Anda di halaman 1dari 25

POKOK-POKOK

PENGELOLAAN KEUANGAN DESA


PB. 4 : PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

TUJUAN Setelah mengikuti pokok bahasan Pengelolaan Keuangan


Desa, diharapkan peserta dapat:
1. memahami pokok-pokok pengelolaan keuangan desa
dengan benar;
2. memahami perencanaan keuangan desa dengan benar;
3. memahami pelaksanaan keuangan desa dengan benar;
4. memahami penatausahaan keuangan desa dengan benar;
5. memahami pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan
desa dengan benar.

SPB. : 4.1. POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DESA


4.2. PERENCANAAN KEUANGAN DESA
4.3. PELAKSANAAN KEUANGAN DESA
4.4. PENATAUSAHAAN KEUANGAN DESA
4.5. PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN
DESA
WAKTU : 19 Jam Pelajaran @ 45 menit ═ 225 menit
PB. : 4. PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

SPB. : 4.1. POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN


DESA

TUJUAN : Setelah penyajian SPB ini, diharapkan peserta dapat:


1. menjelaskan Konsepsi Pengelolaan Keuangan Desa
dengan benar;
2. menjelaskan Asas Pengelolaan Keuangan Desa dengan
benar;
3. menjelaskan Tahapan Kegiatan Pengelolaan dengan
benar;
4. menjelaskan Peran dan Keterlibatan Masyarakat dalam
Pengelolaan Keuangan Desa dengan benar.

WAKTU : 2 Jam Pelajaran @ 45 menit ═ 90 menit

 
Apa yang anda ketahui tentang

keuangan desa ?
pengelolaan keuangan desa ?

jelaskan berdasarkan pengetahuan dan


pengalaman pribadi anda..?
KEUANGAN DESA
adalah Semua hak dan kewajiban
Desa yang dapat dinilai dengan uang
serta segala sesuatu berupa uang
dan barang yang berhubungan
dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban Desa.
PENGELOLAAN KEUANGAN

merupakan Seluruh rangkaian kegiatan yang


dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan hingga
pertanggungjawaban yang dilaksanakan dalam
satu tahun anggaran, terhitung mulai 1 Januari
sampai dengan 31 Desember.
Landasan Hukum

• Undang- Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa


• Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 60 Tahun 2014 tentang
Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 22 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Atas PP No. 60 Tahun 2104 Tentang Dana Desa yang
bersumber dari APBN
• Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 113 tahun 2015 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa
• Peraturan Bupati
• Peraturan Desa
• Peraturan Kepala Desa
PERATURAN LAIN YANG TERKAIT
• UU No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik
• Permendagri No. 114 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pembangunan Desa.
• Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2015 Tentang
Pedoman Kewenangan Berdasarkan hak Asal usul dan
Kewenangan Lokal Berskala Desa.
• Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2015 Tentang
Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa tahun 2015.
• Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
93/Pmk.07/2015 Tentang Tata Cara Pengalokasian,
Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan, Dan Evaluasi Dana
Desa.
 
ASAS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
• TRANSPARAN
Terbuka - keterbukaan, dalam arti segala kegiatan dan informasi terkait
Pengelolaan Keuangan Desa dapat diketahui dan diawasi oleh pihak lain yang
berwenang.
• AKUNTABEL
setiap tindakan atau kinerja pemerintah/lembaga dapat
dipertanggungjawabkan kepada pihak-pihak yang memiliki hak atau
berkewenangan untuk meminta keterangan akan pertanggungjawaban.
• PARTISIPATIF
setiap tindakan dilakukan dengan mengikutsertakan keterlibatan masyarakat
baik secara langsung maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang
dapat menyalurkan aspirasinya.
• TERTIB DAN DISIPLIN ANGGARAN
anggaran harus dilaksanakan secara konsisten dengan pencatatan atas
penggunaannya sesuai dengan prinsip akuntansi keuangan di desa.
Kepala Desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan
desa dan mewakili Pemerintah Desa dalam kepemilikan
kekayaan milik desa yang dipisahkan.

