PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Corona Virus Disease 2019 atau yang biasa disebut dengan Covid-19 ini
merupakan penyakit baru yang hadir di dunia dan penyakit ini biasanya muncul
dari gejala ringan hingga berat. Covid-19 terbagi menjadi dua jenis yang
diketahui yang dapat menimbukan gejala berat seperti Middle East Respiratory
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus corona ini termasuk dalam
kategori zoonosis yang artinya dapat ditularkan dari hewan ke manusia).
(Kemenkes RI, 2020).
Menurut World Health Organization (2020), pada tanggal 1 desember
2020 tercatat ada 62.844.837 jiwa kasus Covid-19 yang terkonfirmasi dan baru
dilaporkan dalam 24 jam terakhir tercatat 453.170 jiwa, terdapat jumlah
kematian yang dilaporkan WHO termasuk 1.465.144 jiwa dan baru dilaporkan
dalam 24 jam terakhir tercatat 7.837 jiwa. Jadi, hal ini menunjukan bahwa
Corona Virus Disease (Covid-19) merupakan suatu penyakit serius yang dapat
berdampak buruk bagi kesehatan di semua negara sehingga merugikan negara
dan pribadi karena tidak bisa beraktivitas seperti biasanya.
Covid-19 pertama dilaporkan di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020
sejumlah dua kasus. Data 31 Maret 2020 menunjukkan kasus yang
terkonfirmasi berjumlah 1.528 kasus dan 136 kasus kematian. Tingkat
mortalitas covid-19 di Indonesia sebesar 8,9%, angka ini merupakan yang
tertinggi di Asia Tenggara (Susilo et al., 2020). Jumlah kasus yang tercatat di
Negara Indonesia pada tanggal 1 desember 2020 terdapat jumlah yang positif
tercatat 543.975 jiwa, jumlah data yang sembuh tercatat 454.879 jiwa dan
jumlah data yang meninggal tercatat 17.081 jiwa. Kesimpulan dari data
tersebut bahwa terkait terjadinya covid semakin meningkat di setiap bulan.
(Satgas, 2020).
1
Menurut Dinas Kesehatan Kalimantan Barat (2020), berdasarkan tanggal 1
Desember 2020 terdapat 2.438 jiwa yang terkonfirmasi Covid-19 diantaranya
termasuk 374 jiwa yang terkonfirmasi isolasi, 2042 jiwa yang terkonfirmasi
sembuh dan 22 jiwa yang terkonfirmasi meninggal. Suspek 1309 jiwa
diantaranya 522 jiwa suspek dirawat, 737 jiwa discarded dan 50 jiwa probable.
Kontak erat dengan orang yang positif covid-19 terdapat 19.486 jiwa (Dinkes
Kalbar, 2020). Kota Pontianak yang terkonfirmasi covid-19 tercatat 772 jiwa,
suspek tercatat 785 jiwa dan kontak erat dengan orang yang positif covid-19
tercatat 2.624 jiwa (Dinkes Kalbar, 2020).
Menurut Kementerian Kesehatan (2020), Orang Tanpa Gejala (OTG)
adalah seseorang yang tidak menunjukkan gejala-gejala Covid-19, tetapi
mereka pernah melakukan kontak erat dengan orang yang sudah dinyatakan
positif Covid-19. OTG perlu melakukan pemeriksaan rapid test antibodi, jika
pemeriksaan yang pertama menunjukkan hasil negatif, maka tindakan
selanjutnya adalah menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan
social distancing (jaga jarak fisik) serta memakan makanan yang sehat dan
bergizi serta rutin olahraga dengan protokol kesehatan. Jika didapatkan hasil
positif maka, tindakan selanjutnya adalah mengisolasikan diri atau isolasi
mandiri dengan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan social
distancing serta rutin cek kesehatan.
Sistem kekebalan tubuh atau sistem imun adalah tentara bagi kesehatan
tubuh kita yang berperan dalam menjaga dan melawan benda asing yang
negatif masuk ke tubuh. Seperti yang kita ketahui bahwa tidur merupakan
kebutuhan dasar manusia yang mempunyai pengaruh terhadap fisik dan
psikologis dengan kebutuhan yang berbeda-beda berdasarkan usia. Saat tidur
terjadinya perubahan fisiologis, perubahan neurologi, perubahan hormonal dan
pernapasan. Dengan kebutuhan tidur yang terpenuhi maka dapat meningkatkan
kesehatan karena fungsi biologis tubuh menjadi seimbang dan normal. Ketika
seseorang kebutuhan tidurnya tidak tercukupi maka dapat mengalami
perubahan perilaku, emosi dan menurunkan imunitas tubuh sehingga mudah
terinfeksi virus. Setelah saya membaca artikel terkait sistem imun, saya belum
2
menemukan apakah ada hubungan sistem imun terhadap pola tidur (Jauhari,
2020).
Tidur adalah salah satu perilaku atau aktivitas sebagai kebutuhan dasar
bagi manusia. Tidur mungkin tampak sebagai suatu proses yang dianggap
pasif. Kenyatannya, tidur dapat dikaitkan dengan aktivasi otak tingkat tinggi.
