NIM : 220211050030
KEPENDUDUKAN DAN TEORI SOSIAL
Pengertian Kependudukan
Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, umur, jenis kelamin,
agama, kelahiran, perkawinan, kehamilan, kematian, persebahan, mobilitas dan kualitas serta
ketahanannya yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Pakar kependudukan
Ananta (1993) memberikan definisi kependudukan yaitu kependudukan, studi kependudukan
mempelajari variabel-variabel demografi, juga memperhatikan hubungan (asosiasi) antara
perubahan penduduk dengan berbagai variabel sosial, ekonomi, politik, biologi, genetika,
geografi, lingkungan dan lain sebagainya.
Teori-Teori Kependudukan
Secara garis besar perkembangan teori penduduk dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu (1)
teori yang muncul sebelum Malthus (pre malthusian), kemudian (2) teori Malthus, dan (3) teori-
teori yang muncul pada era modern.
1. Teori Pre-Malthusian
Pada zaman kuno hanya ada satu pandangan mengenai penduduk yaitu bahwa reproduksi
dipandang sebagai suatu usaha untuk mengganti penduduk yang meninggal karena tingkat
kematian yang tinggi (Weeks, 2012). Pandangan tersebut mengandung variasi aplikatif yang
berbeda antar tempat dan antar waktu. Sebagai contoh, pada zaman Yunani kuno kita temukan
suatu pandangan yang ditulis oleh Plato bahwa stabilitas penduduk adalah penting untuk
mencapai kesempurnaan manusia.
2. Teori Malthus
Theori Malthus termaktub di dalam berbagai tulisan Thomas Robert Malthus. Bukunya
yang pertama adalah "Essay on the Principle of Population as it affects the future improvement
of society; With remarks on the speculations of Mr. Godwin, M. Condorcet, and other writers"
yang ditulis pada tahun 1798.Pada tahun 1803 buku tersebut direvisi dengan judul "An Essay on
the Principle of Population; or a view its past and present effects on human happiness; with an
inquiry into our prospects respecting the future removal or mitigation of the evils which it
occasions". Dari bukunya yang pertama jelas bahwa ide dari teori ini diilhami oleh dua tokoh
pendahulunya yaitu William Goldwin dan Marquis de Condorcet. Dari apa yang diungkapkan
Malthus dalam bukunya jelas bahwa dia menganut aliran pesimis. Filosofinya jelas bertentangan
dengan dua pendahulunya, Goldwin dan Condorcet. Dia menyatakan bahwa penyebab utama dan
permanen dari kemiskinan tidak mempunyai hubungan yang langsung dengan bentuk
pemerintahan atau ketidakmerataan distribusi kekayaan. Kemiskinan, menurut Malthus,
berkaitan erat dengan perilaku (behavior) orang yang bersangkutan, khususnya fertilitas yang
tinggi dan konsekuensi beban keluarga.
3. Teori Sosialis
Dua orang yang sangat terkenal dalam menentang teori Malthus adalah Karl Marx dan
Friederich Engels. Prinsip dari pendapat mereka adalah bahwa tidak ada hukum kependudukan
yang bersifat umum (general population laws). Kondisi penduduk, menurut mereka, sangat
tergantung pada kondisi sosial ekonomi suatu daerah. Menurut Marx, jumlah penduduk
ditentukan oleh “modes of production” dan “distribution of wealth“ (Leridon, 2015). Perbedaan
fertilitas dan mortalitas ditentukan oleh variasi tingkat kesejahteraan. Hal ini akan hilang apabila
kekayaan didistribusikan secara merata kepada masyarakat. Ketidaksetujuan mereka terhadap ide
Malthus adalah tentang pertumbuhan bahan makan. Marx dan Engels mengatakan bahwa ide
tersebut tidak benar selama tidak ada alasan untuk curiga bahwa sains dan teknologi mampu
meningkatkan produksi bahan makan atau barang-barang lainnya sama seperti pertumbuhan
penduduk.
Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendiri berasal dari kata
Yunani yaitu “Demos” yang berarti rakyat atau penduduk dan “Grafein” yang berarti menulis.
Jadi demografi adalah tulisan tulisan mengenai rakyat atau penduduk. Adapun definisi demografi
menurut para ahli sebagai berikut:
1) Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP, 1982), demografi mempelajari
penduduk (suatu wilayah) terutama mengenai jumlah, struktur (komposisi) penduduk dan
perkembangannya (perubahannya)
2) Menurut Philip M. Hauser dan Dudley Ducan (1959), demografi mempelajari jumlah,
persebaran teritorial dan komposisi penduduk serta perubahannya dan sebab-sebab perubahan
itu, yang biasanya timbul karena fertilitas, mortalitas, gerak teritorial (migrasi) dan mobilitas
sosial (perubahan status).
Menurut Kammeyer (1971) studi kependudukan dapat dibagi menjadi dua tipe:
Tipe pertama, adalah kajian yang memperlakukan faktor non demografi sebagai variabel bebas
(independen) untuk menjelaskan variabel demografi sebagai variabel tergantung (dependen).
Tipe kedua, adalah berbalikan dengan tipe pertama. Tipe ini menggunakan variabel demografi
atau kependudukan sebagai variabel penjelas (independen) terhadap variabel non demografi
(dependen).
Populasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), populasi memiliki arti seluruh jumlah orang atau
penduduk di suatu daerah. Dapat diartikan populasi adalah sebutan untuk orang-orang atau
penduduk yang berada dalam suatu wilayah tertentu. Populasi juga dapat diartikan sebagai
sekelompok individu dengan karakteristik serupa (spesies) yang hidup di tempat yang sama dan
memiliki kemampuan untuk mereproduksi antara mereka sendiri. apat disimpulkan populasi
sendiri dibatasi suatu wilayah geografis tertentu, mulai dari wilayah yang sangat luas, misalnya
dunia, benua, negara, hingga desa atau kampung.
