkan efek digoxin (Lanoxin) pada gagal jantung
kongestif.

29
17) Tingkat Dihidrotestosteron: Pria yang diobati dengan ginseng telah
mengalami peningkatan konsentrasi DHT.
18) Agen Estrogenik: Ginseng telah dilaporkan memiliki efek seperti
estrogen. Likotoksin dalam ekstrak akar ginseng Amerika dan Asia
mengikat reseptor estrogen alfa dan beta secara in vitro.Namun, satu
studi menemukan bahwa tidak ada aktivitas estrogenik yang terbukti
pada sampel ekstrak P. ginseng. diuji, atau dalam sampel produk
kombinasi ArginMax. Relevansi klinis dari interaksi potensial ini masih
belum jelas.
19) Folicle Stimulating Hormone: Pria yang diobati dengan ginseng telah
meningkatkan konsentrasi LH.
20) Furosemide (Lasix): Dalam satu laporan kasus seorang pasien yang
memakai furosemide, ginseng dicurigai menginduksi resistensi diuresis.
21) Ginkgo Biloba: Ginseng sering dikombinasikan dengan ginkgo biloba
dalam formula.Bila digunakan dalam kombinasi, ginseng dapat
menyebabkan penurunan tekanan sistolik pada dosis rendah atau tinggi
dan penurunan tekanan diastolik pada dosis tinggi. Secara klinis,
kombinasi ginkgo dan ginseng dapat menyebabkan efek aditif.
22) Tes Fungsi Hati : Ginseng telah disarankan untuk meningkatkan
toksisitas agen hepatotoksik. Penggunaan bersamaan ginseng dengan
agen hepatotoksik dapat menyebabkan efek buruk pada hati, yang
mungkin tercermin dalam LFT.
23) Hormon Luteinising: Pria yang diobati dengan ginseng meningkat telah
meningkatkan konsentrasi LH.
24) Mitomycin (Mutamycin): Berdasarkan penelitian in vitro, panaxytriol
dari Panax ginseng dapat berinteraksi secara sinergis dengan mitomycin
C.
25) Agen Monoaminergik: P. ginseng atau P. quinquefolius telah
disarankan untuk berinteraksi dengan MAO inhibitor. ginseng telah
mendokumentasikan dan interaksi teoritis dengan fenelzin yang
menyebabkan mania, sakit kepala, tremor, dan insomnia.
26) Nifedipine (Procardia): Berdasarkan laporan kasus, ginseng dapat
berinteraksi dengan tekanan darah atau agen jantung, termasuk calcium

30
channel blocker seperti nifedipine (Procardia). Ginseng meningkatkan
level serum nifedipine pada sukarelawan yang sehat.
27) Obat Nonsteroidal Antiinflamator: Ginseng dapat menghambat aktivitas
trombosit dan mempotensiasi aksi NSAID seperti aspirin. Namun, bukti
klinis dari interaksi potensial ini masih kurang.
28) Opiates: Pada tikus, ginseng telah terbukti menghambat toleransi
terhadap opioid.Total saponin P.notoginseng mungkin memiliki
beberapa aktivitas agonis di opioid likepeptide receptor.
29) Paclitaxel (Taxol): Berdasarkan data hewan, ginseng merah dapat
berinteraksi secara sinergis dengan paclitaxel.
30) Phenytoin: Panax ginseng dapat mempengaruhi konsentrasi obat
anticonvulsant fenitoin melalui interaksi enzim hati CYP450 hati.
31) Agen Fotosensitizing: Bukti dari penelitian in vitro menunjukkan
bahwa P.ginseng bertindak sebagai photoprotector dalam konsentrasi
rendah dan sebagai fotosensitizer dalam konsentrasi tinggi.
32) Tingkat Hormon Posterior Pituitary: Pemberian intravena P. ginseng
pada tikus menunjukkan bahwa efek fisiologis ginseng tidak
dipengaruhi oleh translasi, tingkat konversi, atau struktur kimia hormon
dari kelenjar pituitari posterior.
33) Prolaktin: Pria yang diobati dengan ginseng mengalami penurunan
konsentrasi prolaktin.
34) P-Glycoprotein Substrat: substrat P-glikoprotein adalah membran sel
yang terkait dengan protein yang mengangkut berbagai substrat obat.
Intervensi dengan P-gp, termasuk aktivasi, penghambatan, dan induksi,
dapat menyebabkan kadar plasma atau otak yang berubah dari substrat
P-gp Protein protease inhibitor tertentu telah ditunjukkan secara in vitro
ke substrat untuk P-gp dan CYP3A4, sehingga penggunaan bersamaan
dengan ginseng harus dihindari.
35) Rhubarb: Dalam uji klinis, bubuk rhubarb dan sanchi (panax
notoginseng) digunakan bersama-sama untuk demam hemoragik dari
sindrom nefritik.
36) Ritonavir: Secara in vitro, ginseng terbukti meningkatkan aktivitas
antiviral dari ritonavir.P-gp dan penghambatan enzim CYP450
diusulkan untuk mempotensiasi interaksi ini.

31
37) Sedatives-Dan Sistem Depresi Nervous Sedatives: Ginseng dapat
berinteraksi dengan obat penenang, meskipun bukti klinis kurang.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada hewan, ginseng dapat
menghambat pembentukan toleransi terhadap opioid dan psikostimulan.
Ini juga menghambat hiperaktivitas yang disebabkan oleh kokain pada
tikus. adalah stimulan CNS nonspesifik, P. ginseng dapat meningkatkan
efek dan efek samping dari stimulan susunan CNS.
38) Testosteron: Laki-laki yang diobati dengan ginseng mengalami
peningkatan konsentrasi testosteron. Tikus yang diberi makan ginseng
selama 60 hari menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kadar
testosteron darah dan secara signifikan mengurangi bobot prostat.
39) Urine Tests: Sebuah uji obat urin Internasional Olimpiade Committee
(IOC) terhadap atlet yang pilek fX tidak positif untuk zat terlarang atau
dibatasi IOC.
40) Tingkat Viral: Ginseng secara tradisional telah digunakan sebagai agen
antiviral, meskipun bukti klinis samar-samar.
41) Sel Darah Putih: Pada manusia, ginseng secara signifikan (p <0,05)
meningkatkan jumlah CD4 + T-limfosit.

i. Jamur Reishi (Guhou tension)


Jamur reishi dapat ditunjukkan secara in vitro untuk memiliki efek
antiher sinergis jika diberikan dengan acyclovir. Jamur Reishi mungkin
memiliki efek imunosupresif, seperti yang ditunjukkan dalam penelitian
pada hewan di mana reishi menunda penolakan allograft. Selain itu jamur
reishi dapat menyebabkan pendarahan karena perpanjangan waktu
protrombin. Bukti in vitro dan in vivo menunjukkan bahwa Ganoderma
lucidum menghambat agregasi platelet.Namun, pada pasien hemofilia HIV-
positif, ekstrak kasar rehmannia tidak menunjukkan efek antiplatelet. Jamur
Reishi telah terbukti mengurangi kadar gula darah dan meningkatkan tingkat
insulin pada tikus. Dan jamur reishi dapat menurunkan kolesterol dengan
menghambat sintesa kolesterol, seperti yang ditunjukkan in vitro.Telah
ditunjukkan pula untuk menurunkan tekanan darah pada hewan. 3 In vitro,
G. lucidum dipamerkan efek penghambatan pada enzim angiotensin-
converting. Jamur reishi telah terbukti menghambat HMG-CoA reduktase

32
dalam biosintesis kolesterol. Karena efek merugikan yang diketahui dari
HMG-CoA reductase inhibitor. penggunaan bersamaan tidak disarankan,
meskipun bukti yang tidak jelas dari interaksi ini kurang. Dan jamur reishi
telah menunjukkan aktivitas terhadap virus HIV-1,328 herpes simplex tipe 1
(HSV-1) dan HSV-2., 27 dan Epstein-Barr virus28 in vitro. herpes  standar
mengandung 10% hingga 12,5% polisakarida dan 4% triterpen per dosis.
Produk New Zealand Ganopo-ly, digunakan dalam beberapa uji klinis,
mengandung 600 mg ekstrak G. lucidum per kapsul, dengan 25% (w / w)
polisakarida mentah, yang setara dengan 30 g tubuh buah G.
lucidum.Ekstrak reishi digunakan secara klinis untuk hipertensi pada 55 mg
setiap hari selama 4 minggu.

