INTENSITAS BERMAIN GAME ONLINE TERHADAP POLA AKTIVITAS FISIK SISWA SMP
ADVENT MENIA, KABUPATEN SABU, RAI JUA, NTT
ABSTRAK
Pendahuluan: Kecanduan game online dapat mempengaruhi
kesehatan fisik, hubungan sosial, menimbulkan kelemahan fisik
sebagai akibat berkurangnya jam tidur, gizi yang tidak seimbang dan
dapat mengakibatkan dehidrasi. Serta malas melakukan aktivitas fisik
seperti berolahraga. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengkajin
pengaruh intensitas bermain game online terhadap pola aktivitas fisik
siswa. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi
dengan populasi siswa SMP Advent Menia, Kabupaten Sabu Rai Jua,
NTT yang berjumlah 46 siswa dan sample direkrut dengan tehnik
sampling jenuh. Hasil: data menunjukkan bahwa 80% berada pada
kategori intensitas bermain game online yang rendah dan 20% pada
kategori sedang. 80% memiliki pola aktivitas fisik yang rendah dan 20%
memiliki pola aktivitas fisik sedang. terdapat hubungan yang signifikan
antara intensitas bermain game online dengan pola aktivitas fisik.
Diskusi: Asuhan keperawatan komunitas dalam pencegahan obesitas
dan kecanduan game online pada remaja dapat menjadi pertimbangan
dalam pelayanan kepada masyarakat serta focus dari penelitian
berikutnya.
ABSTRACT
Introduction: Addiction to online games can affect physical health,
social relations, cause physical weakness as a result of reduced sleep
hours, uneven nutrition and can lead to dehydration. And lazy to do
physical activities such as sports. Objective: This study aims to assess
the effect of the intensity of playing online games on the patterns of
physical activity of students. Methods: This study was a descriptive
correlation study with the population of Advent Menia Junior High
School students, Sabu Rai Jua District, NTT totaling 46 students and
the sample was recruited with saturated sampling techniques. Results:
data shows that 80% are in the low intensity category of online game JURNAL
play and 20% in the moderate category. 80% have low physical activity
patterns and 20% have moderate physical activity patterns. There is a SKOLASTIK
significant relationship between the intensity of playing online games
with physical activity patterns. Discussion: Community nursing care in
KEPERAWATAN
VOL. 6, NO. 1
the prevention of obesity and addiction to online games in adolescents
Januari – Juni 2020
can be a consideration in service to the community and the focus of
subsequent research.
ISSN: 2443 – 0935
E-ISSN 2443 - 16990
Key words: Intensity, Physical activity, Online games,
72
David Raymond Ludji Leo
Kategori N %
Catatan waktu terpanjang bermain game online
1 jam 13 32.5
2 jam 15 37.5
3 jam 12 30
Total 40 100
Rata-rata hari per minggu bermain game online
1 hari/minggu 0 0
2-3 hari/minggu 27 67.5
4-5 hari/minggu 0 0
6-7 hari/minggu 13 32.5
Total 40 100
Rata-rata jam per hari bermain game online
1 jam 2 5
2 jam 17 42.5
3 jam 21 52.5
Total 40 100
Pengeluaran bulanan untuk game online
Rp. 65.000,- 27 67.5
Rp. 85.000,- 13 32.5
Total 40 100
pengalaman subyektif individu (sering pantang atau kontrol. Contoh klasik dari
dialami secara positif) yang digambarkan perilaku kambuh adalah pada perokok yang
sebagai konsekuensi dari terlibat dalam sering menyerah untuk jangka waktu tertentu
aktivitas tertentu yaitu, mereka mengaku dan kemudian kembali merokok penuh
mengalami suatu perasaan semangat atau waktu setelah mencoba beberapa batang
secara paradoks perasaan penenang dan / rokok. Namun kekambuhan seperti itu biasa
atau dapat memiliki manfaat menghilangkan terjadi pada semua kecanduan termasuk
stres atau "melarikan diri" atau "mati rasa"). kecanduan perilaku, seperti perjudian
Pada dasarnya, banyak pecandu (Griffiths, 2002).
menggunakan zat dan perilaku kecanduan
lainnya sebagai cara untuk menghasilkan Pada aspek withdrawal atau menarik diri
perubahan yang dapat diandalkan dan dimana mengalami perasaan yang tidak
konsisten dalam suasana hati mereka menyenangkan bila waktu bermain game
sebagai strategi untuk "mengobati diri online dikurangi, sebanyak 87,5%
sendiri" dan membuat mereka merasa lebih responden berada pada kategori jarang,
baik dalam proses tersebut. 10% responden dalam kategori kadang-
kadang, dan 2,5% pada kategori sering.
Untuk aspek kekambuhan, sebanyak 97,5% Dalam kasus Internet Gaming Disorder
responden berada pada kategori jarang dan (IGD), gejala withdrawal mungkin dialami
2,5% berada dalam kategori kadang- individu ketika aktivitas gaming diambil.
kadang. Kekambuhan merujuk kepada Dalam kasus IGD tertentu, gejala-gejala ini
kecenderungan untuk berulang kembali ke biasanya digambarkan sebagai lekas marah,
pola sebelumnya dari aktivitas tertentu untuk cemas, atau sedih, tetapi tidak ada tanda-
kambuh dan bahkan untuk pola yang paling tanda fisik penarikan farmakologis seperti
ekstrim khas ketinggian kecanduan akan pada gangguan penggunaan zat (American
segera dipulihkan setelah bertahun-tahun Psychiatric Association [APA], 2013).
Untuk aspek conflict atau masalah yang berkaitan dengan kecanduan aktivitas
diakibatkan terlalu banyaknya tertentu. Pemilihan kesenangan jangka
menghabiskan waktu untuk game online, pendek yang berkesinambungan mengarah
97,5% responden berada pada kategori pada pengabaian konsekuensi yang
jarang dan 2,5% dalam kategori kadang- merugikan serta memiliki akibat kerusakan
kadang. Hal ini merujuk pada konflik antara jangka panjang, yang pada gilirannya
pecandu dengan orang-orang di sekitar meningkatkan kebutuhan nyata akan
(konflik antar pribadi) atau dari dalam diri aktivitas kecanduan sebagai strategi
mereka sendiri (konflik intrapsikis) yang mengatasi masalah. Konflik dalam
Data dari pengukuran pola aktivitas fisik aktivitas fisik sedang dan 80% siswa
(PAQ-A), yang kemudian disepadankan memiliki kategori pola aktivitas fisik yang
dengan klasifikasi pola aktivitas fisik yang rendah. Dapat disimpulkan bahwa siswa
dibagi menjadi lima, yaitu: (1) sangat tinggi, SMP Advent Menia, Kabupaten Sabu Raijua,
(2) tinggi, (3) sedang, (4) rendah, dan (5) NTT memiliki pola aktivitas fisik yang
sangat rendah. Berdasarkan tabel 3 terlihat tergolong rendah.
bahwa 20% siswa memiliki kategori pola
Frekuensi
No Kategori Pola Aktivitas Fisik Absolut (f) Persentase (%)
1 Sangat Tinggi 0 0
2 Tinggi 0 0
3 Sedang 8 20
4 Rendah 32 80
5 Sangat Rendah 0 0
Total 40 100
Dari perolehan hasil uji korelasi diperoleh hubungan yang signifikan antara variabel
nilai koefisien korelasi sebesar -0,387*. Hasil intensitas bermain game online dengan pola
tersebut bermakna bahwa terdapat akitivitas fisik para siswa SMP Advent Menia,
di Kabupaten Sabu Raijua, NTT dengan nilai penurunan. Konflik dalam kehidupan
p=0,014. Bentuk hubungan negatif pada pecandu berarti bahwa mereka akhirnya
koefisien korelasi -0,387* menunjukan mengorbankan (i) hubungan pribadi mereka
hubungan kedua variabel bersifat sedang (misalnya, pasangan, anak-anak, kerabat,
dan tidak searah. Hal tersebut berarti bahwa teman, dll.), (Ii) kehidupan belajar atau
apabila variabel intensitas bermain game pendidikan (tergantung pada usia mereka),
online mengalami peningkatan, maka dan (iii) kegiatan sosial dan aktivitas fisik
variabel pola aktivitas fisik akan mengalami lainnya.
Tabel 5. Analisis Korelasi Intensitas Game Online dengan Pola Aktivitas Fisik
Makna dari hasil analisis korelasi terlihat jelas pada distribusi tabel pola
menunjukkan bahwa terdapat cukup bukti aktivitas fisik siswa yaitu 80% siswa memiliki
untuk menolak hipotesis yang berbunyi: pola aktivitas fisik yang rendah dan 20%
“terdapat hubungan yang signifikan antara siswa memiliki pola aktivitas fisik sedang.
intensitas bermain game online dengan pola Sedangkan untuk kategori tinggi 0%, sangat
aktivitas fisik siswa SMP Advent Menia, di tinggi 0%, dan sangat rendah 0%. Sehingga
Kabupaten Sabu, Rai Jua, Nusa Tenggara dapat disimpulkan semakin tinggi intensitas
Timur. bermain game online maka semakin rendah
pola aktivitas fisik siswa SMP Advent Menia,
Kabupaten Sabu Raijua, NTT dan
PEMBAHASAN sebaliknya.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa 80% Hasil dalam penelitian ini sejalan dengan
siswa SMP Advent Menia, Kabupaten Sabu hasil penelitian yang diungkapkan oleh
Raijua, NTT memiliki intensitas bermain Effendi (2014), yang meneliti tentang
game online yang rendah dan sisanya 20% pengaruh penggunaan teknologi informasi
memiliki intensitas bermain game online terhadap aktivitas fisik dengan koefisien
yang sedang. Meskipun dalam distribusi korelasi sebesar -,717 dan taraf signifikansi
intensitas bermain game online tidak 0,000. Lebih lanjut Effendi menyebutkan,
terdapat siswa dengan intensitas bermain dalam penelitiannya faktor teknologi
game online yang tinggi namun terdapat informasi mempengaruhi (koefisien
hubungan yang signifikan antara intensitas determinasi) penurunan aktifitas fisik
bermain game online dengan pola aktivitas sebesar 51,41%. Effendi juga
fisik siswa SMP Advent Menia, Kabupaten mengungkapkan bahwa korelasi antara
Sabu Raijua, NTT setelah dilakukan uji teknologi informasi dan aktivitas fisik
analisis korelasi Spearman’s Rho dengan merupakan korelasi tidak searah, yang
nilai koefisien korelasi sebesar -0.387 dan apabila terjadi peningkatan pada salah satu
taraf signifikansi sebesar 0.014 . Hal ini
variabel maka variabel yang lain akan diungkapkan oleh Widodo dan Kusnani
mengalami penurunan. (2013), bahwa aktivitas fisik dapat
meningkatkan kesehatan apabila dilakukan
Dalam penelitiannya, Danforth (2007), dengan terukur dan teratur.
menyebutkan bahwa frekuensi bermain
game online yang terlalu sering dapat Menurut Owen (2010), penurunan aktivitas
mengacaukan kehidupan sehari-hari. fisik dapat terjadi pada orang yang memiliki
Suryanto (2015) menjelaskan bahwa gaya hidup sedentary. Sedentary lifestyle
kecanduan game online dapat merupakan suatu gaya hidup dimana
mengakibatkan Berat badan menurun seseorang lebih sering duduk, berbaring dan
karena lupa makan, atau bisa juga melakukan aktivitas yang sedikit
bertambah karena banyak ngemil dan membutuhkan energi. Sebagai contoh
kurang olahraga. Mudah lelah ketika individu yang memiliki gaya hidup sedentary
melakukan aktivitas fisik, kesehatan tubuh yaitu para pemain game online memiliki
menurun akibat kurang olahraga. Yang kecenderungan duduk dalam jangka waktu
paling parah adalah dapat mengakibatkan yang cukup lama. Hal ini didukung oleh
kematian. Hal serupa juga dikemukakan oleh penelitian Tremblay (2010) pada remaja
Fauziah (2013) yaitu intensitas bermain (usia 12 sampai 19 tahun) mengenai
game online yang tidak terkontrol dapat sedentary lifestyle diperoleh hasil bahwa
berdampak buruk bagi remaja. Dampak pada responden yang memiliki durasi
negatif yang dapat muncul antara lain adalah menatap layar televisi atau komputer selama
sulitnya berkonsentrasi dan kurangnya minimal lima jam per hari memiliki
aktivitas fisik. peningkatan tiga kali lebih besar
kemungkinan untuk mengalami metabolik
Penelitian yang dilakukan oleh Krista sindrom dibandingkan dengan responden
Surbakti (2017), menyebutkan bahwa yang memiliki durasi selama kurang lebih
intensitas bermain game online yang tinggi satu jam per hari.
