Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN
A.  Perjalanan Hidup Manusia Dari Alam Ruh Hingga Hari Akhir
Perjalan hidup manusia berawal dari alam arwah, alam rahim, alam dunia, alam barzah
dan terakhir sampai pada alam akhirat (akhir). Manusia merupakan makhluk terakhir yang
diciptaka Allah SWT. setelah sebelumnya Allah menciptakan makhluk lain seperti malaikat, jin,
bumi, langit dan seisinya. Allah SWT. menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling
sempurna. Karena, manusia diciptakan untuk menjadi khalifah (pemimpin) dimuka bumi dan
kemakmurannya.
1.                  Alam Arwah
Allah SWT. mengambil perjanjian dan kesaksian dari calon manusia, yaitu ruh-ruh
manusia yang berada di dalam arwah. Di sebutkan dalam Al-Qur’an surah Al-A’raf, 7:172 yang
artinya;
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka
dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini
Tuhanmu ?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan Kami), kami menjadi saksi”. (Kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami
(bani Adam) adalah orang-oarang yang lemah terhadap ini (Keesaan Tuhan)”.
Dengan kesaksian dan perjanjian ini seluruh umat manusia lahir kedunia sudah
memiliki fitrah  beriman kepada-Nya dan agama yang lurus. Al-Qur’an surah Ar-Rum, 30:30
yang artinya;
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah
yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada pengubahan pada fitrah Allah.
(Itulah) Agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.
2.                  Alam Rahim
Penciptaan manusia dijelaskan dalam Al-Qur’an surah Al-Mu’minun 23: 12, 13 & 14
yang artinya;
“dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) tanah.
Kemudin kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudin air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan
segumpal daging dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang
itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain.
Maka Maha Suci Allah, pencipta yang paling baik”.
Kemudian di dalam surah lain juga dijelaskan penciptaan manusia yaitu surah Al-Furqan, 25:54
yang artiya;
“Dan dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu dia jadikan manusia itu (punya)
keturunan dan mushaharah dan Tuhanmu Maha Kuasa”.
3.                  Alam Dunia
Manusia dilahirkan kedunia dalam keadaan fitrah, suci, bersih seperti kertas putih yang
belum di coret-coret. Setelah akil balig pendidikan dan lingkungannya yang akan mewarnai
kehidupannya. Kejadian ini dijelaskan dalam beberapa surah Al-Qur’an. Contohnya Al-Qur’an
surah Al-Hajj 22: 5, Al-Imran 3:28, An Nahl 16:42, Al-Isra 17:70.
Perjalanan manusia di dunia bagaikan air jernih yang mengalir, dicemari sampah-sampah
kemudian air ini menjadi keruh dan kotor. Jadi semua perilaku dan sifat manusia itu akan baik
oleh dirinya dan akan buruk oleh sifatnya sendiri.
Allah SWT. adalah tempat lautan ampunan,  lautan kasih sayang yang menerima siapa
saja tanpa mengenal kedudukan yang hendak kembali kejalan-Nya dan akan mengangkat
manusia dari keterpurukan bagi yang bertawakal dan bertakwa kepada-Nya. Semua ini telah
dijelaskan di dalam surah Az-Zumar, 39:53 yang artinya;
“Katakanlah: Hai hamba-hambaku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa
semuanya. Sesungguhnya dialah Yang Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang”.