• Kepala Desa sebagai pemegang kekuasaan


pengelolaan keuangan desa mempunyai kewenangan:
– menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBDesa;
– menetapkan Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKD);
– menetapkan petugas yang melakukan pemungutan penerimaan
desa;
– menyetujui pengeluaran atas kegiatan yang ditetapkan dalam
APBDesa; dan
– melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban
APBDesa.
PTPKD berasal dari unsur Perangkat Desa,

• Terdiri dari:
– Sekretaris Desa;
– Kepala Seksi; dan
– Bendahara.
• PTPKD ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Desa.
 
Sekretaris Desa selaku koordinator pelaksana
teknis pengelolaan keuangan desa
Mempunyai tugas:
• menyusun dan melaksanakan Kebijakan Pengelolaan APBDesa;
• menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa,
perubahan APBDesa dan pertanggung jawaban pelaksanaan
APBDesa;
• melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan yang
telah ditetapkan dalam APBDesa;
• menyusun pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan
APBDesa; dan
• melakukan verifikasi terhadap bukti-bukti penerimaan dan
pengeluaran APBDesa.
Kepala Seksi bertindak sebagai pelaksana
kegiatan sesuai dengan bidangnya.
Kepala Seksi mempunyai tugas:
• menyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang menjadi tanggung
jawabnya;
• melaksanakan kegiatan dan/atau bersama Lembaga Kemasyarakatan
Desa yang telah ditetapkan di dalam APBDesa;
• melakukan tindakan pengeluaran yang menyebabkan atas beban
anggaran belanja kegiatan;
• mengendalikan pelaksanaan kegiatan;
• melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada Kepala
Desa; dan
• menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran
pelaksanaan kegiatan.
Bendahara Desa di jabat oleh staf pada
Urusan Keuangan

Mempunyai tugas: menerima, menyimpan,


menyetorkan/membayar, menatausahakan,
dan mempertanggungjawabkan penerimaan
pendapatan desa dan pengeluaran
pendapatan desa dalam rangka pelaksanaan
APBDesa
TAHAPAN PENGELOLAAN
KOMPOSISI BELANJA

70% DIGUNAKAN UNTUK 30% DIGUNAKAN UNTUK


• mendanai • Penghasilan tetap dan
tunjangan kepala Desa dan
penyelenggaraan perangkat Desa;
Pemerintahan Desa, • Operasional Pemerintah Desa;
• pelaksanaan • Tunjangan dan operasional
pembangunan Desa, Badan Permusyawaratan
• pembinaan Desa; dan
• Insentif rukun tetangga dan
kemasyarakatan Desa,
rukun warga
• pemberdayaan  
masyarakat Desa.
PENGHASILAN TETAP (SILTAP)
APARAT PEMERINTAH DESA

Pasal 66 UU Nomor 6 /2014 • Selain penghasilan tetap


• Kepala Desa dan perangkat tersebut, Kepala Desa dan
Desa memperoleh penghasilan perangkat Desa memperoleh
tetap setiap bulan. jaminan kesehatan dan dapat
• Bersumber dari dana memperoleh penerimaan
perimbangan dalam Anggaran lainnya yang sah.
Pendapatan dan Belanja • Ketentuan lebih lanjut
Negara yang diterima oleh mengenai besaran
Kabupaten/Kota dan penghasilan tetap dan
ditetapkan dalam Anggaran tunjangan serta penerimaan
Pendapatan dan Belanja lainnya yang sah diatur
Daerah Kabupaten/Kota dalam Peraturan Pemerintah.
PENGALOKASIAN ADD UNTUK PENGHASILAN TETAP KEPALA
DESA DAN PERANGKAT DESA

 ADD yang berjumlah kurang dari Rp500.000.000,00 (lima ratus


juta rupiah) digunakan maksimal 60% (enam puluh perseratus);
 ADD yang berjumlah Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
sampai dengan Rp700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah)
digunakan maksimal 50% (lima puluh perseratus);
 ADD yang berjumlah lebih dari Rp700.000.000,00 (tujuh ratus
juta rupiah) sampai dengan Rp900.000.000,00 (sembilan ratus
juta rupiah) digunakan maksimal 40% (empat puluh
perseratus);
 ADD yang berjumlah lebih dari Rp900.000.000,00 (sembilan
ratus juta rupiah) digunakan maksimal 30% (tiga puluh
perseratus).
PENTING UNTUK DIPERHATIKAN
Pengalokasian batas • Bupati/walikota menetapkan
besaran penghasilan tetap:
maksimal ditetapkan – kepala Desa;
dengan – sekretaris Desa paling sedikit
70% (tujuh puluh perseratus)
mempertimbangkan : dari penghasilan tetap
kepala Desa per bulan; dan
 efisiensi, – perangkat Desa selain
 jumlah perangkat, sekretaris Desa paling sedikit
50% (lima puluh perseratus)
kompleksitas tugas dari penghasilan tetap
kepala Desa per bulan.
pemerintahan, • Besaran penghasilan tetap
 letak geografis. kepala Desa dan perangkat desa
ditetapkan dengan peraturan
bupati/walikota.
PENGADAAN BARANG JASA DI DESA
(Pasal 3 Peraturan Kepala LKPP Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pedoman Tata Cara
Pengadaan Baran/Jasa di Desa,)

