Anda di halaman 1dari 79

Demografi ( 2 SKS )

oleh : H. ABIDIN LATING


Daftar Bacaan : 1. Donald J. Bogue Principal of Demography Jhon Willey & Sons New York 1973. 2. Barclay G.W Techniques of Population Analysis, Jhon Willey & Sons New York 1970. 3. Hull, Terence & Valery Social Economics Support For Hight in Indonesia. 4. N. Iskandar Demografic Profil of The Indonesia Population LDFEUI, Jakarta 1976. 5. Gevin Gones The Labour Force in Indonesia 1974. 6. LDEFUI Buku Pegangan Demografi Jakarta 1980. 7. N. Iskandar Teori-teori Penduduk LDFEUI 1980.

Pokok-pokok Bahasan Ekonomi Demografi


Arti & Tujuan Demografi. Struktur & Persebaran Penduduk. Sumber - Sumber & Evaluasi Data Kependudukan. Fertilitas ( Kelahiran ). Mortalitas ( Kematian ). Migrasi. Angkatan Kerja. Proyeksi Penduduk. Kebijaksanaan Kependudukan - Kebijaksanaan Transmigrasi - Keluarga Berencana

Arti Demografi

Bahasa Yunani DEMOS dan GRAFEIN. ( Achille Guilard ) 1985 Donald J. Boque DEMOGRAFI adalah ilmu yang mempelajari secara statistik dan matematika tentang Jumlah, Komposisi dan Distribusi penduduk serta perubahan-perubahannya sepanjang masa melalui bekerjanya 5 Komponen yaitu: Kelahiran, Kematian, Perkawinan, Migrasi dan Mobilitas Sosial Johan Suszmileh ( 1762 ) Mempelajari Hukum Illahi dalam perubahan perubahan pada umat manusia yang tampak dari Kelahiran, Kematian dan Pertumbuhan. D. V. Glass DEMOGRAPHY is Generally Limited to Studies of Human Population as Influenced by Demografic proses : Fertility, Mortality and Migration. Philip Hausen & Dudley Duncan Tentang jumlah, persebaran teritorial. Komposisi serta perubahan-perubahan dan sebab perubahan.

Tujuan & Penggunaan Demografi

1.

2.

3.

4.

Mempelajari Kuantitas & Distribusi Penduduk di suatu daerah tertentu. Menjelaskan pertumbuhan masa lampau, penurunan dan persebarannya dengan data yang tersedia. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan berbagai Aspek Sosial. Memperkirakan atau proyeksi penduduk pada masa yang akan datang dan kemungkinan konsekuensinya.

Dinamika Penduduk : Sebab dan Akibat


Pertumbuhan Penduduk diakibatkan oleh 4 komponen :

Kelahiran Kematian In - Migration Out- Migration

- Selisih kelahiran & kematian disebut : Reproductive Change. ( Natural Increase) - Selisih in migration & out migration Yi : Migrasi Netto

Continued....
Pertumbuhan Penduduk dipengaruhi 2 cara: - Reproductive Change - Migrasi Netto

Pt = Po + ( B D ) + ( Mi Mo )
Model Pertumbuhan Penduduk
MIGRASI M>F M<F M=F Positif N, T, S N N Negatif T N, T, S T Nol T N S Keterangan: M = Mortalitas F = Fertilitas N = Naik T = Turun S = Stabil

UKURAN DASAR DEMOGRAFI


FERTILITAS => Kemampuan Riil wanita untuk melahirkan. 1. Angka Kelahiran Kasar / CBR ( Crude Birth Rate ) 2. Angka Kelahiran Menurut Umur / ASFR ( Age Spesific Fertility Rate ) 3. Angka Kelahiran Total / TFR ( Total Fertility Rate ). * Angka Kelahiran Kasar ( CBR)
CBR =
B P K
B = Banyaknya Kelahiran pada tahun tertentu P = Jumlah penduduk pertengahan tahun K = 1000 (+) Indonesia (1979) = 35/1000 (+) Kenya = 51/1000 (tertinggi) (+) Jerman = 10/1000 (terendah)

Continued....
* Angka Kelahiran Menurut Umur ( ASFR)
ASFRx = Bx Pfx
X = umur wanita kelompok 5 tahunan ( 15-19, 20-29 ) Bx = jumlah kelahiran dari kelompok umur x Pfx = jumlah wanita pada kelompok umur x

(+) Angka Fertilitas Total (TFR)


45 - 49

TFR =

ASFR

X = 15 - 19

- Di negara - negara maju TFR di bawah 2 - Di negara sedang berkembang di atas 5

Continued....
Mortalitas angka kematian yang sederhana antara lain : * Angka Kematian Kasar ( Crude Death Rate )
D K CDR = P
D = jumlah kematian P = penduduk pertengahan tahun K = konstante ( 1000 )

* Angka Kematian Menurut Umur :


ASDRx =
Dx Pfx

Dx = jumlah kematian dalam kelompok umur ( x = 0-14, 15-19 ) Px = jumlah penduduk kelompok umur K = 1000

Continued....
(+) Tinggi Rendahnya Angka Kematian dipengaruhi berbagai faktor, antara lain : - struktur umur - jenis kelamin - jenis pekerjaan - status sosial ekonomi - keadaan lingkungan CBR Indonesia 10/10000 ( 1990 )

Migrasi Perpindahan penduduk secara relatif permanen dari suatu daerah ke daerah lain.
Angka Migrasi Netto = Migran Masuk Migran Keluar Total Penduduk K

Continued....
Angka Pertumbuhan Penduduk ( Population growth Rate ) Menunjukkan rata-rata pertambahan penduduk pertahun pada periode atau waktu tertentu dan dinyatakan dalam presentase ( % ). (+) Pertumbuhan GEOMETRI

Pt = Po . ( 1 +r )

Pt = jumlah penduduk tahun akhir Po = jumlah penduduk tahun awal r = angka pertumbuhan penduduk N = lamanya waktu Po dan Pt

(+) Pertumbuhan EKSPONENSIAL Pt = Po . e rn


e = angka eksponensial ( 2,71828 ) Penduduk Indonesia tahun 1971 : 119.232.000 jiwa. Penduduk Indonesia tahun 1980 : 147.000.000 jiwa. Pertumbuhan penduduk 1971 1980 sebesar 2,34 % per tahun

