Anda di halaman 1dari 24

SKDR sebagai

Early Warning
System dalam
Pengendalian
KLB
Kelompok 8
Surveilans Kesehatan Masyarakat
Anggota Kelompok
1. DEWA AYU NOVA ASTARI (2002561117)
2. PUTU SRI WERDIASIH (2002561121)
3. NADILLA MUTIARA PRATIWI ARYATRI (200256123)
4. PUTU DIAH WULANDARI (2002561125)
5. NI PUTU DIAH ANGGRAINI (2002561127)
6. I DEWA AYU SRI CANDRADEWI (2002561129)
7. ANDI MELITA ZA’ZAHRA JATI (2002561131)
8. PUTU TIRTHARANI CHANDRA DEVI (2002561133)
9. IZZANIA ZAHARA NURDIANSYAH (2002561137)
Pokok Bahasan

01 Pendahuluan
-
-
Pengertian SKDR
Tujuan SKDR
02 Isi
-
-
Definisi KLB
Metode
- Manfaat SKDR pengumpulan
- Gambaran data
penyakit pada - Data faktor risiko
surveilans SKDR - Alat ukur
- Alat pelaporan

03
- Hasil data
Penutup - Diseminasi
- Simpulan informasi
- Monitoring dan
evaluasi program
01
Pendahuluan
SKDR - Kelompok 8 - Kelas A
Pengertian SKDR
Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) atau yang biasa
disebut dengan Early Warning Alert Response and System
(EWARS) adalah sebuah sistem yang berfungsi dalam mendeteksi
adanya ancaman indikasi KLB penyakit menular yang dilaporkan
secara mingguan dengan berbasis komputer, yang dapat
menampilkan alert atau sinyal peringatan dini adanya
peningkatan kasus penyakit melebihi nilai ambang batas di suatu
wilayah, dan Alert atau sinyal peringatan dini yang muncul pada
sistem bukan berarti sudah terjadi KLB tetapi merupakan pra-KLB
yang mengharuskan petugas untuk melakukan respon cepat agar
tidak terjadi KLB. (Kemenkes,2021)
Tujuan SKDR
Tujuan penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon
adalah sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan deteksi dini penyakit menular berpotensi
KLB
2. Memberikan input kepada program dan sektor terkait untuk
melakukan respon pengendalian penyakit menular
berpotensi KLB
3. Meminimalkan kesakitan dan atau kematian akibat penyakit
menular berpotensi KLB.
4. Memonitor kecenderungan atau tren penyakit menular
berpotensi KLB.
5. Menilai dampak program pencegahan dan pengendalian
penyakit menular berpotensi KLB.
Manfaat SKDR
1. Gambaran Penyakit Potensi KLB
Untuk mengetahui gambaran penyakit yang berpotensi KLB
setiap minggu di tingkat Puskesmas, kecamatan, kabupaten,
provinsi, dan nasional.

2. Alat Deteksi Indikasi KLB


Sebagai alat untuk mendeteksi adanya indikasi KLB di setiap
tingkat dan sebagai dasar untuk melakukan respon.

3. Evaluasi Keberhasilan Program


Untuk mengevaluasi kegiatan program pencegahan dan
pengendalian penyakit. Bila penyakit potensial KLB
semakin meningkat dan KLB suatu penyakit juga
bertambah maka ini merupakan suatu indikasi bahwa
program pencegahan dan pengendalian penyakit menular
potensial KLB belum berjalan optimal.
Gambaran Penyakit pada Surveilans SKDR
Kejadian Luar Biasa (KLB) : penyakit menular, keracunan
makanan, dan keracunan bahan berbahaya lainnya merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang dapat menyebabkan
jatuhnya korban kesakitan dan kematian yang besar, serta
memerlukan biaya yang besar untuk penanggulangannya.
(Kemenkes RI. 2014)

Penyakit yang sering menimbulkan KLB di Indonesia antara lain :


diare, campak, dan demam berdarah dengue (DBD). Menurut
Kemenkes RI pada tahun 2014, beberapa jenis KLB mengalami
penurunan seperti diare, campak, dan malaria. Sementara
demam berdarah, keracunan makanan dan bahan berbahaya
mengalami peningkatan, serta munculnya KLB penyakit baru
seperti SARS, HMFD, Hepatitis E. Demikian juga dengan
beberapa penyakit yang dianggap sudah tidak ada kini muncul
kembali, seperti KLB difteri, chikungunya, leptospirosis, dan
kolera.
02
Isi
SKDR - Kelompok 8 - Kelas A
Definisi KLB

KLB adalah meningkatnya suatu kejadian kesakitan


dan/atau kematian yang bermakna secara
epidemiologis pada suatu daerah dan dalam kurun
waktu tertentu, serta merupakan keadaan yang dapat
menyebabkan terjadinya suatu wabah. (Permenkes
RI, 2010)
Metode Pengumpulan Data

1. Data primer: wawancara, pengisian kuesioner


2. Data sekunder: arsip laporan yang tersedia dari puskesmas,
programmer, dan data dari seksi P3 dinas kesehatan
setempat
Data Faktor Risiko

Contoh data faktor risiko dari laporan SKDR Contoh data faktor risiko dari laporan SKDR
berdasarkan kelengkapan dan ketepatan data berdasarkan jumlah kasus tiap penyakit
Data Faktor Risiko

Contoh data faktor risiko pada setiap


minggunya selama 52 minggu.
Alat Ukur

Pengumpulan data surveilans SKDR dilakukan dengan sistem


berdasarkan data yang dikirimkan oleh unit pelapor setiap
minggunya. Mengirimkan data kejadian penyakit (23 penyakit
potensi KLB & wabah) menggunakan sms gateway.
ALUR PELAPORAN
PENYELENGGARAAN SURVEILANS

deteksi dini KLB penyakit Meminimalkan kesakitan dan


menular berpotensi KLB atau kematian akibat penyakit
menular berpotensi KLB
Memonitor kecenderungan
Memberikan input program atau tren penyakit menular
berpotensi KLB
JEJARING SURVEILANS

Pada surveilans ini dilakukan dengan beberapa jejaring seperti


Puskesmas beserta jejaringnya, Rumah Sakit, dan
Laboratorium sebagai unit pelapor.
HASIL DATA
Indikator akan dihitung secara otomatis oleh sistem berdasarkan data
yang dikirimkan oleh unit pelapor setiap minggunya. Indikator dalam
sistem SKDR antara lain:

Jumlah kasus baru setiap Ketepatan waktu dari


Proporsi Kesakitan
penyakit menurut minggu unit pelapor

Incident Rate setiap Kelengkapan unit


Total Kunjungan penyakit menurut pelapor
minggu

Daftar alert peringatan dini penyakit mingguan


untuk penyakit di sistem SKDR.
DISEMINASI HASIL
diseminasi adalah tindakan yang bertujuan untuk memperoleh informasi,
meningkatkan kesadaran, menerima, dan akhirnya menggunakan
informasi tersebut oleh kelompok sasaran atau individu

Diseminasi Puskesmas
Diseminasi Dinas
Kesehatan Provinsi
Diseminasi Dinas
Kesehatan Kab/Kota
MONITORING DAN EVALUASI
Monitoring bertujuan agar pelaksanaan
sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Dalam SKDR ada beberapa Evaluasi dilakukan pada Penggunaan
indikator yang ditetapkan dan dilakukan Aplikasi Sistem Kewaspadaan Dini dan
monitoring. Indikator SKDR yaitu Respon (SKDR) bagi Petugas Surveilans di
ketepatan, kelengkapan dan respons alert. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota perlu
Indikator respon alert masuk ke dalam didiseminasikan kepada petugas
RPJMN tahun 2020-2024. Indikator pemantauan di masing-masing unit
tersebut adalah persentase pelapor di tiap daerah. Evaluasi lanjutan
kabupaten/kota yang merespon tingkat ketepatan dan kelengkapan
peringatan dini KLB (alert systems) pelaporan SKDR di tiap unit pelapor, tiap
minimal 80%. Indikator ini menjelaskan daerah, dan secara nasional dapat
bahwa seluruh kabupaten/kota harus dilakukan kemudian untuk menilai
melakukan respons terhadap indikasi KLB efektivitas.
minimal 80%.
03
Penutup
Kesimpulan
Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) adalah sistem yang berfungsi sebagai deteksi adanya
ancaman indikasi KLB penyakit menular yang dilaporkan secara mingguan dengan berbasis komputer. Alat
indikasi KLB sendiri berfungsi sebagai alat untuk mendeteksi adanya indikasi KLB di setiap tingkat dan
sebagai dasar untuk melakukan respon dan evaluasi keberhasilan program yang berguna untuk
mengevaluasi kegiatan program pencegahan dan pengendalian penyakit. Pada surveilans ini dilakukan
dengan beberapa jejaring seperti Puskesmas beserta jejaringnya, Rumah Sakit, dan Laboratorium sebagai
unit pelapor. Adapun Indikator dalam sistem SKDR antara lain: jumlah kasus baru setiap penyakit menurut
minggu, proporsi kesakitan, ketepatan waktu dari unit pelapor, total kunjungan, incident rate setiap
penyakit menurut minggu, kelengkapan unit pelapor, dan daftar alert peringatan dini penyakit mingguan
untuk penyakit di sistem SKDR. Hasil identifikasi permasalahan SKDR yaitu jumlah layanan kesehatan desa
atau pustu yang mengumpulkan laporan tidak selalu sama setiap minggunya. Puskesmas dan Dinas
Kesehatan perlu memaksimalkan monitoring pada layanan kesehatan yang mengumpulkan laporan.
Daftar Pustaka
Revisi Pedoman SKDR Penyakit potensial KLB Tahun 2021 (2022) The Indonesian Public Health. Available at:
http://www.indonesian-publichealth.com/download-revisi-pedoman-skdr-penyakit-potensial-klb-tahun-2021/ (Accessed:
December 2, 2022).

Infokom, H. (2019) Sosialisasi Sistem Surveilens Penyakit Yang berpotensial Wabah di RSUD Andi Makkasau, RSUD ANDI
MAKKASAU. Available at: https://rsudandimakkasau.or.id/2019/10/sosialisasi-sistem-surveilens-penyakit-yang-
berpotensial-wabah-di-rsud-andi-makkasau/ (Accessed: December 2, 2022).

Kemenkes. (2021) Pedoman Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) Penyakit Potensial KLB / Wabah. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Indonesia; 2021

KemenKes RI (2010) ‘PMK No. 1501 ttg Jenis Penyakit Menular Tertentu Yang Menimbulkan Wabah’, p. 30.

Wikansari, N. W. et al. (2019) ‘Evaluasi Program Early Warning Alert and Respon System (Ewars) Dalam Pelaksanaan
Surveilans Klb Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah’, Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (JMIAK),
2(1), pp. 9–17. doi: 10.32585/jmiak.v2i01.449
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai