Anda di halaman 1dari 17

1

Lampiran I : Peraturan Bupati Batang Hari


Tentang : Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa
dan Rencana Kerja Pemerintah Desa.
Nomor : 28 Tahun 2016.

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RPJM DESA DAN RKP DESA

I. PENDAHULUAN.
Membangun kemandirian desa dalam kerangka “Desa Membangun” harus
dimulai dari proses perencanaan desa yang baik. Proses perencanaan desa
yang baik akan melahirkan pelaksanaan program yang baik, dan pada
gilirannya akan menumbuhkan partisipasi masyarakat untuk terlbat dalam
pembangunan desa.
Dalam rangka mewujudkan proses perencanaan desa yang baik, Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan
Desa telah mengamanatkan kepada pemerintah desa untuk menyusun
perencanaan pembangunan desa. Perencanaan pembangunan desa disusun
sesuai kewenangan desa dengan mengacu pada perencanaan pembangunan
kabupaten. Disamping itu, penyusunan perencanaan pembangunan desa
harus melibatkan BPD dan unsur masyarakat secara partisipatif guna
pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai
tujuan pembangunan desa.
Selanjutnya Peraturan Menteri Dalam Negeri tersebut juga menyebutkan
bahwa perencanan pembangunan desa disusun secara berjangka, yaitu terdiri
dari RPJM Desa dan RKP Desa. RPJM Desa adalah rencana kegiatan
pembangunan desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun dan RKP Desa
sebagai penjabaran dari RPJM Desa berlaku dalam jangka waktu 1 (satu)
tahun.
RPJM Desa dan RKP Desa merupakan satu-satunya dokumen perencanaan di
desa sekaligus sebagai dasar dalam pembangunan desa dan penyusunan APB
Desa. Dokumen RPJM Desa berfungsi sebagai alat bantu dalam memantau
dan mengevaluasi pelaksanaan pembangunan desa agar arahnya sejalan
dengan garis-garis yang telah ditetapkan dalam perencanaan pembangunan
desa itu sendiri.
Berkenaan hal tersebut di atas, maka pemerintah desa diharapkan dapat
menyusun perencanaan pembangunan desa yang berkualiatas. Sehingga
untuk itu, pemerintah desa, BPD dan para pemangku kepentingan perencanan
pembangunan desa lainnya harus memahami langkah-langkah/tahapan
penyusunan RPJM Desa dan RKP Desa secara baik dan benar. Proses
penyusunan RPJM Desa dan RKP Desa tidak boleh bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berfokus kepada
fungsinya sebagai instrumen pencapaian tujuan pembangunan desa.

II. PENYUSUNAN RPJM DESA.


2.1 Penjelasan Umum
RPJM Desa pada intinya merupakan penjabaran visi dan misi Kepala Desa
terpilih. Kepala Desa terpilih memilki waktu paling lama 3 (tiga) bulan
terhitung sejak tanggal pelantikannya, untuk menyusun dan menetapkan
RPJM Desa menjadi peraturan desa.
Dalam penyusunan RPJM Desa, Kepala Desa harus mengikutsertakan unsur
masyarakat desa, mempertimbangkan kondisi obyektif desa dan
memperhatikan prioritas program dan kegiatan pemerintah kabupaten yang
2

tertuang dalam RPJMD Kabupaten. Kepala Desa dapat membebankan biaya


penyusunan RPJM Desa ke dalam APB Desa.
2.2 Tujuan Penyusunan RPJM Desa.
Tujuan penyusunan RPJM Desa yaitu:
a. merumuskan rencana pembangunan desa yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan keadaan desa;
b. merumuskan arah, tujuan, kebijakan dan strategi pembangunan desa;
c. menyelaraskan rencana kegiatan dan anggaran;
d. meningkatkan peran serta, tanggung jawab dan rasa memiliki masyarakat
desa dalam proses pembangunan desa; dan
e. memelihara serta mengembangkan hasil-hasil pembangunan desa.
2.3 Prinsip-prinsip Penyusunan RPJM Desa.
Penyusunan RPJM Desa dilakukan dengan mengacu pada prinsip-prinsip
sebagai berikut :
a. lengkap, artinya RPJM Desa mencakup semua aspek pembangunan
masyarakat dan desa;
b. cermat, artinya data-data dasar diperoleh dan dihimpun secara teliti,
objektif dan dapat dipercaya;
c. sistematis, artinya RPJM Desa disusun berdasarkan alur pemikiran logis
dan sesuai tata susunan yang runut;
d. partisipatif, artinya melibatkan semua pihak/pemangku kepentingan
secara aktif dalam proses pembahasan dan pengambilan keputusan; dan
e. keterbukaan, artinya memberikan akses seluas-luasnya kepada para
pemangku kepentingan untuk mendapatkan informasi dan mengontrol
proses penyusunan RPJM Desa.
2.4 Muatan RPJM Desa.
Muatan RPJM Desa terdiri dari:
a. visi dan misi Kepala Desa;
b. arah kebijakan pembangunan desa; dan
c. rencana kegiatan pembangunan desa bidang penyelenggaraan
pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan
kemasyarakatan desa dan pemberdayaan masyarakat desa.

2.4.1 Visi dan Misi Kepala Desa.


Visi dan misi Kepala Desa yang dimuat dalam RPJM Desa adalah visi dan misi
Kepala Desa yang dipilih melalui proses pemilihan Kepala Desa dan telah
dilantik oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk oleh Bupati. Visi dan misi
Kepala Desa pada dasarnya merupakan visi dan misi pemerintahan desa.
Visi Kepala Desa adalah gambaran masa depan yang akan diwujudkan oleh
pemerintah desa dalam periode masa jabatan Kepala Desa. Visi Kepala Desa
berfungsi sebagai arah perjalanan pemerintah desa dalam mewujudkan
kesejahteraan masyarakat desa.
Misi pada dasarnya adalah penjabaran atau operasionalisasi dari visi. Misi
merupakan bidang bidang pembangunan yang akan diarungi oleh pemerintah
desa untuk menuju tercapainya visi yang telah ditetapkan.

