2, September 2022
ABSTRAK
Pendahuluan: Perilaku sedentari dewasa ini semakin meningkat seiring dengan
kemajuan teknologi dan situasi pandemi covid-19 sehingga hampir semua kegiatan
dapat dilakukan dengan duduk ataupun berbaring. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara perilaku sedentari dan tekanan darah arteri mahasiswa
keperawatan. Metode: Penelitian cross-sectional ini melibatkan 100 mahasiswa
keperawatan. The Adolescent Sedentary Activity (ASAQ) digunakan untuk mengukur
variabel gaya hidup sedentari. Variabel tekanan darah diukur dengan mengukur
tekanan darah sistolik dan diastolik untuk mendapatkan nilai Mean Arterial Pressure
(MAP). Alat ukur tekanan darah menggunakan sphygmomanometer. Analisis data
menggunakan uji korelasi pearson untuk mengetahui hubungan antara perilaku
sedentari dan tekanan darah arteri mahasiswa keperawatan. Hasil: Perilaku sedentari
mahasiswa keperawatan adalah rata-rata 9,33 jam per hari (IK95% = 8,39-10,28).
Tekanan darah arteri mahasiswa keperawatan rerata adalah 86,81 mmHg (IK95% =
85,27 – 88,34). Terdapat hubungan bermakna antara perilaku sedentari dengan tekanan
darah arteri mahasiswa keperawatan (p<0,05). Pembahasan: Perilaku sedentari dapat
memberikan dampak sistemik pada vaskular dimana akan menyebabkan perubahan
struktur dan fungsi pada vaskular sehingga meningkatkan tekanan darah. Kesimpulan:
Semakin tinggi perilaku sedentari maka semakin tinggi pula tekanan darah arteri
mahasiswa keperawatan. Diharapkan dapat mengurangi aktivitas duduk dan berbaring
serta memulai kegiatan aktivitas fisik ringan.
Kata kunci: mahasiswa, perilaku sedentari, sedentari, tekanan darah
ABSTRACT
Introduction: Sedentary behavior is increasing along with advances in technology and
the Covid-19 pandemic situation. Almost all activities can be done by sitting or lying
down.Study aims to determine relationship between sedentary behavior and arterial
blood pressure in nursing students. Methods: This cross-sectional study involved 100
nursing students. The Adolescent Sedentary Activity (ASAQ) is used to measure
sedentary lifestyle variables. Variable blood pressure is measured by
sphygmomanometer. Data analysis used the Pearson correlation test to determine the
relationship between sedentary behavior and arterial blood pressure in nursing
students. Results: Nursing students' sedentary behavior averaged 9.33 hours per day
(95% CI = 8.39-10.28). The mean arterial blood pressure of nursing students was
86.81 mmHg (95% CI = 85.27 – 88.34). There is a significant relationship between
102
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 10 No.2, September 2022
103
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 10 No.2, September 2022
Efek vaskular yaitu menurunnya shear proporsi tertinggi aktivitas fisik kurang
stress yang nantinya akan adalah bersekolah yaitu sebanyak
menyebabkan disfungsi endotel. 59,1% (Kementerian Kesehatan RI,
Kemudian, efek metabolic yang akan 2018). Penelitian sebelumnya juga
menyebabkan resistensi insulin. menemukan bahwa terdapat pengaruh
Sedangkan efek autonomic dimana sekolah online terhadap perilaku
akan terjadi peningkatan aktivitas sedentari remaja yang berisiko obesitas
sympathetic nervous system yang (Asyera Sinulingga et al., 2021).
nantinya bersama dengan efek Sekolah online atau jarak jauh yang
metabolic akan menyebabkan dilakukan dari rumah saat pandemic
vasokonstriksi dan penurunan GFR dan covid-19 juga meningkatkan perilaku
peningkatan pelepasan renin. Semua sedentari mahasiswa. Saat kuliah online
efek tersebut pada akhirnya akan mahasiswa mengaku dapat mengikuti
meningkatkan tekanan darah (Destira kegiatan perkuliahan sambil berbaring.
& Mariani, 2021; Park et al., 2020). Kurangnya aktivitas fisik atau
Aktivitas sekolah ataupun perilaku sedentari ini menyebabkan
kuliah sebagian besar dilakukan dengan kurangnya energi yang di metabolisme
duduk selama 4-6 jam bahkan lebih. oleh tubuh. Hal ini dapat berdampak
Berdasarkan pengamatan peneliti, buruk bagi kesehatan baik jangka
mahasiswa pada saat jam istirahat panjang maupun pendek. Sehingga,
ataupun pergantian mata kuliah lebih peneliti melakukan penelitian bertujuan
sering menghabiskan waktunya dengan untuk mengetahui hubungan antara
mengobrol ataupun bermain gadget perilaku sedentari dan tekanan darah
dengan posisi duduk. Mahasiswa lebih arteri pada mahasiswa keperawatan.
memilih untuk menggunakan lift
daripada menggunakan tangga. Hasil BAHAN DAN METODE
wawancara terdapat tiga orang Penelitian ini merupakan
mahasiswa mengatakan bahwa penelitian cross sectional yang
memang hampir seluruh aktivitas dilakukan pada bulan Juni-Juli 2022.
mereka diluar perkuliahan dilakukan Populasi pada penelitian ini adalah
dengan duduk ataupun berbaring. semua mahasiswa aktif program studi
Mereka mengakui jarang untuk keperawatan di salah satu perguruan
berolahraga. Data tersebut didukung tinggi kota Surabaya sejumlah 133
oleh Kemenkes RI yang melaporkan orang. Pemilihan sampel menggunakan
bahwa kelompok umur 15-19 tahun metode simple random sampling.
merupakan kelompok umur dengan Jumlah subjek penelitian adalah 100
proporsi aktivitas fisik kurang yang subjek. The Adolescent Sedentary
tertinggi yaitu sebanyak 49,6%. Activity (ASAQ) digunakan untuk
Sedangkan pada kategori pekerjaan, mengukur variabel gaya hidup
104
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 10 No.2, September 2022
105
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 10 No.2, September 2022
Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa perilaku hidup sedentari dan tekanan
perilaku sedentari mahasiswa darah arteri mahasiswa keperawatan
keperawatan adalah rata-rata 9,33 jam (p=0,01). Semakin tinggi perilaku
per hari (IK95% = 8,39-10,28). hidup sedentari maka semakin tinggi
Tekanan darah arteri mahasiswa pula tekanan darah arteri mahasiswa
keperawatan rerata adalah 86,81 mmHg keperawatan. Hasil ini sejalan dengan
(IK95% = 85,27 – 88,34). penelitian sebelumnya yang
Untuk mengetahui adanya menemukan bahwa terdapat hubungan
hubungan antara perilaku sedentari dan yang bermakna antara perilaku
tekanan darah arteri mahasiswa sedentari dengan nilai tekanan darah
keperawatan maka dilakukan analisis mahasiswa (p=0,001) (Destira &
bivariat dengan uji korelasi Pearson. Mariani, 2021). Penelitian lainnya pada
Hasil analisis korelasi tersebut dapat pegawai bank di Bandung juga
dilihat pada tabel 4. menemukan hal yang sama yaitu
terdapat hubungan signifikan antara
Tabel 4. Hubungan Perilaku Sedentari sendentary behaviour dengan tekanan
dengan Tekanan Darah Arteri darah sistolik dan diastolik pagi,
Mahasiswa Keperawatan sistolik dan diastolik siang, sistolik dan
Perilaku Sedentari
diastolik sore (p<0,01) (Nafthalia et al.,
Tekanan darah r = 0,25
arteri p = 0,01
2020).
n = 100 Perilaku sedentari dilakukan
Uji korelasi Pearson mahasiswa keperawatan rata-rata 9,33
jam per hari (IK95%= 8,39-10,28).
Pada tabel 4 diketahui bahwa Penelitian lainnya menyebutkan bahwa
nilai p = 0,01 (p<0,05) maka 83,6% mahasiswa melakukan perilaku
menunjukkan ada hubungan bermakna sedentari >6 jam pada hari kerja dan
antara perilaku hidup sedentari dan 82,2% pada hari libur (Luthfiati et al.,
tekanan darah arteri mahasiswa 2021). Perilaku sedentari dilakukan
keperawatan. Nilai korelasi pearson dalam berbagai aktivitas seperti
sebesar 0,25 dengan arah korelasi menonton acara TV, menonton
positif yaitu semakin tinggi perilaku video/DVD, penggunaan playstation,
sedentari maka semakin tinggi pula penggunaan komputer/laptop/tablet,
tekanan darah arteri mahasiswa mengerjakan tugas tanpa menggunakan
keperawatan dengan kekuatan korelasi komputer/laptop/tablet, membaca
lemah. novel/komik/majalah, les mata
pelajaran, penggunaan alat transportasi,
PEMBAHASAN mengobrol secara langsung maupun
Hasil penelitian menunjukkan media sosial (sambil duduk), dan
bahwa ada hubungan bermakna antara bermain alat musik. Semua aktivitas
106
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 10 No.2, September 2022
tersebut dilakukan dengan posisi duduk aktivitas maka otot akan bereaksi. Hal
maupun berbaring sehingga tidak yang mudah yang dapat dilakukan ialah
memerlukan banyak energi untuk dengan berdiri secara teratur tiap 20
melakukannya. Aktivitas-aktivitas menit, berjalan kaki 30 menit setiap
diatas digolongkan ke dalam kegiatan hari, melakukan peregangan otot di
sedentari dikarenakan hanya sela-sela pergantian jadwal
memerlukan energi yang sangat sedikit perkuliahan, mengurangi penggunaan
yaitu <1,5 Metabolic Energy lift dan mulai untuk menggunakan
Turnovers/METs (Arundell et al., 2019; tangga, memasang alarm untuk
Dempsey et al., 2020). melakukan gerakan-gerakan ringan,
Perilaku sedentari dapat jogging, dan berolahraga saat akhir
memberikan dampak sistemik pada pekan (Magnon et al., 2018;
vaskular dimana akan menyebabkan Rehmaitamalem & Rahmisyah, 2021;
perubahan struktur dan fungsi pada Yurida & Huzaifah, 2019).
vaskular. Perubahan ini dapat
meningkatkan disfungsi endotel yang SIMPULAN DAN SARAN
diakibatkan oleh proses shear stress. Kesimpulan pada penelitian ini
Proses shear stress yang menurun adalah terdapat hubungan bermakna
menyebabkan peningkatan adipokines antara perilaku sedentari dengan
proinflamasi, aterosklerosis dan tekanan darah arteri mahasiswa
peningkatan stress oksidatif pada keperawatan (p<0,05). Semakin tinggi
pembuluh darah. Semua proses tersebut perilaku sedentari maka semakin tinggi
mengakibatkan kenaikan tekanan darah pula tekanan darah arteri mahasiswa
(Carter et al., 2017; Destira & Mariani, keperawatan.
2021; Lee & Wong, 2015). Perilaku sedentari memberikan
Remaja dengan perilaku berbagai efek negatif bagi kesehatan
sedentari lebih dari 6 jam per hari terutama peningkatan tekanan darah
memiliki risiko 2,27 kali untuk yang dapat menyebabkan hipertensi.
mengalami hipertensi obesitik (Hayati Untuk mencegah hal tersebut
et al., 2022). Hipertensi obesitik adalah diharapakan dapat mengurangi
hipertensi yang terjadi karena obesitas aktivitas duduk dan berbaring serta
(Oematan & Oematan, 2021). Untuk memulai kegiatan aktivitas fisik ringan.
mencegah berbagai dampak yang buruk
bagi kesehatan terutama peningkatan DAFTAR PUSTAKA
tekanan darah maka disarankan untuk Arundell, L., Parker, K., Salmon, J.,
membatasi waktu aktivitas sedentari Veitch, J., & Timperio, A. (2019).
dan menggantinya dengan berbagai Informing Behaviour Change:
kegiatan fisik (Chaput et al., 2020; What Sedentary Behaviours Do
Stockwell et al., 2021). Saat melakukan Families Perform at Home and
107
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 10 No.2, September 2022
108
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 10 No.2, September 2022
109
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 10 No.2, September 2022
2020-000960
Thahir, A. I. A., & Masnar, A. (2021).
Obesitas Anak dan Remaja
Faktor Risiko, Pencegahan dan
Isu Terkini. Edugizi Pratama
Indonesia.
https://www.google.co.id/books/e
dition/Obesitas_Anak_dan_Rema
ja/L8owEAAAQBAJ?hl=en&gbp
v=1&dq=sedentari&pg=PA16&p
rintsec=frontcover
WHO. (2018). Prevalence of
insufficient physical activity
among adults aged 18+ years
(age-standardized estimate) (%).
https://www.who.int/data/gho/dat
a/indicators/indicator-
details/GHO/prevalence-of-
insufficient-physical-activity-
among-adults-aged-18-years-
(age-standardized-estimate)-(-)
WHO. (2020). Physical activity.
https://www.who.int/news-
room/fact-sheets/detail/physical-
activity
Yurida, & Huzaifah, Z. (2019).
Pengaruh Jalan Kaki Terhadap
Kadar Gula Darah Pada Pasien
Diabetes Mellitus Tipe II. 10(2),
911–915.
110