dapat menyebabkan penyakit-penyakit
seperti eye strain, ambeien, dan carpal Rendahnya aktivitas fisik dapat berarti
tunnel syndrome. Lebih lanjut Krista Surbakti pengeluaran energi yang kurang juga,
menyebutkan bahwa intensitas bermain sehingga asupan energi yang tidak
game online yang tinggi dapat menyebabkan diimbangi dengan pengeluaran energi dapat
menurunnya metabolisme tubuh. Hal ini menyebabkan obesitas atau kegemukan
disebabkan oleh kurangnya aktivitas fisik maupun gangguan kesehatan lain. Sehingga
sehingga mengurangi kerja otot dan sangat penting bagi remaja untuk melakukan
pengeluaran energi. Dalam jangka panjang, aktivitas fisik yang cukup. Tidak hanya itu,
dapat menyebabkan penurunan massa otot, kesadaran dalam diri seseorang dalam
kegemukan, dan menurunnya daya tahan pengambilan keputusan dan tindakan dapat
tubuh. menuju pada perilaku hidup sehat. Hal ini
diharapkan dapat diterapkan pada remaja
Ni Putu Ayu Windari Putri (2019), dalam yang bermain game online dengan intensitas
penelitiannya tentang hubungan bermain tinggi maupun rendah sehingga menuntun
game online dan kebugaran fisik pada pada perilaku promosi kesehatan remaja
remaja, menyebutkan bahwa ada hubungan tersebut. Dengan melibatkan remaja dalam
yang signifikan antara perilaku bermain pengambilan keputusan, edukasi kecanduan
game online dan kebugaran fisik remaja. game online dan pentingnya aktivitas fisik,
Meskipun kebugaran fisik seseorang dapat diharapkan dapat mencegah kecanduan
dipengaruhi oleh banyak faktor seperti usia, game online.
jenis kelamin, dan genetik. Namun, aktivitas
fisik juga merupakan faktor penting dalam
menjaga kebugaran fisik, seperti yang
Achmad Ibrahim, 2019. “Hubungan Bermain Billieux, J., Maurage, P., Lopez-Fernandez,
Game Online Remaja dengan O., Kuss, D. J. & Griffiths, M.D.
Komunikasi Interpersonal Remaja (2015).Can disordered mobile phone
dan Interaksi Sosial Remaja”. use be considered a behavioral
addiction? An update on current
(Skripsi). Universitas Airlangga.
evidence and a comprehensive model
for future research. Current Addiction
American Psychiatric Association. (2013). Reports,2, 154-162.
Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders (5th
Danforth, I. D. W. 2007. Distinguishing
ed.).Washington, DC: Author.
Addiction and High Engagement In
Andina, E. (2019). “Pencegahan Kecanduan The Context Of Online Game
Gim Daring Pada Anak” eJournal Playing. Computers in Human
Bidang Kesejahteraan Sosial vol.11 Behaviour, 23, 1531-1548.
no.21. Pusat Penelitian Badan
Keahlian DPR RI. Erwinanto Dion (2017). “Hubungan Antara
Tingkat Aktivitas Fisik Dengan
APJII. (2014). Google. Dipetik Januari 11, Kebugaran Jasmani Siswa Kelas X
2020, dari http://Asosiasi%20 Tahun Ajaran 2016/2017 Di Smk
Penyelenggara%20Jasa%20Internet Muhammadiyah 1 Wates Kabupaten
%20 Indonesia.htm Kulon Progo Diy” (SKRIPSI) Fakultas
Ilmu Keolahragaan Universitas
APJII. (2018). Asosiasi Penyelenggara Jasa Negeri Yogyakarta.