Di dalam surah lain juga dijelaskan yaitu Al-Qur’an surah An-Nisa 4: 48, Al-Araf 7: 23,
Al-Imran 3:173.
4.                  Alam Barzakh (kubur)
Alam Barzakh adalah taman dari taman–taman surga atau lembah dari lembah-lembah
neraka. Dialam ini manusia tinggal sendiri, yang akan menemani adalah amal perbuatan yang
pernah diperbuat selama didunia. Jika, seseorang yang menjadi penghuni surga akan dibukakan
pintu untuknya surga setiap pagi dan sore (dia akan merasakan hawa surga). Sebaliknya jika
menjadi penghuni neraka akan dibukakan untuknya setiap pagi dan sore (dia aka merasakan
hawa panasnya neraka).
Dialam kubur manusia yang beriman itu dapat dengan mudah menjawab pertanyaan oleh
Malaikat Munkar Nakir yaitu;
1)      Siapa Tuhanmu ?
2)      Apa agamamu ?
3)      Apa kitab pedomanmu ?
4)      Siapa yang mengajarimu? Dsb.
5.                  Alam  Akhirat
Pada fase yang terakhir dari rihlah manusia di hari akhir adalah sebagian mereka masuk
surga dan sebagian masuk neraka. Surga tempat orang-orang bertakwa dan neraka tempat orang-
orang kafir. Kedua tempat tersebut sekarang sudah ada dan disediakan. Bahkan, surga sudah
rindu pada penghuninya untuk siap menyambut dengan sebaik-baiknya. Nerakapun sudah rindu
dengan penghuninya dan siap menyambut dengan hidangan neraka. Al-Qur’an dan Hadis telah
menceritakan surga dan neraka secara detail. Penyebutan ini agar menjadi pelajaran bagi
kehidupan manusia tentang persinggahan akhir yang akan mereka alami.
Orang-orang kafir, baik dari kalangan Yahudi, Nashrani maupun orang-orang musyrik,
jika meninggal dunia dan tidak bertobat, maka tempatnya adalah neraka. Neraka yang penuh
dengan siksaan. Percikan apinya jika ditaruh di dunia dapat membakar semua penghuni dunia.
Minuman penghuni neraka adalah nanah dan makanannya zaqum (buah berduri). Manusia di
sana tidak hidup karena penderitaan yang luar biasa, dan juga tidak mati karena jika mati akan
hilang penderitaannya. Di neraka manusia itu kekal abadi.
Dalam surga mereka duduk-duduk bersandar di atas dipan, tidak merasakan panas teriknya
matahari dan dingin yang sangat. Mereka dinaungi pohon-pohon surga dan buah yang sangat
mudah untuk dipetik. Mereka juga mendapatkan bejana-bejana dari perak dan piala-piala
minuman yang sangat bening. Mereka akan minum-minuman surga yang rasanya sangat nikmat
seperti minuman jahe yang didatangkan dari mata air surga bernama Salsabila. Di surga juga ada
banyak sungai yang berisi beraneka macam minuman, sungai mata air yang jernih, sungai susu,
sungai khamr, dan sungai madu.
Penghuni surga akan dilayani oleh anak-anak muda yang jika dilihat sangat indah
bagaikan mutiara yang bertaburan. Orang-orang beriman di surga memakai pakaian sutra halus
berwarna hijau dan sutra tebal, juga memakai gelang terbuat dari perak dan emas. Allah SWT.
memberikan minuman kepada mereka minuman yang bersih dan yang tidak kalah nikmatnya
yaitu istri-istri dan bidadari surga. Mereka berwarna putih bersih berseri, bermata bulat,
pandangannya pendek, selalu gadis sebaya belum pernah disentuh manusia dan jin. Buah
dadanya montok dan segar, tidak mengalami haidh, nifas, dan buang kotoran.Puncak dari semua
kenikmatan di surga adalah melihat sang pencipta Allah yang Maha Indah, Sempurna, dan
Perkasa. Sebagaimana manusia dapat melihat bulan secara serentak, begitu juga manusia akan
memandang Allah secara serentak. Indah, mempesona, takzim, dan suci.

B.               Ragam Orientasi Hidup Manusia


Kehidupan dunia merupakan kehidupan sementara dan kehidupan akherat adalah
kehidupan abadi. Kehidupan sementara harus sejalan dengan kehidupan abadi. Jika tidak, maka
akan terjadi ketidak seimbangan dalam menjalani kehidupan ini. Seorang Muslim senantiasa
dituntut untuk mengisi danmemanfaatkan kehidupan ini dengan sebaik-baiknya. Seorang muslim
hendaknya memiliki orientasi hidup yang jelas, yang paling tidak meliputi tiga hal:
1.      Orientasi kemanfaatan (kemaslahatan)
Manusia yang baik adalah manusia yang bisa memberi kemanfaatan (kemaslahatan) yang
sebesar-besarnya bagi orang lain. Oleh karena itu, segala potensi yang kita miliki harus kita
gunakan untuk memberi kemanfaatan kebaikan yang sebesar-besarnya, bila ini yang dilakukan
manusia, maka banyak persoalan bisa kita pecahkan dan banyak kemajuan yang bisa kita capai.
Namun, yang amat kita sayangkan adalah banyak manusia yang belum bisa memberi
kemanfaatan kepada orang lain, bahkan dirinya sendiri saja bermasalah. Oleh karena itu, segala
bentuk kesia-siaan akan ditinggalkan oleh setiap mukmin yang ingin meraih keberuntungan
dalam kehidupannya di dunia dan akhirat. Allah SWT. berfirman:
”Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu'
dalam shalatnya. Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang
tiada berguna”. (QS. Al-Mu’minun, 23:1-3)
2.      Orientasi kepedulian
Sebagai muslim yang beriman sudah pastinya hurus memiliki rasa kepedulian. Contohnya,
kita membantu terhadap kesulitan hidup yang dialami orang lain dan kita akan berusaha menjadi
bagian dari solusinya. Maksudnya yaitu apabila ada orang yang sedang kesulitan kita
membantunya agar kesulitan yang dialaminya dapat terselesaikan dengan cepat. Inilah kebajikan
yang harus kita tunjukkan dalam kehidupan nyata sebagaimana firman Allah SWT:
”Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi
sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat,
kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang
meminta-minta; dan (memer dekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan
zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang
sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang
benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa”. (QS. Al-Baqarah, 2:177)
3.      Orientasi kedisiplinan
Seorang Muslim senantiasa dituntut untuk disiplin dalam melaksanakan nilai-nilai kebenaran
yang datang dari Allah SWT. dan telah dibimbing dengan diturunkannya Al-Qur’an sebagai
petunjuknya sehingga bisa membedakan mana jalan hidup yang benar dan mana yang salah,
Allah SWT. berfirman:
”(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)”. (QS. Al-Baqarah,
2:185)

C.              Tujuan Dan Fungsi Penciptaan Manusia


1.      Tujuan Penciptaan Manusia
Tujuan penciptaan manusia adalah sebagai abdi kepada Allah dan khalifah di bumi. “ Aku
tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaKu”. (Adh-
Dhariyat, 51:56)
Tanggung jawab sebagai abdi merupakan suatu tanggung jawab individu atau fardhu’ain.
Meliputi kepada kemestian untuk memahami lapangan akidah dan tauhid, syariat dan
akhlak. Pengabdian manusia pada Allah lebih mencerminkan manusia agar terwujudnya sebuah
kehidupan dengan tatanan yang adil dan baik. Oleh karena itu pengabdian manusia harus
dilakukan secara ikhlas karena Allah SWT. Dalam hal ini Allah berfirman:
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyambah-Ku. Aku
tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan aku tidak menghendaki  supaya mereka
member aku makan. Sesungguhnya Allah, Dialah maha pemberi Rezeki yang mempunyai
kekuatan lagi sangat kokoh”. (Adh-Dhariyat, 51:56-58)
“Dan mereka telah di perintahkan kecuali supaya mereka menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) Agama dengan lurus dan supaya
mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan degnan dekimikian itulah Agama yang
lurus”. (Bayinnah, 98:5)
2.      Fungsi  Penciptaan Manusia
Fungsi penciptaan manusia adalah sebagai khalifah yang telah ditetapkan Allah SWT.
diantaranya adalah:
Pertama adalah belajar (surat An-naml, 27: 15-16 dan Al-Mukmin :54) ; Belajar yang
dinyatakan pada ayat pertama surat Al-Alaq adalah mempelajari ilmu Allah yaitu Al Qur’an.
Kedua adalah mengajarkan ilmu (Al-Baqoroh, 2: 31-39); Khalifah yang telah diajarkan ilmu
Allah maka wajib untuk mengajarkannya kepada manusia lain. Hal ini yang dimaksud dengan
ilmu Allah adalah Al-Qu’ran dan juga Al Bayan.
Ketiga adalah membudayakan ilmu (Al-Mukmin : 35 ); Ilmu yang telah diketahui bukan
hanya untuk disampaikan kepada orang lain melainkan dipergunakan untuk dirinya sendiri
dahulu agar membudaya.

