Anda di halaman 1dari 6

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KEUANGAN DESA

Desa adalah “....kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.” Kewenangan desa tersebut meliputi kewenangan di bidang
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Pelaksanaan Pembangunan Desa, Pembinaan Kemasyarakatan Desa,
dan Pemberdayaan Masyarakat Desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan adat istiadat
Desa.

Sedangkan Kewenangan desa berdasarkan pemberi penugasan adalah:


1. kewenangan berdasarkan hak asal usul;
2. kewenangan lokal berskala Desa;
3. kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota; dan
4. kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Untuk pelaksanaan kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala Desa
diatur dan diurus oleh Desa. Sedangkan pelaksanaan kewenangan yang ditugaskan dan pelaksanaan
kewenangan tugas lain dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota diurus oleh Desa. Yang dimaksud Penugasan dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah
Daerah kepada Desa meliputi Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Pelaksanaan Pembangunan Desa,
Pembinaan Kemasyarakatan Desa, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. Penugasan dari Pemerintah Pusat
diikuti dengan pemberian dana desa dari APBN. Penugasan dari Pemerintah Daerah Provinsi diikuti
dengan pemberian bantuan keuangan dari APBD Provinsi. Penugasan dari Pemerintah Daerah Kabupaten
Kota diikuti dengan pemberian alokasi dana desa dari APBD Kabupaten/Kota.

Yang dimaksud dengan Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan
kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa. Sedangkan Pemberdayaan Masyarakat
Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan
pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya
melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah
dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa. Pelaksanaan Kewenangan desa tersebut sudah pasti memerlukan
pengelolaan keuangan desa yang baik.
Yang dimaksud dengan Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan desa. Salah satu
kegiatan dalam Pengelolaan Keuangan Desa adalah perencanaan. Perencanaan yang dimaksud disini
meliputi proses perencanaan dan penganggaran. Perencanaan dan penganggaran Keuangan Desa memiliki
peranan yang penting dalam pengelolaan keuangan desa. Perencanaan Keuangan Desa, meliputi
penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa), penyusunan Rencana Kerja
Pemerintah Desa (RKP Desa) sedangkan Penganggaran Keuangan Desa meliputi penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa).

PENYUSUNAN RPJM DESA


Kepala Desa menyelenggarakan penyusunan RPJM Desa dengan mengikutsertakan unsur masyarakat
Desa. Penyusunan RPJM Desa dilaksanakan dengan mempertimbangkan kondisi objektif Desa dan
prioritas program dan kegiatan kabupaten/kota. Penyusunan RPJM Desa dilakukan dengan kegiatan yang
meliputi:
1. Pembentukan tim penyusun RPJM Desa;
2. Penyelarasan arah kebijakan perencanaan pembangunankabupaten/kota;
3. Pengkajian keadaan Desa;
4. Penyusunan rencana pembangunan Desa melalui musyawarah Desa;
5. Penyusunan rancangan RPJM Desa;
6. Penyusunan rencana pembangunan Desa melalui musyawarah perencanaan
pembangunan Desa;
7. Penetapan RPJM Desa.
Tim penyusun RPJM Desa dibentuk oleh Kepala Desa yang terdiri dari:
a. Kepala Desa selaku pembina;
b. Sekretaris Desa selaku ketua;
c. Ketua lembaga pemberdayaan masyarakat selaku sekretaris; dan
d. Anggota yang berasal dari perangkat Desa, lembaga pemberdayaan masyarakat, kader
pemberdayaan masyarakat Desa, dan unsur masyarakat lainnya. Jumlah tim paling sedikit 7 (tujuh)
orang dan paling banyak 11 (sebelas) orang mengikutsertakan perempuan yang kemudian
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.
Tim penyusun RPJM Desa melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
a. penyelarasan arah kebijakan pembangunan Kabupaten/Kota;
b. pengkajian keadaan Desa;
c. penyusunan rancangan RPJM Desa;
d. penyempurnaan rancangan RPJM Desa.
Tim penyusun RPJM Desa melakukan penyelarasan arah kebijakan pembangunan kabupaten/kota
untuk mengintegrasikan program dan kegiatan pembangunan Kabupaten/Kota dengan pembangunan Desa.
Penyelarasan arah kebijakan dilakukan dengan mengikuti sosialisasi dan/atau mendapatkan informasi
tentang arah kebijakan pembangunan kabupaten/kota. Informasi arah kebijakan pembangunan
kabupaten/kota sekurang-kurangnya meliputi:
1. rencana pembangunan jangka menengah daerah kabupaten/kota;
2. rencana strategis satuan kerja perangkat daerah;
3. rencana umum tata ruang wilayah kabupaten/kota;
4. rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten/kota; dan
5. rencana pembangunan kawasan perdesaan.

Kegiatan penyelarasan dilakukan dengan cara mendata dan memilah rencana program dan kegiatan
pembangunan Kabupaten/Kota yang akan masuk ke Desa. Rencana program dan kegiatan dikelompokkan
menjadi bidang penyelenggaraan pemerintahan Desa, pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan
Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa. Hasil pendataan dan pemilahan dituangkan dalam format data
rencana program dan kegiatan pembangunan yang akan masuk ke Desa yang menjadi lampiran hasil
pengkajian keadaan Desa.
Tim penyusun RPJM Desa melakukan pengkajian keadaan Desa dalam rangka mempertimbangkan
kondisi objektif Desa. Pengkajian keadaan Desa meliputi kegiatan sebagai berikut:
a. Penyelarasan data Desa;
b. Penggalian gagasan masyarakat; dan
c. Penyusunan laporan hasil pengkajian keadaan Desa.
Laporan hasil pengkajian keadaan desa menjadi bahan masukan dalam musyawarah Desa dalam
rangka penyusunan perencanaan pembangunan Desa. Penyelarasan data Desa dilakukan melalui kegiatan:
a. pengambilan data dari dokumen data Desa meliputi sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber
daya pembangunan, dan sumber daya sosial budaya yang ada di Desa.;
b. pembandingan data Desa dengan kondisi Desa terkini.
Hasil penyelarasan data Desa dituangkan dalam format data Desa dan menjadi lampiran laporan
hasil pengkajian keadaan Desa. Hasil penyelarasan data Desa menjadi bahan masukan dalam musyawarah
Desa dalam rangka penyusunan perencanaan pembangunan Desa.
Desa menyusun laporan hasil pengkajian keadaan Desa yang kemudian dituangkan dalam berita acara
dengan dilampiri dokumen:
1. Data Desa yang sudah diselaraskan;
2. Data rencana program pembangunan kabupaten/kota yang akan masuk ke Desa;
3. Data rencana program pembangunan kawasan perdesaan; dan
4. Rekapitulasi usulan rencana kegiatan pembangunan Desa dari dusun dan/atau kelompok masyarakat.
Tim penyusun RPJM Desa melaporkan kepada kepala Desa hasil pengkajian keadaan Desa.
Kepala Desa kemudian menyampaikan laporan kepada Badan Permusyawaratan Desa setelah menerima
laporan dalam rangka penyusunan rencana pembangunan Desa melalui musyawarah Desa.

Badan Permusyawaratan Desa menyelenggarakan musyawarah Desa berdasarkan laporan hasil


pengkajian keadaan desa yang dilaksanakan terhitung sejak diterimanya laporan dari kepala Desa.
Musyawarah Desa membahas dan menyepakati sebagai berikut:
1. Laporan hasil pengkajian keadaan Desa;
2. Rumusan arah kebijakan pembangunan Desa yang dijabarkan dari visi dan misi kepala Desa; dan
3. Rencana prioritas kegiatan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Pembangunan Desa, Pembinaan
Kemasyarakatan Desa, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.

Pembahasan rencana prioritas kegiatan dilakukan dengan diskusi kelompok secara terarah yang
dibagi berdasarkan bidang penyelenggaraan pemerintahan Desa, pembangunan Desa, pembinaan
kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa. Diskusi kelompok secara terarah membahas
sebagai berikut:
1. Laporan hasil pengkajian keadaan Desa;
2. Prioritas rencana kegiatan Desa dalam jangka waktu 6 (enam) tahun;
3. Sumber pembiayaan rencana kegiatan pembangunan Desa; dan
4. Rencana pelaksana kegiatan Desa yang akan dilaksanakan oleh Perangkat Desa, unsur masyarakat
Desa, kerjasama antar Desa, dan/atau kerjasama Desa dengan pihak ketiga.