Teori - Teori Kependudukan


-Diperkirakan

jumlah penduduk dunia 250 juta ( saat lahirnya Nabi Isa ), manusia mendiami bumi kurang lebih 2 juta tahun yang lalu. Penduduk dunia berkembang secara lambat pada pertengahan abad 17 ( tahun 1665 ) diperkirakan penduduk dunia 500 juta. Menjadi dua kali lipat dalam jangka waktu 200 tahun ( 1850 ). -Dalam jangka waktu 80 tahun penduduk dunia menjadi dua kali lipat pada tahun 1930, dan mencapai 4 milyar hanya dalam waktu 45 tahun. Hal ini disebabkan penemuan penecillin dan progam kesehatan masyarakat sejak tahun 1960. -Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat menimbulkan banyak masalah, dan muncul Theory Penduduk ( MALTHUS ). Begitu juga filsof-filsof Cina dengan Theory Penduduk Optimum dibidang pertanian, tentang proporsi yang ideal antara luas tanah dengan jumlah penduduk. -Sedangkan TEORI TRANSISI DEMOGRAFI tentang hubungan Proses Pembangunan Ekonomi yang dapat mempengaruhi tingkat FERTILITAS dan MORTALITAS suatu negara yang didasarkan pada pengalaman negara negara Eropa abad 19.

Continued....
Kurva Teori Transisi Demografi
Perkembangan Penduduk

50 40 30 20 10

. . . . .
I II
Pre Industry

CRUDE BIRTH RATE (CBR) CRUDE DEATH RATE (CDR)

III
Industry

IV
Industry Lanjutan

Agraris

Perkembangan Ekonomi

Struktur & Persebaran Penduduk


Ada 3 fenomena dalam penduduk yaitu : 1. Change in Population 2. Population Composition 3. Size dan Population Distribution Fokus pada komposisi penduduk dan persebaran dalam berbagai ciri atau karakteristik, baik sosial ekonomi maupun geografis. Pengelompokkan penduduk penting bagi berbagai maksud dan tujuan antara lain : * Mengetahui Human Resources yang ada baik menurut umur maupun jenis kelamin. * Untuk mengambil kebijakan kependudukan. * Membandingkan keadaan suatu penduduk dengan penduduk lainnya. * Gambaran Piramida Penduduk untuk mengetahui proses demografi yang telah terjadi pada penduduk.

Continued....
Komposisi penduduk berdasarkan ciri-ciri dapat diklasifikasikan sebagai berikut : * Biologis ( umur, jenis kelamin ) * Sosial ( pendidikan, status perkawinan ) * Ekonomi ( lapangan pekerjaan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan ) * Geografis ( tempat tinggal, kota atau desa, propinsi kabupaten atau kota. Distribusi Umur : digolongkan umur satu tahunan dan lima tahunan
Umur 1 Tahunan 0 1 2 3 4 . Dst * Umur 5 Tahunan 04 59 10 14 15 19 20 24 . Dst *

* lihat bps

Continued....
Beberapa ukuran dalam komposisi penduduk : - Single Age, Age Heaping - Sex Ratio - Dependency Ratio - Median Ratio Umur Tunggal ( Single Age ) umur berdasarkan ulang tahun terakhir 20 dianggap 20. Kecenderungan menyenangi umur dengan angka 0 & 5 ( Age Heaping atau Age Preference ). Sex Ratio : Perbandingan antara laki-laki dan perempuan disuatu wilayah.

SR =

Jumlah Penduduk Laki-laki Jumlah Penduduk Wanita

X 100%

Sex ratio at birth Pola mortalitas Pola migrasi

Continued....
Dependency Ratio

P 0-14 + P 65+
P 15-64 N - Fx
i

Median Age

1 Md +

f Md
Keterangan: 1Md = batas bawah kelompok umur yang mengandung N / 2 N = jumlah penduduk Fx = jumlah penduduk kumulatif sampai dengan kelompok umur yang mengandung N / 2 f Md = jumlah penduduk pada kelompok umur N / 2 i = class interval umur

Continued....
Persebaran penduduk digolongkan

Geografis Administratif dan Politis

Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat digambarkan dalam bentuk: PIRAMIDA PENDUDUK

60 15
4 2 0 2 4

60
15
4 2 0 2 4

60 15
4 2 0 2 4

60 15 15

60

0 2

4 2 0 2 4

Continued....
The Three General Population - Expansive sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur termuda. - Constrictive sebagian kecil penduduk berada dalam kelompok umur muda. - Stationary sebagian besar penduduk dalam tiap kelompok umur, hampir sama, dan mengecil pada usia tua, kecuali pada kelompok umur tertentu.

Sumber Sumber Data Kependudukan


Beberapa ukuran dalam komposisi penduduk : - Sensus - Survei ( sample ) - Regristasi Faktor faktor yang mempengaruhi ketelitian data : - Partisipasi & kerjasama masyarakat. - Masalah geografi. - Tenaga pencacah. - Pelaksanaan dilapangan

FERTILITAS
Hasil REPRODUKSI nyata seorang wanita yang lahir hidup, dan kelahiran ini berperan pada perubahan penduduk.

- FERTILITAS Actual Performance of Birth.


- FECUNDITAS Pontensial Performance of Birth. Konsep Lahir Hidup ( Live Birth ) & Konsep Lahir Mati ( Still Birth )

- Abortus : Kematian bayi, umur kehamilan kurang dari 28 minggu. (+) 2 macam aborsi: 1. disengaja ( induced ) dan 2. tidak disengaja ( spontaneous ) Data Fertilitas Nasional : * Sensus penduduk

* SUSENAS (Survey Sosial Ekonomi Nasional) * SUPAS (Survey Penduduk Antar Sensus) * Survey Fertilitas & Mortalitas Indonesia

Continued....
Ukuran Ukuran Dasar Fertilitas : 1. Yearly Performance ( Current Fertility ) - CBR ( Crude Birth Rate ) - GFR ( General Fertility Rate ) - ASFR ( Age Specific Fertility Rate )

- TFR ( Total Fertility Rate )


2. Reproductive History ( Cummulative Fertility ) - CEB ( Children Ever Born )

- CWR ( Child Woman Ratio )


- GRR ( Gross Reproduction Rate ) - NRR ( Net Reproduction Rate )