2.4.2 Arah Kebijakan Pembangunan Desa.


Arah kebijakan pembangunan desa pada dasarnya merupakan bagian dari
upaya pencapaian visi dan misi Kepala Desa.
Kebijakan pembangunan desa diarahkan untuk penguatan desa dan
masyarakat desa, serta mendorong pengembangan desa berkelanjutan yang
memiliki ketahanan ekonomi, sosial, budaya dan ekologi.
3

2.4.3 Rencana Kegiatan Pembangunan Desa.


Rencana kegiatan pembangunan desa teridiri dari:
a. rencana kegiatan pembangunan desa di bidang penyelenggaraan
pemerintahan desa, antara lain meliputi penetapan dan penegasan batas
desa, pendataan desa, penyusunan tata ruang desa, penyelenggaraan
musyawarah desa, pengelolaan informasi desa, penyelenggaraan
perencanaan desa, penyelenggaraan evaluasi tingkat perkembangan
pemerintahan desa, penyelenggaraan kerjasama antar desa, pembangunan
sarana dan prasarana kantor desa, serta kegiatan penyelengaraan
pemerintah desa lainnya sesuai kondisi dan kewenangan desa.
b. rencana kegiatan pembangunan desa di bidang pelaksanaan pembangunan
desa, antara lain meliputi:
• pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan infrasruktur dan
lingkungan desa, seperti dermaga ketek, jalan pemukiman, jalan desa
antar permukiman ke wilayah pertanian, pembangkit listrik tenaga
mikrohidro berskala desa, lingkungan permukiman masyarakat desa,
serta infrastruktur desa lainnya sesuai kondisi dan kewenangan desa.
• pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
kesehatan desa, seperti air bersih berskala desa, sanitasi lingkungan,
serta sarana dan prasarana kesehatan desa lainnya sesuai kondisi dan
kewenangan desa.
• pelayanan kesehatan desa, seperti posyandu, serta sarana dan
prasarana kesehatan lainnya sesuai kondisi dan kewenangan desa.
• pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan dan kebudayaan, seperti perpustakaan berskala desa/taman
bacaan masyarakat, pendidikan anak usia dini, balai pelatihan/kegiatan
belajar masyarakat, pengembangan dan pembinaan sanggar seni,
pembangunan madrasah, serta sarana dan prasarana pendidikan dan
pelatihan lainnya sesuai kondisi dan kewenangan desa.
• pengembangan usaha ekonomi produktif, pembangunan dan
pemanfaatan serta pemeliharaan sarana dan prasarana ekonomi desa,
seperti pasar desa, pembentukan dan pengembangan serta penguatan
permodalan BUMDesa, pembibitan tanaman pangan, penggilingan padi,
lumbung desa, pembukaan lahan pertanian (sawah), pengelolaan usaha
hutan desa, kolam ikan dan pembenihan ikan, tempat pelelangan ikan,
kandang ternak, instalasi biogas, mesin pakan ternak, serta sarana dan
prasarana ekonomi desa lainnya sesuai kondisi dan kewenangan desa.
• pelestarian lingkungan hidup, seperti penghijauan, perlindungan mata
air, pembersihan daerah aliran sungai, serta kegiatan lainnya sesuai
kondisi dan kewenangan desa.
c. rencana kegiatan pembangunan desa di bidang pembinaan
kemasyarakatan desa, antara lain meliputi pembinaan lembaga
kemasyarakatan desa , penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban,
pembinaan kerukunan umat beragama, pengadaan sarana dan prasarana
olahraga, pembinaan lembaga adat, pembinaan kesenian dan sosial budaya
masyarakat, serta kegiatan pembinaan kemasyarakatan desa lainnya
sesuai kondisi dan kewenangan desa.
d. rencana kegiatan pembangunan desa di bidang pemberdayaan masyarakat
desa, antara lain meliputi:
• pelatihan usaha ekonomi, pertanian, perikanan, perdagangan, dan
teknologi tepat guna;
4

• pendidikan, pelatihan dan penyuluhan bagi Kepala Desa, Perangkat


Desa dan BPD;
• peningkatan kapasitas masyarakat desa (kader pemberdayaan
masyarakat desa, kelompok usaha ekonomi produktif, kelompok
perempuan, kelompok tani, kelompok masyarakat miskin, kelompok
nelayan, kelompok pengrajin, kelompok pemerhati dan perlindungan
anak, kelompok pemuda dan kelompok lain sesuai kondisi desa); dan
• kegiatan pemberdayaan masyarakat desa lainnya sesua kondisi dan
kewenangan desa.

2.5 Langkah-langkah Penyusunan RPJM Desa.


Penyusunan RPJM Desa dilakukan melalui tahapan kegiatan sebagai berikut:
a. pembentukan tim penyusun RPJM Desa;
b. penyelarasan arah kebijakan perencanaan pembangunan kabupaten;
c. pengkajian keadaan desa;
d. penyelenggaraan musyawarah desa;
e. penyusunan rancangan RPJM Desa;
f. penyelenggaraan musyawarah perencanaan pembangunan desa; dan
g. penetapan RPJM Desa.

2.5.1 Pembentukan Tim Penyusun RPJM Desa.


Tim penyusun RPJM Desa dibentuk oleh Kepala Desa melalui rapat
pembentukan tm penyusun RPJM Desa. Rapat pembentukan tim penyusun
RPJM Desa dipimpin oleh Kepala Desa dan dihadiri oleh perangkat desa,
pengurus lembaga kemasyarakatan desa dan unsur masyarakat desa lainnya
sesuai kondisi dan sosial budaya masyarakat desa.
Agenda rapat pembentukan tim penyusun RPJM Desa antara lain:
• pemaparan mengenai maksud, tujuan dan teknis penyusunan RPJM Desa;
• pembentukan Tim Penyusun RPJM Desa; dan
• penetapan Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL) penyusunan RPJM Desa.
Hasil rapat pembentukan tim penyusun RPJM Desa dituangkan dalam berita
acara. Berdasarkan berita acara, Kepala Desa menetapkan tim penyusun
RPJM Desa dengan keputusan Kepala Desa.
Tim penyusun RPJM Desa terdiri dari:
• Kepala Desa selaku Pembina;
• Sekretaris Desa selaku Ketua;
• pengurus lembaga kemasyarakatan desa selaku Sekretaris; dan
• perangkat desa, pengurus lembaga kemasyarakatan desa dan/atau unsur
masyarakat desa lainnya selaku Anggota.
Jumlah personil tim penyusun RPJM Desa paling sedikit 7 (tujuh) orang dan
paling banyak 11 (sebelas) orang yang diantaranya harus minimal 1 (satu)
orang perempuan.
Tim penyusun RPJM Desa memiliki tugas sebagai berikut :
• penyelarasan arah kebijakan pembangunan kabupaten;
• pengkajian keadaan desa;
• penyusunan rancangan RPJM Desa; dan
• penyempurnaan rancangan RPJM Desa.
Sebelum melaksanakan tugas tersebut di atas, tim penyusun RPJM Desa
terlebih dahulu harus menyelenggarakan rapat pemaparan visi dan misi
Kepala Desa. Rapat ini dipimpin oleh Ketua atau Sekretaris Tim Penyusun
RPJM Desa dan dihadiri oleh Kepala Desa (sebagai salah satu nara sumber),
perangkat desa, tim penyusun RPJM Desa serta pengurus lembaga
kemasyarakatan desa.
5

Contoh berita acara rapat pembentukan tim penyusun RPJM Desa berserta
lampirannya (RKTL penyusunan RPJM Desa) sebagaimana tercantum dalam
format 1, contoh keputusan Kepala Desa tentang pembentukan tim penyusun
RPJM Desa beserta lampirannya (nama-nama tim penyusun RPJM Desa)
sebagaimana tercantum dalam format 2 dan contoh berita acara rapat
pemaparan visi dan misi Kepala Desa sebagaimana tercantum dalam format 3
lampiran III peraturan ini.

