PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
India, USSR dan USA, sangat merasakan betapa berat tekanan-tekanan akibat
Dari hasil sensus penduduk tahun 1990 jumlah penduduk Indonesia adalah
179,4 juta. Berarti Indonesia termasuk negara terbesar ke tiga di antara negara-
negara yang sedang berkembang setelah Gina dan India.Dibanding dengan jumlah
sensus tahun 1980 maka akan terlihat peningkatan penduduk Indonesia rata-
rata1,98% pertahun.
tahun 1995 sebanyak 195,3 juta jiwa. Bila dilihat dari luas Wilayah pada peta
wilayah Indonesia. Dilain pihak pulau Kalimantan yang luas wilayahnya hanya
hal ini bila tidak diupayakan pengendalianya akan menimbulkan banyak masalah.
dijadikan isu global terutama dua dekade terakhir sehingga baik pemerintah
ekonomi tidak hanya membawa efek positif tetapi juga membawa efek negatif.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Ilmu kependudukan atau lebih dikenal sebagai ilmu demografi telah berkembang sejak
tiga abad yang lalu. John Graunt, seorang pedagang pakaian yang hidup pada abad ke-17
di London. Dalam buku karya peneliti Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia (2000: 2) menuliskan Graunt pertamakali melakukan analisis data kelahiran
dan kematian, dan dari hasil analisisnya dikemukakan batasan-batasan umum tentang
kematian (mortality), kelahiran (fertility), migrasi dan perkawinan dalam hubungannya
dengan proses penduduk.
Pertumbuhan penduduk yang terus melaju cepat juga turut melahirkan beberapa
ilmuwan beserta teorinya. Umumnya mereka dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok
pertama terdiri dari penganut aliran Malthusian yang dipelopori oleh Thomas Robert
Malthus dan aliran Neo Malthusian dipelopori oleh Garreth Hardin dan Paul Ehrlich.
Kelompok kedua adalah penganut aliran Marxist yang dipelopori oleh Karl Marx dan
Friedrich Engels. Kelompok ketiga terdiri dari pakar teori kependudukan mutakhir
pelopornya seperti John Stuart Mill, Arsene Domont, dan Emile Durkheim. (Mantra,
2000: 60).
Perkembangan penduduk dunia mula-mula berjalan lambat hingga zaman modern dan
kemudian berjalan dengan semakin cepat sepanjang sejarah manusia hingga tahun
2000. Sehingga pertumbuhan penduduk sulit dikendalikan dan akan berakibat pada
ledakan penduduk.
Dalam zaman sebelum Indonesia merdeka, pengumpulan data jumlah penduduk yang
lebih seksama mencakup seluruh wilayah Indonesia dilaksanakan untuk pertama kali
pada tahun 1920 yang dikenal sebagai Sensus Penduduk 1920. Sesudah itu berlangsung
lima kali pengumpulan data penduduk melalui sensus yaitu satu kali sebelum Indonesia
merdeka pada tahun 1930, dan empat kali setelah Indonesia merdeka masing-masing
pada tahun 1961, 1971, 1980, dan 1990. Data jumlah penduduk dari keempat sumber ini
cukup dapat dipercaya. Dalam masa 60 tahun terakhir antara 1930-1990 jumlah
penduduk Indonesia hampir menjadi tiga (3) kali lipat. Suatu percepatan perkembangan
penduduk telah terjadi di Indonesia dalam jangka waktu lima (5) dekade terakhir hingga
tahun 1980. Namun pada periode 1980-1990 perkembangan penduduk Indonesia secara
keseluruhan telah menurun menjadi sekitar 2,0 persen per tahun. Perkembangan
penduduk tahunan yang sedang berlangsung dewasa ini lebih rendah di Jawa
dibandingkan dengan kebanyakan pulau-pulau lain di luar Jawa.
Masalah ini meliputi persaingan yang kejam antar manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidup sehingga tak jarang menimbulkan angka pengangguran yang besar akibat kalah
dalam persaingan dan seringkali berujung pada timbulnya berbagai tindak criminal
akibat besarnya kesenjangan sosial. Selain itu, kemiskinan merajalela di mana-mana.
Berbagai paham ekonomi yang sekarang tengah subur di muka bumi saling bersaing
mencari pendukung dan simpatisannya. Tak jarang hasil persaingan tersebut meminta
tumbal jutaan orang di muka bumi hidup tanpa pekerajaan. Kondisi ini kerap kali dialami
oleh kaum urban yang mengadu nasib di kota. Mereka yang hanya bersetatus sebagai
“kuli” sering dipermainkan layaknya komoditi yang bias diperas dan dieksploitasi.
Dampak negative dari kondisi tersebut adalah munculnya sejumlah orang “revolusionis”
yang memberontak terhadap jalur persaingan yang ada. Mereka menimbulkan aksi baru
yang dikenal dengan kriminalitas sebagai jawaban atas kejamnya pertarungan hidup.
Terkadang permasalahan ini tidak ditelaah dari segi penyebabnya untuk merumuskan
tindakan preventifnya, namun lebih sering ditekankan bagaimana tindakan kuratifnya.
Masalah ini mencakup rendahnya kualitas manusia dari segi akademik dan non
akademik. Rendahnya pemahaman moral dan pengamalan serta penghayatan religius.
Contohnya adalah Indonesia yang penduduk muslinya adalah terbesar di dunia justru
tidak memegang erat ajaran-ajaran yang diyakininya. Moral rata-rata masyarakat bisa
dikatakan sudah bobrok, meskipun selalu ada sebagaian kecil yang merintis sebuah jalan
menuju “Renaissance Indonesia”. Rendahnya pengetahuan social masyarakat memicu
timbulnya berbagai kesalahpahaman yang seringkali dimanfaatkan oleh para provokator
untuk mendendangkan melodi konflik antar etnis dalam rangka mencari keuntungan
yang sebesar-besarnya. Model masyarakat yang sudah seperti ini akhirnya juga menjadi
masyarakat yang sulit di atur. Mereka kemudian menjadi masyarakat fanatic dan
eksklusif. Kondisi semacam ini akan menjadi “formula Darwin” dalam rangka
mewujudkan salah satu seleksi alam.
Manusia memegang peran sebagai lakon utama dalam setiap tindakan yang
dilakukannya. Ledakan populasi dunia merupakan salah satu akibat yang ditimbulkan
oleh perilaku manusia sendiri. Kurangnya kontrol dan tanggung jawab terhadap
kuantitas keturunan menjadikan percepatan laju pertumbuhan penduduk semakin
meningkat dalam jangka waktu lima dasawarsa terakhir. Hal ini semakin
memprihatinkan ketika jumlah populasi yang kian meningkat tanpa dibarengi dengan
peningkatan sarana dan prasarana yang memadai dalam menunjang kehidupan yang
manusiawi.
Paul Ehrlich dalam bukunya “The Population Bomb” pada tahun 1971,
menggambarkan penduduk dan lingkungan yang ada di dunia dalam tiga pandangan.
Pertama, dunia sudah terlalu banyak manusia. Kedua, keadaan bahan makanan sangat
terbatas; Ketiga, banyaknya manusia di dunia menyebabkan lingkungan menjadi rusak
dan tercemar. Perjalanan panjang persoalan demografi semakin menguat, Meadow
Donella H pada tahun 1972 menerbitkan buku dengan judul “The Limit to Growth”. 34
Meadow merupakan penganut aliran Malthus dan hasil tulisannya tersebut dianggap
sebagai karya terbaik.
Inflasi, terjadi karena tingginya permintaan akan suatu sumber daya, tetapi
keterbatasan suplai tidak dapat memenuhi beragam permintaan tersebut. Hal ini biasa
terjadi dalam bidang perekonomian yang nantinya suatu negara akan mengalami krisis.
Pendapatan, yang dimaksud adalah jumlah upah/ gaji yang diterima tiap
penduduk. Di beberapa wilayah upah/ gaji yang diterima seseorang sangat minim dan
berada di bawah standar pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Energi, Setiap penduduk yang baru lahir di dunia membutuhkan banyak energi
untuk menyambung kehidupannya mulai dari kebutuhan makanan, pakaian, tempat
tinggal, hingga bahan bakar. Setiap bertambahnya satu penduduk di dunia berarti
cadangan energi juga ikut berkurang.
Buta Huruf, Salah satu yang terjadi adalah buta huruf, hal ini terjadi di beberapa
belahan dunia seperti di Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Pendidikan menjadi suram
seiring pertambahan penduduk 37 yang kian mendesak, namun infrastruktur dan
pengelolaan pendidikan belum dijalankan secara optimal.
http://alimuhi.staff.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2012/04/PERMASALAHAN-
LINGKUNGAN-HIDUP1.pdf
http://240923796-Sejarah-Perkembangan-Penduduk-Dunia-Dan-Indonesia.pdf
http://eprints.ums.ac.id/23056/2/4._BAB_I_%28Adi_Puspita_Hermawan
%29.pdf