Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ners LENTERA, Vol. 10 No.

2, September 2022

HUBUNGAN PERILAKU SEDENTARI DENGAN TEKANAN DARAH


ARTERI MAHASISWA KEPERAWATAN
(The Relationship Between Sedentary Behaviour And Mean Arterial Pressure In
Nursing Students)

Agustina Chriswinda Bura Mare


Fakultas Keperawatan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Indonesia
Email: chriswinda@ukwms.ac.id

ABSTRAK
Pendahuluan: Perilaku sedentari dewasa ini semakin meningkat seiring dengan
kemajuan teknologi dan situasi pandemi covid-19 sehingga hampir semua kegiatan
dapat dilakukan dengan duduk ataupun berbaring. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara perilaku sedentari dan tekanan darah arteri mahasiswa
keperawatan. Metode: Penelitian cross-sectional ini melibatkan 100 mahasiswa
keperawatan. The Adolescent Sedentary Activity (ASAQ) digunakan untuk mengukur
variabel gaya hidup sedentari. Variabel tekanan darah diukur dengan mengukur
tekanan darah sistolik dan diastolik untuk mendapatkan nilai Mean Arterial Pressure
(MAP). Alat ukur tekanan darah menggunakan sphygmomanometer. Analisis data
menggunakan uji korelasi pearson untuk mengetahui hubungan antara perilaku
sedentari dan tekanan darah arteri mahasiswa keperawatan. Hasil: Perilaku sedentari
mahasiswa keperawatan adalah rata-rata 9,33 jam per hari (IK95% = 8,39-10,28).
Tekanan darah arteri mahasiswa keperawatan rerata adalah 86,81 mmHg (IK95% =
85,27 – 88,34). Terdapat hubungan bermakna antara perilaku sedentari dengan tekanan
darah arteri mahasiswa keperawatan (p<0,05). Pembahasan: Perilaku sedentari dapat
memberikan dampak sistemik pada vaskular dimana akan menyebabkan perubahan
struktur dan fungsi pada vaskular sehingga meningkatkan tekanan darah. Kesimpulan:
Semakin tinggi perilaku sedentari maka semakin tinggi pula tekanan darah arteri
mahasiswa keperawatan. Diharapkan dapat mengurangi aktivitas duduk dan berbaring
serta memulai kegiatan aktivitas fisik ringan.
Kata kunci: mahasiswa, perilaku sedentari, sedentari, tekanan darah

ABSTRACT
Introduction: Sedentary behavior is increasing along with advances in technology and
the Covid-19 pandemic situation. Almost all activities can be done by sitting or lying
down.Study aims to determine relationship between sedentary behavior and arterial
blood pressure in nursing students. Methods: This cross-sectional study involved 100
nursing students. The Adolescent Sedentary Activity (ASAQ) is used to measure
sedentary lifestyle variables. Variable blood pressure is measured by
sphygmomanometer. Data analysis used the Pearson correlation test to determine the
relationship between sedentary behavior and arterial blood pressure in nursing
students. Results: Nursing students' sedentary behavior averaged 9.33 hours per day
(95% CI = 8.39-10.28). The mean arterial blood pressure of nursing students was
86.81 mmHg (95% CI = 85.27 – 88.34). There is a significant relationship between

102
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 10 No.2, September 2022

sedentary behavior and arterial blood pressure in nursing students (p<0.05).


Discussion: Sedentary behavior can have a systemic impact on vascular which will
cause structural and functional changes in vascular thereby increasing blood pressure.
Conclusion: Higher sedentary behavior, higher arterial blood pressure of nursing
students. It is expected to reduce sitting and lying activities and start light physical
activities.
Keywords: blood pressure, college student, sedentary, sedentary behavior