2.5.2 Penyelarasan Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten.


Penyelarasan arah kebijakan pembangunan kabupaten dilakukan oleh
tim penyusun RPJM Desa. Penyelarasan arah kebijakan pembangunan
kabupaten dilaksanakan dalam rangka mengintegrasikan program dan
kegiatan pembangunan kabupaten dengan pembangunan desa.
Kegiatan penyelarasan arah kebijakan pembangunan kabupaten dilakukan
setelah tim penyusun RPJM Desa memperoleh informasi melalui sosialisasi
dan/atau penyampaian informasi secara langsung tentang arah kebijakan
pembangunan kabupaten dari BAPPEDA atau SKPD terkait. Informasi tersebut
sekurang-kurangnya meliputi:
• Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) kabupaten;
• Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENJA-SKPD);
• rencana umum tata ruang wilayah kabupaten;
• rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten; dan
• rencana pembangunan kawasan perdesaan.
Penyelarasan arah kebijakan pembangunan kabupaten dilakukan dengan cara
mendata dan memilah rencana program dan kegiatan pembangunan
kabupaten yang akan masuk ke desa untuk kemudian mengelompokkannya
kedalam bidang penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan
pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan
masyarakat desa. Hasil pengelompokkan masing-masing bidang pembangunan
desa dituangkan dalam format daftar rencana program dan kegiatan
pembangunan yang akan masuk ke desa. Format ini menjadi lampiran hasil
pengkajian keadaan desa.
contoh format daftar rencana program dan kegiatan pembangunan yang akan
masuk ke desa sebagaimana tercantum dalam format 4 lampiran III peraturan
ini.

2.5.3 Pengkajian Keadaan Desa


Pengkajian keadaan desa dilakukan oleh tim penyusun RPJM Desa.
Pengkajian keadaan desa dilaksanakan dalam rangka mempertimbangkan
kondisi objektif desa.
Dalam melakukan pengkajian keadaan desa, tim penyusun RPJM Desa
melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
a. penyelarasan data desa;
b. penggalian gagasan masyarakat desa; dan
c. penyusunan laporan hasil pengkajian keadaan desa.

2.5.3.1 Penyelarasan Data Desa.


Tim penyusun RPJM Desa melaksanakan penyelarasan data desa dengan cara:
• pengambilan data dari dokumen data desa; dan
• pembandingan data desa dengan kondisi desa terkini.
Data desa meliputi sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya
pembangunan, dan sumber daya sosial budaya yang ada di desa.
6

Hasil penyelarasan data desa dituangkan dalam format daftar sumber daya
alam sebagaimana contoh yang tercantum dalam format 5, format daftar
sumber daya manusia sebagaimana contoh yang tercantum dalam format 6,
format daftar sumber daya pembangunan sebagaimana contoh yang tercantum
dalam format 7 dan format daftar sumber daya sosial budaya sebagaimana
contoh yang tercantum dalam format 8 lampiran III peraturan ini. Format-
format tersebut menjadi lampiran laporan hasil pengkajian keadaan desa
sekaligus menjadi bahan masukan dalam musyawarah desa penyusunan
perencanaan pembangunan desa.
2.5.3.2 Penggalian Gagasan Masyarakat Desa.
Tim penyusun RPJM Desa melakukan penggalian gagasan masyarakat desa
dalam rangka menemukenali potensi dan peluang pendayagunaan sumber
daya desa dan masalah yang dihadapi desa. Hasil penggalian gagasan
masyarakat desa menjadi dasar bagi masyarakat desa dalam merumuskan
usulan rencana kegiatan pembangunan desa bidang penyelenggaraan
pemerintahan desa, pelaksananaan pembangunan desa, pembinaan
kemasyarakatan desa dan pemberdayaan masyarakat desa.
Penggalian gagasan masyarakat desa dilakukan secara partisipatif dengan
melibatkan seluruh unsur masyarakat desa sebagai sumber data dan
informasi. Pelibatan masyarakat desa dapat dilakukan melalui musyawarah
dusun atau musyawarah khusus unsur masyarakat. Unsur masyarakat,
antara lain tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pendidikan,
kelompok tani, kelompok nelayan, kelompok perajin, kelompok perempuan,
kelompok pemerhati dan pelindungan anak, kelompok masyarakat miskin,
serta kelompok-kelompok masyarakat lain sesuai dengan kondisi dan sosial
budaya masyarakat desa.
Dalam musyawarah dusun atau musyawarah khusus unsur masyarakat,
dilakukan diskusi kelompok secara terarah, dengan menggunakan alat kerja,
berupa:
• sketsa desa (contoh sebagaimana tercantum dalam format 9 lampiran III
peraturan ini);
• kalender musim (contoh sebagaimana tercantum dalam format 10 lampiran
III peraturan ini); dan
• bagan kelembagaan desa (contoh sebagaimana tercantum dalam format 1!
lampiran III peraturan ini.
Dalam hal terjadi hambatan dan kesulitan dalam penerapan alat kerja
tersebut di atas, tim penyusun RPJM Desa dapat menggunakan alat kerja
lainnya yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan masyarakat desa.
Usulan rencana kegiatan masing-masing bidang pembangunan desa yang
dihasilkan melalui musyawarah dusun atau musyawarah khusus unsur
masyarakat dituangkan dalam format daftar gagasan dusun/kelompok
sebagaimana contoh yang tercantum dalam format 12 lampiran III peraturan
ini.
2.5.3.3 Penyusunan Laporan Hasil Pengkajian Keadaan Desa.
Tim penyusun RPJM Desa menyusun laporan hasil pengkajian keadaan desa
dengan terlebih dahulu melakukan rekapitulasi usulan rencana kegiatan
pembangunan desa yang dihasilkan melalui penggalian gagasan masyarakat
dalam musyawarah dusun atau musyawarah khusus unsur masyarakat.
Rekapitulasi tersebut dilakukan dengan cara menuangkan hasil usulan
rencana kegiatan pembangunan desa dalam format rekapitulasi usulan
rencana kegiatan pembangunan desa sebagaimana contoh yang tercantum
dalam format 13 lampiran III peraturan ini. Format rekapitulasi usulan rencana
7

kegiatan pembangunan desa menjadi lampiran laporan hasil pengkajian


keadaan desa.
Laporan pelaksanaan pengkajian keadaan desa dituangkan dalam format
sebagaimana contoh yang tercantum dalam format 14 lampiran III peraturan
ini. Hasil pelaksanaan pengkajian keadaan desa tersebut selanjutnya
dituangkan dalam berita acara pelaksanaan pengkajian keadaan desa
sebagaimana contoh yang tercantum dalam format 15 lampiran III peraturan
ini, dengan melampirkan dokumen:
• data desa yang sudah diselaraskan;
• data rencana program pembangunan kabupaten yang akan masuk ke desa;
• data rencana program pembangunan kawasan perdesaan; dan
• rekapitulasi usulan rencana kegiatan pembangunan desa dari dusun atau
kelompok masyarakat.
Tim penyusun RPJM desa melaporkan hasil pengkajian keadaan desa kepada
Kepala Desa. Setelah menerima laporan dari Tim penyusun RPJM Desa,
Kepala Desa selanjutnya menyampaikan laporan hasil pengkajian keadaan
desa kepada BPD dalam rangka penyusunan rencana pembangunan desa
melalui musyawarah desa.

2.5.4 Penyelenggaraaan Musyawarah Desa.


BPD menyelenggarakan musyawarah desa dalam rangka penyusunan RPJM
Desa. Musyawarah dipimpin oleh Ketua atau Wakil Ketua BPD dan dihadiri
oleh Kepala Desa, BPD, perangkat desa, pengurus kelembagaan masyarakat
desa dan wakil-wakil kelompok masyarakat desa sesuai kondisi dan sosial
budaya masyarakat desa.
Musyawarah desa bertujuan untuk membahas dan menyepakati:
• laporan hasil pengkajian keadaan desa;
• rumusan arah kebijakan pembangunan desa yang dijabarkan dari visi dan
misi Kepala Desa; dan
• rencana prioritas kegiatan pembangunan desa di bidang penyelenggaraan
pemerintahan desa, pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa,
dan pemberdayaan masyarakat desa.
Khusus untuk rencana prioritas kegiatan pembangunan desa, pembahasannya
dilakukan melalui diskusi kelompok secara terarah. Peserta musyawarah desa
dibagi dalam beberapa kelompok sesuai bidang pembangunan desa, yaitu
kelompok bidang penyelenggaraan pemerintahan desa, kelompok bidang
pelaksanaan pembangunan desa, kelompok bidang pembinaan
kemasyarakatan desa, dan kelompok bidang pemberdayaan masyarakat desa.
Diskusi kelompok secara terarah membahas dan menyepakati beberapa hal
sebagai berikut:
• laporan hasil pengkajian keadaan desa;
• prioritas rencana kegiatan desa dalam jangka waktu 6 (enam) tahun;
• sumber pembiayaan rencana kegiatan pembangunan desa; dan
• rencana pelaksana kegiatan desa yang akan dilaksanakan oleh
pemerintahan desa, unsur masyarakat desa, kerjasama antar desa,
dan/atau kerjasama desa dengan pihak ketiga.
Hasil kesepakatan dalam musyawarah desa dituangkan dalam berita acara
sebagaimana contoh yang tercantum dalam format 16 lampiran format III
peraturan ini. Hasil kesepakatan musyawarah desa tersebut menjadi pedoman
bagi pemerintah desa dalam menyusun RPJM Desa.
8

2.5.5 Penyusunan Rancangan RPJM Desa.


Penyusunan rancangan RPJM Desa dilakukan oleh Tim penyusun RPJM Desa
dengan berpedoman kepada hasil musyawarah desa. Rancangan RPJM Desa
disusun sesuai format sebagaimana contoh yang tercantum dalam format 17
lampiran III peraturan ini.
Hasil penyusunan rancangan RPJM Desa dituangkan dalam berita acara
sebagaiman contoh yang tercantum dalam format 18 lampiran III peraturan
ini. Berita acara tersebut disampaikan kepada Kepala Desa dengan
melampirkan dokumen rancangan RPJM Desa yang telah disusun.
Dokumen rancangan RPJM Desa yang telah disusun oleh Tim Penyusun RPJM
Desa, selanjutnya diperiksa oleh Kepala Desa. Dalam hal Kepala Desa belum
dapat menyetujui seluruh atau sebagian dari rancangan RPJM Desa, tim
penyusun RPJM Desa melakukan perbaikan sesuai arahan Kepala Desa.
Namun apabila Kepala Desa telah menyetujui rancangan RPJM Desa, maka
Kepala Desa segera melaksanakan musyawarah perencanaan pembangunan
desa.

2.5.6 Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa.


Kepala Desa menyelenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan desa
guna membahas dan menyepakati rancangan RPJM Desa yang telah disusun
oleh tim penyusun RPJM Desa. Musyawarah ini dipimpin oleh Kepala Desa
dan dihadiri oleh BPD, perangkat desa, pengurus lembaga kemasyarakatan
desa serta wakil-wakil kelompok masyarakat desa sesuai kondisi dan sosial
budaya masyarakat desa.
Hasil kesepakatan musyawarah perencanaan pembangunan desa dituangkan
dalam berita acara sebagaimana contoh tercantum dalam format 19 lampiran
III peraturan ini.

2.5.7 Penetapan RPJM Desa.


Berdasarkan berita acara musyawarah perencanaan pembangunan desa,
Kepala Desa menyusun rancangan peraturan desa tentang RPJM Desa.
Rancangan peraturan desa dilampiri dengan rancangan RPJM Desa.
Rancangan peraturan desa tentang RPJM Desa dikonsultasikan kepada Bupati
melalui Camat untuk mendapat masukan. Berdasarkan hasil konsultasi,
Kepala Desa kemudian menyampaikan rancangan peraturan desa tentang
RPJM Desa kepada BPD untuk dibahas secara bersama dan ditetapkan
menjadi Peraturan Desa.
Contoh Rancangan peraturan desa tentang RPJM Desa sebagaimana tercanum
dalam format 20 lampiran III peraturan ini. Sedangkan isi dan uraian
rancangan peraturan desa tentang RKP Desa disusun sesuai sistimatika
sebagaimana tercantum dalam format 21 lampiran III peraturan ini.
BPD memiliki waktu paling lama 14 (empat belas) hari untuk membahas
rancangan peraturan desa tentang RPJM Desa, terhitung sejak tanggal
penyampaian rancangan peraturan desa tentang RPJM Desa oleh Kepala Desa.
Apabila BPD melakukan pembahasan peraturan desa tentang RPJM Desa
melewati batas waktu yang telah ditentukan tersebut, Kepala Desa dapat
menetapkan peraturan desa tentang RPJM Desa tanpa persetujuan BPD.

2.6 Perubahan RPJM Desa.


Kepala Desa dapat mengubah RPJM Desa selama dalam masa jabatannya.
Perubahan RPJM Desa dapat dilakukan dalam hal:
9

