DISUSUN OLEH
KELOMPOK 03
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
A. Latar Belakang
1. Tentang COVID-19
1.1 Pengertian COVID-19
Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) adalah penyakit virus yang sangat
menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut coronavirus 2
(SARS-CoV-2). Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
virus corona yang baru ditemukan dan tidak diketahui sebelum mewabah di
Wuhan, China pada Desember 2019. Covid-19 dapat ditularkan dari orang
lain yang sudah terjangkit virus ini. Covid-19 dapat menyebar dari orang ke
orang melalui tetesan hidung atau mulut yang keluar saat orang yang
terinfeksi batuk atau mengeluarkan napas. Tetesan itu kemudian jatuh ke
benda-benda terdekat dan jika seseorang menyentuh benda-benda itu dan
menyentuh mata, hidung, atau mulutnya, mereka bisa tertular Covid-19.
1.2 Cara penularan COVID 19
Rute utama penularan SARS-CoV-2 adalah paparan tetesan pernapasan yang
membawa virus menular dari kontak dekat, atau penularan tetesan dari
individu tanpa gejala, tanpa gejala, atau tanpa gejala yang memiliki virus.
Penularan melalui udara dengan metode penghasil aerosol juga terlibat dalam
penyebaran COVID-19. Namun, ada data tentang penularan SARS-CoV-2
melalui udara tanpa metode pembentukan aerosol yang sedang dievaluasi.
Namun, metode transmisi ini tidak banyak diketahui. Penyebaran patogen
akibat kontaminasi SARS-CoV-2 pada permukaan hidup telah dikarakterisasi
dengan baik berdasarkan beberapa penelitian yang melaporkan viabilitas
SARS-CoV-2 pada berbagai permukaan berpori dan tidak berpori. Dalam
kondisi eksperimental, SARS-CoV-2 ditemukan stabil pada permukaan baja
tahan karat dan plastik dibandingkan dengan permukaan tembaga dan karton,
di mana virus aktif terdeteksi hingga 72 jam setelah inokulasi virus
permukaan. Virus hidup diisolasi dari permukaan yang tidak berpori seperti
kaca, baja tahan karat hingga 28 hari pada suhu 20°C. Sebaliknya, serapan
SARS-CoV-2 berkurang pada bahan berpori dibandingkan dengan permukaan
yang tidak berpori.
Sebuah studi yang mengevaluasi kelangsungan hidup virus pada benda dan
permukaan menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 terlihat pada plastik dan baja
tahan karat hingga 2-3 hari, pada karton hingga 1 hari, pada tembaga hingga 4
hari. . Jam. Selain itu, kontaminasi tampaknya lebih tinggi di unit perawatan
intensif (ICU) daripada di bangsal umum, dengan SARS-CoV-2 ditemukan di
lantai, mouse komputer, keranjang sampah pasien dan rel tempat tidur, serta
di udara. 4 meter dari pasien yang terinfeksi. Pusat Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit (CDC) baru-baru ini merilis pembaruan yang
menyatakan bahwa orang dapat tertular SARS-CoV-2 melalui kontak dengan
permukaan yang terkontaminasi virus, tetapi risikonya rendah dan itu bukan
jalur penularan utama. Sebuah virus. Data epidemiologis dari beberapa studi
kasus telah melaporkan virus hidup dalam tinja pasien dengan infeksi
SARS-CoV-2, menunjukkan kemungkinan penularan fecal-oral. jarang
terjadi.
