Anda di halaman 1dari 22

EPIDEMIOLOGI BENCANA

RAPID NEED ASSESSMENT PANDEMI COVID-19

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 03

1. Kadek Dewi Krisnayanti (2002561056)


2. Ida Ayu Ketut Pujayani Subawa (2002561063)
3. Komang Puji Astuti (2002561067)
4. Putu Putri Agustini (2002561070)
5. Ida Ayu Tri Indah Maharani (2002561084)
6. Izzania Zahara Nurdiansyah (2002561137)

PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2023
A. Latar Belakang
1. Tentang COVID-19
1.1 Pengertian COVID-19
Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) adalah penyakit virus yang sangat
menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut coronavirus 2
(SARS-CoV-2). Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
virus corona yang baru ditemukan dan tidak diketahui sebelum mewabah di
Wuhan, China pada Desember 2019. Covid-19 dapat ditularkan dari orang
lain yang sudah terjangkit virus ini. Covid-19 dapat menyebar dari orang ke
orang melalui tetesan hidung atau mulut yang keluar saat orang yang
terinfeksi batuk atau mengeluarkan napas. Tetesan itu kemudian jatuh ke
benda-benda terdekat dan jika seseorang menyentuh benda-benda itu dan
menyentuh mata, hidung, atau mulutnya, mereka bisa tertular Covid-19.
1.2 Cara penularan COVID 19
Rute utama penularan SARS-CoV-2 adalah paparan tetesan pernapasan yang
membawa virus menular dari kontak dekat, atau penularan tetesan dari
individu tanpa gejala, tanpa gejala, atau tanpa gejala yang memiliki virus.
Penularan melalui udara dengan metode penghasil aerosol juga terlibat dalam
penyebaran COVID-19. Namun, ada data tentang penularan SARS-CoV-2
melalui udara tanpa metode pembentukan aerosol yang sedang dievaluasi.
Namun, metode transmisi ini tidak banyak diketahui. Penyebaran patogen
akibat kontaminasi SARS-CoV-2 pada permukaan hidup telah dikarakterisasi
dengan baik berdasarkan beberapa penelitian yang melaporkan viabilitas
SARS-CoV-2 pada berbagai permukaan berpori dan tidak berpori. Dalam
kondisi eksperimental, SARS-CoV-2 ditemukan stabil pada permukaan baja
tahan karat dan plastik dibandingkan dengan permukaan tembaga dan karton,
di mana virus aktif terdeteksi hingga 72 jam setelah inokulasi virus
permukaan. Virus hidup diisolasi dari permukaan yang tidak berpori seperti
kaca, baja tahan karat hingga 28 hari pada suhu 20°C. Sebaliknya, serapan
SARS-CoV-2 berkurang pada bahan berpori dibandingkan dengan permukaan
yang tidak berpori.
Sebuah studi yang mengevaluasi kelangsungan hidup virus pada benda dan
permukaan menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 terlihat pada plastik dan baja
tahan karat hingga 2-3 hari, pada karton hingga 1 hari, pada tembaga hingga 4
hari. . Jam. Selain itu, kontaminasi tampaknya lebih tinggi di unit perawatan
intensif (ICU) daripada di bangsal umum, dengan SARS-CoV-2 ditemukan di
lantai, mouse komputer, keranjang sampah pasien dan rel tempat tidur, serta
di udara. 4 meter dari pasien yang terinfeksi. Pusat Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit (CDC) baru-baru ini merilis pembaruan yang
menyatakan bahwa orang dapat tertular SARS-CoV-2 melalui kontak dengan
permukaan yang terkontaminasi virus, tetapi risikonya rendah dan itu bukan
jalur penularan utama. Sebuah virus. Data epidemiologis dari beberapa studi
kasus telah melaporkan virus hidup dalam tinja pasien dengan infeksi
SARS-CoV-2, menunjukkan kemungkinan penularan fecal-oral. jarang
terjadi.
1.3 Epidemiologi COVID-19
