sebagai unsur staf sekretariat desa yang membidangi urusan keuangan desa.
Kepala urusan keuangan bertugas membantu Sekretaris Desa melaksanakan fungsi kebendaharaan dalam urusan
pelayanan administrasi keuangan desa. Kedudukan Kaur Keuangan dalam pengelolaan keuangan desa adalah
sebagai Pelaksana Fungsi Kebendaharaan dalam struktur PPKD (Pelaksana Pengelolaan Keuangan Desa).
Dalam melaksanakan fungsi kebendaharaan nya, Kaur Keuangan desa wajib memiliki Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP) Pemerintah Desa.
Pada tanggal 18 Desember 2013, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) telah mengesahkan
Rancangan Undang-Undang Desa menjadi Undang-Undang Desa (UU Desa) Nomor 06 Tahun 2014 Tentang
Desa.
UU Desa No.6 tahun 2014 tentang Desa, menjadi rujukan dalam pembangunan Desa, penataan dan tata kelola
Desa, pemberdayaan desa, pembinaan desa, dan pembangunan wilayah pedesaan yang terintegrasi serta
berkeberlanjutan menuju Desa yang kuat, mandiri, demokratis, sejahtera yang berkeadilan.
● Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun 2016 Tentang Badan Permusyawaratan
Desa (BPD).
KAUR DESA
Sesuai dengan amanat Pasal 14 ayat (7) Undang-Undang No. 28 Tahun 2022 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2023 menyebutkan bahwa ketentuan mengenai
pengelolaan dana desa dan penetapan rincian dana desa diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.
Hal ini yang melatarbelakangi diterbitkannya PMK No. 201/PMK.07/2022 tentang Pengelolaan Dana Desa.
Dana Desa adalah bagian dari Transfer Ke Daerah (TKD) yang diperuntukkan bagi Desa dengan tujuan
untuk mendukung pendanaan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pemberdayaan
masyarakat dan kemasyarakatan.
Pemerintah Pusat sudah menganggarkan Dana Desa sebesar Rp.70 Triliun yang dibagi menjadi 2 (dua) bagian
antara lain sebesar Rp.68 Triliun untuk pengalokasiannya dihitung sebelum tahun anggaran berjalan (Reguler)
dan sebesar Rp.2 Triliun sebagai tambahan Dana Desa yang dialokasikan pada tahun berjalan atau untuk
melaksanakan kebijakan yang dihitung berdasarkan kriteria tertentu. Dana Desa yang pengalokasiannya
dihitung sebelum tahun anggaran berjalan dilaksanakan dengan ketentuan :
1. Alokasi Dasar sebesar 65% yang dibagi secara merata kepada setiap Desa berdasarkan klaster jumlah
penduduk.
2. Alokasi Afirmasi sebesar 1% yang dibagi secara proporsional kepada desa tertinggal dan desa sangat
tertinggal yang mempunyai jumlah penduduk miskin tinggi.
3. Alokasi Kinerja sebesar 4% yang dibagi kepada desa dengan kinerja terbaik.
4. Alokasi Formula sebesar 30% yang dibagi berdasarkan jumlah penduduk desa, angka kemiskinan desa,
luas wilayah desa, dan tingkat kesulitan desa.
Sedangkan kriteria Alokasi Dana Desa Tambahan yang dihitung pada tahun berjalan antara lain:
1. Penetapan dan penyampaian data APBDes tahun anggaran 2023
2. Kinerja penyaluran Dana Desa tahun anggaran 2023
3. Persentase anggaran BLT Desa terhadap anggaran Desa tahun anggaran 2023
4. Persentase realisasi BLT Desa terhadap kewajiban penganggaran BLT Desa tahun anggaran 2022
5. Kinerja penyampaian laporan daftar transaksi harian dan rekapitulasi transaksi harian dan rekapitulasi
transaksi harian setiap bulan tahun anggaran 2023
6. Kinerja penyampaian laporan realisasi APBDes setiap bulan tahun anggaran 2023
7. Kinerja penyampaian laporan konsolidasi realisasi pelaksanaan APBDes tahun anggaran 2022
8. Kriteria tertentu lainnya.
Dana Desa disalurkan dari RKUN ke RKD melalui RKUD yang dilakukan dalam 3 (tiga) tahap, antara lain:
a. Tahap I , sebesar 40% dari pagu Dana Desa dilakukan paling cepat bulan Januari dan paling lambat
bulan Juni.
b. Tahap II, sebesar 40% dari pagu Dana Desa dilakukan paling cepat bulan Maret dan paling lambat
bulan Agustus.
c. Tahap III, sebesar 20% dari pagu Dana Desa dilakukan paling cepat bulan Juni.