• Pengadaan Barang/Jasa di Desa yang pembiayaannya


bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa tidak termasuk dalam ruang lingkup Pasal 2
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
tantang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah”.
• “Ketentuan Pengadaan Barang/Jasa di Desa diatur
dengan Peraturan Bupati/Walikota mengacu pada
pedoman yang ditetapkan oleh LKPP”.
PRINSIP-PRINSIP PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA :

• Efisien,
berarti pengadaan barang jasa harus diusahakan
dengan menggunakan dana dan daya yang minimum
untuk mencapai kualitas dan sasaran dalam waktu
yang ditetapkan atau menggunakan dana yang telah
ditetapkan untuk mencapai hasil dan sasaran yang
maksimum.
• Efektif,
berarti pengadaan barang jasa harus sesuai dengan
kebutuhan dan sasaran yang telah ditetapkan serta
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya.
PRINSIP-PRINSIP PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA :

• Transparan,
berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang jasa
bersifat jelas dan dapat diketahui secara luas oleh masyarakat dan
penyedia barang jasa yang berminat.
• Pemberdayaan masyarakat,
berarti pengadaan barang jasa harus dijadikan sebagai wahana
pembelajaran bagi masyarakat untuk dapat mengelola pembangunan
desanya.
• Gotong-royong,
berarti penyediaan tenaga kerja secara Cuma-Cuma oleh masyarakat
dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan di desa; dan
• Akuntabel,
berarti harus sesuai dengan aturan dan ketentuan yang terkait dengan
pengadaan barang jasa sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
ORGANISASI PENGADAAN BARANG/JASA DI
DESA MELIPUTI :

• Pelaksana kegiatan baik melalui swakelola


maupun penyedia adalah Tim Pengelola Kegiatan
(TPK).
• TPK ditetapkan oleh Kepala Desa dengan
Keputusan Kepala Desa.
• TPK terdiri dari:
– Unsur Pemerintah Desa
– Unsur Lembaga Kemasyarakatan Desa
 
PERAN PEMERINTAH
• Berdasarkan pasal 102 PP No. 43 Tahun 2014 Bupati/walikota
menginformasikan rencana ADD, bagian bagi hasil pajak dan
retribusi kabupaten/kota untuk Desa, serta bantuan keuangan yang
bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah
kabupaten/kota.
• Dalam Pasal 154 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014,
Camat melakukan tugas pembinaan dan pengawasan desa melalui
fasilitasi pengelolaan keuangan desa dan pendayagunaan aset
desa.
• Berdasarkan Pasal 44 Permendagri No. 113 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa, Pemerintah Kabupaten/Kota wajib
membina dan mengawasi pelaksanaan pengelolaan keuangan desa.
PERAN/KETERLIBATAN MASYARAKAT

TAHAP KEGIATAN PERAN DAN KETERLIBATAN TERKAIT DENGAN ASAS

Memberikan masukan tentang


Perencanaan rancangan APB Desa kepada Kepala Partisipatif
Desa dan/atau BPD

 Bersama dengan Kasi, menyusun


RAB, memfasilitasi proses
pengadaan barang dan jasa,
mengelola atau melaksanakan
Partisipatif
Pelaksanaan pekerjaan terkait kegiatan yang
Transparan
telah ditetapkan dalam Perdes
tentang APB Desa.
 Memberikan masukan terkait
perubahan APB Desa

Transparansi
Meminta informasi, memberikan
Penatausahaan Akutabel
masukan, melakukan audit partisipatif
Tertib dan disiplin anggaran

Anda mungkin juga menyukai