Anda di halaman 1dari 7

Kepala urusan keuangan atau biasa disingkat Kaur Keuangan adalah perangkat desa yang berkedudukan

sebagai unsur staf sekretariat desa yang membidangi urusan keuangan desa.
Kepala urusan keuangan bertugas membantu Sekretaris Desa melaksanakan fungsi kebendaharaan dalam urusan
pelayanan administrasi keuangan desa. Kedudukan Kaur Keuangan dalam pengelolaan keuangan desa adalah
sebagai Pelaksana Fungsi Kebendaharaan dalam struktur PPKD (Pelaksana Pengelolaan Keuangan Desa).

Tugas Kepala Urusan (Kaur) Keuangan


1. Kepala urusan keuangan bertugas membantu Sekretaris Desa melaksanakan fungsi kebendaharaan
dalam urusan pelayanan administrasi keuangan desa.
2. Menyusun Rencana Anggaran Kas Desa (RAK Desa)
Rencana Anggaran Kas Desa atau sering disingkat RAK Desa adalah dokumen yang memuat arus kas
masuk dan arus kas keluar yang digunakan untuk mengatur penarikan dana dari rekening kas desa
untuk mendanai pengeluaran berdasarkan DPA yang telah disahkan oleh Kepala Desa.
3. Melakukan penatausahaan yang meliputi menerima/menyimpan, menyetorkan/membayar,
menatausahakan dan mempertanggungjawabkan penerimaan pendapatan Desa dan pengeluaran dalam
rangka pelaksanaan APBDes. Berdasarkan Permendagri 20/2018 pasal 53 ayat (1) dan (2), serta pasal
54 ayat (1) sampai (6).
● Pasal 53
Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran mengajukan SPP dalam setiap pelaksanaan kegiatan
anggaran sesuai dengan periode yang tercantum dalam DPA dengan nominal sama besar atau kurang
dari yang tertera dalam DPA. Pengajuan SPP wajib menyertakan laporan perkembangan pelaksanaan
kegiatan dan anggaran.
● Pasal 54
Penggunaan anggaran yang diterima dari pengajuan SPP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 untuk
kegiatan pengadaan barang/jasa secara swakelola tidak lebih dari 10 (sepuluh) hari kerja. Dalam hal
pembayaran pengadaan barang/jasa belum dilakukan dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja, Kaur dan
Kasi pelaksana kegiatan anggaran wajib mengembalikan dana yang sudah diterima kepada Kaur
Keuangan untuk disimpan dalam kas Desa.
Kaur Keuangan mencatat pengeluaran anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ke dalam buku
kas umum dan buku pembantu panjar. Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran menyampaikan
pertanggungjawaban pencairan anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa bukti transaksi
pembayaran pengadaan barang/jasa kepada Sekretaris Desa.
Sekretaris Desa memeriksa kesesuaian bukti transaksi pembayaran dengan pertanggungjawaban
pencairan anggaran yang disampaikan oleh Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran. Dalam hal
jumlah realisasi pengeluaran pembayaran barang/jasa lebih kecil dari jumlah uang yang diterima, Kaur
dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran mengembalikan sisa uang ke kas Desa.
Permendagri 20/2018 tentang pengelolaan keuangan desa pasal 55 ayat (1) sampai dengan (5)
● Pasal 55
1. Pengajuan SPP untuk kegiatan yang seluruhnya dilaksanakan melalui penyedia barang/jasa
dilakukan setelah barang/jasa diterima.
2. Pengajuan SPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri dengan: pernyataan tanggung jawab
belanja; dan bukti penerimaan barang/jasa di tempat.
3. Dalam setiap pengajuan SPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sekretaris Desa berkewajiban
untuk: meneliti kelengkapan permintaan pembayaran yang diajukan oleh Kaur dan Kasi pelaksana
kegiatan anggaran; menguji kebenaran perhitungan tagihan atas beban APB Desa yang tercantum
dalam permintaan pembayaran; menguji ketersediaan dana untuk kegiatan dimaksud; dan menolak
pengajuan permintaan pembayaran oleh Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran apabila tidak
memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
4. Kepala Desa menyetujui permintaan pembayaran sesuai dengan hasil verifikasi yang dilakukan oleh
sekretaris Desa.
5. Kaur Keuangan melakukan pencairan anggaran sesuai dengan besaran yang tertera dalam SPP
setelah mendapatkan persetujuan dari kepala Desa.

Berikut ini 4 jenis buku yang wajib dipelajari


1. Buku Kas Umum
2. Buku Pembantu Bank
3. Buku Pembantu Pajak
4. Buku Pembantu Panjar

Fungsi Kepala Urusan (Kaur) Keuangan


Untuk melaksanakan tugasnya, Kaur Keuangan mempunyai fungsi melaksanakan urusan keuangan seperti :
1. Pengurusan administrasi keuangan
2. Administrasi sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran,
3. Verifikasi administrasi keuangan, dan
4. Administrasi penghasilan Kepala Desa, Perangkat Desa, BPD, dan lembaga pemerintahan desa lainnya.

Dalam melaksanakan tugas , Kaur Keuangan desa berhak sebagai berikut:


● Menerima penghasilan tetap (siltap) tiap bulan, tunjangan, dan mendapat jaminan kesehatan, serta
penerimaan lainnya yang sah dengan memperhatikan masa kerja dan jabatan perangkat Desa;
● Menerima bimbingan dan pembinaan dalam rangka pelaksanaan tugasnya; dan
● hak-hak lainnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam melaksanakan fungsi kebendaharaan nya, Kaur Keuangan desa wajib memiliki Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP) Pemerintah Desa.
Pada tanggal 18 Desember 2013, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) telah mengesahkan
Rancangan Undang-Undang Desa menjadi Undang-Undang Desa (UU Desa) Nomor 06 Tahun 2014 Tentang
Desa.