Continued....
Faktor faktor yang mempengaruhi Fertilitas : - menurut : Kingsley Devis and Judith Blake ada 3 tahap dari proses reproduksi 1. Tahap Hubungan Kelamin ( Intercourse ) 2. Tahap Konsepsi ( Counseption ) 3. Tahap Kehamilan ( Gestation ) Faktor faktor sosial ekonomi, budaya yang mempengaruhi fertilitas akan melalui faktor faktor yang langsung ada kaitannya dengan ketiga tahap reproduksi tersebut. Faktor faktor yang langsung mempunyai kaitan dengan ketiga tahap disebut VARIABEL ANTARA

Continued....
I. Enam ( 6 ) variabel yang mempengaruhi Intercourse ( hubungan kelamin ) yaitu : 1.1 Umur memulai Hubungan Kelamin 1.2 Selibat permanen ( proporsi wanita yang tak pernah mengadakan hubungan kelamin 1.3 Lamanya Berstatus Kawin 1.4 Abstinensi sukarela 1.5 Abstinensi terpaksa ( sakit, pisah sementara ) 1.6 Frekuensi Senggama II. Tiga ( 3 ) variabel yang mempengaruhi Counseption : 2.1 Fekunditas yang disebabkan hal hal yang tidak disengaja 2.2 Pemakaian Kontrasepsi 2.3 Sterilisasi III. Dua ( 2 ) variabel yang mempengaruhi Gestation 3.1 Mortalitas Janin karena tidak disengaja 3.2 Mortalitas Janin karena disengaja

Continued....
- Menurut Ronald Freedman: Variabel antara sangat erat hubungannya dengan norma-norma sosial / masyarakat. Perilaku seseorang akan sangat dipengaruhi oleh norma yang ada (lihat gambar / skema dibawah ini): L I N G K U N G A N Tingkat Mortilitas F E R T I L I T A S

Struktur Sosial Ekonomi


Program KB

Norma tentang Besarnya Keluarga

Variabel Antara

Norma tentang Variabel Antara

Continued....
- Menurut Leibenstein Anak dilihat dari 2 segi: - Segi Kegunaan ( utility ) - Segi Biaya ( cost )
(+) Kegunaan memberikan kepuasan, balas jasa ekonomi dan

sumber penghidupan orang tua masa depan.


(+) Biaya pengeluaran untuk membesarkan dan mendidik orang tua menginginkan kualitas anak, biaya naik dan balas jasa ekonomi turun, dan orang tua tidak tergantung

sumbangan anak. Akibatnya demand terhadap anak


menurun atau Fertilitas turun

- Menurut Gary Becker : anak sebagai Durable Good ( barang konsumsi tahan lama ). Orang tua punya pilihan kuantitas dan kualitas, income naik, anak juga bertambah, hubungan positif

Mortalitas
Merupakan salah satu Komponen Demografi yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk. - Sumber data kematian : 1. Sistem registrasi 2. Sensus 3. Survey penduduk - Juga dapat diperoleh dari : 1. Rumah sakit 2. Dinas pemakaman 3. Polisi lalu lintas - Ukuran kematian : 1. CDR ( Crude Death Rate ) 2. ASDR ( Age Spesific Death Rate ) 3. IMR ( Infant Mortality Rate )

Continued....
Pola kematian menurut umur, baik dinegara maju atau sedang berkembang, biasanya berapa huruf U Resiko Kematian

Umur

Continued....
Resiko kematian relatif tinggi pada umur muda dan umur tua. - Dalam menganalisis Mortalitas, biasanya menggunakan tabel Hipotesis, dari sekumpulan orang dilahirkan pada waktu yang sama ( KOHOR ), yang karena proses kematian, jumlahnya semakin berkembang dan habis.

- Tabel Kematian ( life table ) memiliki 6 7 kolom. Dimana menjelaskan secara lengkap tingkat dan pola kematian suatu negara ( wilayah ).

MIGRASI
- MIGRASI Perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap, dari suatu daerah ke daerah lain. - PBB A migrant is a person who changes his place of Residence from one political or administrative area to another. - Mover pindah dari satu alamat ke alamat lain dalam satu wilayah ( kecamatan, kabupaten, propinsi ) - Community Migrasi pulang pergi. - Mobilitas Horizontal yi perpindahan penduduk secara teritorial, spasial atau geografis. Vertical yi perpindahan status sosial dari generasi.

Continued....
- Jenis jenis MIGRASI: 1. Migrasi Masuk ( In Migration ) 2. Migrasi Keluar ( Out Migration ) 3. Migrasi Neto ( Net Migration ) 4. Migrasi Bruto ( Gross Migration ) 5. International Migration 6. Migrasi Semasa Hidup ( Life time Migration ) 7. Migrasi Partial 8. Migration Stream 9. Urbanization 10. Transmigration 11. Total Migration

Continued....
Faktor faktor yang mempengaruhi MIGRASI :

I. Faktor Pendorong ( Push Faktor ) 1.1 Makin berkurangnya sumber-sumber alam. 1.2 Terbatasnya lapangan pekerjaan ditempat asal. 1.3 Adanya tekanan dan diskriminasi politik, agama, suku didaerah asal. 1.4 Tidak cocok lagi dengan adat , budaya, kepercayaan diderah asal. 1.5 Alasan pekerjaan atau perkawinan yang mengakibatkan tidak bisa mengembangkan karier. 1.6 Bencana Alam ( banjir, gempa, kebakaran, wabah penyakit, kemarau panjang )

Continued....
II. Faktor Penarik ( Pull Factor ) 2.1 Kesempatan mendapatkan pendidikan dan pendapatan lebih baik. 2.2 Rasa superior ditempat yang baru atau kesempatan mendapatkan pekerjaan yang cocok. 2.3 Keadaan lingkungan hidup yang menyenangkan (iklim, fasilitas sekolah, kesehatan, dan sarana sosial). 2.4 Tarikan dari orang yang diharapkan sebagai tempat berlindung. 2.5 Adanya fasilitas dan aktivitas-aktivitas perkotaan ( pusat hiburan dan kebudayaan ). III. Faktor Penghalang : - Kebijakan Negara ( undang-undang Imigrasi ) - Transportasi

Continued....
(+) Menurut EVERETT. S. LEE ada 4 faktor yang menyebabkan orang mengambil keputusan untuk melakukan MIGRASI yaitu: 1. Faktor yang terdapat didaerah asal. 2. Faktor yang terdapat didaerah tujuan. 3. Rintangan-rintangan yang menghambat. 4. Faktor Pribadi. (+) Faktor Daya tarik atau pendorong, merupakan perkembangan dari tujuh teori migrasi ( The Laws of Migration ) oleh : E. G. AVENSTEIN tahun 1985. antara lain : 1. Migrasi dan jarak. 2. Migrasi bertahap. 3. Arus dan Arus balik. 4. Perbedaan Kota dan Desa tentang kecenderungan migrasi. 5. Wanita dan pria. 6. Technologi dan migrasi. 7. Motif ekonomi adalah dorongan utama migrasi.

URBANISASI ( URBANIZATION )

Bertambahnya proporsi penduduk dikota, yang disebabkan proses perpindahan penduduk ke kota dan atau akibat perluasan kota. Latar belakang masalah antara lain : Pull factor yang besar dari kota-kota dilain pihak prosentase penduduk pedesaan yang besar. Sempitnya lapangan kerja di pedesan. Kota dianggap, memungkinkan pengembangan diri. Pendatang tidak punya keahlian yang sesuai. Kota belum siap menerima, walaupun pendatang mempunyai motivasi yang kuat.

Continued....
Kebijakan : 1. Kebijakan Pintu Tertutup bagi pendatang yang disertai pembangunan daerah. 2. Perlu adanya perencanaan kota, dengan memperhatikan faktor Urbanisasi. 3. Usaha usaha yang bersifat strategis : - Menurunkan Fertilitas - Transmigrasi - Peningkatan kesempatan kerja dan pendapatan dikota - Peningkatan kesempatan kerja dipedesaan.

TRANSMIGRASI
- TRANSMIGRASI Bagian dari Migasi, yang merupakan pemindahan penduduk dari suatu daerah untuk menetap kedaerah lain dalam wilayah Republik Indonesia, guna kepentingan pembangunan, serta alasan alasan sesuai undang undang No. 3 tahun 1972. Antara lain : 1. Peningkatan taraf hidup 2. Regional Development 3. Keseimbangan penduduk 4. Pemerataan pembangunan 5. Pemanfaatan sumber sumber alam dan tenaga kerja 6. Kesatuan dan persatuan Bangsa 7. Memperkuat HANKAMNAS

Continued....
- Dengan pendekatan Demografi, Manpower, Prosperity, Security, Development, dan Sosio Political. Sejarah transmigrasi dimulai dengan Kolonisasi pada tahun 1905 oleh Pemerintah Belanda di Lampung, Palembang, Bengkulu, Jambi, Kalimantan, dan Sulawesi. Sejak Repelita ( orde baru ) sampai sekarang tekanan tidak lagi pada aspek Demografis, tapi lebih luas pada aspek Tenaga Kerja dan pembangunan daerah. - Jenis jenis Transmigrasi Prinsipnya ada 2 : Transmigrasi Umum dan Transmigrasi Swakarsa ( spontan ) 1. Transmigrasi Keluarga 2. Transmigrasi Umum 3. Transmigrasi Nelayan 4. Transmigrasi Spontan ( Swakarsa ) 5. Transmigrasi Veteran 6. Transmigrasi Kooperatif 7. Transmigrasi Keahlian

Continued....
- Hal hal yang perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan Transmigrasi : 1. Penyiapan lahan 2. Seleksi para transmigran 3. Penyiapan sarana sejak ditempat asal atau tujuan 4. Koordinasi antar instansi terkait

- Dasar Hukum penyelenggaraan Transmigrasi : Undang undang No. 3 tahun 1972 Peraturan Pemerintah ( PP ) No. 42 tahun 1973 GBHN 1978 Kepres No. 1 tahun 1973 Kepres No. 12 tahun 1974 Kepres No. 29 tahun 1975 Kepres No. 1 tahun 1978 Kepres No. 7 tahun 1978 Kepres No. 26 tahun 1978

ANGKATAN KERJA
Penduduk digolongkan : - Economically Active Population - Economically Active Population Tenaga Kerja ( Manpower ) : penduduk usia kerja 15 64 tahun. Angkatan Kerja ( Labour Force ) : bagian dari tenaga kerja yang terlibat atau berusaha dalam kegiatan produktif yaitu memproduksi barang dan jasa.

Bukan Angkatan Kerja ( Not Labour Force ) : tenaga kerja yang tidak terlibat dalam kegitan produktif.

Total Penduduk TotalPopulation Population Penduduk


Tenaga Kerja ( Man Power ) Angkatan Kerja ( Labour Force ) Bukan Angkatan Kerja ( Not Labour Force ) Penduduk di Luar Usia Kerja Di bawah Usia Kerja Di atas Usia Kerja ( Pensiun )

Bekerja ( Employed )

Mencari Pekerjaan / Mengangur ( Unemployed )

Sekolah

Ibu Rumah Tangga


Lain-lain

Bekerja Penuh ( Fully Employed )

Setengah Menganggur ( Under Employed )

Visible Unemployment Invisible / Disquised Unemployment

income

produktivitas
jenis pekerjaan

Continued....
Konsep konsep dalam Angkatan Kerja : - Gainful Worker Konsep tidak memiliki referensi waktu yang pasti. Biasanya menunjukkan Usual Activity yang mungkin telah berubah dibandingkan masa lalu. Konsep ini tidak digunakan lagi sekitar tahun 1930. - Labour Force Concept ini adalah konsep perbaikan dari konsep Gainful yaitu : + Activity Concept yang termasuk Labour Force haruslah orang yang secara aktif bekerja atau sedang mencari pekerjaan. + Aktifitas tersebut berada dalam Refrensi waktu - Labour Utilization Approach ( P. M. Hauser ) Dalam pendekatan ini mereka yang sudah bekerja penuh disebut sudah dimanfaatkan, pengelompokkannya adalah : sudah dimanfaatkan pemanfaatan kurang, karena : - jam kerja kurang - income rendah - open unemployment

Continued....
Pemanfaatan kurang, karena ketidakseimbangan antara penawaran ( labour supply ) dan permintaan tenaga kerja ( labour demand ) Pemanfaatan kurang, karena income rendah, untuk mengukur produktifitas. Ukuran ukuran Dasar Angkatan Kerja : 1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ( Labour Force Participation Angkatan kerja Rate )