• terjadi peristiwa khusus, seperti bencana alam, krisis politik, krisis


ekonomi, dan/atau kerusuhan sosial yang berkepanjangan; atau
• terdapat perubahan mendasar atas kebijakan pemerintah, pemerintah
daerah provinsi, dan/atau pemerintah daerah kabupaten.
Dalam hal terjadi perubahan RPJM Desa dikarenakan terjadi peristiwa
khusus, Kepala Desa melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
a. berkoordinasi dengan Bupati atau SKPD kabupaten yang mempunyai
kewenangan terkait dengan kejadian khusus;
b. mengkaji ulang muatan RPJM Desa yang terkena dampak terjadinya
peristiwa khusus;
c. menyusun rancangan RPJM Desa Perubahan; dan
d. menyelenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan desa khusus
untuk kepentingan pembahasan dan penyepakatan perubahan RPJM
Desa.
Dalam hal terjadi perubahan RPJM Desa dikarenakan perubahan mendasar
atas kebijakan pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan/atau pemerintah
daerah kabupaten, Kepala Desa melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
a. mengumpulkan dokumen perubahan mendasar atas kebijakan
pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan/ atau pemerintah daerah
kabupaten;
b. mengkaji ulang muatan RPJM Desa yang terkena dampak terjadinya
perubahan mendasar atas kebijakan pemerintah, pemerintah daerah
provinsi, dan/atau pemerintah daerah kabupaten;
c. menyusun rancangan RPJM Desa perubahan; dan
d. menyelenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan desa khusus
untuk kepentingan pembahasan dan penyepakatan perubahan RKP Desa.
Penyelenggaraan musyawarah perencanaan pembangunan desa sebagaimana
tersebut di atas, dilaksanakan sesuai waktu terjadinya peristiwa khusus
dan/atau terjadinya perubahan mendasar atas kebijakan pemerintah,
pemerintah daerah provinsi, dan/atau pemerintah daerah kabupaten. Hasil
musyawarah tersebut dituangkan dalam berita acara sebagaimana contoh
yang tercantum dalam format 22 lampiran III peraturan ini.
Perubahan RPJM Desa ditetapkan dengan peraturan desa. Untuk itu Kepala
Desa harus menyampaikan rancangan peraturan desa tentang RPJM Desa-
Perubahan kepada BPD untuk dibahas dan ditetapkan menjadi peraturan
desa.
Contoh rancangan peraturan desa tentang RPJM Desa-Perubahan
sebagaimana tercantum dalam format 23 lampiran III peraturan ini.

III. PENYUSUNAN RKP DESA


3.1 Penjelasan Umum
RKP Desa merupakan penjabaran RPJM Desa. Disamping sebagai penjabaran
RPJM Desa, RKP Desa juga menjadi dasar penetapan APB Desa.
RKP Desa disusun oleh pemerintah desa dengan mengikutsertakan
masyarakat desa. RKP Desa mulai disusun pada bulan Juli tahun berjalan
dan ditetapkan dengan Peraturan Desa paling lambat akhir bulan September
tahun berjalan. Penyusunan RKP Desa dilakukan sesuai dengan informasi
dari pemerintah daerah kabupaten berkaitan dengan pagu indikatif desa dan
rencana kegiatan pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah
daerah kabupaten.
Kepala Desa dapat membebankan biaya penyusunan RKP Desa ke dalam APB
Desa.
10

3.2 Tujuan Penyusun RKP Desa.


Penyusunan RKP Desa bertujuan untuk:
• memberikan kerangka operasional pencapaian tujuan pembangunan desa
secara bertahap dan berkelanjutan;
• memberikan kerangka operasional yang berkaitan dengan proses
pelaksanaan kegiatan pembangunan desa dalam rangka waktu 1 (satu)
tahun anggaran;
• memberikan target pencapaian kegiatan pembangunan desa selama 1 (satu)
tahun anggaran.

3.3 Muatan RKP Desa.


Muatan RKP Desa terdiri dari:
a. rencana pembangunan tahunan pemerintah desa di bidang
penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa,
pembinaan kemasyarakatan desa dan pemberdayaan masyarakat desa.
b. prioritas program dan kegiatan yang didanai oleh:
• pagu indikatif desa;
• pendapatan asli desa;
• swadaya masyarakat desa;
• bantuan keuangan dari pihak ketiga; dan
• bantuan keuangan dari pemerintah daerah provinsi, dan/atau
pemerintah daerah kabupaten.

3.4 Langkah-langkah Penyusunan RKP Desa.


Tahapan kegiatan penyusunan RKP Desa yaitu sebagai berikut:
a. penyelenggarakan musyawarah desa; (Tim Verifikasi)
b. pembentukan tim penyusun RKP Desa;
c. pencermatan pagu indikatif desa dan penyelarasan program/kegiatan
masuk ke desa;
d. pencermatan ulang dokumen RPJM Desa;
e. penyusunan rancangan RKP Desa dan daftar usulan RKP Desa (DU-RKP
Desa);
f. penyelenggaraan musyawarah perencanaan pembangunan desa; dan
g. penetapan RKP Desa;

3.4.1 Penyelenggaraan Musyawarah Desa.


BPD menyelenggarakan musyawarah desa dalam rangka penyusunan rencana
pembangunan desa. Penyelenggaraan musyawarah desa dilaksanakan paling
lambat bulan Juni tahun berjalan. Musyawarah desa dipimpin oleh BPD dan
dihadiri oleh Kepala Desa, BPD, perangkat desa, pengurus kelembagaan
masyarakat desa dan unsur masyarakat desa laninnya sesuai kondisi dan
sosial budaya masyarakat desa. Hasil kesepakatan musyawarah desa
dituangkan dalam berita acara sebagaimana contoh yang tercantum dalam
format 1 lampiran V peraturan ini. Berita acara musyawarah desa menjadi
pedoman Kepala Desa dalam menyusun RKP Desa dan Daftar Usulan RKP
Desa.
Agenda musyawarah desa, yaitu:
a. mencermati ulang dokumen RPJM Desa;
b. menyepakati hasil pencermatan ulang dokumen RPJM Desa; dan
c. membentuk tim verifikasi.
Mencermati ulang dokumen RPJM Desa sebagaimana tersebut pada huruf a,
dilakukan dengan cara:
• mengevaluasi kegiatan pembangunan desa yang sudah dilakukan pada
11

tahun sebelumnya.
• mengidentifikasi skala prioritas usulan rencana kegiatan pembangunan
Desa dalam dokumen RPJM Desa yang akan dijabarkan kedalam RKP Desa
dan Daftar Usulan RKP Desa tahun berjalan.
Tim verifikasi sebagaimana tersebut pada huruf c, dapat dibentuk sesuai
bidang pembangunan desa atau untuk keseluruhan bidang pembagunan desa.
Tim verifikasi terdiri dari:
• Ketua;
• Sekretaris; dan
• Anggota.
Jumlah personil tim verifikasi paling sedikit 3 (tiga) orang dan paling banyak 7
(tujuh) orang. Personil tim verifikasi dapat berasal dari unsur perangkat desa,
pengurus kelembagaan masyarakat desa, warga masyarakat desa dan/atau
satuan kerja perangkat daerah kabupaten, dengan mempertimbangkan
keahlian yang dibutuhkan. Personil im verifikasi tidak boleh berasal dari
unsur BPD. Tim verifikasi ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa
sebagaimana contoh yang tercantum dalam format 2 lampiran V peraturan ini.
Tugas tim verifikasi yaitu melakukan pemeriksaan terhadap beberapa jenis
dokumen RKP Desa sebagai berikut:
a. rencana kegiatan dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) bidang
penyelenggaraan pemerintah desa, pemberdayaan masyarakat desa dan
pembinaan kemasyarakatan desa;
b. rencana kegiatan dan proposal dokumen teknis bidang pelaksanaan
pembangunan desa
c. rencana kegiatan dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) serta profosal
dokumen teknis kegiatan pembangunan kerjasama antar desa.
Hasil pemeriksaan rencana kegiatan dan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
bidang penyelenggaraan pemerintah desa, pemberdayaan masyarakat desa
dan pembinaan kemasyarakatan desa sebagaimana tersebut dalam huruf a,
dituangkan dalam berita acara sebagaimana contoh yang tercantum dalam
format 3 lampiran V peraturan ini.
Sedangkan hasil pemerikasaan rencana kegiatan dan proposal dokumen
teknis bidang pelaksanaan pembangunan desa dan rencana kegiatan serta
Rencana Anggaran Biaya (RAB)/profosal dokumen teknis kegiatan
pembangunan kerjasama antar desa sebagaimana tersebut pada huruf b dan
c, dituangkan dalam format pemeriksaan profosal dokumen teknis
sebagaimana contoh yang tercantum dalam format 4 lampiran V peraturan ini.

