Tim Penyusun RKP Desa dibentuk oleh Kepala Desa dan ditetapkan melalui Surat
Keputusan (SK) paling lambat bulan Juni tahun berjalan.
Jumlah tim penyusun paling sedikit berjumlah 7 (tujuh) dan paling banyak berjumlah 11
(sebelas) orang dengan mengikutsertakan perempuan didalamnya.
Adapun susunan struktur tim penyusun RKP Desa, terdiri dari :
1. Kepala Desa selaku pembina,
2. Sekretaris Desa selaku ketua,
3. Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat sebagai sekretaris, dan
4. Anggota yang meliputi:
o Perangkat Desa,
o Lembaga pemberdayaan masyarakat,
o Kader pemberdayaan masyarakat desa, dan
o Unsur masyarakat.
Dengan tugas tim penyusun RKP Desa, antara lain :
o Pencermatan pagu indikatif desa dan penyelarasan program/kegiatan masuk ke desa,
o Pencermatan ulang dokumen RPJM Desa,
o Penyusunan rancangan RKP Desa, dan
o Penyusunan rancangan daftar usulan RKP Desa.
Pencematan dalam hal ini bisa dilakukan secara singkat, dengan mecermati skala prioritas
usulan rencana kegiatan pembangunan Desa untuk 1 (satu) tahun anggaran berikutnya
yang termuat dalam RPJM Desa.
Dari hasil pencermatan tersebut, kemudian bisa dijadikan dasar oleh tim penyusun RKP
Desa dalam menyusun rancangan RKP Desa.
Setidaknya ada delapan pedoman yang perlu diperhatikan oleh tim penyusun sebelum
membuat racangan RKP Desa.
Delapan pedoman yang perlu diperhatikan tersebut, antara lain :
1. Hasil kesepakatan musyawarah Desa,
2. Pagu indikatif Desa,
3. Pendapatan asli Desa,
4. Rencana kegiatan Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota,
5. Jaring aspirasi masyarakat yang dilakukan oleh DPRD Kabupaten/Kota,
6. Hasil pencermatan ulang dokumen RPJM Desa,
7. Hasil kesepakatan kerjasama antar Desa, dan
8. Hasil kesepakatan kerjasama Desa dengan pihak ketiga.
Setelah memahami beberapa pedoman diatas, kemudian tim penyusun barulah menyusun
daftar usulan pelaksana kegiatan sesuai jenis rencana kegiatannya.
Penyusunan daftar usulan pelaksana kegiatan yang dimaksud diatas, dengan
mengikutsertakan perempuan dan sekurang-kurangnya meliputi ketua, sekretaris,
bendahara dan anggota pelaksana.
Kemudian, setelah itu, dalam hal menyusun rancangan RKP Desa, tim penyusun paling
sedikit memasukan beberapa uraian, antara lain :
1. Evaluasi pelaksanaan RKP Desa tahun sebelumnya,
2. Prioritas program, kegiatan, dan anggaran Desa yang dikelola oleh Desa,
3. Prioritas program, kegiatan, dan anggaran Desa yang dikelola melalui kerja sama
antar-Desa dan pihak ketiga,
4. Rencana program, kegiatan, dan anggaran Desa yang dikelola oleh Desa sebagai
kewenangan penugasan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/Kota, dan
5. Pelaksana kegiatan Desa yang terdiri atas unsur perangkat Desa dan/atau unsur
masyarakat Desa.
Terkait dengan pembangunan infrastruktur yang tidak bisa dilakukan sendiri dalam
pembuatan Rencana Anggaran Biayanya. Pemerintah Desa bisa merencanakan pengadaan
tenaga ahli infrastruktur yang berasal dari warga masyarakat Desa, Satker Perangkat
Daerah Kabupaten/Kota dan/atau tenaga pendamping profesional untuk dimasukan
kedalam rancangan RKP Desa.
Rancangan RKP Desa dilampiri rencana kegiatan dan Rencana Anggaran Biaya Biaya
(RAB) yang akan diverifikasi oleh tim verifikasi.
Dalam hal kegiatan pembangunan yang tidak mampu dibiayai oleh Desa. Pemerintah
Desa pun bisa mengusulkan pembangunan tersebut kepada Pemerintah, Pemerintah
Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota.
Usulan kegiatan pembangunan Desa dan pembangunan kawasan perdesaan tersebut
dengan lampiran berita acara laporan tim penyusun rancangan RKP Desa yang kemudian
diserahkan juga ke Kepala Desa.