Desa yang memiliki status sebagai Desa Mandiri , penyaluran dilakukan dalam 2 tahap yaitu:
a. Tahap I, sebesar 60% dari pagu Dana Desa dilakukan paling cepat bulan Januari dan paling lambat
bulan Juni.
b. Tahap II, sebesar 40% dari pagu Dana Desa dilakukan paling cepat pada bulan Maret.
Untuk penyaluran pada setiap tahapan memiliki persyaratan tertentu dan dilakukan perekaman melalui aplikasi
OM-SPAN. Kepala Daerah bertanggungjawab atas ketercapaian kelengkapan persyaratan, kebenaran dokumen
persyaratan untuk setiap tahapannya dan kebenaran data perekaman realisasi Dana Desa. apabila dokumen
syarat salur tidak dikirimkan sampai batas akhir, maka Dana Desa tidak akan disalurkan dan akan menjadi Sisa
Dana Desa di RKUN
Dana Desa disalurkan langsung dari RKUN ke RKD sehingga tidak melalui RKUD, akan tetapi pencatatan
penerimaan Dana Desa tetap dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah sebesar jumlah Dana Desa yang ditransfer
Pemerintah Pusat Kepada Desa. sehingga Pemerintah Daerah menganggarkan Dana Desa dalam APBD
berdasarkan alokasi yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN.
Dalam rangka penatausahaan, pertanggungjawaban dan pelaporan Dana Desa, Pemerintah Daerah melakukan
pencatatan pendapatan dan belanja atas Dana Desa berdasarkan daftar rincian SP2D untuk penyaluran dana hasil
pemotongan Dana Desa ke RKD dari aplikasi OM-SPAN. Pemerintah Daerah menerbitkan pengesahan atas
pencatatan belanja Dana Desa sebagai bentuk pelaporan penyerapannya. Proses pelaporan Dana Desa dapat
dilihat pada alur berikut:
Dalam pelaksanaan alokasi Dana Desa, Kepala Daerah melakukan pemantauan dan evaluasi dengan meminta
penjelasan kepada Kepala Desa serta melakukan pengecekan atas kewajaran terhadap:
1. Penyaluran Dana Desa
2. Prioritas penggunaan Dana Desa
3. Capaian keluaran Dana Desa
4. Laporan konvergensi pencegahan stunting tingkat desa
5. Sisa Dana Desa di RKD.
Pemerintah Desa wajib melaksanakan BLT Desa selama 12 bulan, apabila tidak dilaksanakan maka akan
mendapat sanksi pemotongan Dana Desa non-BLT Desa sebesar 25% dari penyaluran Dana Desa pada tahap II
tahun anggaran 2024. (MT)
APBDesa
adalah singkatan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa merupakan peraturan desa yang memuat sumber-
sumber penerimaan dan alokasi pengeluaran desa dalam kurun waktu satu tahun. APBDesa terdiri dari
pendapatan desa, belanja desa dan pembiayaan. Rancangan APBDesa dibahas dalam musyawarah perencanaan
pembangunan desa. Kepala Desa bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD_ menetapkan APBDesa setiap
tahun dengan Peraturan Desa.
DTT Nomor 7 Tahun 2023 tentang Rincian Prioritas Penggunaan Dana Desa adalah untuk melaksanakan
ketentuan Pasal 71 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2023 tentang Pengelolaan Transfer ke
Daerah.
Adapun klasifikasi belanja desa terdiri atas penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan
desa, pembinaan kemasyarakatan desa, pemberdayaan masyarakat desa, dan belanja tak terduga. Klafikasi
belanja tersebut dibagi dalam kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan desa yang telah dituangkan dalam
Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa). Dan seluruh kegiatan belanja tersebut bermuara pada kegiatan
belanja pegawai, belanja barang & jasa dan belanja modal.
tupoksi Kaur Keuangan yang termuat dalam Permendagri 84 tahun 2015 pasal 8 ayat (3) huruf (b)….
Pengurusan administrasi keuangan dan sumber – sumber pendapatan dan pengeluaran, Verifikasi administrasi
keuangan,penghasilan Kepala Desa,penghasilan Perangkat Desa, penghasilan BPD, dan penghasilan lembaga
pemerintah desa lainya.
Sumber : https://balingasal.kec-padureso.kebumenkab.go.id/index.php/web/artikel/118/345
Permendagri sebagai pengganti Permendagri 113/2015…. 2. Permendagri 20 tahun 2018 Ada 2 poin menarik
sih menurut saya setelah Permendagri ini diterbitkan. Tugas bendahara beralih ke Kaur Keuangan,dan Ada
beberapa daftar singkatan baru yang dipakai.
Sumber : https://balingasal.kec-padureso.kebumenkab.go.id/index.php/web/artikel/118/345