Tenaga Kerja

X 100%

2. Tingkat Aktifitas Umum ( General Activity Rate ) Angkatan kerja


GAR =

P10+

X 100%

Continued....
3. Tingkat Aktifitas menurut umur dan jenis kelamin ( Age Sex Spesific activity Rate ) Angkatan kerja laki-laki umur tertentu

Jumlah seluruh aki-laki umur tertentu

X 100%

4. Tingkat Aktifitas menurut jenis kelamin (Sex Spesific Activity Rate) Angkatan kerja laki-laki

Tenaga kerja laki-laki

X 100%

5. Tingkat pengangguran ( Unemployment Rate ) Jumlah orang yang mencari pekerjaan

Jumlah angkatan kerja

X 100%

Continued....
6. Tingkat bekerja penuh ( Fully Employed ) Jumlah yang bekerja - Underemployed

Angkatan kerja

X 100%

7. Tingkat bekerja tidak penuh ( underemployed )

Jumlah yang underemployed


Angkatan kerja

X 100%

Continued....
Ketidakseimbangan Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja
Salah satu masalah yang timbul dibidang angkatan kerja, adalah ketidakseimbangan permintaan tenaga kerja ( demand for labour ) dan penawaran tenaga kerja ( supply of labour ) pada tingkat ttt. Ketidakseimbangan ini berupa : - Lebih besar penawaran dibanding permintaan terhadap tenaga kerja ( Excess Supply of Labour ). - Lebih besar permintaan dibanding penawaran tenaga kerja ( Excess Demand for Labour ).

Continued....

W ( Upah Riil )

W
Excess Supply of Labour

W SL

W1 We W2 DL 0 Ne 0 N ( JumlahTenaga Kerja ) N1 N2 N
Excess Demand

N3

N4

Proyeksi Penduduk
- Pada zaman dulu, pemerintah menggunakan Proyeksi Penduduk untuk keperluan Pajak untuk mengetahui pendapatan negara pada masa yang akan datang. - Sedang akhir akhir ini proyeksi penduduk berhubungan dengan tanggung jawabnya memperbaiki kondisi sosial ekonomi melalui pembangunan yang terencana, untuk itu jumlah serta karakteristik penduduk, serta struktur dimasa yang akan datang, merupakan syarat minimum dalam proses pembangunan : 1. Dibidang Pangan : menentukan kebutuhan bahan pangan dan gizi 2. Dibidang Kesehatan : menentukan Tenaga Medis, Dokter, obatobatan, tempat tidur rumah sakit 3. Dibidang Pendidikan : sebagai dasar memperkirakan jumlah penduduk usia sekolah, guru, murid, gedung gedung sekolah dan sarana lainnya 4. Dibidang Tenaga Kerja : menentukan jumlah angkatan kerja, penyedia lapangan kerja 5. Dibidang Produksi Barang : data prouktifitas, dasar estimasi, produksi barang dan jasa

Continued....
- Penggunaan Proyeksi Penduduk tersebut dapat digunakan untuk 2 macam perencanaan : Perencanaan untuk menyediakan jasa sebagai respon terhadap penduduk yang telah diproyeksikan tersebut. Perencanaan untuk merubah trend penduduk menuju ke perkembangan demografi sosial dan ekonomi. - Ada 3 jenis Perkiraan Penduduk : Antar Sensus ( Intercensal ) Sesudah Sensus ( Postcensal ) Proyeksi ( Projection )

Continued....
1. Intercensal atau interpolasi adalah perkiraan tentang keadaan penduduk diantara data 2 sensus. Pertumbuhan penduduk dianggap Linier, artinya setiap tahun penduduk bertambah dengan jumlah yang sama. Rumus : Pm = Po + m/n ( Pn Po ) atau Pm = Pn ( n m/n ) ( Pn Po ) dimana : Pn = jumlah penduduk pada tahun n. Po = jumlah penduduk tahun awal. Pm = jumlah pnduduk pada tahun di-estimasikan. m = selisih tahun yang dicari dengan tahun awal. n = selisih tahun dari 2 sensus yang diketahui. Contoh : Po = 97 juta ( sensus 1961 ) ; Pn = 118,2 juta ( sensus 1971) berapa Pm atau P1967. P67 = 97 juta + 67 61 / ( 118,2 juta 97 juta ) = 97 juta + ( 6/10 ) . 21,2 juta = 109,72 juta

Continued....
2. Postcensal ( perkiraan sensus sesudah sensus ) Rumus : Pm = Po + ( n + m ) ( Pn Po ) atau n Pm = Pn + m ( Pn Po ) n Berapa penduduk pada tahun 1975 ( sesudah sensus ) P75 = 97 + 10 + 4 ( 118,2 97 ) 126,68 juta 10 3. Projection ( perkiraan penduduk berdasarkan sensus terakhir ) Perkiraan penduduk tidak hanya beberapa tahun, tetapi bisa berpuluh tahun sesudah sensus. Metode proyeksi antara lain : - Mathematical Method Linear dengan cara Arithmatic dan Geometric Non Linear ( Exponential) - Component Method

Proyeksi penduduk : perhitungan (kalkulasi) yang menunjukka keadaan fertilitas, mortalitas, dan migrasi dimasa yang akan datang. Jadi proyeksi penduduk menggunakan beberapa asumsi-asumsi sehingga jumlah penduduk yang akan datang adalah x kalau fertilitas, mortalitas dan migrasi berada pada tingkat tertentu. Proyeksi dapat dilakukan: sesudah sensus disebut forward projection sesudah sensus disebut backward projection Selanjutnya perlu dibedakan antara proyeksi, forecast , dan estimate. Proyeksi adalah perhitungan yang menunjukkan keadaan fertilitas, mortalitas, dan migrasi dimasa yang akan datang. Forecast adalah suatu proyeksi dimana aumsi yang dibuat, diusahakan sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu gambaran yang realistis mengenai kemungkinana perkembangan penduduk dimasa mendatang. Estimate adalah suatu perkiraan berdasarkan ketentuan dan rumusrumus sederhana. Metode Proyeksi : ada beberapa metode proyeksi yang antara lain : 1. Mathematical Method 2. Component method

I. Mathematical Method
Pada mathematical method digunakan kalau kita tidak mengetahui data tentang komponen daripada pertumbuhan penduduk, disini dianggap yang digunakan hanyalah penduduk keseluruhan. Dalam mathematical method kita dapat menggunakan perumusan mathematical dan paling sederhana adalah: a. Linear dengan cara arithmetic dan geomatric b. Non linear antara exponential Arithmetic rate of growth Pertumbuhan penduduk secara arithmetic adalah pertumbuhan penduduk dengan jumlah (absolut number) adalah sama setiap tahun. Rumus : Pn = Po (1+m) dimana Pn = jumlah penduduk pada tahun n Po = jumlah penduduk pada tahun awal (dasar) r = angka pertumbuhan penduduk n = periode waktu dalam tahun Contoh : penduduk pada tahun 2000 = 1000 jiwa, pertumbuhan penduduk setiap tahun 20 jiwa maka pada tahun 2001 = 1020 jiwa 2002 = 1040 jiwa 2003 = 1060 jiwa 2004 = 1080 jiwa 2005 = 1100 jiwa dst.