6. Penyusunan RKP Desa melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa
Hasil kesepakatan dalam Musrenbang Desa, kemudian dituangkan kedalam berita acara
yang menjadi lampiran rancangan Peraturan Desa tentang RKP Desa.
Dalam hal tidak terjadi kesepakatan, maka Kepala Desa mengarahkan tim penyusun
RPJM Desa untuk memperbaiki dokumen rancangan RKP Desa sesuai kesepakatan dalam
Musrenbang Desa.
Setelah diperbaiki dan dirasa tidak ada masalah lagi, kemudian dokumen RKP Desa
ditetapkan menjadi Peraturan Desa tentang RKP Desa oleh Kepala Desa dan BPD.
8. Perubahan RKP Desa
Usulan yang tidak mampu dibiayai oleh Desa, kemudian dimasukan kedalam daftar
usulan RKP Desa dan disampaikan ke Bupati/Walikota melalui camat paling lambat 31
Desember tahun berjalan.
Usulan inilah yang akan menjadi pokok pembahasan dalam Musrenbang Kecamatan dan
Kabupaten/Kota.
Bupati/Walikota akan menginformasikan hasil pembahasan daftar usulan tersebut kepada
Pemerintah Desa paling lambat Juli tahun anggaran berikutnya setelah dilakukan
Musrenbang Kabupaten/Kota.
Alur Penyusunan dan Penetapan RKPDesa
o Laporan Kepala Desa atas realisasi RKP Desa tahun berjalan Pokok-pokok pikiran
BPD;
o dan Aspirasi dan prakarsa masyarakat.
3. Kepala Desa membentuk tim penyusun RKP Desa.
o Tim penyusun RKP Desa melakukan pencermatan pagu indikatif Desa dan
rencana program yag akan masuk ke desa, melalui konsultasi langsung dengan
pemerintah kabupaten/kota atau informasi lainnya.
4. Tim penyusun RKP Desa melaksanakan pencermatan ulang RPJM Desa yaitu untuk
mencermati rencana kegiatan tahun berjalan dan untuk tahun berikutnya yang ada di
RPJM Desa, dapat dilakukan klarifikasi ke Dusun atau kelompok terkait kebutuhan atau
kemendesakan dari kegiatan tersebut.
5. Tim penyusun RKP Desa menyusun Rancangan RKP Desa, (dengan dilampirkan Desain
dan RAB Kegiatan) dan DU RKP kemudian diserahkan ke Kepala Desa.
6. Pemerintah Desa menyelenggarakan Musrenbang Desa, dengan agenda:
o Menyampaikan laporan Tim hasil Pencermatan pagu indikatif, program yang akan
masuk ke Desa dan hasil pencermatan RPJM Desa; dan
o Membahas rancangan RKP Desa melalui pembahasan bidang dan prioritas bidang,
dituangkan dalam matrik Rancangan RKP Desa.
7. BPD menyelenggarakan Musyawarah Desa, membahas dan menyepakati RKP Desa,
dengan agenda:
o pelaporan hasil rancangan RKP Desa; dan
o Pembahasan dan Penetapan RKP Desa dan dituangkan dalam matrik rencana
Program dan Kegiatan tahunan.
8. BPD menyelenggarakan Musyawarah BPD penetapan Peraturan Desa tentang RKP Desa.
Konsep SDGs Desa
b. Bayangkan jika ada warga Desa bertanya kepada anda “Apa itu SDGs Desa?
dan Untuk apa pendataan SDGs Desa ini dilakukan?"
c. SGDs Desa yang tertuang di dalam Permendes PDTT No.21 Tahun 2020
“SDGs Desa adalah upaya terpadu Pembangunan Desa untuk percepatan
pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. SDGs Desa merupakan upaya
terpadu yang dihadirkan sebagai alternatif aksi percepatan pencapaian Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan di tingkat Desa”.
d. Urgensi SDGs Desa bagi Pemerintah Desa dan warga Desa:
1. Sebagai instrument Perencanaan Pembangunan Desa agar tepat sasaran
karena didasarkan pada Data dan Kondisi Riil masyarakat Desa. Umumnya,
rencana pembangunan yang tidak didasarkan pada data yang akurat akan
menghasilkan pembangunan yang tidak tepat sasaran.
2. Sebagai sarana untuk membangun kesadaran kritis masyarakat Desa untuk
turut serta berpartisipasi dalam setiap tahapan proses perencanaan
pembangunan di Desa.
3. Sebagai salah satu proses demokratisasi di Desa dan proses pembelajaran
serta pendewasaan bagi masyarakat Desa melalui kepemilikan dan
pemanfaatan Data Desa.
e. Urgensi SDGs Desa bagi TPP: