I. PENDAHULUAN.
Membangun kemandirian desa dalam kerangka “Desa Membangun” harus
dimulai dari proses perencanaan desa yang baik. Proses perencanaan desa
yang baik akan melahirkan pelaksanaan program yang baik, dan pada
gilirannya akan menumbuhkan partisipasi masyarakat untuk terlbat dalam
pembangunan desa.
Dalam rangka mewujudkan proses perencanaan desa yang baik, Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan
Desa telah mengamanatkan kepada pemerintah desa untuk menyusun
perencanaan pembangunan desa. Perencanaan pembangunan desa disusun
sesuai kewenangan desa dengan mengacu pada perencanaan pembangunan
kabupaten. Disamping itu, penyusunan perencanaan pembangunan desa
harus melibatkan BPD dan unsur masyarakat secara partisipatif guna
pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai
tujuan pembangunan desa.
Selanjutnya Peraturan Menteri Dalam Negeri tersebut juga menyebutkan
bahwa perencanan pembangunan desa disusun secara berjangka, yaitu terdiri
dari RPJM Desa dan RKP Desa. RPJM Desa adalah rencana kegiatan
pembangunan desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun dan RKP Desa
sebagai penjabaran dari RPJM Desa berlaku dalam jangka waktu 1 (satu)
tahun.
RPJM Desa dan RKP Desa merupakan satu-satunya dokumen perencanaan di
desa sekaligus sebagai dasar dalam pembangunan desa dan penyusunan APB
Desa. Dokumen RPJM Desa berfungsi sebagai alat bantu dalam memantau
dan mengevaluasi pelaksanaan pembangunan desa agar arahnya sejalan
dengan garis-garis yang telah ditetapkan dalam perencanaan pembangunan
desa itu sendiri.
Berkenaan hal tersebut di atas, maka pemerintah desa diharapkan dapat
menyusun perencanaan pembangunan desa yang berkualiatas. Sehingga
untuk itu, pemerintah desa, BPD dan para pemangku kepentingan perencanan
pembangunan desa lainnya harus memahami langkah-langkah/tahapan
penyusunan RPJM Desa dan RKP Desa secara baik dan benar. Proses
penyusunan RPJM Desa dan RKP Desa tidak boleh bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berfokus kepada
fungsinya sebagai instrumen pencapaian tujuan pembangunan desa.
Contoh berita acara rapat pembentukan tim penyusun RPJM Desa berserta
lampirannya (RKTL penyusunan RPJM Desa) sebagaimana tercantum dalam
format 1, contoh keputusan Kepala Desa tentang pembentukan tim penyusun
RPJM Desa beserta lampirannya (nama-nama tim penyusun RPJM Desa)
sebagaimana tercantum dalam format 2 dan contoh berita acara rapat
pemaparan visi dan misi Kepala Desa sebagaimana tercantum dalam format 3
lampiran III peraturan ini.
Hasil penyelarasan data desa dituangkan dalam format daftar sumber daya
alam sebagaimana contoh yang tercantum dalam format 5, format daftar
sumber daya manusia sebagaimana contoh yang tercantum dalam format 6,
format daftar sumber daya pembangunan sebagaimana contoh yang tercantum
dalam format 7 dan format daftar sumber daya sosial budaya sebagaimana
contoh yang tercantum dalam format 8 lampiran III peraturan ini. Format-
format tersebut menjadi lampiran laporan hasil pengkajian keadaan desa
sekaligus menjadi bahan masukan dalam musyawarah desa penyusunan
perencanaan pembangunan desa.
2.5.3.2 Penggalian Gagasan Masyarakat Desa.
Tim penyusun RPJM Desa melakukan penggalian gagasan masyarakat desa
dalam rangka menemukenali potensi dan peluang pendayagunaan sumber
daya desa dan masalah yang dihadapi desa. Hasil penggalian gagasan
masyarakat desa menjadi dasar bagi masyarakat desa dalam merumuskan
usulan rencana kegiatan pembangunan desa bidang penyelenggaraan
pemerintahan desa, pelaksananaan pembangunan desa, pembinaan
kemasyarakatan desa dan pemberdayaan masyarakat desa.
Penggalian gagasan masyarakat desa dilakukan secara partisipatif dengan
melibatkan seluruh unsur masyarakat desa sebagai sumber data dan
informasi. Pelibatan masyarakat desa dapat dilakukan melalui musyawarah
dusun atau musyawarah khusus unsur masyarakat. Unsur masyarakat,
antara lain tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pendidikan,
kelompok tani, kelompok nelayan, kelompok perajin, kelompok perempuan,
kelompok pemerhati dan pelindungan anak, kelompok masyarakat miskin,
serta kelompok-kelompok masyarakat lain sesuai dengan kondisi dan sosial
budaya masyarakat desa.
Dalam musyawarah dusun atau musyawarah khusus unsur masyarakat,
dilakukan diskusi kelompok secara terarah, dengan menggunakan alat kerja,
berupa:
• sketsa desa (contoh sebagaimana tercantum dalam format 9 lampiran III
peraturan ini);
• kalender musim (contoh sebagaimana tercantum dalam format 10 lampiran
III peraturan ini); dan
• bagan kelembagaan desa (contoh sebagaimana tercantum dalam format 1!
lampiran III peraturan ini.
Dalam hal terjadi hambatan dan kesulitan dalam penerapan alat kerja
tersebut di atas, tim penyusun RPJM Desa dapat menggunakan alat kerja
lainnya yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan masyarakat desa.
Usulan rencana kegiatan masing-masing bidang pembangunan desa yang
dihasilkan melalui musyawarah dusun atau musyawarah khusus unsur
masyarakat dituangkan dalam format daftar gagasan dusun/kelompok
sebagaimana contoh yang tercantum dalam format 12 lampiran III peraturan
ini.
2.5.3.3 Penyusunan Laporan Hasil Pengkajian Keadaan Desa.
Tim penyusun RPJM Desa menyusun laporan hasil pengkajian keadaan desa
dengan terlebih dahulu melakukan rekapitulasi usulan rencana kegiatan
pembangunan desa yang dihasilkan melalui penggalian gagasan masyarakat
dalam musyawarah dusun atau musyawarah khusus unsur masyarakat.
Rekapitulasi tersebut dilakukan dengan cara menuangkan hasil usulan
rencana kegiatan pembangunan desa dalam format rekapitulasi usulan
rencana kegiatan pembangunan desa sebagaimana contoh yang tercantum
dalam format 13 lampiran III peraturan ini. Format rekapitulasi usulan rencana
7
tahun sebelumnya.
• mengidentifikasi skala prioritas usulan rencana kegiatan pembangunan
Desa dalam dokumen RPJM Desa yang akan dijabarkan kedalam RKP Desa
dan Daftar Usulan RKP Desa tahun berjalan.
Tim verifikasi sebagaimana tersebut pada huruf c, dapat dibentuk sesuai
bidang pembangunan desa atau untuk keseluruhan bidang pembagunan desa.
Tim verifikasi terdiri dari:
• Ketua;
• Sekretaris; dan
• Anggota.
Jumlah personil tim verifikasi paling sedikit 3 (tiga) orang dan paling banyak 7
(tujuh) orang. Personil tim verifikasi dapat berasal dari unsur perangkat desa,
pengurus kelembagaan masyarakat desa, warga masyarakat desa dan/atau
satuan kerja perangkat daerah kabupaten, dengan mempertimbangkan
keahlian yang dibutuhkan. Personil im verifikasi tidak boleh berasal dari
unsur BPD. Tim verifikasi ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa
sebagaimana contoh yang tercantum dalam format 2 lampiran V peraturan ini.
Tugas tim verifikasi yaitu melakukan pemeriksaan terhadap beberapa jenis
dokumen RKP Desa sebagai berikut:
a. rencana kegiatan dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) bidang
penyelenggaraan pemerintah desa, pemberdayaan masyarakat desa dan
pembinaan kemasyarakatan desa;
b. rencana kegiatan dan proposal dokumen teknis bidang pelaksanaan
pembangunan desa
c. rencana kegiatan dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) serta profosal
dokumen teknis kegiatan pembangunan kerjasama antar desa.
Hasil pemeriksaan rencana kegiatan dan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
bidang penyelenggaraan pemerintah desa, pemberdayaan masyarakat desa
dan pembinaan kemasyarakatan desa sebagaimana tersebut dalam huruf a,
dituangkan dalam berita acara sebagaimana contoh yang tercantum dalam
format 3 lampiran V peraturan ini.
Sedangkan hasil pemerikasaan rencana kegiatan dan proposal dokumen
teknis bidang pelaksanaan pembangunan desa dan rencana kegiatan serta
Rencana Anggaran Biaya (RAB)/profosal dokumen teknis kegiatan
pembangunan kerjasama antar desa sebagaimana tersebut pada huruf b dan
c, dituangkan dalam format pemeriksaan profosal dokumen teknis
sebagaimana contoh yang tercantum dalam format 4 lampiran V peraturan ini.
Hasil penyusunan rancangan RKP Desa dan DU-RKP Desa dituangkan dalam
berita acara sebagaimana contoh yang tercantum dalam format 14 lampiran V
peraturan ini. Berita acara hasil penyusunan rancangan RKP Desa dan DU-
RKP Desa dilampiri dengan dokumen rancangan RKP Desa, dokumen teknis
kegiatan dan DU-RKP Desa.
Berita acara hasil penyusunan RKP Desa dan DU-RKP Desa disampaikan
kepada Kepala Desa. Kepala Desa selanjutnya memeriksa dokumen rancangan
RKP Desa dan DU-RKP Desa berserta lampirannya, serta mengarahkan tim
penyusun RKP Desa untuk memperbaikinya sesuai keperluan.
4.1 Penyusunan RKP Desa bagi Penjabat Kepala Desa pada Desa yang
Baru Dibentuk/Dimekarkan.
Penjabat Kepala Desa pada desa yang baru dibentuk/dimekarkan, melakukan
penyusunan RKP Desa dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. pembentukan tim penyusun RKP Desa oleh Penjabat Kepala Desa;
b. pengkajian kedaan desa oleh tim penyusun RKP Desa;
c. penyelenggarakan musyawarah desa oleh BPD;
d. pencermatan pagu indikatif desa dan penyelarasan program/kegiatan
masuk ke desa oleh tim penyusun RKP Desa;
e. pencermatan ulang rekapitulasi hasil pengkajian keadaan desa oleh tim
penyusun RKP Desa;
f. penyusunan rancangan RKP Desa;
g. penyelenggaraan musyawarah perencanaan pembangunan desa; dan
h. penetapan RKP Desa;
Teknis pelaksanaan langkah-langkah penyusunan RKP Desa tersebut di atas
(kecuali pengkajian keadaan desa), berpedoman kepada langkah-langkah
penyusunan RKP Desa sebagaimana tersebut dalam angka 3.4. Sedangkan
pelaksanaan kegiatan pengkajian keadaan desa berpedoman kepada langkah-
langkah penyusunan RPJM Desa sebagaimana angka 2.5 huruf c.
4.2 Penyusunan RKP Desa bagi Penjabat Kepala Desa pada Desa
Depenitif.
Penjabat Kepala Desa melakukan penyusunan RKP Desa sesuai langkah-
langkah penyusunan RKP Desa sebagaimana tersebut dalam angka 3.4,
dengan berpedoman kepada RPJM Desa yang telah ditetapkan Kepala Desa
sebelumnya. Dengan kata lain, Penjabat Kepala Desa pada desa depenitif
berkewajiban melanjutkan RPJM Desa sampai berakhirnya RPJM Desa
bersangkutan.
Penjabat Kepala Desa tidak boleh menyusun dan/atau mengubah RPJM Desa,
kecuali dalam hal terjadi peristiwa khusus dan/atau perubahan mendasar
atas kebijakan pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan/atau pemerintah
daerah kabupaten sebagaimana tersebut dalam angka 3.5.
Dalam hal batas masa berlakunya RPJM Desa definitif dinyatakan telah
berakhir (sesuai peraturan perundang-undangan), langkah-langkah
penyusunan RKP Desa dilakukan sebagaimana angka 4.1.
SAHIRSYAH, SY