Tidur merupakan keadaan yang relevan dengan psikiatri, karena gangguan
tidur dapat terjadi di hampir semua penyakit kejiwaan dan sering menjadi
bagian kriteria diagnostik untuk gangguan tertentu. Kualitas tidur sangat
berpengaruh terhadap kesehatan tubuh manusia sehingga berpengaruh ke
kesehatan mental jika terjadinya gangguan tidur. (Sadock, Sadock, & Ruiz,
2015).
Untuk mengetahui kondisi tidur yang baik dapat digambarkan dengan
durasi yang cukup, kualitas yang baik, ketepatan dan keteraturan waktu, serta
tidak adanya gangguan tidur. Durasi waktu tidur yang baik untuk
meningkatkan kesehatan secara optimal bagi orang dewasa adalah 7 jam atau
lebih per malam secara teratur. Tidur kurang dari 7 jam per malam secara
teratur dikaitkan dengan beberapa masalah kesehatan di antaranya
penambahan berat badan, penyakit jantung dan stroke, depresi, hipertensi,
diabetes dan peningkatan risiko kematian (Watson et al., 2015).
Hasil dari penelitian Bilqis tahun 2018, menyatakan bahwa adanya
hubungan infeksi saluran pernafasan akut terhadap gangguan tidur yang
menyebabkan kekebalan tubuh menurun pada mahasiswa Kedokteran
Universitas Andalas angakatan 2015-2016.
Menurut penulis, dari latar belakang tersebut menyimpulkan bahwa saat
pandemi Covid-19 banyaknya tenaga kesehatan tertular penyakit Covid-19
dengan tanpa gejala namun, penulis belum mengetahui hubungan kualitas tidur
terhadap orang tanpa gejala. Maka dari itu, penulis ingin meneliti hubungan
pola tidur terhadap kejadian Orang Tanpa Gejala akibat covid-19.
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas latar belakang sebelumnya maka peneliti dapat
menyusun rumusan masalah yaitu, “Hubungan Pola Tidur Terhadap Orang
Tanpa Gejala (OTG) Akibat Covid-19 Di RS Universitas Tanjung Pura”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pola tidur terhadap orang tanpa gejala
(OTG) akibat Covid-19 Di RS Universitas Tanjung Pura?
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui apakah ada hubungan pola tidur terhadap kejadian
Covid-19
b. Untuk mengetahui hubungan pola tidur terhadap Orang Tanpa Gejala
(OTG)
D. Manfaat
1. Bagi masyarakat
Sebagai sumber informasi bagi masyarakat mengenai cara pencegahan
covid-19 Di RS Universitas Tanjung Pura.
2. Bagi pelayanan kesehatan
Sebagai masukan peningkatan mutu dan kualitas dalam pelayanan
kesehatan khususnya dalam penanganan Covid-19.
3. Bagi instusi keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan
memperkaya ilmu pengetahuan dan sebagai bahan bacaan bagi peniliti
selanjutnya. Sebagai tambahan ilmu, kompetensi dan pengalaman bagi
peneliti dalam melakukan penelitian kesehatan yang terkait dengan
hubungan pola tidur terhadap kejadian orang tanpa gejala akibat
4
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori
a. Definisi Covid-19
virus ini dan yang terbanyak terinfeksi yaitu Amerika Serikat terdapat
Serikat yang terbanyak terinfeksi virus ini terdapat juga dari Negara
b. Etiologi
c. Patofisiologi
tua dengan terdapat gejala klinis ringan seperti common cold dan
terjadi pada musim dingin dan semi karena virus ini terkait dengan
yang sangat menyukai suhu dingin dan kelembapan yang tidak terlalu
tinggi.
terpapar virus dalam jumlah besar dalam satu waktu maka dapat
hamil, dan kondisi lainnya maka penyakit secara progresif tertular lebih
karena virus tidak dapat hidup tanpa sel host. Siklus coronavirus setelah
dan masuk virus ke sel host yang diperantarai oleh Protein S yang ada
CoV protein S keterikatan dengan reseptor di sel host yaitu enzim ACE-
mukosa oral dan nasal, nasofaring, paru, lambung, usus halus, usus
besar, kulit, timus, sumsum tulang, limpa, hati, ginjal, otak, sel epitel
alveolar paru, sel enterosit usus halus, sel endotel arteri vena, dan sel
napas bagian bawah. Pada infeksi yang akut maka terjadinya peluruhan
virus dari saluran napas dan virus dapat berlanjut dan meluruh beberapa
d. Klasifikasi Covid-19
b) Orang dengan demam (≥38ºC) atau riwayat demam atau ispa dan
19.
fisik atau pernah berada didalam satu ruangan yang sama atau
orang yang termasuk dalam kontak erat adalah orang yang berada
(termasuk tempat kerja, kelas, rumah, dan acara besar) dalam 2 hari
gejala. Orang yang termasuk kontak erat yang terakhir adalah orang
4) Kasus Konfirmasi
e. Faktor Risiko
f. Manifestasi Klinis
berat. Gejala klinis utama yang sering muncul yaitu demam dengan
suhu (≥38ºC), batuk dan kesulitan bernapas. Selain itu dapat disertai
diare dan gejala saluran napas lainnya. Setengah dari pasien timbul
sesak dalam satu minggu. Pada kasus berat perburukan secara cepat dan
beberapa hari.