D.              Hidup Sukses Dalam Pandangan Al-Qur’an


Pada umumnya masyarakat memahami arti kesuksesan identik dengan pencapaian cita-
cita, harapan serta keinginan. Simpelnya Kata sukses berarti pencapaian keberhasilan atau
keberuntungan atas wujud nyata dari apa-apa yang dicita-citakan.
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat
nama tuhannya, lalu dia sembahyang. Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan
duniawi. Sedangkan kehidupan akhirat lebih baik dan kekal”. (QS. A'Alaa, 87: 14 - 17)
Lantas bagaimana makna “Sukses Menurut Al-qur’an?”. Dalam Al-qu’ran kata sukses
terbagi menjadi 3 (tiga); al-falaah, an-najaat dan al-fauz. Menurut tata bahasa, al-falaah berarti
kemenangan, kelestarian, kekekalan, keberuntungan dan kebertahanan hidup. An-najaat berarti
keselamatan atau keterhindaran dari bencana serta kegagalan dan terhalaunya hambatan. Adapun
al-fauz berarti keberhasilan atau keberuntungan yang baik.
Dalam Al-qur’an yang berkaitan dengan al-falaah, hampir rata-rata menjelaskan dan
menerangkan 5 hal tersebut di bawah ini.
1. Bebas dari hal-hal yang membuat rugi, sakit dan memperburuk keadaan diri (An-najaat),
2. Mendapatkan dan meraih keadaan dan kondisi yang layak, baik dan sentosa (Al-falaah),
3. Tercapainya harapan serta cita-cita (Al-fauz),
4. Menang dan berhasil menaklukkan berbagai rintangan (Al-fauz wa an-najaat),
5. Menggapai 'keabadian' hidup (al-falaah), keberadaannya dikenang secara positif
sepanjang sejarah, mendapatkan kehidupan damai (kekal) di dunia dan kehidupan akhirat.
D.1. 10 Cara Hidup Sukses Dalam Islam
1)      Niatkan Maka Kau Aka Mendapatkan
Rasulullah saw bersabda dalam sebuah hadis:
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya
mendengar Rasulullah SAW. bersabda : “Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya.
Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan”. (HR
Bukhari Muslim)
2)      Mendo’akan Saudara
Jika kita mendo’akan saudara kita tanpa sepengetahuannya, insya Allah kita akan
mendapatkan apa yang kita do’akan.
Dari Abu Darda’ra bahwasannya ia mendengar Rasulullah SAW. bersabda:“Tiada seorang
muslim yang mendo’akan saudaranya tanpa sepengetahuan saudaranya, kecuali malaikat
berkata: Dan untuk kamu pula seperti itu”.(HR. Muslim)

3)      Memiliki Ilmunya
“Dan sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu atas orang yang ahli ibadah seperti
keutamaan (cahaya) bulan purnama atas seluruh cahaya bintang”. (H.R. Ahmad, Tirmidzi, Abu
Dawud, dan Ibnu Majjah)
“Barangsiapa menginginkan sukses dunia hendaklah diraihnya dengan ilmu dan
barangsiapa menghendaki sukses akherat hendaklah diraihnya dengan ilmu, barangsiapa ingin
sukses dunia akherat hendaklah diraih dengan ilmu”. (Iman Syafi’i)

4)      Berubahlah
Allah yang menentukan, namun perintah Allah juga agar kita mau mengubah diri sendiri.
Jika anda ingin meraih apa yang anda inginkan atau mengubah kondisi anda, maka berubahlah.
“Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai kaum itu sendiri yang mengubah
nasib atau keadaan yang ada pada dirinya”. (QS Ar-Ra’d, 13:11)