3.4.2 Pembentukan Tim Penyusun RKP Desa.


Kepala Desa membentuk tim penyusun RKP Desa paling lambat bulan Juni
tahun berjalan. Pembentukan tim penyusun dilakukan melalui Rapat
Pembentukan Tim Penyusun RPJM Desa. Rapat dipimpin oleh Kepala Desa
dan dihadiri oleh perangkat desa, pengurus kelembagaan masyarakat desa
dan unsur masyarakat desa lainnya sesuai kondisi dan sosial budaya
masyarakat desa. Hasil rapat pembentukan tim penyusun RKP Desa
dituangkan dalam berita acara. Berdasarkan berita acara tersebut Kepala
Desa selanjutnya menetapkan tim penyusun RKP Desa dengan keputusan
Kepala Desa.
Agenda rapat pembentukan tim penyusun RKP Desa yaitu:
• pemaparan teknis penyusunan RKP Desa;
• pembentukan tim penyusun RKP Desa; dan
• penetapan Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL) penyusunan RKP Desa.
12

Tim penyusun RKP Desa terdiri dari:


• Kepala Desa selaku Pembina;
• Sekretaris Desa selaku Ketua;
• pengurus kelembagaan masyarakat desa selaku Sekretaris; dan
• perangkat Desa, pengurus kelembagaan masyarakat desa, dan/atau unsur
masyarakat desa lainnya sebagai Anggota.
Jumlah personali tim penyusun RKP Desa paling sedikit 7 (tujuh) orang dan
paling banyak 11 (sebelas) orang yang diantaranya harus minimal 1 (satu)
orang perempuan.
Tim penyusun RKP Desa melaksanakan beberapa jenis kegiatan sebagai
berikut:
a. pencermatan pagu indikatif desa dan penyelarasan program/kegiatan
masuk ke desa;
b. pencermatan ulang dokumen RPJM Desa; dan
c. penyusunan rancangan RKP Desa dan DU-RKP Desa.
Contoh berita acara rapat pembentukan tim penyusun RKP Desa beserta
lampirannya (RKTL penyusunan RKP Desa) sebagaimana tercantum dalam
format 5 dan contoh surat keputusan Kepala Desa tentang pembentukan tim
penyusun RKP Desa beserta lampirannya (nama-nama tim penyusun RKP
Desa) sebagaimana tercantum dalam format 6 lampiran V peraturan ini.

3.4.3 Pencermatan Pagu Indikatif Desa dan Penyelarasan


Program/Kegiatan masuk ke Desa.
Tim penyusun RKP melaksanakan kegiatan pencermatan pagu indikatif desa
dan penyelarasan program/kegiatan masuk ke desa setelah Kepala Desa
memperoleh data dan informasi dari pemerintah kabupaten tentang pagu
indikatif desa dan rencana program/kegiatan pemerintah, pemerintah daerah
provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten yang masuk ke desa. Pemerintah
kabupaten menyampaikan data dan informasi tersebut paling lambat bulan
Juli setiap tahun berjalan.
Dalam hal pemerintah kabupaten belum penyampaian informasi pagu indikatif
desa dan rencana program/kegiatan yang masuk ke desa dalam batas waktu
yang sudah ditentukan yaitu bulan Juli setiap tahun berjalan, maka Bupati
wajib menerbitkan surat pemberitahuan kepada Kepala Desa. Surat
pemberitahuan dari Bupati kepada Kepala Desa berupa penjelasan atas
keterlambatan penyampaian data dan informasi pagu indikatif desa dan
rencana program/kegiatan yang masuk ke desa, serta arahan/petunjuk
pembinaan dan pendampingan terhadap pemerintah desa dalam rangka
percepatan pelaksanaan perencanaan pembangunann desa. Percepatan
pelaksanaan perencanaan pembangunan perlu dilakukan guna memastikan
APB Desa ditetapkan pada 31 Desember tahun berjalan.
Pagu indikatif desa yang harus dicermati oleh tim penyusun RKP Desa,
meliputi:
a. rencana Dana Desa (DD) yang bersumber dari APBN;
b. rencana Alokasi Dana Desa (ADD) yang merupakan bagian dari dana
perimbangan yang diterima kabupaten;
c. rencana bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten;
dan
d. rencana bantuan keuangan dari anggaran pendapatan dan belanja daerah
provinsi dan anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten.
Sedangkan untuk program/kegiatan yang masuk ke desa yang harus
diselaraskan oleh tim penyusun RKP Desa, yaitu meliputi:
a. rencana kerja pemerintah kabupaten;
13

b. rencana program dan kegiatan pemerintah, pemerintah daerah provinsi


dan pemerintah daerah kabupaten;
c. hasil penjaringan aspirasi masyarakat oleh Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten.
Hasil pencermatan pagu indikatif desa dituangkan dalam format pagu indikatif
desa sebagaimana contoh yang tercantum dalam format 7 dan hasil
penyelarasan program/kegiatan yang masuk ke desa dituangkan dalam format
kegiatan pembangunan yang masuk ke Desa sebagaiamana contoh yang
tercantum dalam format 8 lampiran V peraturan ini.
Berdasarkan pencermatan pagu indikatif desa dan penyelarasan
program/kegiatan yang masuk ke desa, tim penyusun RKP Desa menyusun
rencana pembangunan berskala lokal desa yang dituangkan dalam rancangan
RKP Desa.

3.4.4 Pencermatan Ulang Dokumen RPJM Desa.


Tim penyusun RKP Desa melakukan pecermatan ulang dokumen RPJM Desa.
Pencermatan ulang dokumen RPJM Desa dilakukan dengan cara mencermati
skala prioritas usulan rencana kegiatan pembangunan desa untuk 1 (satu)
tahun anggaran berikutnya sebagaimana tercantum dalam dokumen RPJM
Desa.
Hasil pencermatan ulang RPJM Desa dituangkan dalam format priorotas
usulan rencana kegiatan pembangunan desa sebagaimana tercantum format 9
lampiran V peraturan ini. Hasil pencermatan ulang RPJM Desa, menjadi dasar
bagi tim penyusun RKP Desa dalam menyusun rancangan RKP Desa.