12
2. Pola Tidur
a. Definisi Tidur
adalah suatu keadaan dimana seseorang sedang tidak sadar tetapi dapat
tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan dalam penuh
b. Fisiologi Tidur
serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah,
c. Tahapan Tidur
3) NREM Tahap III: Awal tahap dari keadaan tidur nyenyak, agak
mimpi.
14
Fungsi dan tujuan tidur ini secara jelas tidak diketahui, akan tetapi
pada fungsi seluler yang penting. Secara umum terdapat dua efek
fisiologis dari tidur yaitu pertama, efek pada sistem saraf diperkirakan
berbagai susunan saraf dan efek pada struktur tubuh yang dapat
2) Pembaruan Sel
3) Penyimpanan Energi
e. Gangguan Tidur
2015).
15
tidur adalah:
tenang.
(Tarwoto,2015) :
a) Penyakit
b) Lingkungan
c) Motivasi
kantuk.
d) Kelelahan
e) Kecemasan
mengganggu tidur.
f) Alkohol
g) Obat-obatan
(mensupresi REM).
17
B. Keaslian penelitian
C. Kerangka Teori
1. TBC Primer
COVID-19
2. TBC Skunder
Tingkat
Faktor internal
pengetahuan
Tingkat pengetahuan
penderita TBC
Faktor eksternal
Perilaku
1. Faktor pendorong
Perilaku
pencegahan
2. Faktor pemungkin
kekambuhan pada
3. Faktor Penguat
penderita TBC
Keterangan : : Diteliti
: Tidak Diteliti
20
2015.)
BAB III
METODE PENELITIAN
D. Kerangka Konsep
konsep-konsep yang akan diukur atau diamati melalui penelitian yang akan
Tanjung Pura
sebagai berikut :
Covid-19
21
E. Variabel Penelitian
(Dharma, 2011).
variabel yang akan berubah akibat pengaruh atau perubahan yang terjadi
F. Hipotesis
1. Ha : Ada hubungan pola tidur terhadap kejadian orang tanpa gejala akibat
Covid-19.
2. Ho : Tidak ada hubungan pola tidur terhadap kejadian orang tanpa gejala
akibat Covid-19.
22
G. Desain Penelitian
hubungan antara beberapa variabel yang diteliti, apakah ada hubungan atau
waktu tertentu, karena variabel yang diteliti diukur dalam satu satuan waktu
(Dharma, 2011).
1. Populasi
2. Sampel
(Riyanto, 2011). Sampel yang diambi berasal dari jumlah populasi yang
a. Kriteria Inklusi
infromed consent.
b. Kriteria Eksklusi
pengobatan.
yang ada, maka peneliti mengambil sampel dengan metode total sampling
1. Tempat penelitian
24
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan dari rentang bulan Januari 2020 - Mei 2020.
J. Definisi Operasional
dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan.
penelitian dalam mengumpulkan data agar lebih mudah dan hasilnya baik
yaitu:
1. Bagian I
2. Bagian II
dan 0 (salah).
3. Bagian III
berikut :
1. Tahap persiapan
2. Tahap pelaksanaan
Muhammadiyah Pontianak.
Kesehatan Pontianak.
Data yang diperoleh akan diolah dan dianalisa dengan bantuan komputer
menggunakan spss.
1. Pengolahan Data
dilengkapi.
c. Scoring
28
dilakukan tabulasi dan diberi skor sesuai dengan kategori dari data
d. Entering
e. Cleaning
2. Analisis Data
telah ditegakkan. Analisa data sering juga disebut uji hipotesis yang
29
terdiri dari beberapa uji statistik tergantung dari desain penelitian dan
a. Analisis Univariat
digunakan nilai mean atau rata-rata, median dan standar deviasi dan
gambaran pengetahuan.
b. Analisis Bivariat
Penelitian ini menggunakan uji statistik chi Square dengan tabel 3x2.
Uji chi square adalah salah satu jenis uji komparatif non paramateris
1. Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-
data yang valid dan reliabel maka kuesioner tersebut harus di uji validitas
(Ghozali, 2006 dalam Susilo, 2014). Dalam Penelitian ini maka peneliti
2. Reliabilitas
reliabel jika nilai cronbach’s alpha nya > 0,6 dan variabel dikatakan
tidak reliabel jika nilai cronbach’s alpha nya < 0,60 (Riyanto,2011).
O. Etika Penelitian
untuk tidak memberikan apa yang diketahuinya kepada orang lain. Oleh
inclusiveness).
sebagainya.
bagi subjek. Oleh sebab itu, pelaksanaan penelitian harus dapat mencegah
atau paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stress, maupun kematian