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), munculnya penyakit virus
merupakan risiko kesehatan masyarakat yang utama. Beberapa epidemi virus
telah muncul dalam dua dekade terakhir, seperti coronavirus sindrom
pernafasan akut yang parah (SARS-CoV) pada tahun 2002-2003 dan
influenza H1N1 pada tahun 2009 dan coronavirus sindrom pernapasan Timur
Tengah (MERS-CoV) pada Tahun 2012. telah telah digambarkan memiliki
dampak yang signifikan pada kesehatan global. Sejak SARS-CoV-2
dinyatakan sebagai pandemi global oleh WHO, virus penyebab COVID-19
ini telah menyebar ke 223 negara, dengan lebih dari 593 juta kasus dan lebih
dari 6 juta kematian di seluruh dunia. Menurut pembaruan epidemiologi
WHO baru-baru ini, lebih dari 200 negara di seluruh dunia telah melaporkan
varian SARS-Cov-2 yang mengkhawatirkan, dengan VOC Omicron
dikatakan sebagai VOC paling umum saat ini sejak pertama kali dilaporkan
pada November. 2021. Amerika Serikat telah mencatat infeksi SARS-CoV-2
dan kematian akibat COVID-19 terbanyak, diikuti oleh India dan Brasil.
Perkiraan WHO saat ini tentang tingkat kematian global akibat COVID-19
adalah 2,2 persen. Namun, angka kematian dipengaruhi oleh faktor-faktor
seperti: perbedaan usia, jenis kelamin, dan dampak komorbiditas medis pada
COVID-19
Orang-orang dari segala usia berisiko terkena infeksi dan penyakit serius ini.
Namun, pasien berusia di atas 60 tahun dan pasien dengan penyakit yang
mendasarinya (obesitas, penyakit kardiovaskular, penyakit ginjal kronis,
diabetes, penyakit paru-paru kronis, merokok, kanker, transplantasi organ
padat atau pasien dengan sel induk hematopoietik) berisiko lebih besar
terkena Covid parah. Menurut analisis oleh Stokes et al. persentase pasien
COVID-19 yang membutuhkan rawat inap enam kali lebih tinggi di antara
mereka yang memiliki kondisi yang sudah ada sebelumnya dibandingkan
mereka yang tidak (45,4% vs. 7,6%) dari kasus yang dikonfirmasi dilaporkan
ke CDC dari 22 Januari hingga 30 Mei 2020. Secara khusus, data tentang
perbedaan gender pada COVID-19 menunjukkan bahwa pasien pria berisiko
mengalami penyakit serius dan peningkatan kematian akibat COVID-19
dibandingkan dengan pasien wanita. Hasil studi kohort retrospektif dari 1
Maret hingga 21 November 2020 menilai kematian di 209 rumah sakit
perawatan akut AS dengan 42.604 pasien dengan infeksi SARS-CoV-2 yang
dikonfirmasi. 12,5%) dibandingkan pasien wanita (9,6%) (Cascella, 2023).
2. Provinsi DKI Jakarta
2.1 Profil Provinsi DKI Jakarta
Jakarta adalah nama ibu kota Republik Indonesia. Provinsi DKI Jakarta
dibagi menjadi lima wilayah administratif dan satu kabupaten administratif,
yaitu: Kota Administrasi Jakarta Pusat dengan luas 47,90 km2, Jakarta Utara
dengan luas 142,20 km2, Jakarta Barat dengan luas 126,15 km2, Jakarta
Selatan dengan luas 145,73 km2, Jakarta Timur dengan luas 145,73 km2.
Jumlah penduduk DKI Jakarta semakin meningkat setiap tahunnya. Pada
tahun 2020, Jakarta berpenduduk 10.644.986 jiwa, pertumbuhan penduduk
pada tahun dasar 2010 sebesar 0,83%. Pada tahun 2020, kepadatan penduduk
adalah 16.072 orang per kilometer persegi. Dengan 21 juta penduduk/km2,
kota administratif Jakarta Barat ini merupakan wilayah DKI Jakarta yang
paling padat penduduknya. Jumlah penduduk yang bekerja sebanyak 8.004,78
ribu orang pada Februari 2020, dimana 5.438,99 ribu orang masuk angkatan
kerja sehingga meningkatkan tingkat partisipasi angkatan kerja menjadi 67,95
persen (Jakarta, 2023).