3.4.5 Penyusunan Rencangan RKP Desa dan DU-RKP Desa.


Tim penyusun RKP Desa menyusun rancangan RKP Desa dan DU-RKP Desa.
a. Penyusunan rancangan RKP Desa.
Tim penyusun RKP Desa menyusun rancangan RKP Desa, dengan
berpedoman kepada:
a. hasil kesepakatan musyawarah desa;
b. pagu indikatif desa;
c. Pendapatan Asli Desa;
d. rencana kegiatan pemerintah, pemerintah daerah povinsi dan
pemerintah daerah kabupaten yang masuk ke desa;
e. jaring aspirasi masyarakat yang dilakukan oleh DPRD kabupaten;
f. hasil pencermatan ulang dokumen RPJM Desa;
g. hasil kesepakatan kerjasama antar desa; dan
h. hasil kesepakatan kerjasama desa dengan pihak ketiga.
Rancangan RKP Desa paling sedikit berisi uraian:
a. evaluasi pelaksanaan RKP Desa tahun sebelumnya;
b. prioritas program, kegiatan, dan anggaran desa yang dikelola oleh desa;
c. prioritas program, kegiatan, dan anggaran desa yang dikelola melalui
kerja sama antar desa dan pihak ketiga;
d. rencana program, kegiatan, dan anggaran desa yang dikelola oleh desa
sebagai kewenangan penugasan darI Pemerintah, pemerintah daerah
provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten; dan
e. daftar usulan nama-nama Tim Pelaksana Kegiatan (TPK).
Dalam prioritas program, kegiatan dan anggaran desa yang dikelola oleh
desa sebagaimana tersebut pada huruf b, pemerintah desa dapat memuat
rencana pengadaan tenaga ahli di bidang pembangunan infrastruktur desa.
Tenaga ahli dapat berasal dari warga masyarakat desa, satuan kerja
14

perangkat daerah kabupaten yang membidangi pembangunan


infrastruktur, dan/atau tenaga profesional lainnya.
Sedangkan untuk daftar usulan nama-nama Tim Pelaksana Kegiatan TPK
sebagaimana tersebut pada huruf e, disusun sesuai jenis rencana kegiatan
pembangunan desa, dengan ketentuan:
• TPK terdiri dari:
- Ketua;
- Sekretaris;
- Bendahara; dan
- Anggota.
• TPK dapat diisi dari unsur perangkat desa, pengurus kelembagaan
masyarakat desa dan/atau warga masyarakat desa. TPK dilarang berasal
dari unsur BPD.
• Jumlah personil TPK paling sedikit 4 (empat) orang dan paling banyak 5
(lima) orang. Personil TPK minimal 1 (satu) orang perempuan.
Rancangan RKP Desa dituangkan dalam format sebagaimana contoh yang
tercantum dalam format 10 lampiran V peraturan ini. Rancangan RKP
dilengkapi dengan rencana kegiatan dan dokumen teknis kegiatan.
Rencana kegiatan dan dokumen teknis kegiatan disusun oleh tm penyusun
RKP Desa untuk selanjutnya diverifikasi oleh tim verifikasa yang telah
dibentuk melalui musyawarah desa .
Dokomen teknis kegiatan terdiri dari:
- sketsa lokasi kegiatan;
- dokumen survey teknis;
- gambar desain sederhana;
- perhitungan volume;
- survey harga bahan dan alat;
- kesepakatan pembayaran upah kerja;
- perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB);
- kajian sederhana mengenai dampak lingkungan;
- pernyataan hibah lahan dari masyarakat;
- pernyataan kesanggupan tidak minta ganti rugi;
- kesanggupan swadaya dan gotong royong;
- rencana penggunaan alat berat;
- pernyataan kesiapan warga untuk mengerjakan; dan
- data pemanfaat.
Contoh format rencana kegiatan sebagaimana tercantum dalam format
11 dan contoh dokumen teknis kegiatan sebagaimana tercantum
dalam format 12 A, 12 B, 12 C, 12 D, 12 E, 12 F, 12 G, 12 H, 12 I, 12 J, 12
K, 12 L, 12 M dan 12 N lampiran V peraturan ini.
Khusus rencana kegiatan dan rancangan dokumen teknis kegiatan untuk
kerjasama antar desa, disusun dan disepakati bersama para Kepala Desa
yang melakukan kerja sama antar desa.
b. Penyusunan DU-RKP Desa.
Pemerintah desa dapat mengusulkan prioritas program dan kegiatan
pembangunan desa dan pembangunan kawasan perdesaan kepada
Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan/atau pemerintah daerah
kabupaten. Pengusulan prioritas program dan kegiatan tersebut dilakukan
oleh tim penyusun RKP Desa dengan cara menuangkannya dalam format
DU-RKP Desa sebagaimana contoh yang tercantum dalam format 13
lampiran V peraturan ini.
15

Hasil penyusunan rancangan RKP Desa dan DU-RKP Desa dituangkan dalam
berita acara sebagaimana contoh yang tercantum dalam format 14 lampiran V
peraturan ini. Berita acara hasil penyusunan rancangan RKP Desa dan DU-
RKP Desa dilampiri dengan dokumen rancangan RKP Desa, dokumen teknis
kegiatan dan DU-RKP Desa.
Berita acara hasil penyusunan RKP Desa dan DU-RKP Desa disampaikan
kepada Kepala Desa. Kepala Desa selanjutnya memeriksa dokumen rancangan
RKP Desa dan DU-RKP Desa berserta lampirannya, serta mengarahkan tim
penyusun RKP Desa untuk memperbaikinya sesuai keperluan.

3.4.6 Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa.


Kepala Desa menyelenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan desa
untuk membahas dan menyepakati rancangan RKP Desa dan Daftar Usulan
RKP Desa. Musyawarah dipimpin oleh Kepala Desa dan dihadiri oleh BPD,
perangkat desa, pengurus lembaga kemasyarakatan desa dan unsur
masyarakat desa lainnya sesuai kondisi dan sosial budaya masyarakat desa.
Hasil kesepakatan musyawarah perencanaan pembangunan desa dituangkan
dalam berita acara sebagaimana contoh yang tercantum dalam format 15
lampiran V peraturan ini.

3.4.7 Penetapan RKP Desa.


Berdasarkan berita acara musyawarah perencanaan pembangunan desa,
Kepala Desa menyusun rancangan peraturan desa tentang RKP Desa.
Rancangan peraturan desa dilampiri dengan rancangan RKP Desa dan daftar
usulan RKP Desa.
Rancangan peraturan desa tentang RKP Desa dikonsultasikan kepada Bupati
melalui Camat untuk mendapat masukan. Berdasarkan hasil konsultasi,
Kepala Desa kemudian menyampaikan rancangan peraturan desa tentang RKP
Desa kepada BPD untuk dibahas secara bersama dan ditetapkan menjadi
Peraturan Desa.
Contoh Rancangan peraturan desa tentang RKP Desa sebagaimana tercanum
dalam format 16 lampiran IV peraturan ini. Sedangkan isi dan uraian
rancangan peraturan desa tentang RKP Desa disusun sesuai sistimatika
sebagaimana tercantum dalam format 17 lampiran V peraturan ini.
BPD memiliki waktu paling lama 7 (tujuh) hari untuk membahas rancangan
peraturan desa tentang RKP Desa, terhitung sejak tanggal penyampaian
rancangan peraturan desa tentang RKP Desa oleh Kepala Desa. Apabila BPD
melakukan pembahasan peraturan desa tentang RKP Desa melewati batas
waktu yang telah ditentukan tersebut, Kepala Desa dapat menetapkan
peraturan desa tentang RKP Desa tanpa persetujuan BPD.