1. Kelahiran
2. Imigran
3. Penyempitan Wilayah
1. Kematian
2. Emigrasi
3. Perluasan Wilayah
Sumber data kependudukan sangat penting untuk memperoleh statistik tentang kondisi penduduk
suatu negara. Sumber data kependudukan dalam proses pengumpulannya dapat digolongkan
menjadi 3 yaitu sensus, registrasi penduduk, dan survei.
1. Sensus Penduduk
2. Registrasi Penduduk
Sistem registrasi penduduk merupakan suatu sistem registrasi yang dilaksanakan oleh
petugas pemerintahan setempat yang meliputi pencatatan kelahiran, kematian, perkawinan,
perceraian, perubahan tempat tinggal (perpindahan/migrasi), dan pengangkatan anak (adopsi).
3. Survei
Migrasi
Migrasi merupakan istilah yang digunakan untuk peristiwa perpindahan penduduk suatu tempat
ke tempat lain untuk tujuan menetap melalui batas politik/negara ataupun batas
administrasi/batas bagian suatu negara. Hal ini juga dijelaskan dalam Pasal 1 UU No. 6 Tahun
2011 tentang Keimigrasian. Berdasarkan UU tersebut, keimigrasian diartikan sebagai ihwal lalu
lintas orang yang masuk atau keluar wilayah Indonesia serta pengawasannya dalam rangka
menjaga tegaknya kedaulatan negara.
1. Migrasi Internasional
Yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lainnya. Migrasi Internasional
dibagi lagi menjadi tiga: Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain
dengan tujuan menetap. Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran. Emigrasi, yaitu
keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Orang yang melakukan emigrasi disebut
emigran. Remigrasi atau repatriasi, yaitu kembalinya imigran ke negara asalnya.
Yaitu perpindahan penduduk di dalam satu negara. Sama halnya dengan migrasi
international, migrasi nasional dibagi lagi menjadi dua, yakni urbanisasi dan transmigrasi.
b.Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduk ke pulau yang
jarang penduduknya di dalam wilayah republik Indonesia
3. Ruralisasi
Yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa dengan tujuan menetap. Ruralisasi
merupakan kebalikan dari urbanisasi.
4. Evakuasi
Evakuasi adalah perpindahan penduduk yang yang terjadi karena adanya ancaman akibat
bahaya perang, bencana alam dan sebagainya. Evakuasi dapat bersifat nasional maupun
internasional.
Penyebab orang memilih untuk bermigrasi dipengaruhi oleh faktor ekonomi, keselamatan,
keamanan, politik, agama, kepentingan pembangunan, pendidikan, dan sosial.
Fertilitas
Istilah fertilitas adalah sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari
rahim seorang dari rahim seorang perempuan dengan ada tanda-tanda kehidupan, misalnya
berteriak, bernafas, jantung berdenyut, dan sebagainya. Apabila pada waktu lahir tidak ada
tanda-tanda kehidupan disebut dengan lahir mati (still birth) yang di dalam peristiwa demografi
tidak dianggap sebagai suatu peristiwa kelahiran. Disamping istilah fertilitas juga ada istilah
fekunditas (fecundity), yaitu kemampuan fisiologis untuk melahirkan yang dinyatakan dalam
jumlah kelahiran yang secara fisiologis (teoritis) mengkin terjadi.
Konsep-konsep lain yang terkait dengan pengertian fertilitas yang penting untuk diketahui
adalah:
1. Fecunditas adalah kemampuan secara potensial seorang wanita untuk melahirkan anak.
1. Sterilisasi adalah ketidakmampuan seorang pria atau wanita untuk menghasilkan suatu
kelahiran.
2. Natalitas adalah kelahiran yang merupakan komponen dari perubahan penduduk.
3. Lahir hidup (live birth) adalah anak yang dilahirkan hidup (menunjukkan tanda-tanda
kehidupan) pada saat dilahirkan, tanpa memperhatikan lamanya di kandungan, walaupun
akhirnya meninggal dunia.
4. Abortus adalah kematian bayi dalam kandungan dengan umur kehamilan kurang dari 28
minggu.
5. Lahir mati (still birth) adalah kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling
sedikit 28 minggu tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Tidak dihitung sebagai
kelahiran.
6. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Fertilitas
Mortalitas
Mortalitas (kematian) penduduk adalah salah satu dari variable demografi penting. Tinggi
rendahnya tingkat mortalitas penduduk suatu daerah tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan
penduduk, tetapi juga merupakan barometer dari tinggi rendahnya tingkat kesehatan masyarakat
di daerah tersebut.
Peristiwa kematian sebelum dan setelah kelahiran hidup, dapat dibedakan menjadi peristiwa-
peristiwa kematian yang terjadi di dalam rahim dan di luar rahim. Pada masa janin masih dalam
kandungan ibu, terdapat peristiwa-peristiwa kematian janin sebagai berikut:
paradigma fungsionalis,
paradigma konflik, dan
paradigma interaksionis simbolik.
Sosiologi secara umum mempelajari tentang konsep kehidupan sosial, perubahan sosial, dan
sebab-akibat dari berbagai perilaku manusia. Sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang
sifat, perilaku, dan perkembangan masyarakat. Ilmu tentang struktur sosial, proses sosial, dan
perubahannya.