2.2 Kelurahan Meruya Utara


Kode pos Desa Meruya Utara, Kembangan adalah 11620. Juga sering disebut
Meruya Ilir. Kampung ini terletak di Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat.
Jumlah penduduk subkawasan ini adalah 27.977 jiwa dan luas wilayah 4,76
km2. Kecamatan ini berbatasan dengan Kembangan Selatan dan Utara di
sebelah utara, Karang Tengah di sebelah barat, Kebon Jeruk di sebelah timur,
serta Srengseng dan Meruya Selatan di sebelah selatan.

2.3 Kasus COVID-19 di Jakarta


Total kasus COVID-19 di Indonesia hingga tanggal 25 Maret 2023 yaitu
6.743.607 dimana jumlah kasus aktif sejumlah 4.352 atau sekitar 0,1% dari
total kasus tersebut, sembuh sejumlah 6.578.261 atau sekitar 97,5% dari total
kasus, dan jumlah kasus yang meninggal 160.994 atau sekitar 2,4%.
Untuk Daerah Khusus Ibukota total kasus terkonfirmasi positif yaitu
1.545.32. Dari total kasus tersebut 1.527.956 atau sekitar 98,9% yang
sembuh, 15.977 atau sekitar 1,0% yang meninggal. Selain itu, 1.233 yang
melakukan isolasi mandiri dan 161 orang yang dirawat (Corona Jakarta,
2023).