PENDAHULUAN mempengaruhi perilaku sedentari


Perilaku sedentari memiliki seperti kurangnya dukungan sosial,
dampak yang sangat serius bagi waktu, motivasi, kurangnya
kesehatan. Perilaku sedentari menjadi keterampilan olahraga dan minat dalam
salah satu penyebab kecacatan dan aktivitas fisik, kemalasan dan tidak
kematian di dunia. Selain itu, perilaku memiliki pekerjaan (Martins et al.,
sedentari juga meningkatkan angka 2021).
kejadian penyakit tidak menular yaitu WHO pada tahun 2018
kardiovaskular, kanker dan diabetes mencacat bahwa orang dewasa diatas
mellitus tipe 2 (WHO, 2020). Perilaku 18 tahun yang mengalami insufisiensi
sedentari merupakan perilaku menetap aktivitas fisik sebanyak 34,03%. Angka
seseorang yang sebagian besar aktivitas tersebut didominasi oleh wanita yaitu
dan waktunya dilakukan dalam posisi sebanyak 43,89% dan pria sebanyak
duduk ataupun berbaring kecuali waktu 24,7% (WHO, 2018). WHO juga
tidur sehingga tidak memerlukan energi menyatakan bahwa 23% orang dewasa
yang signifikan yaitu <1.5 Metabolic dan 81% remaja tidak memenuhi
Energy Turnovers/METs (Thahir & rekomendasi global WHO tentang
Masnar, 2021). aktivitas fisik untuk kesehatan. Hal
Perilaku sedentari dewasa ini serupa juga dialami oleh penduduk
semakin meningkat seiring dengan Indonesia. Berdasarkan pada data
kemajuan teknologi dan situasi Riskesdas 2018, penduduk Indonesia
pandemi covid-19. Kemajuan teknologi diatas 10 tahun yang mengalami
memberikan banyak kemudahan bagi insufisiensi aktivitas fisik adalah
individu terutama pada situasi pandemi sebanyak 33,5%, sedangkan Jawa
covid-19 yang sebagian besar Timur adalah 26,5% (Kementerian
aktivitasnya dilakukan di rumah. Kesehatan RI, 2018).
Hampir semua aktivitas dapat Perilaku sedentari
dilakukan dalam posisi duduk dan mempengaruhi tekanan darah melalui
berbaring seperti pekerjaan kantor berbagai mekanisme. Aktivitas
ataupun sekolah, belajar, berkendara sedentari memberikan efek sistemik
dan menonton televisi. Berbagai faktor vaskular, metabolic dan autonomic.

103
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 10 No.2, September 2022

Efek vaskular yaitu menurunnya shear proporsi tertinggi aktivitas fisik kurang
stress yang nantinya akan adalah bersekolah yaitu sebanyak
menyebabkan disfungsi endotel. 59,1% (Kementerian Kesehatan RI,
Kemudian, efek metabolic yang akan 2018). Penelitian sebelumnya juga
menyebabkan resistensi insulin. menemukan bahwa terdapat pengaruh
Sedangkan efek autonomic dimana sekolah online terhadap perilaku
akan terjadi peningkatan aktivitas sedentari remaja yang berisiko obesitas
sympathetic nervous system yang (Asyera Sinulingga et al., 2021).
nantinya bersama dengan efek Sekolah online atau jarak jauh yang
metabolic akan menyebabkan dilakukan dari rumah saat pandemic
vasokonstriksi dan penurunan GFR dan covid-19 juga meningkatkan perilaku
peningkatan pelepasan renin. Semua sedentari mahasiswa. Saat kuliah online
efek tersebut pada akhirnya akan mahasiswa mengaku dapat mengikuti
meningkatkan tekanan darah (Destira kegiatan perkuliahan sambil berbaring.
& Mariani, 2021; Park et al., 2020). Kurangnya aktivitas fisik atau
Aktivitas sekolah ataupun perilaku sedentari ini menyebabkan
kuliah sebagian besar dilakukan dengan kurangnya energi yang di metabolisme
duduk selama 4-6 jam bahkan lebih. oleh tubuh. Hal ini dapat berdampak
Berdasarkan pengamatan peneliti, buruk bagi kesehatan baik jangka
mahasiswa pada saat jam istirahat panjang maupun pendek. Sehingga,
ataupun pergantian mata kuliah lebih peneliti melakukan penelitian bertujuan
sering menghabiskan waktunya dengan untuk mengetahui hubungan antara
mengobrol ataupun bermain gadget perilaku sedentari dan tekanan darah
dengan posisi duduk. Mahasiswa lebih arteri pada mahasiswa keperawatan.
memilih untuk menggunakan lift
daripada menggunakan tangga. Hasil BAHAN DAN METODE
wawancara terdapat tiga orang Penelitian ini merupakan
mahasiswa mengatakan bahwa penelitian cross sectional yang
memang hampir seluruh aktivitas dilakukan pada bulan Juni-Juli 2022.
mereka diluar perkuliahan dilakukan Populasi pada penelitian ini adalah
dengan duduk ataupun berbaring. semua mahasiswa aktif program studi
Mereka mengakui jarang untuk keperawatan di salah satu perguruan
berolahraga. Data tersebut didukung tinggi kota Surabaya sejumlah 133
oleh Kemenkes RI yang melaporkan orang. Pemilihan sampel menggunakan
bahwa kelompok umur 15-19 tahun metode simple random sampling.
merupakan kelompok umur dengan Jumlah subjek penelitian adalah 100
proporsi aktivitas fisik kurang yang subjek. The Adolescent Sedentary
tertinggi yaitu sebanyak 49,6%. Activity (ASAQ) digunakan untuk
Sedangkan pada kategori pekerjaan, mengukur variabel gaya hidup