5)      Silahturahim
“Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya atau dikenang bekasnya (perjuangan atau
jasanya), maka hendaklah ia menghubungkan silaturahmi”.(HR Muslim)
“Barang siapa yang senang dipanjangkan umurnya, diluaskan rezekinya, dan dijauhkan
dari kematian yang buruk, maka hendaklah bertakwa kepada Allah dan menyambung
silaturahmi”. (HR Imam Bazar, Imam Hakim)

6)      Berdo’a
”Dan apabila hamba-hamba Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah
bahwasanya Aku dekat. Aku mengabulkan doa orang-orang yang memohon kepada-Ku. Maka
bermohonlah kepada-Ku dan berimanlah kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam
kebenaran”. (Q.S Al-Baqarah, 2:186)
Hadis dari Imam Turmidzi dan Hakim, diriwayatkan dari Abdullah bin Umar, bahwa Nabi
SAW. bersabda : “Barangsiapa hatinya terbuka untuk berdo’a, maka pintu-pintu rahmat akan
dibukakan untuknya. Tidak ada permohonan yang lebih disenangi oleh Allah daripada
permohonan orang yang meminta keselamatan. Sesungguhnya do’a bermanfa’at bagi sesuatu
yang sedang terjadi dan yang belum terjadi. Dan tidak ada yang bisa menolak taqdir kecuali
do’a, maka berpeganglah wahai hamba Allah pada do’a”. (HR Turmudzi dan Hakim)

7)      Tawakal
Dari Umar bin Khoththob radhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam
bersabda: “Jika kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-sebenarnya tawakkal, niscaya
Dia akan memberikan rezeki kepada kalian sebagaimana Dia memberikan rezeki kepada seekor
burung yang pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali pada sore hari dalam
keadaan kenyang”.
(Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi)

8)      Sahadaqah
”Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di
jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap
bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan
Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al Baqarah, 2: 261)

9)      Syukuar
“Sesunggunhnya jika kamu bersyukur pasti akan aku tambah (nikmat-Ku) untukmu dan jika
kamu kufur maka sesungguhnya azab-Ku amat pedih”. (QS Ibrahim, 14: 7)

10)  Bertakwa
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.
Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang
bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya
Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan
ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”. (QS. At-Talaq, 65:2-3)
BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Peran dan fungsi Agama bagi manusia sangatlah berpengaruh terhadap kehidupannya, karena
setiap manusia pasti memiliki pandangan hidup untuk mecapai kehidupan yang sejahtera, baik
sebagi pedoman dalam kehidupanya atau petunjuk hidupnya.
Agama sangat penting dalam kehidupan manusia karena Agama:
1.      Sumber moral
2.      Merupakan petunjuk kebenaran
3.      Merupakan sumber informasi yang akurat
4.      Memberi bimbingan rohani bagi manusia, baik dikala suka maupu dikala duka
B.   Kritik Dan Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok pembahasan
dalam makalah ini, terutamanya masih banyak kekurangan dan kelemahan. Karena terbatasya
pengetahuan dan kekurangan rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah yang kami susun tersebut.
Kami selaku penulis banyak berharap para pembaca sudi memberikan kritik dan saran yang
tentunya dapat membantu kepada kami demi tercapainya kesempurnaan dalam makalah ini.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi kami dan pada khususnya seluruh pembaca makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.dakwatuna.com/2007/02/21/108/perjalanan-hidup-manusia/#axzz3nASp4R3p
http://surouawwabi.blogspot.co.id/2012/02/orientasi-kehidupan.html
https://aristasefree.wordpress.com/tag/fungsi-dan-peranan-manusia-dalam-islam/
https://wmazmi.wordpress.com/2008/05/26/tujuan-penciptaan-manusia/
http://www.motivasi-islami.com/10-cara-sukses-dalam-islam/

Anda mungkin juga menyukai