Geometric rate of growth


Pertumbuhan penduduk secara geometric adalh pertumbuhan penduduk yang menggunakan dasar bunga berbunga (bunga majemuk). Jadi pertumbuhan penduduk dimana angka pertumbuhan (rate of growth) adalah sama untuk setiap tahun. rumus : Pn = Po (1+r) dimana Pn = jumlah penduduk pada tahun n Po = jumlah penduduk pada tahun awal r = angka pertumbuhan penduduk n = periode waktu dalam tahun Contoh : penduduk pada tahun 2000 = 1000 jiwa, dengan angka pertumbuhan penduduk adalah 2% setahun, maka jumlah penduduk pada tahun 2001 = 1020 jiwa 2002 = 1040, 4 jiwa 2003 = 1061,1 jiwa 2004 = 1082,4 jiwa 2005 = 1104, 1 jiwa dst.

Exponential rate of growth


Pertumbuhan penduduk secara terus menerus (continous) setiap hari dengan angka pertumbuhan (rate) yang konstan. Pertumbuhan penduduk exponential (exponential rate of growth) rumus : Pn = Po e rn atau Pt = Po e et dimana Pn atau Pt = jumlah penduduk pada tahun n atau t Po = jumlah penduduk pada tahun awal r = angka pertumbuhan penduduk n atau t = waktu dalam tahun e = bilangan pokok dari sistem logaritma natural yang besarnya sama dengan 2,7181818 Contoh : penduduk pada tahun 2000 = 1000 jiwa, dengan angka pertumbuhan penduduk adalah 2% setahun, maka penduduk 2001 = 1020,2 jiwa 2002 = 1040,8 jiwa 2003 = 1061,8 jiwa 2004 = 1082,3 jiwa 2005 = 1104,2 jiwa dst.

II. Metode Komponen (component Method)


Untuk memproyeksikan jumlah penduduk pada waktu yang akan datang dalam jumlah waktu relatif pendek dapat dilakukan baik dengan menggunakan metode matematika maupun metode komponen karena hasil secara total (jumlah penduduk keseluruhan) hampir tak ada perbedaan. Akan tetapi apabila proyeksi penduduk dalam jangka yang lebih panjang (lebih dari 5 tahun) maka perbedaan hasil proyeksi makin berarti. Terutama kalau terjadi perubahan tingkat kelahiran, tingkat kematian, tingkat migrasi, dan penggunaan metode matematika kurang mensukseskan. Oleh karena itu metode komponen lebih banyak digunakan karena metode komponen mencakup determinan-determinan pertumbuhan penduduk. -Kebaikannya:
Memperhatikan perubahan tiap-tiap komponen dalam pertumbuhan penduduk yaitu : Fertilitas, Mortalitas, dan Migrasi - di dalam metode ini kita mulai dengan asumsi-asumsi Mortalitas, Fertilitas, dan Migrasi.
-

Proyeksi Penduduk
Cara perikiraan proyeksi penduduk dengan Componentr Method Kolom 1 : adalah kelompok umur dengan interval 5 tahunan. Kolom 2 : adalah jumlah penduduk wanita menurut kelompok umur tahun 2000. Kolom 3 : survival ratio penduduk wanita, yang dikutip dari tabel kematian, dengan asumsi level yang digunakan adalah level 13 Model West. survival Ratio untuk kelompok umur 55-59 dan 60+ sebesar 0,73665 diperoleh dari: T60+ didalam tabel Life Tabel level 13 T55+ Kolom 4 : penduduk masih hidup tahun 2005 adalah kelompok (4) = kolom (2) x kolom (3) contoh : Penduduk kelompok umur 0-4 yang masih hidup 5 tahun lagi adalah, 381956 x 0,94528 = 361.005 mereka ini akan berusia 5-9 tahun. Untuk kelompok umur 55-59 dan 60+ diperoleh hasil 82937 x 0,73665 = 61096. mereka ini dikelompokka dalam usia 60+ pada tahun 2005. Kolom 5 : adalah jumlah migran neto Daerah A antara tahun 2000-2005 yang diperoleh dari perkalian antara proporsi migran perempuan dengan total migran. contoh : Migran neto perempuan (proporsi migran lihat tabel distribusi migran)

Kolom 6 : adalah hasil penjumlahan kolom (4) + kolom (5). Untuk kelompok umur 0-4 belum dapat diisi karena angka jumlah kelahiran selama 5 tahun belum dihitung. Kolom-kolom selanjutnya (kolom 7,8, dan 9) dibuat untuk menghitung jumlah kelahiran perempuan selama periode 2000-2005 Kolom : 7 adalah rata-rata jumlah penduduk perempuan per kelompok umur: Kolom (2) + kolom (6) 2 Kolom 8 : adalah perkiraan Age Specific Fertility Rate daerah A Kolom 9 : adalah jumlah kelahiran per tahun per kelompok umur antara tahun 20002005 yang dihitung dari; Angka 227339 adalah jumlah kelahiran satu tahun dalam periode proyeksi 20002005. jadi jumlah kelahiran selama 5 tahun = 5x 227.399 = 1.136.995 Dengan asumsi Sex Ratio at Birth 105, maka diperoleh proporsi perempuan yang lahir sebesar 0,488 Jumlah kelahiran perempuan selama 5 tahun = jumlah kelahiran selama 5 tahun x rasio kelahiran perempuan atas kelahiran laki-laki = 1.136.995 x 0,488 = 554.854 Jumlah kelahiran perempuan yang masih hidup pada umur 0-4 = jumlah kelahiran perempuan x rasio masih hidup pada saat dilahirkan = 554.854 x (0,85661) = 475.293 Jadi penduduk perempuan yang berumur 0-4 pada tahun 2005 adalah 475.293 + 18.250 (migrasi usia 0-4) = 493.543