1.3 Epidemiologi COVID-19
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), munculnya penyakit virus
merupakan risiko kesehatan masyarakat yang utama. Beberapa epidemi virus
telah muncul dalam dua dekade terakhir, seperti coronavirus sindrom
pernafasan akut yang parah (SARS-CoV) pada tahun 2002-2003 dan
influenza H1N1 pada tahun 2009 dan coronavirus sindrom pernapasan Timur
Tengah (MERS-CoV) pada Tahun 2012. telah telah digambarkan memiliki
dampak yang signifikan pada kesehatan global. Sejak SARS-CoV-2
dinyatakan sebagai pandemi global oleh WHO, virus penyebab COVID-19
ini telah menyebar ke 223 negara, dengan lebih dari 593 juta kasus dan lebih
dari 6 juta kematian di seluruh dunia. Menurut pembaruan epidemiologi
WHO baru-baru ini, lebih dari 200 negara di seluruh dunia telah melaporkan
varian SARS-Cov-2 yang mengkhawatirkan, dengan VOC Omicron
dikatakan sebagai VOC paling umum saat ini sejak pertama kali dilaporkan
pada November. 2021. Amerika Serikat telah mencatat infeksi SARS-CoV-2
dan kematian akibat COVID-19 terbanyak, diikuti oleh India dan Brasil.
Perkiraan WHO saat ini tentang tingkat kematian global akibat COVID-19
adalah 2,2 persen. Namun, angka kematian dipengaruhi oleh faktor-faktor
seperti: perbedaan usia, jenis kelamin, dan dampak komorbiditas medis pada
COVID-19
Orang-orang dari segala usia berisiko terkena infeksi dan penyakit serius ini.
Namun, pasien berusia di atas 60 tahun dan pasien dengan penyakit yang
mendasarinya (obesitas, penyakit kardiovaskular, penyakit ginjal kronis,
diabetes, penyakit paru-paru kronis, merokok, kanker, transplantasi organ
padat atau pasien dengan sel induk hematopoietik) berisiko lebih besar
terkena Covid parah. Menurut analisis oleh Stokes et al. persentase pasien
COVID-19 yang membutuhkan rawat inap enam kali lebih tinggi di antara
mereka yang memiliki kondisi yang sudah ada sebelumnya dibandingkan
mereka yang tidak (45,4% vs. 7,6%) dari kasus yang dikonfirmasi dilaporkan
ke CDC dari 22 Januari hingga 30 Mei 2020. Secara khusus, data tentang
perbedaan gender pada COVID-19 menunjukkan bahwa pasien pria berisiko
mengalami penyakit serius dan peningkatan kematian akibat COVID-19
dibandingkan dengan pasien wanita. Hasil studi kohort retrospektif dari 1
Maret hingga 21 November 2020 menilai kematian di 209 rumah sakit
perawatan akut AS dengan 42.604 pasien dengan infeksi SARS-CoV-2 yang
dikonfirmasi. 12,5%) dibandingkan pasien wanita (9,6%) (Cascella, 2023).
2. Provinsi DKI Jakarta
2.1 Profil Provinsi DKI Jakarta
Jakarta adalah nama ibu kota Republik Indonesia. Provinsi DKI Jakarta
dibagi menjadi lima wilayah administratif dan satu kabupaten administratif,
yaitu: Kota Administrasi Jakarta Pusat dengan luas 47,90 km2, Jakarta Utara
dengan luas 142,20 km2, Jakarta Barat dengan luas 126,15 km2, Jakarta
Selatan dengan luas 145,73 km2, Jakarta Timur dengan luas 145,73 km2.
Jumlah penduduk DKI Jakarta semakin meningkat setiap tahunnya. Pada
tahun 2020, Jakarta berpenduduk 10.644.986 jiwa, pertumbuhan penduduk
pada tahun dasar 2010 sebesar 0,83%. Pada tahun 2020, kepadatan penduduk
adalah 16.072 orang per kilometer persegi. Dengan 21 juta penduduk/km2,
kota administratif Jakarta Barat ini merupakan wilayah DKI Jakarta yang
paling padat penduduknya. Jumlah penduduk yang bekerja sebanyak 8.004,78
ribu orang pada Februari 2020, dimana 5.438,99 ribu orang masuk angkatan
kerja sehingga meningkatkan tingkat partisipasi angkatan kerja menjadi 67,95
persen (Jakarta, 2023).