j. Kismis Hitam (Ribes nigrum)


Secara teoritis, penggunaan kismis hitam dan antikoagulan /
antiplatelet dapat meningkatkan risiko perdarahan, meskipun laporan klinis
interaksi obat tersebut kurang. Kismis hitam mengandung GLA dan asam
alfa-inolenic, yang menghambat produksi B2 tromboksan dan meningkatkan
produksi prostasiklin.Kismis hitam juga memiliki efek hipotensi dan dapat
menyebabkantekanan darah aditif menurun ketika digunakan dengan agen
hipotensi. Selain itu Kismis hitam telah terbukti dapat mengurangi produksi
prostaglandin E2 dan menyebabkan efek peningkatan kekebalan yang
sederhana.Berdasarkan sumber sekunder, kismis hitam mungkin memiliki
efek inhibitor MAO dan secara teoritis dapat berinteraksi dengan agen
monoaminergik lainnya.

k. Pycnogenol
1) Antikoagulan/Antiplatelet: Pycnogenol harus digunakan secara hati-hati
dengan antikoagulan karena potensinya untuk menurunkan koagulasi.
Berdasarkan penelitian klinis, suplementasi Pycnogenol dapat secara
signifikan menurunkan ransum serum tromboksan. In vitro Pycncgenol
terbukti meningkatkan efikasi asam asetilsalisilat (aspirin) dalam
penghambatan platelet.
2) Bacteriai Levels: Pada tikus yang tidak dicuplik, infeksi
Cryptosporidiunm parvum dibersihkan, lebih efisien pada hewan yang
diberikan Pycnogenol oral.

33
3) Beta-Adrenergik Acen : Berdasarkan model kardiomiosit, dengan
antagonis beta-reseptor dapat mengurangi pra-perlakuan Pycnogenol-
peningkatan kemungkinan keadaan kontraksi.
4) Glukosa Darah : Pycnogenol dapat mengurangi kadar glukosa dan harus
digunakan secara hati-hati dengan agen hipoglikemik.
5) Kolesterol : Pycnogenol mungkin memiliki efek penghemat kolesterol,
seperti yang ditunjukkan dalam penelitian cdinical.
6) Tekanan Darah : Berdasarkan uji klinis, Pycnogenol dapat mengurangi
tekanan darah pada individu hipertensi. Pycnogenol secara teoritis dapat
menyebabkan efek aditif bila digunakan dengan antihipertensi.
7) Siklofosfamid (Sitoxan) : Berdasarkan penelitian pada hewan
Pycnogenol dapat menghambat sintesis DNA thymus yang diinduksi
oleh siklofosfamid. Perhatian pada hal yang dijanjikan karena
penggunaan Pycnogenol dapat berinteraksi dengan terapi siklofosfamid.
8) Sitokin Dan Pembuat Inflamasi : Berdasarkan studi klinik dan studi in
vitro, Pycnogenol mungkin memiliki efek antiinflammatori dan secara
teoritis dapat berinteraksi dengan agen antiinflamasi. Berdasarkan
penelitian di bidangnya. Treatment pycnogenol dapat secara signifikan
mengurangi leukotrin serum. In vitro, Pycnogenol ditunjukkan untuk
meningkatkan sekresi TNF- dan produksi IL2 tetapi untuk mengurangi
tingkat tinggi IL-6.
9) Doxorubicin (Adriamisin) : Berdasarkan hewan dan dalam studi in
vitro, Pycnogenol mungkin memiliki efek protektif pada cardiotocity
doxorubicin (Adriamycin). Dalam kombinasi dengan antioksidan
lainnya, Pycnogenol dapat meningkatkan glutathione peroxidase ginjal,
glutathione reductase, aktivitas reduktase hati glutathione, dan
glutathione disulfide atau dapat mereduksi glutasi kardiak. Hepatik
CSH dan aktivitas peroxidase glutasi jantung mungkin juga meningkat.
10) Florida : Pada hewan, Pycogenol ditabur untuk mencegah ginjal yang
diinduksi oleh kerusakan lisosom.
11) Hormon Pertumbuhan : In vitro, sebuah kombinasi dari t-arginine, L-
lisin, bawang putih yang diekstraksi (Kyolik), S-allyl cysteine, dan
Pycnogenol dipastikan untuk meningkatkan secretior GH manusia Efek
dari Pycnogenol tidak jelas.