3.5 Perubahan RKP Desa.


RKP Desa dapat diubah dalam hal:
a. terjadi peristiwa khusus, seperti bencana alam, krisis politik, krisis
ekonomi, dan/atau kerusuhan sosial yang berkepanjangan; atau
b. terdapat perubahan mendasar atas kebijakan pemerintah, pemerintah
daerah provinsi, dan/atau pemerintah daerah kabupaten.
Dalam hal terjadi perubahan RKP Desa dikarenakan terjadi peristiwa khusus,
Kepala Desa melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
a. berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota yang mempunyai
kewenangan terkait dengan kejadian khusus;
b. mengkaji ulang kegiatan pembangunan dalam RKP Desa yang terkena
dampak terjadinya peristiwa khusus;
16

c. menyusun rancangan kegiatan yang disertai rencana kegiatan dan RAB;


dan
d. menyusun rancangan RKP Desa-Perubahan.
e. menyelenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan desa khusus
untuk kepentingan pembahasan dan penyepakatan perubahan RKP Desa.
Dalam hal terjadi perubahan RKP Desa dikarenakan perubahan mendasar
atas kebijakan pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan/atau pemerintah
daerah kabupaten, Kepala Desa melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
a. mengumpulkan dokumen perubahan mendasar atas kebijakan pemerintah,
pemerintah daerah provinsi, dan/ atau pemerintah daerah kabupaten;
b. mengkaji ulang kegiatan pembangunan dalam RKP Desa yang terkena
dampak terjadinya perubahan mendasar atas kebijakan pemerintah,
pemerintah daerah provinsi, dan/atau pemerintah daerah kabupaten;
c. menyusun rancangan kegiatan yang disertai rencana kegiatan dan RAB;
dan
d. menyusun rancangan RKP Desa perubahan.
e. menyelenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan desa khusus
untuk kepentingan pembahasan dan penyepakatan perubahan RKP Desa.
Penyelenggaraan musyawarah perencanaan pembangunan desa sebagaimana
tersebut di atas, dilaksanakan sesuai waktu terjadinya peristiwa khusus
dan/atau terjadinya perubahan mendasar atas kebijakan Pemerintah,
pemerintah daerah provinsi, dan/atau pemerintah daerah kabupaten. Hasil
musyawarah dituangkan dalam berita acara sebagaimana contoh yang
tercantum dalam format 18 lampiran V peraturan ini.
Perubahan RKP Desa ditetapkan dengan peraturan desa. Untuk itu Kepala
Desa harus menyampaikan rancangan peraturan desa tentang RKP Desa-
Perubahan kepada BPD untuk dibahas dan ditetapkan menjadi peraturan
desa.
Rancangan peraturan desa tentang RKP Desa-Perubahan dilampiri dengan
rancangan RKP Desa-Perubahan. Contoh Rancangan peraturan desa tentang
RKP Desa perubahahan sebagaimana tercantum dalam format 19 lampiran V
peraturan ini.

3.6 Pengajuan DU-RKP Desa.


Kepala Desa menyampaikan DU-RKP Desa kepada Bupati melalui Camat.
Penyampaian DU-RKP Desa paling lambat 31 Desember tahun berjalan. DU-
RKP Desa menjadi materi pembahasan di dalam musyawarah perencanaan
pembangunan kecamatan dan kabupaten.
Bupati menginformasikan kepada Pemerintah Desa tentang hasil pembahasan
DU- RKP Desa. Informasi tentang hasil pembahasan DU-RKP Desa diterima
oleh pemerintah desa setelah diselenggarakannya musyawarah perencanaan
pembangunan di kecamatan pada tahun anggaran berikutnya. Informasi
diterima pemerintah desa paling lambat bulan Juli tahun anggaran
berikutnya.

IV. KETENTUAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA PADA DESA YANG


DIPIMPIN OLEH PENJABAT KEPALA DESA.
Dalam rangka menjamin kesinambungan perencanaan pembangunan desa,
Penjabat Kepala Desa, baik yang ditugaskan pada desa yang baru
bentuk/dimekarkan maupun pada desa definitif, wajib menyusun
perencanaan pembangunan desa dalam bentuk RKP Desa.
17

4.1 Penyusunan RKP Desa bagi Penjabat Kepala Desa pada Desa yang
Baru Dibentuk/Dimekarkan.
Penjabat Kepala Desa pada desa yang baru dibentuk/dimekarkan, melakukan
penyusunan RKP Desa dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. pembentukan tim penyusun RKP Desa oleh Penjabat Kepala Desa;
b. pengkajian kedaan desa oleh tim penyusun RKP Desa;
c. penyelenggarakan musyawarah desa oleh BPD;
d. pencermatan pagu indikatif desa dan penyelarasan program/kegiatan
masuk ke desa oleh tim penyusun RKP Desa;
e. pencermatan ulang rekapitulasi hasil pengkajian keadaan desa oleh tim
penyusun RKP Desa;
f. penyusunan rancangan RKP Desa;
g. penyelenggaraan musyawarah perencanaan pembangunan desa; dan
h. penetapan RKP Desa;
Teknis pelaksanaan langkah-langkah penyusunan RKP Desa tersebut di atas
(kecuali pengkajian keadaan desa), berpedoman kepada langkah-langkah
penyusunan RKP Desa sebagaimana tersebut dalam angka 3.4. Sedangkan
pelaksanaan kegiatan pengkajian keadaan desa berpedoman kepada langkah-
langkah penyusunan RPJM Desa sebagaimana angka 2.5 huruf c.

4.2 Penyusunan RKP Desa bagi Penjabat Kepala Desa pada Desa
Depenitif.
Penjabat Kepala Desa melakukan penyusunan RKP Desa sesuai langkah-
langkah penyusunan RKP Desa sebagaimana tersebut dalam angka 3.4,
dengan berpedoman kepada RPJM Desa yang telah ditetapkan Kepala Desa
sebelumnya. Dengan kata lain, Penjabat Kepala Desa pada desa depenitif
berkewajiban melanjutkan RPJM Desa sampai berakhirnya RPJM Desa
bersangkutan.
Penjabat Kepala Desa tidak boleh menyusun dan/atau mengubah RPJM Desa,
kecuali dalam hal terjadi peristiwa khusus dan/atau perubahan mendasar
atas kebijakan pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan/atau pemerintah
daerah kabupaten sebagaimana tersebut dalam angka 3.5.
Dalam hal batas masa berlakunya RPJM Desa definitif dinyatakan telah
berakhir (sesuai peraturan perundang-undangan), langkah-langkah
penyusunan RKP Desa dilakukan sebagaimana angka 4.1.

BUPATI BATANG HARI

SAHIRSYAH, SY

Anda mungkin juga menyukai