B. Pembahasan
1. Metode Pengumpulan Data dan Sampel
1.1 Waktu dan Tempat Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilaksanakan pada Bulan Maret–April 2023. Lokasi pengambilan
sampel dilakukan di Kota Administrasi Jakarta Barat, tepatnya di Kecamatan
Kembangan, Kelurahan Meruya Utara. Jakarta Barat dipilih sebagai tempat
pengumpulan sampel karena Jakarta Barat tercatat mendominasi Rukun Tetangga
(RT) yang masuk zona rawan Covid-19 di Ibu Kota Jakarta, dengan jumlah klaster
sebanyak 805 RT. Terdapat 3 RT zona merah, 22 RT zona oranye, dan 780 zona
kuning. Adapun peta zonasi Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat sebagai berikut:
Tiga RT yang masuk sebagai kawasan zona merah Covid-19 di Jakarta Barat, yaitu
RT 007 / RW 014 di Kelurahan Cengkareng Timur, RT 001 / RW 005 di Kelurahan
Meruya Utara, dan RT 010 / RW 005 di Kelurahan Meruya Utara. Dari tiga RT yang
masuk ke dalam zona merah Covid-19, dua diantaranya berasal dari Kecamatan
Kembangan. Kelurahan Meruya Utara memiliki jumlah kasus Covid-19 tertinggi di
Kecamatan Kembangan dengan total kasus per 1 April 2023 sebanyak 8.144 kasus
dan total kematian sebesar 70 kematian. Oleh karena itu, diperlukan rapid need
assessment (RNA) terkait pandemi Covid-19 di kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Jakarta Barat. Adapun peta wilayah Kelurahan Meruya Utara,
Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, yaitu sebagai berikut.
1.2 Sumber Data
Dalam pengambilan data, data yang digunakan merupakan data primer yang
didapatkan dari hasil wawancara dan penyebaran kuesioner kepada kepala keluarga
di Kelurahan Meruya Utara. Kepala keluarga berasal dari perwakilan masing-masing
Rukun Warga (RW) di Kelurahan Meruya Utara.
1.3 Teknik Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan teknik wawancara dan kuesioner. Wawancara dilakukan
sebagai studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan terkait risiko bencana
yang akan diamati. Sementara itu, kuesioner digunakan sebagai instrumen rapid need
assessment untuk memperoleh informasi dari responden mengenai kondisi
demografi, status kesehatan, kebutuhan dan sumber daya, dan kondisi lingkungan.
1.4 Populasi dan Teknik Pengumpulan Sampel
Pengumpulan sampel dilakukan dengan pedoman Community Assessment for Public
Health Emergency Response (CASPER) menggunakan teknik Systematic Random
Sampling. Adapun tahapan-tahapan dalam pemilihan sampel, sebagai berikut:
A. Menentukan Cluster CASPER Sampel
Dalam menentukan sampel, langkah pertama yang dilakukan, yaitu menentukan
cluster sampel. Cluster yang dipilih pada umumnya, yaitu 30 cluster yang dipilih
dengan probabilitas yang sebanding dengan perkiraan jumlah rumah tangga dalam
cluster. Cluster adalah bagian yang tidak tumpang tindih di wilayah geografis
dengan jumlah rumah tangga yang diketahui. Penentuan cluster ini dapat
menggunakan blok sensus wilayah.
1. Mencatat Jumlah Populasi, RT, dan RW
Sebelum melakukan pemetaan wilayah cluster, dilakukan pencatatan jumlah
populasi, rukun tetangga (RT), dan rukun warga (RW). Adapun jumlah penduduk
di Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, yaitu
sebanyak 54.520 penduduk, jumlah kepala keluarga sebanyak 17.502, dengan 126
RT, dan 11 RW.