34
12) Diet Rendah Karbohidrat : Berdasarkan penelitian pada tikus,
kombinasi diet rendah karbohidrat dengan Pycnogenol treatmen dapat
meningkatkan retina glutathione peroxidase dan glutathione reductase
activ ties,
13) Polifenol : Peningkatan dalam polifenol, plasma telah dicatat pada
manusia yang disuplementasi dengan Pycnogenol.
14) Testosteron : Berdasarkan penelitian in vitro, Pycnogenol dapat
menstimulasi sintesis dari dihydtotestosterone.
15) Vitamin C: Dalam studi vito yang ditunjukkan, bahwa Pycncgenol
memperpanjang hidup dari radikal askorbat. Namun, hanya ada sedikit
bukti klinikal untuk mendukung efek ini.
16) Vitamin E: In vitro, Pycnogenol dan vitamin E terbukti memiliki efek
aditif antioxidant. Pycnogenol dapat melindungi -tokoferol sel-sel
endotel dan meningkatkan tingkat endogen basal dari tokoferol.
17) Darah Putih : In vitro, Pycnogenol meningkatkan natural killer (NK)
cytotoxicity.

l. Rhubarb (Rheum spp.) : Grade C


1) Alismatis Orientalis : Dalam uji klinis, rnubarb menunjukkan sifat
hipolipidat bila digunakan dengan Alismatis orientalis.
2) Angiotensin-Converting Enzym Inhibitor (ACEI) : Akar Rhubarb
mengandung tannin yang ditunjukkan secara in vitro untuk
menghambat angiotensin yang mengkonversi enzim (ACE) . Dalam uji
klinis, rhubarb telah menunjukkan efek sinergis dengan captopril,
inhibitor ACE, untuk mengurangi kadar kreatinin serum. Hiperkalemia,
yang dikoreksi dengan furosemid, terjadi pada satu orang yang
menggunakan rhubarb dan kaptopril.
3) Agen Antipsikotik : Rhubarb mengurangi kebutuhan akan dosis yang
lebih tinggi dari agen antipsikotik pada pasien skizofrenia.
4) Lemak Darah : Rhubarb mungkin memiliki efek penurun kolesterol,
seperti yang ditunjukkan pada subjek manusia.
5) Tekanan darah : Rubarb dapat menurunkan tekanan darah. Secara
teoritis, penggunaan bersamaan dengan agen antihipertensi dapat
meningkatkan efek penurunan tekanan darah.

35
6) Kalsium : Secara teoritis, penggunaan bersamaan dari rhubarb dan
coklat kemerah-merahan dapat menurunkan penyerapan mineral,
meskipun penelitian pada hewan yang melibatkan serat tangkai thubar
tidak mengungkapkan perubahan bioavailabilitas kalsium.
7) Chlorhexidine : Dalam uji klinis, rhubarb mengurangi gingivitis bila
digunakan dengan klorheksidin.
8) Cisplatin : Pada tikus yang diobati dengan cisplatin, kemoterapi dengan
rhubarb secara signifikan mengurangi toksisitas mematikan dan
toksisitas ginjal agen chermotherapeutic umum ini: kombinasi tidak
mengganggu efek kemoterapi dari cisplatin.
9) Kortikosteroid : Rhubarb bersama dengan deksametason (Decadron)
mengurangi edema paru pada tikus karena cedera paru akibat
endotoksin.
10) Kreatinin : Dalam uji klinis, rhubarb telah menunjukkan efek sinergis
dengan kaptopril, inhibitor ACE, untuk mengurangi kadar kreatinin
serum.
11) Elektrolit : Penggunaan berlebihan rhubarb dapat menyebabkan
hilangnya kalium terinduksi-diuretik. Rhubarb juga memiliki efek
laksatif, yang dapat berkontribusi pada kehilangan cairan elektrolit.
12) Agen estrogenik : Segmen uterus yang diambil dari tikus yang
diinduksi estrogen menurun pada kontraktilitas spontan setelah
penambahan rhein.
13) Gingseng : Dalam uji klinis, bubuk rhubarb dan sanchi (Panax
notoginseng) digunakan bersama-sama untuk demam hemoragik dari
sindrom nefritik.
14) Glauber’s Salt (Mirabilite) : Dalam uji klinis, rhubarb meningkatkan
efek laksatif garam Glauber.
15) Besi : Teks herbal dan laporan anekdot menunjukkan bahwa rhubarlb
merusak penyerapan zat besi karena kandungan oksalat.8 Namun,
berdasarkan penelitian laboratorium, rhubarb (Rheum rhaponticum)
mungkin memiliki efek cukup moderat pada penyerapan zat besi.
16) Tes fungsi ginjal : Rhubarb telah terbukti dapat menginduksi
nefrotoksisitas pada hewan percobaan. Namun, tanin thubarb telah