Gambar 1. Akumulasi Data Positif


Gambar 2. Tren Nasional dan Jakarta

Gambar 3. Grafik Penambahan Kasus Harian

Gambar 4. Grafik Pemakaman Jenazah Umum dan dengan Protap


2.4 Penanganan Pandemi COVID-19 di Jakarta
DKI Jakarta merupakan ibukota negara Indonesia. Pelaksanaan kebijakan
dalam menangani Covid-19 di DKI Jakarta kemudian membentuk
cerminan bagaimana negara ini dalam menghadapi pandemi Covid-19.
DKI Jakarta juga menjadi provinsi yang tertinggi berdasarkan jumlah
kasus Covid-19 di Indonesia. Oleh karena itu, berikut adalah tindakan
yang telah dilakukan serangkaian pandemi oleh Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta.
a. 22-24 Januari 2020 : Kerja Sama Dinkes DKI dengan Kemkes RI untuk
Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Virus Korona
Dinas Kesehatan DKI Jakarta meningkatkan kewaspadaan terhadap
kemunculan virus baru novel coronavirus (nCov) 2019 dan mempererat
kerja sama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Bentuk
kerja sama antara lain penempatan thermal scanner di pintu masuk negara
seperti bandara dan pelabuhan serta penyediaan Alat Pelindung Diri
(APD) sesuai standar. Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga merilis Surat
Edaran Dinkes No. 21 Tahun 2020 berisi rekomendasi kewaspadaan
meliputi sosialisasi gejala sampai anjuran hidup higienis.
b. 28 Februari 2020 : Gubernur Anies Baswedan Meminta Seluruh Jajaran
Pemprov untuk Tingkatkan Kewaspadaan Risiko Penularan Korona
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menginstruksikan seluruh jajaran
Pemprov untuk mulai menjalankan langkah-langkah pencegahan
penularan infeksi virus korona yang kini telah mendapat nama resmi
sebagai Covid-19 (Coronavirus Disease 2019). Instruksi yang diberikan
juga tercantum dalam Instruksi Gubernur No. 16 Tahun 2020.
c. 2 Maret 2020 : Pemprov DKI Jakarta Membentuk Tim Tanggap Covid-19
Untuk meningkatkan pemantauan dan pengawasan, Gubernur Anies
Baswedan membentuk tim Jakarta Tanggap Covid-19 yang bermarkas di
Kantor Dinas Kesehatan, Jl. Kesehatan No. 10, Petojo Selatan, Kecamatan
Gambir, Jakarta Pusat. Pada kesempatan yang sama, Anies juga
berkomitmen terhadap keterbukaan pemerintah dalam setiap langkah
pencegahan wabah korona.
d. 3 Maret 2020 : Cegah Penyebaran Korona, Izin Keramaian Dikaji Ulang
Besarnya risiko penularan virus korona yang bisa terjadi di tengah
kerumunan membuat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berhenti
memberikan izin keramaian di Ibu Kota. Pemprov juga melakukan
peninjauan ulang terhadap izin yang sudah terlanjur diterbitkan.
e. 6 Maret 2020 : Situs Web corona.jakarta.go.id Diresmikan
Pada kanal tersebut, masyarakat dapat mengakses dokumen-dokumen
Instruksi Gubernur, Surat Edaran Dinas, siaran pers, dan infografis yang
berisi informasi terkait layanan Pemprov DKI Jakarta. Dan sudah
disediakan informasi lengkap mengenai Covid-19, informasi Orang Dalam
Pemantauan, serta layanan dan tindakan Pemprov DKI Jakarta terkait
Tanggap Covid-19.
f. 11 Maret 2020 : Pelaksanaan Car Free Day Ditiadakan
Sebelum hidup di tengah pandemi korona, Hari Bebas Kendaraan
Bermotor (HBKB) atau yang juga biasa disebut Car Free Day menjadi
salah satu kegiatan di hari Minggu yang paling dinantikan banyak
keluarga Jakarta. Namun, untuk meredam potensi kontak fisik dan agar
wabah tidak meluas, Pemprov memutuskan meniadakan HBKB sejak
pertengahan Maret 2020 lalu.
g. 14 Maret 2020 : Meniadakan Kegiatan Belajar di Sekolah
Sebagai upaya mencegah penyebaran wabah melalui anak yang berpotensi
menjadi perantara (carrier), Gubernur Anies Baswedan mengalihkan
kegiatan belajar mengajar dari sekolah ke rumah. Dinas Pendidikan
(Disdik) DKI Jakarta juga merilis Surat Edaran No. 32 Tahun 2020
tentang Pembelajaran di Rumah (Home Learning) pada Masa Darurat
COVID-19.