Hasil kesepakatan dalam musyawarah Desa dituangkan dalam berita acara dan menjadi pedoman
bagi pemerintah Desa dalam menyusun RPJM Desa. Rancangan RPJM Desa memuat visi dan misi kepala
Desa, arah kebijakan pembangunan Desa, serta rencana kegiatan yang meliputi bidang penyelenggaraan
Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan
masyarakat Desa.
I. Bidang penyelenggaraan pemerintahan desa antara lain:
a. Operasional Pemerintah Desa
Penghasilan Tetap Kepala Desa Dan Perangkat Desa
Tunjangan Kesehatan Dan Ketenagakerjaan Kepala Desa & Perangkat Desa
Tunjangan Dan Operasional BPD
Insentif Dan operasional RT/RW
Dukungan Penggalian Kegiatan Pajak Daerah dan Retribusi
b. Sarana Dan Prasarana Pemerintah Desa
Penyediaan Sarana Perkantoran
Pembangunan Rehabilitasi/Peningkatan Gedung/Prasarana Kantor Desa
Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Aparatur Desa
c. Administrasi Kependudukan, Pencatatan Sipil, Statistik Dan Kearsipan
Penyusunan / Pendataan / Pemutakhiran Profil Desa
Pengelolaan Administrasi dan Kearsipan Pemerintah Desa
d. Tata Praja Pemerintahan, Perencanaan, Keuangan dan Pelaporan
Penyusunan Dokumen Keuangan
Penyusunan Laporan Kepala Desa
Dukungan Pelaksanaan dan dan Sosialisasi Pilkades
Dukungan Pelaksanaan dan Sosialisasi Pemilihan LPMD

II. Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa


a. Bidang Pendidikan
Penyelenggaraan PAUD/TK/TPA/TKA/TPQ/Madrasah Non-Formal Milik Desa
b. Bidang Kesehatan
Pemeliharaan sarana/ prasarana posyandu/ polindes/ PKD
Pengadaan/pembangunan/pengembangan/pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Kesehatan/Air Bersih /sanitasi/kebersihan lingkungan/jambanisasi/MCK
Penyelengggaraan Posyandu ( Makanan tambahan, insentif kader posyandu )
c. Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang
Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan/Pengerasan Jalan Desa
Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan/Pengerasan Jalan Lingkungan
Permukiman/Gang
Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Prasarana Jalan Desa
Lanjutan Pembuatan talud irigasi
Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Prasarana BUMDEs
d. Bidang Kawasan Pemukiman
Dukungan pelaksanaan program Pembangunan/Rehab Rumah Tidak Layak Huni
Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sanitasi Permukiman
Pemeliharaan Fasilitas Pengelolaan Sampah Desa ( Pembelian Tosa )
e. Bidang Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika
Penyelenggaraan Informasi Publik Desa (Misal : Pembuatan Poster/Baliho
Informasi

III. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Desa


a. Sub Bidang Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Pelindungan Masyarakat
Pengadaan/Penyelenggaraan Pos Keamanan Desa (pembangunan pos, pengawasan
Pembinaan keamanan dan ketertiban;
b. Bidang Kepemudaan dan Olah Raga
Pembinaan Karang Taruna/Klub Kepemudaan/Klub Olah raga
c. Bidang Kelembagaan Masyarakat
Pembinaan LKMD/LPM/LPMD
Pembinaan PKK
Peningkatan Peran dan Fungsi KPMD (Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa)

IV. Bidang Pemberdayaan Masyarakat


a. Sub Bidang Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga
Pelatihan/Penyuluhan Pemberdayaan Perempuan

Proses Perencanaan dan Penganggaran Keuangan Desa membutuhkan keselarasan kebijakan


pembangunan yang tertuang dalam dokumen perencanaan dan penganggaran pemerintah daerah
kabupaten/kota. Dan penetapan peraturan desa mengenai perencanaan dan penganggaran keuangan desa
juga tidak boleh bertentangan dengan ketentuan perundangan yang lebih tinggi.

Mejasem Barat, 28 Februari 2019


Kepala Desa Mejasem Barat

S U G I T O, SH

Anda mungkin juga menyukai