Distribusi Migran Perempuan ke Daerah Menurut Umur, 2001-2005

Umur
0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34

Persenta se 0,0365 0,0447 0,0590 0,1156 0,0998 0,0580 0,0317

Umur
35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60+

persenta se 0,0216 0,0147 0,0093 0,0069 0,0039 0,0096

Kelom pok umur 2005 perem puan


(1)

Contoh:

Pendudu Rasio Rasio Migran Pendudu RataASFR k PROYEKSI Masih PENDUDUK Masih peremp PEREMPUAN k DAERAH rata AJakart 2000Perempu hidup hidup uan Perempu pendud a an (derajat (2000an uk (2000) 13) (2005) 2005) (2005) peremp (2000uan 2005)
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Kelahira n per tahun 20002005


(9)

0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60+

381.956 319.450 267.518 265.251 227.890 201.771 164.195 135.959 94.009 60.930 47.382 25.220 57.717

0,94528 0,98100 0,98043 0,97430 0,96927 0,96518 0,96077 0,95608 0,94998 0,93753 0,91695 0,73655

361.055 313.380 262.283 258.434 220.887 194.745 157.754 129.988 89.307 570.124 43.447 61.096

18.250 22.350 29.500 57.800 49.900 29.000 15.850 10.800 7.350 4.650 3.450 1.950 4.800

493.543 383.405 342.880 320.880 308.334 249.887 210.595 168.554 137.338 93.957 60.574 45.397 65.896

29.667 268.112 225.829 187.395 152.257 115.674 77.444 -

0,107 0,242 0,239 0,236 0,159 0,070 0,009 -

31.315 64.883 53.973 44.225 24.209 8.097 697 -

Jumlah

2.249.298

255.650

2.880.443

227.399

Kebijaksanaan Kependudukan
- Menurut PBB langkah langkah dan progam progam yang membantu tercapainya tujuan tujuan ekonomi, sosial dan demografis serta tujuan tujuan umum yang lain dengan jalan mempengaruhi variabel variabel demografis yang utama, yaitu besar dan pertumbuhan penduduk, serta perubahan dan ciri ciri demografisnya. - Ada Kebijakan yang mempengaruhi varibel kependudukan, antara lain : vaksinasi anak anak, pelayanan kontrasepsi, pencabutan subsidi bagi keluarga yang anaknya lebih dari 2. Kebijakan untuk menanggapi perubahan penduduk, antara lain : pendirian sekolah untuk menampung penduduk, yang disebabkan penurunan angka kematian.

Continued....
- Ruang lingkup kebijakan penduduk berhubungan dengan dinamika kependudukan yaitu perubahan perubahan terhadap tingkat fertilitas, mortalitas, dan migrasi. - Fertilitas melalui keluarga berencana ( Beyond Family Planning ).

- Mortalitas melalui kebijakan kesehatan, klinik, rumah sakit, dan dokter.


- Migrasi redistribusi penuduk, melalui transmigrasi maupun urbanisasi. - 2 jenis kebijakan kependudukan 1. Kebijakan anti natalis 2. Kebijakan pro natalis

Continued....
- Kebijkan anti natalis asia selatan, tenggara dan timur ( Pakistan,

Jepang, dan China ).


- Kebijakan pro natalis asia barat ( Arab islam ), Kuwait, Eropa tidak resmi, Afrika dan Amerika Selatan. - Kebijakan Redistribusi penduduk, di Indonesia melalui transmigrasi, di Malaysia dan Filipina progam pemukiman penduduk ( settlement ) yang terbatas pada pembangunan ekonomi dan pembukaan daerah baru.

Continued....
- Kebijakan Kependudukan yang dirumuskan GBHN meliputi :

Bidang pengendalian kelahiran.


Penurunan tingkat kematian khususnya kematian anak anak ( Infant Mortality Rate ). Perpanjangan umur Harapan Hidup ( Expectation of life ). Penyebaran penduduk yang serasi dan seimbang. Pola urbanisasi yang berimbang dan merata. Perkembangan dan penyebaran angkatan kerja. - Kebijakan penduduk utama di Indonesia adalah keluarga berencana oleh pemerintah orde baru.

Continued....
- Ditandai dengan turut serta dalam Deklarasi PBB ( United Nations Declaration on Population ) yang diikuti dengan berdirinya LKBN dan BKKBN pada tahun 1970. - Kebijakan dianggap berhasil karena : Mendapat Commitment dari seluruh jajaran pemerintah. Mendapat dukungan dari seluruh lapisan masyarakat.

Dilaksanakan secara effective di pedesaan.


Kb sebagai lembaga atau pranata sosial, menjadi bagian intergal dari kehidupan masyarakat dalam bentuk Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera ( NKKBS ) yang dapat menyentuh kehidupan nyata. - Negara negara berhasil menurunkan Fertilitas dengan cepat dalam dua dasawarsa terakhir adalah Korea, Taiwan, Hongkong, dan Singapura.

Perkawinan dan Perceraian


Ada dua hal yang perlu dibedakan yaitu status perkawianan dan perkawinan itu sendiri. Menurut status perkawinan menurut PBB dibagi menjadi 5 kategori yaitu belum kawin (single), kawin, Cerai, Janda, dan Berpisah. Di Indonesia status ke5 tidak pernah ada. Sedangkan perkawianan adalah merupakan suatu perubahan dari status kawin menjadi status cerai, sedangkan janda merupakan perubahan dari staus kawin karena salah satu pasangan meninggal. Perkawinan bukan merupakan komponen yang langsung mempengaruihi pertambahan penduduk akan tetapi mempunyai pengaruh cukup besar terhadap Fertilitas.