h. 15 Maret 2020 : Modifikasi Layanan Transportasi Umum Jakarta
Jakarta sebagai pusat ekonomi Indonesia menarik pergerakan pekerja
dalam jumlah besar dari kota-kota pendukung. Oleh sebab itu, demi
mencegah adanya penularan di ruang publik sempit seperti bus dan kereta,
Pemprov DKI Jakarta memodifikasi sejumlah layanan transportasi umum,
antara lain Moda Raya Terpadu (MRT), Lintas Raya Terpadu (LRT), dan
Transjakarta. Perubahan meliputi pembatasan rute serta kapasitas
penumpang untuk memungkinkan penerapan aturan social distancing.
i. 19 Maret 2020 : Peniadaan Sementara Kegiatan Keagamaan di Rumah
Ibadah
Langkah lain yang dilakukan Pemprov untuk mencegah adanya
kerumunan di tengah pandemi adalah dengan meniadakan sementara
kegiatan keagamaan di rumah ibadah. Termasuk salat Jumat di masjid,
misa gereja pada hari Minggu, dan kegiatan Nyepi.
j. 20 Maret 2020 : Penghentian Kegiatan Perkantoran dan Industri
Pariwisata
Gubernur Anies Baswedan mengeluarkan Seruan Gubernur No. 6 Tahun
2020 tentang Penghentian Sementara Kegiatan Perkantoran menyusul
meluasnya penyebaran wabah korona di Jakarta. Sementara itu, sejumlah
tempat hiburan dan wisata yang biasa menjadi lokasi keramaian juga
ditutup sebagai langkah antisipasi.
k. 9 April 2020 : Pemberlakuan PSBB Periode Pertama
Dengan payung hukum Peraturan Gubernur No. 33 Tahun 2020, Gubernur
Anies Baswedan meresmikan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala
Besar di Jakarta. Selama masa PSBB, masyarakat kembali diimbau untuk
tidak bepergian di luar rumah kecuali untuk kebutuhan pokok atau medis.
Pemerintah juga memberikan pengecualian terhadap 11 sektor yang
diperbolehkan untuk tetap beroperasi, termasuk kesehatan, komunikasi,
dan keuangan.
l. 16 April 2020 : Keputusan Gubernur Terkait Bantuan Sosial Selama PSBB
Pada 16 April 2020, Gubernur Anies Baswedan menerbitkan Keputusan
Gubernur No. 386 Tahun 2020 tentang pemberian bantuan sosial kepada
1.194.633 kepala keluarga yang kesulitan memenuhi kebutuhan pokok
selama masa PSBB.
m. 30 April 2020 : Pemprov DKI Luncurkan Kolaborasi Sosial Berskala
Besar (KSBB)
Di tengah suasana bulan suci Ramadan, Pemprov DKI Jakarta meresmikan
peluncuran program Kolaborasi Sosial Berskala Besar (KSBB) sebagai
wadah bagi warga untuk membantu sesama. Dalam KSBB, pemerintah
hanya berperan sebagai penghubung untuk masyarakat yang ingin
menyalurkan bantuan kepada warga rentan terdampak wabah virus korona
dan lokasi-lokasi tertentu lainnya.
n. 5 Mei 2020 : Mewujudkan Kolaborasi Antara Pemerintah dan Warga
Melalui JDCN
Semangat gotong royong yang telah menjadi budaya masyarakat Jakarta
kembali digiatkan saat pandemi COVID-19 melanda Ibu Kota. Pemerintah
pun mengajak partisipasi aktif warga melalui program Kolaborasi Tanggap
Corona yang dikelola oleh jaringan JDCN. Di sini, warga bisa ikut
berkontribusi sebagai relawan ataupun menyumbang peralatan yang
dibutuhkan oleh para tenaga medis dalam melawan wabah korona.
o. 17 Mei 2020 : Imbauan Kepada Warga untuk Tidak Mudik
Sebagai upaya lanjutan untuk meratakan kurva (flatten) penyebaran
COVID-19, Pemprov kembali mengeluarkan imbauan serta kebijakan
yang dirancang untuk membatasi pergerakan warga di luar rumah. Selain
imbauan untuk tidak mudik pada Hari Raya Idul Fitri 1441 H, pemerintah
juga mengatur perizinan keluar-masuk wilayah Jakarta melalui Surat Izin
Keluar-Masuk (SIKM).
p. 19 Mei 2020 : Panduan Kaifiat Takbir dan Salat Idul fitri pada Masa
Covid-19
Demi mencegah timbulnya lonjakan kasus baru selama libur Lebaran,
Pemprov DKI Jakarta mengimbau kepada umat Islam di Ibu Kota untuk
tidak menggelar Salat Idulfitri berjamaah di masjid ataupun di lapangan.
Majelis Ulama Indonesia juga telah memperbolehkan pelaksanaan salat
Ied di rumah melalui penerbitan fatwa serta panduan kaifiat takbir dan
salat Idul Fitri di tengah pandemi (Hanggara, 2020)