2. Membuat Peta Blok Sensus
Dalam menentukan cluster yang akan dipilih sebagai sampel, dilakukan
pembuatan peta blok sensus. Peta Blok Sensus bisa didapatkan dari Website
Sensus Penduduk atau menggunakan perangkat lunak GIS sehingga dapat dengan
mudah menavigasi ke cluster yang dipilih. Adapun Peta Blok Sensus Kelurahan
Meruya Utara, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat berdasarkan Rukun Warga
(RW), yaitu sebagai berikut.
Jika dihitung dari kotak kiri ke kanan dengan interval 4, wilayah yang masuk
sebagai sampel, yaitu pada RW 07, RW 05, RW 04, dan RW 10.
Adapun 4 daerah yang digunakan sebagai sampel, yaitu sebagai berikut.
2. Kuesioner
C. Hasil
1. Hasil Analisis
1.1 Karakteristik Penduduk
Usia Alamat
Penurunan Pendapatan
Hasil survei menyatakan bahwa kepatuhan penduduk terhadap protokol kesehatan seperti
menjaga jarak saat di luar rumah yaitu sebesar 51.9% penduduk menjaga jarak saat
berada di luar rumah, 40.7% penduduk terkadang menjaga jarak dan 7.4% penduduk
tidak menjaga jarak saat berada di luar rumah.
Kemudian pada penggunaan masker sebesar 64.8% penduduk menggunakan masker saat
berada di luar rumah, 20.4% terkadang menggunakan masker dan 14.8% tidak
menggunakan masker. Ini menunjukkan bahwa masih terdapat penduduk yang tidak
patuh terhadap protokol kesehatan yang berlaku.
Rata-rata sekitar 62% dari jumlah responden sudah mengikuti prosedur yang disarankan
oleh pemerintah dalam upaya pencegahan Covid-19 yakni dengan mandi dan selalu
mencuci tangan dengan sabun setelah berkegiatan.
2. Gambaran Kebutuhan Penduduk yang Terdampak Bencana
Kesimpulan
Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) merupakan penyakit virus yang disebabkan
oleh sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Penyakit ini ditularkan
melalui droplet, penularan melalui udara (airborne), dan adanya kemungkinan
penularan melalui fecal-oral. Jakarta menjadi salah satu wilayah dengan jumlah
kasus yang cukup tinggi di Indonesia yakni 1.545.320. Terhitung bulan Januari
hingga bulan Mei terdapat 16 upaya penanganan yang dilakukan oleh pemerintah di
wilayah DKI Jakarta. Dalam penelitian ini, dilaksanakan pengumpulan data yang
dimulai pada bulan maret-april 2023 berupa pengambilan sampel di kota
Administrasi Jakarta Barat, tepatnya Kecamatan Kembangan, Kelurahan Meruya
Utara. Data yang digunakan merupakan data primer yang merupakan hasil
wawancara dan penyebaran kuesioner di wilayah terkait. Adapun hasil yang
didapatkan yakni beberapa kebutuhan yang diperlukan bagi penduduk yang terkena
dampak yakni kebutuhan pangan, akses ke layanan kesehatan, dukungan finansial,
dukungan pada kesehatan mental, serta penyediaan lapangan pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Jakarta. Tentang Jakarta [Internet]. Jakarta. 2023 [dikutip 28 Maret 2023]. Tersedia pada:
https://www.jakarta.go.id/tentang-jakarta#
2. Corona Jakarta. Data Pemantauan COVID-19 [Internet]. Corona Jakarta. 2023 [dikutip
28 Maret 2023]. Tersedia pada: https://corona.jakarta.go.id/id/data-pemantauan
3. Cascella M, Rajnik M, Aleem A, et al. Features, Evaluation, and Treatment of
Coronavirus (COVID-19) [Updated 2023 Jan 9]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island
(FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554776/
4. Hanggara AG. Linimasa Kebijakan Penanganan Pandemi COVID-19 di Jakarta
[Internet]. Corona Jakarta. 2020 [dikutip 28 Maret 2023]. Tersedia pada:
https://corona.jakarta.go.id/id/artikel/linimasa-kebijakan-penanganan-pandemi-covid-19-
di-jakarta