36
terbukti meningkatkan BUN, kreatinin, GFR, aliran plasma ginjal dan
aliran darah ginjal. Dibutuhkan kehati-hatian.
17) Tes fungsi hati : Tingginya kadar tannin dari raubarb root dapat
meningkatkan kemungkinan nekrosis hepatic.5 Dalam jumlah besar,
konsumsi coklat kemerah-merahan dapat menyebabkan kerusakan hati
dan harus dihindari dengan agen hepatotoksik.
18) Susu : Anekdot, keefektifan rhubab dapat menurun ketika diambil
bersamaan dengan susu atau produk susu lainnya.
19) Mineral : Penyerapan mineral dari makanan dapat menurun dengan
konkomitan pencernaan rhubab. Kandungan oksalat Rhubarb dapat
mengikat ion logam multivalen di saluran pencernaan dan menurunkan
penyerapannya.
20) Nifedipin (Procardia) : Dalam uji coba, rhubarb meningkatkan efek dari
calcium channel blocker nifedipine.
21) Agen oral : Efek laksatif Rhubarb dapat mengurangi penyerapan agen
oral lain yang menyebabkan berkurangnya waktu transit GI. Bukti
klinis dari interaksi seperti ini kurang.
22) Sage : Dalam uji coba makan, krim thubarb dan sage mengurangi gejala
herpes labialis.
23) Tes urin : Rhubarb dapat menghitamkan urin berwarna kuning terang
menjadi merah dan dapat mengganggu tes diagnostik tertentu.
Penggunaan Rhubarb telah dikaitkan dengan hematuria.
24) Zink : Pada manusia, penggunaan rhubarb telah terbukti mengurangi
penyerapan zinc.

m. Safflower (Carthamus tinctorius) Grade C


Interaksi yang berkaitan dengan keasaman yaitu dalam serangkaian
kasus, anak-anak dengan fibrosis kistik memiliki peningkatan yang lebih
besar dalam asam linoleat plasma setelah konsumsi minyak safflower ketika
mereka mengambil antasida dan penghambat reseptor H2 simetidin dengan
kapsul pankreas mereka, daripada ketika mereka mengambil kapsul
pankreas. Pada tingkat Albumin yaitu peningkatan albumin serum tercatat
pada pasien pediatrik yang menerima 20% emulsi minyak safflower selama
2 minggu. Interaksi dengan antikoagulan/antiplatelets yaitu berdasarkan

37
studi klinis dan laboratorium, safflower (diambil secara lisan) mungkin
memiliki aktivitas agregasi antiplatelet dan dapat meningkatkan efek agen
darah-thining. Namun, bukti klinis menunjukkan bahwa infus safflower
dapat mengembangkan hiperkoagulabilitas darah. Dosis kecil heparin
ditambahkan ke dosis besar liposyn 10 (emulsi minyak safflower) total
nutrisi parenteral (TPN) membalikkan hiperkoagulasi yang disebabkan oleh
safflower. Interaksi dengan gula darah yaitu berdasarkan penelitian klinis,
minyak safflower dapat mempengaruhi kontrol glikemik pada pasien
diabetes tipe 2. ini didukung oleh bukti binatang bahwa diet minyak
safflower tinggi lemak menghasilkan resistensi insulin. Interaksi dengan
lemak darah yaitu menurut uji klinis dan penelitian laboratorium, konsumsi
minyak safflower dapat menurunkan kadar kolesterol total serum HDL,
LDL, apolipoprotein B, dan malondialdehyde-LDL. Namun, beberapa uji
klinis menemukan bahwa safflower dapat meningkatkan beberapa lipid
serum, termasuk kolesterol sel dalam plasma, dan dapat meningkatkan
trigliserida = lipoprotein yang kaya. Beberapa percobaan uji klinis
menemukan bahwa minyak safflower tidak secara signifikan mengubah
nilai lipid / lipoprotein yang diukur. Interaksi dengan tekanan darah yaitu
safflower dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang rendah. Pada
sitokin dan penanda inflamasi yaitu berdasarkan penelitian klinis yang
melibatkan terapi penggantian hormon, minyak safflower dapat
menyebabkan efek aditif dengan minyak ikan untuk mengurangi CRP dan
IL-6. pada makrofag peritoneum hewan yang diberi safflower, perdarahan
meningkatkan PGE, pelepasan tetapi penurunan kapasitas pesentasi antigen;
IL-1 dan IL-2 ditingkatkan. secara in vitro, safflower mengaktifkan NF-kB
dan meningkatkan produksi cytokie oleh makrofag. Namun, dalam sebuah
studi klinis, safflower tidak mengubah produksi sitokin dan eikosanoid
selama infeksi human immunodeficiency virus (HIV). Pada lithium yaitu
berdasarkan seri kasus, minyak safflower dapat membalikkan gejala
neurotoksisitas lithium dosis rendah yang disebabkan oleh sintesis
menghambat prostaglandin E1 (PGE1). Interaksi dengan pentobarbital yaitu
pada hewan, minyak safflower telah terbukti menurunkan mortalitas terkait
pentobarbital. Pada minyak dedak padi yaitu pencampuran minyak dedak
padi dengan minyak safflower, pada proporsi tertentu (7: 3% berat / berat),

38
dapat memperbesar khasiat hipokolesterolemik, dibandingkan dengan efek
dari setiap minyak saja. Untuk jumlah sel darah putih pada manusia,
suplementasi safflower menghasilkan peningkatan aktivitas sel NK. Namun,
emulsi safflower tidak terbukti mengubah parameter imunitas seluler dalam
beberapa penelitian in vitro.

n. Sea Buckthorn (Hippophae rhamnoides)


1) Antikoagulan/Antiplatelet : sea buckthorn telah terbukti dapat
menurunkan agregasi trombosit secara in vitro. Secara teoritis,
penggunaan antikoagulan / antiplatelet bersamaan dengan sea
buckthorn dapat meningkatkan risiko perdarahan, namun, bukti klinis
masih kurang.
2) Tingkat Bakteri: Sea buckthorn telah menunjukkan sifat antibakteri in
vitro.
3) Glukosa Darah: Pada hewan, flavonoid dari Sea buckthorn telah
terbukti mengurangi kadar glukosa serum.
4) Lipid Darah: Minyak seabuckthorn dapat meningkatkan tingkat high-
density lipoprotein (HDL).
5) Tekanan Darah: Berdasarkan penelitian in vitro, total flavon
seabuckthorn mungkin memiliki efek penghambatan pada aktivitas
angiotensin-converting enzyme (ACE) dan pada pembentukan
angiotensin II. Pada hewan,sea buckthorn telah terbukti menurunkan
tekanan darah.

o. Soy (Glycine max)


Efek samping yang paling sering terkait dengan kedelai adalah reaksi
alergi dan perut sakit seperti kembung, mual, dan sembelit. Alergi kedelai
adalah alergi makanan umum, individu dengan alergi kedelai juga dapat
bereaksi silang terhadap makanan tertentu, termasuk kacang, kacang-
kacangan, gandum, gandum hitam, dan barley. Menggunakan kedelai tidak
dianjurkan pada pasien dengan lignon yang sensitif hormon seperti
payudara, evarian, atau kanker rahim, karena kekhawatiran tentang
kemungkinan efek seperti estrogen (yang secara teoritis dapat merangsang
pertumbuhan tumor). Kondisi-kondisi sensitif hormon lainnya
(endometriosis) mungkin juga secara teoritis menjadi buruk. Kedelai telah

39
menunjukkan dalam studi klinik dapat menurunkan kadar glukosa darah
sehingga tidak cocok untuk pasien hipoglikemik.
Beberapa ahli percaya bahwa mungkin ada interaksi potensial antara
ekstrak kedelai dengan ginseng meskipun interaksi potensial ini tidak
dijelaskan. Efek dari protein kedelai atau tepung kedelai pada penyerapan
besi tidak bersih. Penelitian telah melaporkan penurunan dalam penyerapan
zat besi. Meskipun penelitian lain telah mencatat tidak ada efek atau
peningkatan penyerapan zat besi pada orang-orang yang mengonsumsi
kedelai. Orang yang menggunakan suplemen zat besi serta produk kedelai
harus berkonsultasi dengan praktisi perawatan kesehatan yang berkualitas
untuk memantau kadar besi darah.
Berdasarkan laporan kasus manusia dan penelitian hewan, penurunan
hormon tiroid dan peningkatan kadar TSH dapat terjadi dengan penggunaan
kedelai dan oleh karena itu harus digunakan secara hati-hati dalam
kombinasi dengan agen tiroid.

2.7 Terapi Non Farmakologi


Menjalani pola hidup sehat telah banyak terbukti dapat
menurunkan tekanan darah, dan secara umum sangat menguntungkan
dalam menurunkan risiko permasalahan kardiovaskular. Pada pasien yang
menderita hipertensi derajat 1, tanpa faktor risiko kardiovaskular lain, maka
strategi pola hidup sehat merupakan tatalaksana tahap awal, yang harus
dijalani setidaknya selama 4 – 6 bulan. Bila setelah jangka waktu tersebut,
tidak didapatkan penurunan tekanan darah yang diharapkan atau
didapatkan faktor risiko kardiovaskular yang lain, maka sangat dianjurkan
untuk memulai terapi farmakologi.Beberapa pola hidup sehat yang dianjurkan
oleh banyak guidelines adalah :
1. Penurunan berat badan. Mengganti makanan tidak sehat dengan
memperbanyak asupan sayuran dan buah-buahan dapat memberikan
manfaat yang lebih selain penurunan tekanan darah, seperti menghindari
diabetes dan dyslipidemia.
2. Mengurangi asupan garam. Di negara kita, kandungan makanan tinggi
garam dan lemakmerupakan makanan tradisional pada kebanyakan
daerah. Tidak jarang pula pasien tidak menyadari kandungan garam

40
pada makanan cepat saji, makanan kaleng, daging olahan dan sebagainya.
Tidak jarang, diet rendah garam ini juga bermanfaat untuk mengurangi
dosis obat antihipertensi pada pasien hipertensi derajat ≥ 2. Dianjurkan
untuk asupan garam tidak melebihi 2 gr/ hari.
3. Olahraga. Olah raga yang dilakukan secara teratur sebanyak 30–60 menit/
hari, minimal 3 hari/ minggu, dapat menolong penurunan tekanan
darah. Terhadap pasien yang tidak memiliki waktu untuk berolahraga
secara khusus, sebaiknya harus tetap dianjurkan untuk berjalan kaki,
mengendarai sepeda atau menaiki tangga dalam aktifitas rutin mereka di
tempat kerjanya.
4. Mengurangi konsumsi alkohol. Walaupun konsumsi alcohol belum menjadi
pola hidup yang umum di negara kita, namun konsumsi alcohol
semakin hari semakin meningkat seiring dengan perkembangan
pergaulan dan gaya hidup, terutama di kota besar. Konsumsi alcohol lebih
dari 2 gelas per hari pada pria atau 1 gelas per hari pada wanita, dapat
meningkatkan tekanan darah. Dengan demikian membatasi atau
menghentikan konsumsi alcohol sangat membantu dalam penurunan
tekanan darah.
5. Berhenti merokok. Walaupun hal ini sampai saat ini belum terbukti berefek
langsung dapat menurunkan tekanan darah, tetapi merokok merupakan
salah satu faktor risiko utama penyakit kardiovaskular, dan pasien
sebaiknya dianjurkan untuk berhenti merokok.