B. Pembahasan
1. Metode Pengumpulan Data dan Sampel
1.1 Waktu dan Tempat Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilaksanakan pada Bulan Maret–April 2023. Lokasi pengambilan
sampel dilakukan di Kota Administrasi Jakarta Barat, tepatnya di Kecamatan
Kembangan, Kelurahan Meruya Utara. Jakarta Barat dipilih sebagai tempat
pengumpulan sampel karena Jakarta Barat tercatat mendominasi Rukun Tetangga
(RT) yang masuk zona rawan Covid-19 di Ibu Kota Jakarta, dengan jumlah klaster
sebanyak 805 RT. Terdapat 3 RT zona merah, 22 RT zona oranye, dan 780 zona
kuning. Adapun peta zonasi Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat sebagai berikut:

Tiga RT yang masuk sebagai kawasan zona merah Covid-19 di Jakarta Barat, yaitu
RT 007 / RW 014 di Kelurahan Cengkareng Timur, RT 001 / RW 005 di Kelurahan
Meruya Utara, dan RT 010 / RW 005 di Kelurahan Meruya Utara. Dari tiga RT yang
masuk ke dalam zona merah Covid-19, dua diantaranya berasal dari Kecamatan
Kembangan. Kelurahan Meruya Utara memiliki jumlah kasus Covid-19 tertinggi di
Kecamatan Kembangan dengan total kasus per 1 April 2023 sebanyak 8.144 kasus
dan total kematian sebesar 70 kematian. Oleh karena itu, diperlukan rapid need
assessment (RNA) terkait pandemi Covid-19 di kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Jakarta Barat. Adapun peta wilayah Kelurahan Meruya Utara,
Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, yaitu sebagai berikut.
1.2 Sumber Data
Dalam pengambilan data, data yang digunakan merupakan data primer yang
didapatkan dari hasil wawancara dan penyebaran kuesioner kepada kepala keluarga
di Kelurahan Meruya Utara. Kepala keluarga berasal dari perwakilan masing-masing
Rukun Warga (RW) di Kelurahan Meruya Utara.
1.3 Teknik Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan teknik wawancara dan kuesioner. Wawancara dilakukan
sebagai studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan terkait risiko bencana
yang akan diamati. Sementara itu, kuesioner digunakan sebagai instrumen rapid need
assessment untuk memperoleh informasi dari responden mengenai kondisi
demografi, status kesehatan, kebutuhan dan sumber daya, dan kondisi lingkungan.
1.4 Populasi dan Teknik Pengumpulan Sampel
Pengumpulan sampel dilakukan dengan pedoman Community Assessment for Public
Health Emergency Response (CASPER) menggunakan teknik Systematic Random
Sampling. Adapun tahapan-tahapan dalam pemilihan sampel, sebagai berikut:
A. Menentukan Cluster CASPER Sampel
Dalam menentukan sampel, langkah pertama yang dilakukan, yaitu menentukan
cluster sampel. Cluster yang dipilih pada umumnya, yaitu 30 cluster yang dipilih
dengan probabilitas yang sebanding dengan perkiraan jumlah rumah tangga dalam
cluster. Cluster adalah bagian yang tidak tumpang tindih di wilayah geografis
dengan jumlah rumah tangga yang diketahui. Penentuan cluster ini dapat
menggunakan blok sensus wilayah.
1. Mencatat Jumlah Populasi, RT, dan RW
Sebelum melakukan pemetaan wilayah cluster, dilakukan pencatatan jumlah
populasi, rukun tetangga (RT), dan rukun warga (RW). Adapun jumlah penduduk
di Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, yaitu
sebanyak 54.520 penduduk, jumlah kepala keluarga sebanyak 17.502, dengan 126
RT, dan 11 RW.
2. Membuat Peta Blok Sensus
Dalam menentukan cluster yang akan dipilih sebagai sampel, dilakukan
pembuatan peta blok sensus. Peta Blok Sensus bisa didapatkan dari Website
Sensus Penduduk atau menggunakan perangkat lunak GIS sehingga dapat dengan
mudah menavigasi ke cluster yang dipilih. Adapun Peta Blok Sensus Kelurahan
Meruya Utara, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat berdasarkan Rukun Warga
(RW), yaitu sebagai berikut.

Peta blok sensus Kelurahan Meruya Utara kemudian dikelompokkan berdasarkan


cluster menggunakan kotak 1:1. Hasil peta blok sensus yang sudah
dikelompokkan, sebagai berikut:
Total pembagian wilayah dengan cluster 1:1, yaitu sebanyak 120 cluster.
3. Penentuan Cluster Sampel
120 wilayah cluster sampel kemudian dihitung intervalnya pembagian 30 cluster,
sehingga didapatkan hasil sebagai berikut:
120
Interval Cluster = 30
=4

Jika dihitung dari kotak kiri ke kanan dengan interval 4, wilayah yang masuk
sebagai sampel, yaitu pada RW 07, RW 05, RW 04, dan RW 10.
Adapun 4 daerah yang digunakan sebagai sampel, yaitu sebagai berikut.

B. Systematic Random Sampling


Setelah menentukan 4 wilayah sebagai cluster sampel, selanjutnya dipilih jumlah
rumah tangga pada masing-masing cluster sebagai sampel menggunakan teknik
systematic random sampling. Teknik systematic random sampling adalah teknik
mengambil sampel secara satu per satu, berdasarkan suatu kerangka sampel, dengan
menggunakan suatu interval (jarak) tertentu secara teratur pada kerangka sampel
tersebut. Penghitungan rumah tangga yang akan digunakan sebagai sampel
dilakukan dengan cara menghitung jumlah rumah tangga dibagi dengan 7 (sebagai
interval). Penghitungan dilakukan pada satu titik rumah, kemudian berjalan satu arah
sambil menghitung rumah yang akan dijadikan sampel secara berurutan.
Adapun rumah tangga yang akan dijadikan sampel, yaitu sebagai berikut.
1. RW 07 Kelurahan Meruya Utara

Dari hasil pemilihan sampel yang dilakukan di RW 07 Kelurahan Meruya Utara,


didapatkan 16 rumah tangga yang digunakan sebagai sampel.
2. RW 05 Kelurahan Meruya Utara
Dari hasil pemilihan sampel yang dilakukan di RW 05 Kelurahan Meruya Utara,
didapatkan 4 rumah tangga yang digunakan sebagai sampel.
3. RW 04 Kelurahan Meruya Utara

Dari hasil pemilihan sampel yang dilakukan di RW 04 Kelurahan Meruya Utara,


didapatkan 2 rumah tangga yang digunakan sebagai sampel.
4. RW 10 Kelurahan Meruya Utara
Dari hasil pemilihan sampel yang dilakukan di RW 10 Kelurahan Meruya Utara,
didapatkan 4 rumah tangga yang digunakan sebagai sampel.

2. Kuesioner
C. Hasil
1. Hasil Analisis
1.1 Karakteristik Penduduk

Usia Alamat

Hasil survei menunjukkan bahwa RW 07 menjadi penyumbang responden tertinggi


dibandingkan RW lainnya. Selain itu, pada grafik usia dinyatakan bahwa responden yang
terlibat dalam survei ini adalah orang dengan kisaran usia 18-65 tahun.

Penurunan Pendapatan

Grafik tersebut menunjukkan dampak dari situasi pandemi terhadap penurunan


pendapatan penduduk. Pada gambar tertera penurunan pendapatan pada setiap orang
berkisar antara Rp500.000 - Rp3.000.000 selama pandemi ini.
1.2 Kesulitan Lain yang Dihadapi

Pada gambar tersebut dijelaskan bahwa selama pandemi masyarakat mengalami


gangguan kesehatan seperti stres, gangguan kecemasan, depresi hingga susah tidur.
Selain itu, sulitnya akses ke layanan kesehatan, minimnya kebutuhan sandang dan
pangan, serta sulitnya mendapatkan APD seperti masker dan hand sanitizer yang
disebabkan lonjakan harga juga menjadi kendala besar bagi masyarakat setempat.
1.3 Kepatuhan Penduduk Terhadap Protokol Kesehatan

Menjaga Jarak Menggunakan Masker

Hasil survei menyatakan bahwa kepatuhan penduduk terhadap protokol kesehatan seperti
menjaga jarak saat di luar rumah yaitu sebesar 51.9% penduduk menjaga jarak saat
berada di luar rumah, 40.7% penduduk terkadang menjaga jarak dan 7.4% penduduk
tidak menjaga jarak saat berada di luar rumah.
Kemudian pada penggunaan masker sebesar 64.8% penduduk menggunakan masker saat
berada di luar rumah, 20.4% terkadang menggunakan masker dan 14.8% tidak
menggunakan masker. Ini menunjukkan bahwa masih terdapat penduduk yang tidak
patuh terhadap protokol kesehatan yang berlaku.

Kepatuhan Mencuci Tangan dan Mandi Setelah dari Luar Rumah

Rata-rata sekitar 62% dari jumlah responden sudah mengikuti prosedur yang disarankan
oleh pemerintah dalam upaya pencegahan Covid-19 yakni dengan mandi dan selalu
mencuci tangan dengan sabun setelah berkegiatan.
2. Gambaran Kebutuhan Penduduk yang Terdampak Bencana

2.1 Sanitasi dan Air Bersih


Sebanyak 14.8% penduduk kesulitan sanitasi dan ketersediaan air bersih, mengingat
pentingnya mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dapat meminimalisir
rantai penularan COVID-19. Oleh karena itu, dibutuhkan ketersediaan air bersih.
2.2 Dukungan Finansial
Pandemi telah menyebabkan hilangnya pekerjaan dan kesulitan ekonomi bagi banyak
individu dan keluarga. Hasil analisis menunjukkan 7.4% penduduk mengalami
penurunan pendapatan sehingga dibutuhkan dukungan finansial yang memadai dari
pemerintah setempat. Masyarakat membutuhkan dukungan finansial untuk membantu
agar tetap bertahan selama masa pandemi ini.
2.3 Kebutuhan Sandang dan Pangan
Pada situasi pandemi pemerintah mewajibkan masyarakat untuk berdiam diri di
rumah dengan tujuan meminimalisasi rantai penularan COVID-19. Hasil
menunjukkan sebesar 14.8% masyarakat membutuhkan bantuan tersebut, oleh karena
itu masyarakat berharap pemerintah dapat memberikan bantuan berupa pakaian serta
sembako untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
2.4 Akses ke Layanan Kesehatan
Melonjaknya kasus COVID-19 membuat akses ke layanan kesehatan terbatas bahkan
ditutup. Oleh karena itu, masyarakat membutuhkan layanan kesehatan yang dapat
diakses meskipun dalam situasi pandemi.
2.5 Lapangan Pekerjaan
Pandemi Covid-19 menyebabkan banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan
yang biasa mereka jalani karena adanya pembatasan aktivitas oleh pemerintah. Hal
ini menyebabkan berkurang bahkan hilangnya pendapatan masyarakat. Banyak
masyarakat yang menyayangkan hal ini dan menuntut adanya lapangan pekerjaan
pada pemerintah. Untuk menanggulangi hal ini pemerintahan perlu membuat
kebijakan yang dapat membantu perekonomian masyarakat baik dalam bentuk
penyediaan lapangan pekerjaan darurat/sementara maupun sosialisasi dan pelatihan
keterampilan bagi masyarakat.
2.6 Bantuan APD dan Obat-obatan
Penggunaan APD saat keluar rumah sangat mempengaruhi penularan COVID-19.
Rantai penularan dikatakan menurun jika masyarakat mematuhi protokol kesehatan.
Selain itu, ketersediaan obat di rumah juga menjadi hal yang wajib ketika kondisi
lingkungan sedang lockdown atau PSBB.

Kesimpulan
Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) merupakan penyakit virus yang disebabkan
oleh sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Penyakit ini ditularkan
melalui droplet, penularan melalui udara (airborne), dan adanya kemungkinan
penularan melalui fecal-oral. Jakarta menjadi salah satu wilayah dengan jumlah
kasus yang cukup tinggi di Indonesia yakni 1.545.320. Terhitung bulan Januari
hingga bulan Mei terdapat 16 upaya penanganan yang dilakukan oleh pemerintah di
wilayah DKI Jakarta. Dalam penelitian ini, dilaksanakan pengumpulan data yang
dimulai pada bulan maret-april 2023 berupa pengambilan sampel di kota
Administrasi Jakarta Barat, tepatnya Kecamatan Kembangan, Kelurahan Meruya
Utara. Data yang digunakan merupakan data primer yang merupakan hasil
wawancara dan penyebaran kuesioner di wilayah terkait. Adapun hasil yang
didapatkan yakni beberapa kebutuhan yang diperlukan bagi penduduk yang terkena
dampak yakni kebutuhan pangan, akses ke layanan kesehatan, dukungan finansial,
dukungan pada kesehatan mental, serta penyediaan lapangan pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Jakarta. Tentang Jakarta [Internet]. Jakarta. 2023 [dikutip 28 Maret 2023]. Tersedia pada:
https://www.jakarta.go.id/tentang-jakarta#
2. Corona Jakarta. Data Pemantauan COVID-19 [Internet]. Corona Jakarta. 2023 [dikutip
28 Maret 2023]. Tersedia pada: https://corona.jakarta.go.id/id/data-pemantauan
3. Cascella M, Rajnik M, Aleem A, et al. Features, Evaluation, and Treatment of
Coronavirus (COVID-19) [Updated 2023 Jan 9]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island
(FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554776/
4. Hanggara AG. Linimasa Kebijakan Penanganan Pandemi COVID-19 di Jakarta
[Internet]. Corona Jakarta. 2020 [dikutip 28 Maret 2023]. Tersedia pada:
https://corona.jakarta.go.id/id/artikel/linimasa-kebijakan-penanganan-pandemi-covid-19-
di-jakarta

Anda mungkin juga menyukai