104
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 10 No.2, September 2022

sedentari. ASAQ terdiri atas 11 item Pada tabel 1 menunjukkan


pertanyaan yang mengukur berapa bahwa rentang usia mahasiswa
lama waktu yang dihabiskan untuk keperawatan adalah 18-25 tahun
melakukan aktivitas sedentari diluar dengan rerata usia 20,56 tahun (IK 95%
waktu sekolah/kuliah. Aktivitas = 20,25 – 20,87).
tersebut adalah menonton acara
televisi, menonton video/DVD, Tabel 2. Distribusi Jenis Kelamin
penggunaan playstation, penggunaan Mahasiswa Keperawatan
komputer/laptop/tablet, mengerjakan Jenis Kelamin n %
Laki-laki 18 18
tugas tanpa menggunakan
Perempuan 82 82
komputer/laptop, membaca novel/ Total 100 100
komik/majalah, les mata pelajaran,
penggunaan alat transportasi, Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa
mengobrol secara langsung maupun sebagian besar subjek penelitian adalah
media sosial (sambil duduk) dan perempuan yaitu sebanyak 82 orang
bermain alat music. Variabel tekanan (82%).
darah diukur dengan mengukur tekanan Analisis univariat dilakukan
darah sistolik dan diastolic untuk pada kedua variabel yaitu perilaku
mendapatkan nilai Mean Arterial sedentari dan tekanan darah arteri
Pressure (MAP). Alat ukur tekanan mahasiswa keperawatan. Tabel 3
darah menggunakan menyajikan data tersebut.
sphygmomanometer. Analisis data
menggunakan uji korelasi pearson Tabel 3. Distribusi Perilaku Sedentari dan
untuk mengetahui hubungan antara Tekanan Darah Mahasiswa
perilaku sedentari dan tekanan darah Keperawatan
arteri mahasiswa keperawatan. Statistik
Perilaku Minimum 1,67
sedentari Maksimum 20,93
HASIL
(jam/hari) Rerata 9,33
Karakteristik subjek penelitian Simpang 4,77
pada penelitian ini adalah usia dan jenis baku
kelamin. Karakteristik tersebut dapat IK 95% 8,39-
dilihat pada tabel 1 dan 2. 10,28
Tekanan Darah Minimum 70
Tabel 1. Distribusi Usia Mahasiswa
Arteri Maksimum 100
Keperawatan
(MAP/Mean Rerata 86,81
Statistik
Arterial Simpang 7,76
Usia Minimum 18
Pressure) baku
Maksimum 25
IK 95% 85,27 –
Rerata 20.56
88,34
Simpang baku 1,58
IK 95% 20,25-20,87

105
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 10 No.2, September 2022

Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa perilaku hidup sedentari dan tekanan
perilaku sedentari mahasiswa darah arteri mahasiswa keperawatan
keperawatan adalah rata-rata 9,33 jam (p=0,01). Semakin tinggi perilaku
per hari (IK95% = 8,39-10,28). hidup sedentari maka semakin tinggi
Tekanan darah arteri mahasiswa pula tekanan darah arteri mahasiswa
keperawatan rerata adalah 86,81 mmHg keperawatan. Hasil ini sejalan dengan
(IK95% = 85,27 – 88,34). penelitian sebelumnya yang
Untuk mengetahui adanya menemukan bahwa terdapat hubungan
hubungan antara perilaku sedentari dan yang bermakna antara perilaku
tekanan darah arteri mahasiswa sedentari dengan nilai tekanan darah
keperawatan maka dilakukan analisis mahasiswa (p=0,001) (Destira &
bivariat dengan uji korelasi Pearson. Mariani, 2021). Penelitian lainnya pada
Hasil analisis korelasi tersebut dapat pegawai bank di Bandung juga
dilihat pada tabel 4. menemukan hal yang sama yaitu
terdapat hubungan signifikan antara
Tabel 4. Hubungan Perilaku Sedentari sendentary behaviour dengan tekanan
dengan Tekanan Darah Arteri darah sistolik dan diastolik pagi,
Mahasiswa Keperawatan sistolik dan diastolik siang, sistolik dan
Perilaku Sedentari
diastolik sore (p<0,01) (Nafthalia et al.,
Tekanan darah r = 0,25
arteri p = 0,01
2020).
n = 100 Perilaku sedentari dilakukan
Uji korelasi Pearson mahasiswa keperawatan rata-rata 9,33
jam per hari (IK95%= 8,39-10,28).
Pada tabel 4 diketahui bahwa Penelitian lainnya menyebutkan bahwa
nilai p = 0,01 (p<0,05) maka 83,6% mahasiswa melakukan perilaku
menunjukkan ada hubungan bermakna sedentari >6 jam pada hari kerja dan
antara perilaku hidup sedentari dan 82,2% pada hari libur (Luthfiati et al.,
tekanan darah arteri mahasiswa 2021). Perilaku sedentari dilakukan
keperawatan. Nilai korelasi pearson dalam berbagai aktivitas seperti
sebesar 0,25 dengan arah korelasi menonton acara TV, menonton
positif yaitu semakin tinggi perilaku video/DVD, penggunaan playstation,
sedentari maka semakin tinggi pula penggunaan komputer/laptop/tablet,
tekanan darah arteri mahasiswa mengerjakan tugas tanpa menggunakan
keperawatan dengan kekuatan korelasi komputer/laptop/tablet, membaca
lemah. novel/komik/majalah, les mata
pelajaran, penggunaan alat transportasi,
PEMBAHASAN mengobrol secara langsung maupun
Hasil penelitian menunjukkan media sosial (sambil duduk), dan
bahwa ada hubungan bermakna antara bermain alat musik. Semua aktivitas

106
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 10 No.2, September 2022

tersebut dilakukan dengan posisi duduk aktivitas maka otot akan bereaksi. Hal
maupun berbaring sehingga tidak yang mudah yang dapat dilakukan ialah
memerlukan banyak energi untuk dengan berdiri secara teratur tiap 20
melakukannya. Aktivitas-aktivitas menit, berjalan kaki 30 menit setiap
diatas digolongkan ke dalam kegiatan hari, melakukan peregangan otot di
sedentari dikarenakan hanya sela-sela pergantian jadwal
memerlukan energi yang sangat sedikit perkuliahan, mengurangi penggunaan
yaitu <1,5 Metabolic Energy lift dan mulai untuk menggunakan
Turnovers/METs (Arundell et al., 2019; tangga, memasang alarm untuk
Dempsey et al., 2020). melakukan gerakan-gerakan ringan,
Perilaku sedentari dapat jogging, dan berolahraga saat akhir
memberikan dampak sistemik pada pekan (Magnon et al., 2018;
vaskular dimana akan menyebabkan Rehmaitamalem & Rahmisyah, 2021;
perubahan struktur dan fungsi pada Yurida & Huzaifah, 2019).
vaskular. Perubahan ini dapat
meningkatkan disfungsi endotel yang SIMPULAN DAN SARAN
diakibatkan oleh proses shear stress. Kesimpulan pada penelitian ini
Proses shear stress yang menurun adalah terdapat hubungan bermakna
menyebabkan peningkatan adipokines antara perilaku sedentari dengan
proinflamasi, aterosklerosis dan tekanan darah arteri mahasiswa
peningkatan stress oksidatif pada keperawatan (p<0,05). Semakin tinggi
pembuluh darah. Semua proses tersebut perilaku sedentari maka semakin tinggi
mengakibatkan kenaikan tekanan darah pula tekanan darah arteri mahasiswa
(Carter et al., 2017; Destira & Mariani, keperawatan.
2021; Lee & Wong, 2015). Perilaku sedentari memberikan
Remaja dengan perilaku berbagai efek negatif bagi kesehatan
sedentari lebih dari 6 jam per hari terutama peningkatan tekanan darah
memiliki risiko 2,27 kali untuk yang dapat menyebabkan hipertensi.
mengalami hipertensi obesitik (Hayati Untuk mencegah hal tersebut
et al., 2022). Hipertensi obesitik adalah diharapakan dapat mengurangi
hipertensi yang terjadi karena obesitas aktivitas duduk dan berbaring serta
(Oematan & Oematan, 2021). Untuk memulai kegiatan aktivitas fisik ringan.
mencegah berbagai dampak yang buruk
bagi kesehatan terutama peningkatan DAFTAR PUSTAKA
tekanan darah maka disarankan untuk Arundell, L., Parker, K., Salmon, J.,
membatasi waktu aktivitas sedentari Veitch, J., & Timperio, A. (2019).
dan menggantinya dengan berbagai Informing Behaviour Change:
kegiatan fisik (Chaput et al., 2020; What Sedentary Behaviours Do
Stockwell et al., 2021). Saat melakukan Families Perform at Home and

107
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 10 No.2, September 2022

How Can They Be Targeted? Dempsey, P. C., Biddle, S. J. H.,


International Journal of Buman, M. P., Chastin, S.,
Environmental Research and Ekelund, U., Friedenreich, C. M.,
Public Health 2019, Vol. 16, Katzmarzyk, P. T., Leitzmann, M.
Page 4565, 16(22), 4565. F., Stamatakis, E., van der Ploeg,
https://doi.org/10.3390/IJERPH1 H. P., Willumsen, J., & Bull, F.
6224565 (2020). New global guidelines on
Asyera Sinulingga, P., Andayani, L. sedentary behaviour and health
S., & Lubis, Z. (2021). The for adults: broadening the
Influence of Online School on behavioural targets. International
Sedentary Behavior at Risk of Journal of Behavioral Nutrition
Obesity in Adolescents Aged 15- and Physical Activity, 17(1), 1–
19 Years. Jurnal Kesehatan, 12.
12(3), 396–403. https://doi.org/10.1186/S12966-
http://ejurnal.poltekkes- 020-01044-0/FIGURES/1
tjk.ac.id/index.php/JK Destira, F., & Mariani, M. (2021).
Carter, S., Hartman, Y., Holder, S., Hubungan Perilaku Sedentari
Thijssen, D. H., & Hopkins, N. D. terhadap Nilai Tekanan Darah
(2017). Sedentary behavior and pada Mahasiswa. Sriwijaya
cardiovascular disease risk: Journal of Medicine, 4(1), 46–54.
Mediating mechanisms. Exercise https://doi.org/10.32539/sjm.v4i1.
and Sport Sciences Reviews, 205
45(2), 80–86. Hayati, S., Anggraeni, D. E., Irawan,
https://doi.org/10.1249/JES.0000 E., Ayu, D., Silviani, R.,
000000000106 Adhirajasa, U., Sanjaya, R.,
Chaput, J. P., Dutil, C., Featherstone, Adhirajasa, U., Sanjaya, R.,
R., Ross, R., Giangregorio, L., Adhirajasa, U., Sanjaya, R.,
Saunders, T. J., Janssen, I., Adhirajasa, U., Sanjaya, R.,
Poitras, V. J., Kho, M. E., Ross- Adhirajasa, U., Sanjaya, R.,
White, A., & Carrier, J. (2020). Adhirajasa, U., & Sanjaya, R.
Sleep duration and health in (2022). Gambaran Sedentary
adults: an overview of systematic Lifestyle Pada Remaja di SMA
reviews. Applied Physiology, Kota Bandung. 10(2), 250–265.
Nutrition, and Metabolism = Kementerian Kesehatan RI. (2018).
Physiologie Appliquee, Nutrition Laporan Nasional Riskesdas
et Metabolisme, 45(10), S218– 2018. In Badan Penelitian dan
S231. Pengembangan Kesehatan (p.
https://doi.org/10.1139/apnm- 674).
2020-0034 http://labdata.litbang.kemkes.go.i

