Anda di halaman 1dari 4

Sebab Runtuhnya Peradaban Islam

a.Khulafaur Rasyidin
setelah utsman wafat, masyarakat beramai-ramai melantik ali bin abi thalib sebagai
khalifah, dari situlah timbul permasalahan ketika ali mulai mengeluarkan kebijaksanaan
baru sebagai khalifah. Ali mennonaktifkan gubernur yang diangkat oleh utsman, dia
yakin pemberontakan-pemberontakan yang terjadi karena keteledoran para gubernur.
Kemudian menarik tanah yang dihadiahkan utsman untuk penduduk dengan
menyerahkan hasil pendapatannya kepada negara, dengan menyerahkan hasil
pendapatannya ke negara dan memakai system distribusi pajak tahunan kepada orang-
orang islam sebagaimana yang pernah di terapkan oleh ummar. Ali memerintah hanya 6
tahun selama masa pemerintahanya dia mengalami pemberontakan yaitu pemberontakan
thalahah, zubai dan aisyah. Mereka meminta dipecahkan siapa yang membunuh utsman
pada kala itu ditumpahkan secara zalim dan menghukum orang yang membunuh utsman.
Namun ali tiddak mau menghukum para pembunuh utsman karna ali ingin menghindari
perang, dengan mengirim surat kepada thalhah dan zubair dengan berunding secara
damai. Namun ajakan tsb ditolak akhirnya perperangan terjadi dengan dasyat (Perang
Jamal) karena aisyah dalam pertempuran tsb menggunakan unta dan berhail
mengalahkannya. Dan thalhah dan zubair terbunuh kemudian aisyah di tawan dimekah.
Kebijakan ali juga menakibatkan timbulnya perlawanan dari para gubernur damaskus,
muawiyah yang mendukung bekas pejabat yang merasa kehilangakn kedudukan. Setelah
berhasil memadamkan perang tersebut al bergerak dari kufah menuju damaskus pasukan
tsb bertemu dengan pasukan muawiyah di shiffin, pertempuran terjadi yang di sebut
perang shifin dan diakhiri dengan tahkim, tetapi tahkim tiidak menyelesaikan masalah
malah menyebabkan timbulnya golongan khawarij orang yang keluar dari barisan ali.
Muawiyah menyusup dari barisan ali keadaan tsb tidak menguntungkan ali munculnya
khawarij menyebabkan tentara semakin lemah, sementara muawiyah semakin kuat. Pada
tangga; 20 ramadhan 20 H (660 M), Ali terbunuh oleh anggota khawarij yaitu Abdullah
bin muljam. Akhirnya berakhir sudah khulafaur rasidin.

b.Bani Ummayah
Ada beberapa factor yang menyebabkan runtuhnya bani ummayah antara lain:

1. Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah suatu yang baru bagi tradisi
Arab yang lebih menekankan aspek senioritas. Pengaturannya tidak jelas, ketidak jelasan
system pergantian kekhalifah ini menyebabkan terjadinya perselisihan atau persaingan
yang tidak sehat dikalangan keluarga istana.
2. Latar belakang terbentuknya dinasti bani ummayah tidak bias dipisahkan dari konfik-
konflik politik yang terjadi di masa Ali Bin Abi Thalib Sy’ah (pengikut Ali) dan
Khawarij terus menjadi gerakan oposisi, baik secara terbuka, seperti dimasa awal dan
akhir maupun cara tersembunyi seperti dimasa pertengahan kekuasaan bani ummayah.
Penumpasan terhadap gerakan-gerakan ini banyak menyedot kekuatan pemerintah
3. Pada masa kekuasaan Bani Umayyah, pertentangan etnis. Antar suku Arabia Utara (Bani
Qayas) dan Arabia Selatan (Bani Kal)

c.Bani Abbasiyah
Kemunduran dan kehancuran Dinasti Abbasiyah yang menjadi awal kemunduran dunia
Islam terjadi dengan proses kausalitas sebagaimana yang dialami oleh dinasti sebelumnya.
Konflik internal, ketidak mampuan khalifah dalam mengkonsolidasi wilayah kekuasaannya, dan
budaya yang mulai bermunculan di Bani Abbasiyah. faktor-faktor penyebab kemunduran itu
tidak datang secara tiba-tiba. Faktor-faktor penyebab runtuhnya dinasti abbasiyah:

a. Faktor Internal
1. Perebutan Kekuasaan di Pusat Pemerintahan

Khilafah Abbasiyah didirikan oleh Bani Abbas yang bersekutu dengan orang-orang Persia.
Persekutuan dilatar belakangi oleh persamaan nasib kedua golongan itu pada masa Bani
Umayyah berkuasa. Keduanya sama-sama tertindas. Setelah khilafah Abbasiyah berdiri,
dinasti Bani Abbas tetap mempertahankan persekutuan itu. Menurut Ibnu Khaldun, ada dua
sebab dinasti Bani Abbas memilih orang-orang Persia dari pada orang-orang Arab. Pertama,
sulit bagi orang-orang Arab untuk melupakan Bani Umayyah. Pada masa itu mereka
merupakan warga kelas satu. Kedua, orang-orang Arab sendiri terpecah belah dengan adanya
ashabiyah (kesukuan). Dengan demikian, khilafah Abbasiyah tidak ditegakkan di atas
ashabiyah tradisional.

2. Munculnya Dinasti-Dinasti Kecil Yang Memerdekakan Diri

Wilayah kekuasaan Abbasiyah pada periode pertama hingga masa keruntuhan sangat luas,
meliputi berbagai bangsa yang berbeda, seperti Maroko, Mesir, Syria, Irak, Persia, Turki dan
India. Walaupun dalam kenyataannya banyak daerah yang tidak dikuasai oleh Khalifah,
secara riil, daerah-daerah itu berada di bawah kekuasaaan gubernur-gubernur bersangkutan.
Hubungan dengan Khalifah hanya ditandai dengan pembayaran upeti.

3. Kemerosotan Perekonomian

Pada periode pertama, pemerintahan Bani Abbas merupakan pemerintahan yang kaya. Dana
yang masuk lebih besar dari yang keluar, sehingga Baitul-Mal penuh dengan harta.
Perekonomian masyarakat sangat maju terutama dalam bidang pertanian, perdagangan dan
industri. Tetapi setelah memasuki masa kemunduran politik, perekonomian pun ikut
mengalami kemunduran yang drastis. Setelah khilafah memasuki periode kemunduran ini,
pendapatan negara menurun sementara pengeluaran meningkat lebih besar. Menurunnya
pendapatan negara itu disebabkan oleh makin menyempitnya wilayah kekuasaan, banyaknya
terjadi kerusuhan yang mengganggu perekonomian rakyat.

4. Munculnya Aliran-Aliran Sesat dan Fanatisme Keagamaan

Karena cita-cita orang Persia tidak sepenuhnya tercapai untuk menjadi penguasa, maka
kekecewaan itu mendorong sebagian mereka mempropagandakan ajaran Manuisme,
Zoroasterisme dan Mazdakisme. Munculnya gerakan yang dikenal dengan gerakan Zindiq ini
menggoda rasa keimanan para khalifah. Khalifah Al-Manshur yang berusaha keras
memberantasnya, beliau juga memerangi Khawarij yang mendirikan Negara Shafariyah di
Sajalmasah pada tahun 140 H. Setelah al Manshur wafat digantikan oleh putranya Al-Mahdi
yang lebih keras dalam memerangi orang-orang Zindiq bahkan beliau mendirikan jawatan
khusus untuk mengawasi kegiatan mereka serta melakukan mihnah dengan tujuan
memberantas bid'ah. Akan tetapi, semua itu tidak menghentikan kegiatan mereka. Konflik
antara kaum beriman dengan golongan Zindiq berlanjut mulai dari bentuk yang sangat
sederhana seperti polemik tentang ajaran, sampai kepada konflik bersenjata yang
menumpahkan darah di kedua belah pihak. Gerakan al-Afsyin dan Qaramithah adalah contoh
konflik bersenjata itu.

b. Faktor eksternal
1. Perang Salib

Kekalahan tentara Romawi telah menanamkan benih permusuhan dan kebencian orang-
orang kristen terhadap ummat Islam. Kebencian itu bertambah setelah Dinasti Saljuk
yang menguasai Baitul Maqdis menerapkan beberapa peraturan yang dirasakan sangat
menyulitkan orang-orang Kristen yang ingin berziarah kesana. Oleh karena itu pada
tahun 1095 M, Paus Urbanus II menyerukan kepada ummat kristen Eropa untuk
melakukan perang suci, yang kemudian dikenal dengan nama Perang Salib.