2.8 Contoh Obat Herbal di Indonesia


a. Nonik

Indikasi : Menurunkan tekanan darah, menurunkan gula darah (diabetes)


Komposisi : Morinda citrifolia Fructus (Mengkudu atau pace) 500mg
terstandarisasi 4% morindin

41
Dosis : Untuk pemeliharaan kesehatan : 1-2 x sehari, Untuk pengobatan : 2
x 2 kapsul sehari

b. Celery

Indikasi : Menurunkan tekanan darah tinggi


Komposisi : Ekstrak Apium graveolens Folium 300 mg
Dosis : Untuk penderita tekanan darah tinggi : 3 x 1 kapsul sehari
Untuk penderita ringan / pencegahan : 1 kapsul sehari
c. Ace Maxs

Indikasi : Meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menjaga tubuh dari


peradangan, melancarkan sistem pencernaan, menurunkan tekanan darah.
Komposisi : keseluruhan buah manggis, daun sirsak, bunga rosella hitam,
buah apel, buah anggur asli, madu murni.
d.

42
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
a. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah secara terus menerus sehingga
melebihi batas normal dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan
tekanan diastolik diatas 90 mmHg.
b. Hipertensi dapat terjadi apabila terjadi peningkatan kecepatan denyut
jantung. Peningkatan kecepatan denyut jantung dapat terjadi akibat
rangsangan abnormal saraf atau hormon pada nodus SA. Peningkatan
kecepatan denyut jantung yang berlangsung kronik sering menyertai
keadaan hipertiroidisme.
c. Tanaman obat yang dapat diberikan kepada pasien hipertensi dengan grade
B adalah Hibiscus dan Stevia. Sedangkan yang memmiliki grade c adalah
bawang merah, bawang putih, evening primrose, false hellebore, flax,
gingseng, pycogenol, rhubarb, safflower, sea buckthorn, soy, jamur reishi,
dan kismis hitam.
d. Produk yang terdapat di Indonesia misalnya nonik, celery, dan ace maxs.
3.2 Saran
Dengan terselesaikannya makalah yang kami buat ini, maka kami
sebagai penulis menyadari bahwa banyaknya kesalahan dalam pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sangat
membangun dari para pembaca agar dalam pembuatan makalah kami
selanjutnya dapat lebih baik dari sebelumnya.

43
DAFTAR PUSTAKA

Anaka, Ogochukwu N. dkk . 2009. Effect of the aqueous seed extract of Persea
americana mill (Lauraceae) on the blood pressure of spraguedawley rats
.African Journal of Pharmacy and Pharmacology Vol. 3(10). pp. 485-490.

Binfar.2006.phamaceutical care untuk hipertensi.Jakarta:Binfar.

Corwin, dan Elizabeth, J. (2001).Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC.

Dekker, E., 1996. Hidupdengan Tekanan Darah Tinggi.Jakarta:Pustaka Sinar


Harapan.

Depkes RI, 2007. Ina SH Menyokong Penuh Penanggulangan


Hipertensi.Jakarta:Intimedia.

Dipiro, T.J., Talbert,L.R., Yee, C.G., Matzke, R.G., Wells, G.B., dan Posey, M.L.
2015. Pharmacoterapy Handbook Edisi Sembilan. New York: McGraw Hills
Company. Hal. 87-101

Fitria, Triola dan Oktadoni Saputra.2016. Khasiat Daun Seledri Terhadap Tekanan
Darah Tinggi Pada Pasien Hiperkolestrolemia.Lampung:Majority Volume
5 No 2.

Haris S dan Taralan Tambunan. 2009. Hipertensi pada Sistem Metabolik. Sari
Pediatri, Vol. 11, No. 4, Desember 2009.

Ragot, S., Sosner, P., Bouch, G., Guillemain, J., danHerpin, D. (2005). Appraisal of
the knowledge of hypertensive patients and assessment of the role of the
pharmacists in the management of hypertension:results of a regional survey.
Journal of Human Hypertension.

Santosa, Slamet . 2005. Khasiat Antioksidan dan Antihipertensi Buah Mengkudu


(Morinda Citrifolia Fructus) dalam Penanganan Preeklamsi.Bandung:JKM.
Vol. 4, No. 2.

Seamon, E., Ulbricht, C., 2010, Natural Standard Herbal Pharmacotherapy.


Elsevier

44
Ulbricht, Catherine. and Erica Seamon.2010.Natural Standard Herbal
Pharmacotherapy An Evidence-Based Approach.Canada:

Yuliana, Cici.2015.Penggunaan Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) untuk


Menurunkan Tekanan Darah Tinggi.Lampung:J Majority Volume 4 Nomor
3.

45

Anda mungkin juga menyukai