Bagan Proses Biologis


Di Indonesia pencatatan nikah, talak rujuk telah ada akan tetapi pencatatan tersebut tidak lengkap. Karena hanya memberikan keterangan jumlah saja. hasil pencatatan BPS yang diambil dari laporan Departemen Agama, selain dari catatan Sipil dan Gereja yang sampai sekarang belum diterbitkan. Analisa perkawinan dan perceraian banyak dilaksakan berdasarkan hasil sensus dan survei

dewasa

Kawin pertama Cerai/Janda

Kawin Lagi

Konsepsi

Aborsi

Lahir hidup

Lahir mati

Menopause

Ukuran-ukuran Perkawinan dan Perceraian


Angka perkawinan kasar M = M1 x 1000 P M = angka perkawinan kasar M1 = jumlah perkawinan dalam satu tahun P = jumlah penduduk dalam pertengahan tahun Misalnya, pada tahun 2010 disuatu negara A tercatatat perkawinan sebayak 314.841 perkawinan. Penduduknya pada 1 januari 2010 45.728.677 jiwa dan penduduk pada 1 januari 2011 46.137.021 jiwa. Berarti penduduk pertengahan tahun sebesar 45982849 angka perkawinan kasar (M) = 341.841 x 1000 = 6,8% 45982849 Angka perkawinan umum Mo = M x 1000 P15 Mo = angka perkawinan umum M = angka perkawinan dalam satu tahun P15 = jumlah penduduk 15 tahun keatas

Angka perceraian Kasar d = D x 1000 P D = jumlah perceraian selam satu tahun P = jumlah penduduk selama pertengahan tahun Contoh, penduduk didaerah A tahun 2010 jumlah perceraian 8958 orang dengan penduduk pertengahan tahun 7485615 jiwa, maka angka perceraian adalah 1,2 %. Perceraian tiap negara bisa dilihat dalam buku Demografi Years Book dari PBB.

Perkembangan Hukum Perkawinan Di Indonesia


Pada dasarnya perkawianan di Indonesia adalah Monogami. Poligami diperblehkan dengan syaratsyarat tertentu, sebelum UU no1 tahun 1974, UU perkawinanan di Indonesia berlaku macammacam Hukum perkawinan. Hukum perkawinan bagi orang beragama Islam di Indonesia dikeluarkan pada tahun 1882 dengan startsblaad no 152. dan bagi orang Kristen tahun 1861 startsblaad no 38 yang berlaku buat oarng perkawinan orang Maluku atau dengan EropaKeturan orang Eropa

Kemudian berbagai perubahan setelah kemerdekaan ada 7 macam hukum yang berlaku 1. Orang Islam berlaku hukum islam yang telah disesuaikan hukum adat. 2. Hukum adat berlaku bagi orang Bali asli 3. Startsblaad no 74 tahun 1933 bagi orang Kristen. 4. Hukum perdata sipil dengan berbagai penyesuaian bagi orang Cina warga negara Indonesia, 5. untuk grup Eropa dan keturunannya berlaku kitab UU hukum perdata yang diterjemahkan dari Burgerlijk WetBoek 6. Untuk perkawinan percampuran berlaku hukum suaminya 7. Dan akhirnya berlaku UU no 1 tahun 1974

Keluarga Berencana
Beberapa pengertian antara lain; 1. Aceptor Baru yaitu Pasangan Usia Subur (PUS) yang baru pertama kali menggunakan salah satu alat kontrasepsi setelah masa kehamilan berakhir masa kehamilannya. Dalam hal ini tidak PUS yang menggunakan alat kontrasepsi kemudian pindah alat lain atau pindah klinik dengan menggunakan alat yang sama atau[pun yang berbeda. 2. Aceptor KB adalah PUS dimana salah seorang daripadanya menggunakan salah satu cara untuk tujuan pencegahan kehamilan baik maupun program maupun non program. 3. PUS adalah pasangan suami istri yang hidup bersama dimana umur istrinya antara 15-44 tahun 4. Cara kontrasepsi modern yaitu alat yang digunakan untuk mencegah kehamilan antara lain ( IUD, PIL, Suntikan, Kondom, dan cara-cara metode yang efektif) 5. Current User adalah PUS yag pada saat ini menggunakan salah satu cara atau (peserta KB aktif) 6. Ever User adalah PUS yang pernah menggunakan salah satu cara baik sekarang atau pun pernah. 7. Acceptor Aktif Kembali aadalh PUS yang telah berhenti selam 3 bulan atau lebih yang tidak diselingi oleh suatu kehamilan dan kembali menggunakan alat kontrasepsi. 8. Yang berikut kelahiran tercegah (Birth Prevented) yaitu banyaknya kelahiran yang dapat dicegah karena PUS menggunakan alat.

Ukuran Dasar KB
Dalam kegiatan KB ada beberapa tahapan penilaian antara lain; 1. Tahap pertama, penilaian pencapaian target yang meliputi acceptor baru, dan acceptor aktif kembali. 2. Tahap kedua, penilaian perkembangan target acceptor aktif 3. Tahap ketiga, penilaian ciri-ciri acceptor terutama dari segi umur dan paritas 4. Tahap keempat, penilaian terhadap Fertilitas yang turun

Ukuran-ukuran KB

Angka kelangsungan (contiunesion rate) Peserta KB aktif (current user) Bulan pasangan perlindungan (Couple Month os Protection CMP) atau pasangan perlindungan tahun (Couple years of Protection) Perkiraan penurunan Fertilitas akibat KB

Latihan I

Data yang digunakan adalah data Propinsi masing-masing Data kabupaten dalam angka masing-masing Data penduduk kecamatan masing-masing Data penduduk kelurahan/desa masingmasing Atau data kependudukan Nasional (BPS) yang dihitung berdasarkan data tersebut adalah;

Continued....
1.
2. 3. 4. 5. 6.

7.
8. 9. 10. 11. 12.

CBR ASFR CDR ASDR Migrasi Netto Popolation Growth; - Experimental - Geometric Sex Ratio Dependency Ratio Median Age Total Fertility Rate Net Reproductive Rate Children Ever Born (CEB)

Latihan II

Data penduduk tingkat Nasional (BPS) Data penduduk tingkat Propinsi Masingmasing Data penduduk tingkat Kabupaten Masingmasing Data penduduk tingkat Kelurahan/Desa. Yang dihitung adalah;

Continued....
1. 2. 3. 4. 5.

6.
7. 8. 9.

TPA (Labour Force Participation) TAU (General Activity Rate) ASSAR (Age Sex Specific Aktivity Rate) Unemployment Rate Proyeksi Penduduk Matimatical Method Compenent Method Aristhmatic Rate of Growth Geomatric Rate of Growth

Anda mungkin juga menyukai