2. Serangan Mongolia ke Negeri Muslim dan Berakhirnya Dinasti Abbasiyah

Orang-orang Mongolia adalah bangsa yang berasal dari Asia Tengah. Sebuah kawasan
terjauh di China. Terdiri dari kabilah-kabilah yang kemudian disatukan oleh Jenghis
Khan (603-624 H). Sebagai awal penghancuran Bagdad dan Khilafah Islam, orang-orang
Mongolia menguasai negeri-negeri Asia Tengah Khurasan dan Persia dan juga menguasai
Asia Kecil. Pada bulan September 1257, Hulagu mengirimkan ultimatum kepada
Khalifah agar menyerah dan mendesak agar tembok kota sebelah luar diruntuhkan. Tetapi
Khalifah tetap enggan memberikan jawaban. Maka pada Januari 1258, Hulagu khan
menghancurkan tembok ibukota. Sementara itu Khalifah al-Mu’tashim langsung
menyerah dan berangkat ke base pasukan mongolia. Setelah itu para pemimpin dan
fuqaha juga keluar, sepuluh hari kemudian mereka semua dieksekusi. Dan Hulagu beserta
pasukannya menghancurkan kota Baghdad dan membakarnya. Pembunuhan berlangsung
selama 40 hari dengan jumlah korban sekitar dua juta orang. Dan Dengan terbunuhnya
Khalifah al-Mu’tashim telah menandai babak akhir dari Dinasti Abbasiyah.

d.Turki Ustmani
Faktor-Faktor penyebab hancurnya Turki Usmani antara lain:

1. Kelemahan para Sultan dan sistem birokrasi

Ketergantungan sistem birokrasi sultan Usmani kepada kemampuan seorang sultan dalam
mengendalikan pemerintahan menjadikan institusi politik ini menjadi rentang terhadap
kejatuhan kerajaan. Seorang sultan yang cukup lemah cukup membuat peluang bagi
degradasi politik di kerajaan Turki Usmani. Masing-masing kelompok membuat kualisi
dengan janji kemakmuran, Sultan dikondisikan dengan lebih suka menghabiskan waktunya
di istana dibanding urusan pemerintahan agar tidak terlibat langsung dalam politik yang
mereka rancang.

2. Kemerosotan kondisi sosial ekonomi

Perubahan mendasar terjadi terjadi pada jumlah penduduk kerajaan sebagaimana terjadi pada
struktur ekonomi dan keuangan. Kerajaan akhirnya menghadapi problem internal sebagai
dampak pertumbuhan perdagangan dsn ekonomi internasional. Kemampuan kerajaan untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri mulai melemah, pada saat bangsa Eropa telah
mengembangkan struktur kekuatan ekonomi dan keuangan bagi kepentingan mereka sendiri.
Perubahan politik dan kependudukan saling bersinggungan dengan perubahan penting di
bidang ekonomi. Desentralisasi kekuasaan dan munculnya pengaruh pejabat daerah
memberikan konstribusi bagi runtuhnya ekonomi tradisional kerajaan Turki Usmani.

3. Munculnya kekuatan Eropa

Munculnya politik baru di daratan Eropa dapat dianaggap secara umum faktor yang
mempercepat proses keruntuhan kerajaan Turki Usmani. Konfrontasi langsung pada
dengan kekuatan Eropa berawal pada abad ke XFI, ketika masing-masing kekuatan
ekonomi berusaha mengatur tata ekonomi dunia. Ketika kerajaan Usmani sibuk
membenahi Negara dan masyarakat, bangsa Eropa malah menggalang militer, Ekonomi
dan tekhnologi dan mengambil mamfaat dari kelemahan kerajaan Turki Usmani.

4. Pemberontakan-pemberontakan internal.

Pemberontakan-pemberontakan terjadi dimana-mana, mulai dari Makkah, Wahabiyah,


Druze dan pemberontakan di Wilayah pusat kekuasaan telah memperlemah kekuatan
militer dan politik.

Anda mungkin juga menyukai