108
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 10 No.2, September 2022

d/images/download/laporan/RKD Bank di Bandung. I Care Jurnal


/2018/Laporan_Nasional_RKD20 Keperawatan STIKes Panti
18_FINAL.pdf Rapih, 1(2), 161–170.
Lee, P. H., & Wong, F. K. Y. (2015). https://doi.org/10.46668/jurkes.v1
The Association Between Time i2.98
Spent in Sedentary Behaviors and Oematan, G., & Oematan, G. (2021).
Blood Pressure: A Systematic Durasi tidur dan aktivitas
Review and Meta-Analysis. sedentari sebagai faktor risiko
Sports Medicine, 45(6), 867–880. hipertensi obesitik pada remaja.
https://doi.org/10.1007/s40279- Ilmu Gizi Indonesia, 4(2), 147.
015-0322-y https://doi.org/10.35842/ilgi.v4i2.
Luthfiati, N., Ligita, T., & Nurfianti, 208
A. (2021). Gambaran perilaku Park, J. H., Moon, J. H., Kim, H. J.,
sedentari pada mahasiswa Kong, M. H., & Oh, Y. H. (2020).
keperawatan universitas Sedentary Lifestyle: Overview of
tanjungpura akibat adanya Updated Evidence of Potential
kebijakan social distancing. Health Risks. Korean Journal of
Tanjungpura Journal of Nursing Family Medicine, 41.
Practice and Education, 3(1), 57– https://doi.org/10.4082/kjfm.20.0
66. 165
Magnon, V., Vallet, G. T., & Auxiette, Rehmaitamalem, R., & Rahmisyah, R.
C. (2018). Sedentary Behavior at (2021). Pengaruh Jalan Kaki
Work and Cognitive Functioning: Terhadap Penurunan Kadar Gula
A Systematic Review. Frontiers Darah Pada Pasien Diabetes
in Public Health, 6, 239. Mellitus. Jurnal Keperawatan
https://doi.org/10.3389/fpubh.201 Sriwijaya, 8(1), 11–14.
8.00239 https://doi.org/10.32539/jks.v8i1.
Martins, L. C. G., Lopes, M. V. de O., 15736
Diniz, C. M., & Guedes, N. G. Stockwell, S., Trott, M., Tully, M.,
(2021). The factors related to a Shin, J., Barnett, Y., Butler, L.,
sedentary lifestyle: A meta- McDermott, D., Schuch, F., &
analysis review. Journal of Smith, L. (2021). Changes in
Advanced Nursing, 77(3), 1188– physical activity and sedentary
1205. behaviours from before to during
https://doi.org/10.1111/jan.14669 the COVID-19 pandemic
Nafthalia, S., Widani, N. L., & lockdown: A systematic review.
Rasmada, S. (2020). Hubungan BMJ Open Sport and Exercise
Sedentary Behavior dengan Medicine, 7(1), 1–8.
Tekanan Darah Pada Pegawai https://doi.org/10.1136/bmjsem-

109
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 10 No.2, September 2022

2020-000960
Thahir, A. I. A., & Masnar, A. (2021).
Obesitas Anak dan Remaja
Faktor Risiko, Pencegahan dan
Isu Terkini. Edugizi Pratama
Indonesia.
https://www.google.co.id/books/e
dition/Obesitas_Anak_dan_Rema
ja/L8owEAAAQBAJ?hl=en&gbp
v=1&dq=sedentari&pg=PA16&p
rintsec=frontcover
WHO. (2018). Prevalence of
insufficient physical activity
among adults aged 18+ years
(age-standardized estimate) (%).
https://www.who.int/data/gho/dat
a/indicators/indicator-
details/GHO/prevalence-of-
insufficient-physical-activity-
among-adults-aged-18-years-
(age-standardized-estimate)-(-)
WHO. (2020). Physical activity.
https://www.who.int/news-
room/fact-sheets/detail/physical-
activity
Yurida, & Huzaifah, Z. (2019).
Pengaruh Jalan Kaki Terhadap
Kadar Gula Darah Pada Pasien
Diabetes Mellitus Tipe II. 10(2),
911–915.

110

Anda mungkin juga menyukai