UU Desa No.6 tahun 2014 tentang Desa, menjadi rujukan dalam pembangunan Desa, penataan dan tata kelola
Desa, pemberdayaan desa, pembinaan desa, dan pembangunan wilayah pedesaan yang terintegrasi serta
berkeberlanjutan menuju Desa yang kuat, mandiri, demokratis, sejahtera yang berkeadilan.

PERATURAN PEMERINTAH TENTANG DESA

● PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 43 TAHUN 2014 PERATURAN PELAKSANAAN


UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
● PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015
TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 43 TAHUN 2014
TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN
2014 TENTANG DESA
● PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG DANA DESA YANG
BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
● KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI (SKB TIGA MENTERI TENTANG DESA)

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI, MENTERI KEUANGAN, MENTERI DESA,


PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI TENTANG NOMOR 900/5356/SJ
NOMOR 959/KMK.07/2015 NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG PERCEPATAN PENYALURAN,
PENGELOLAAN, DAN PPENGGUNAAN DANA DESA.

PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI


(KEMENDESA, PDTT).

● PERMENDES NO 22 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN PRIORITAS


PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2017.
● PERMENDES NO 2 TAHUN 2016 TENTANG INDEK DESA MEMBANGUN
● PERMENDES NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN (PENGELOLAAN DATA
DAN INFORMASI DESA, DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
● PERMENDES NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PELATIHAN MASYARAKAT
● PERMENDES NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERMENDES
NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PRIORITAS PENGGUNAAN DANA
DESA TAHUN 2016
● PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG
PENETAPAN PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2016.
● INDEKS DATA MEMBANGUN (IDM)
● PERMENDESA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PRIORITAS
PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2015
● PERMENDESA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TATA TERTIB DAN
MEKANISME PENGAMBILAN KEPUTUSAN MUSYAWARAH DESA
● PERMENDESA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENDAMPINGAN DESA
● PERMENDESA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN,
PENGELOLAAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMD)

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI (KEMENDAGRI) TENTANG DESA

● Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun 2016 Tentang Badan Permusyawaratan
Desa (BPD).

ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DESA


● PERMENDAGRI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN KEPALA DESA
● PERMENDAGRI NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN DAN
PENEGASAN BATAS DESA
● PERMENDAGRI NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DESA
● PERMENDAGRI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA.
● PERMENDAGRI NOMOR 81 TAHUN 2015 TENTANG EVALUASI PERKEMBANGAN
DESA DAN KELURAHAN
● PERMENDAGRI NOMOR 82 TAHUN 2015 TENTANG PENGANGKATAN DAN
PEMBERHENTIAN KEPALA DESA.
● PERMENDAGRI NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG PENGANGKATAN DAN
PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA.
● PERMENDAGRI NOMOR 84 TAHUN 2015 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN
TATA KERJA PERANGKAT DESA.
● PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111
TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PERATURAN DI DESA
● PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112
TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA
● PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113
TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
● PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114
TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN

● PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR


125/PMK.07/2016 TENTANG PENUNDAAN PENYALURAN SEBAGIAN ALOKASI
UMUM TAHUN ANGGARAN 2016
● BARU: PMK TENTANG PENGELOLAAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
2016, PMK NOMOR 48/PMK.07/2016.
● PERATURAN MENTERI KEUANGAN (PMK) NOMOR: 93/PMK.07/2015 TENTANG
TATA CARA PENGALOKASIAN, PENYALURAN, PENYALURAN, PEMANTAUAN,
DAN EVALUASI DANA DESA.
● PERATURAN MENTERI KEUANGAN (PMK) NOMOR 247/PMK.07/2015 TENTANG
TATA CARA PENGALOKASIAN, PENYALURAN, PENGGUNAAN, PEMANTAUAN
DAN EVALUASI DANA DESA.

PERATURAN LEMBAGA KEBIJAKAN BARANG/JASA (LKPP) TENTANG DESA

● PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA


PEMERINTAH NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
KEPALA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR 13
TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA.
● PERATURAN KEPALA (PERKA) LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN
BARANG/JASA DI DESA NOMOR 13 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA
PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA.

KAUR DESA

Sesuai dengan amanat Pasal 14 ayat (7) Undang-Undang No. 28 Tahun 2022 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2023 menyebutkan bahwa ketentuan mengenai
pengelolaan dana desa dan penetapan rincian dana desa diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.
Hal ini yang melatarbelakangi diterbitkannya PMK No. 201/PMK.07/2022 tentang Pengelolaan Dana Desa.
Dana Desa adalah bagian dari Transfer Ke Daerah (TKD) yang diperuntukkan bagi Desa dengan tujuan
untuk mendukung pendanaan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pemberdayaan
masyarakat dan kemasyarakatan.
Pemerintah Pusat sudah menganggarkan Dana Desa sebesar Rp.70 Triliun yang dibagi menjadi 2 (dua) bagian
antara lain sebesar Rp.68 Triliun untuk pengalokasiannya dihitung sebelum tahun anggaran berjalan (Reguler)
dan sebesar Rp.2 Triliun sebagai tambahan Dana Desa yang dialokasikan pada tahun berjalan atau untuk
melaksanakan kebijakan yang dihitung berdasarkan kriteria tertentu. Dana Desa yang pengalokasiannya
dihitung sebelum tahun anggaran berjalan dilaksanakan dengan ketentuan :
1. Alokasi Dasar sebesar 65% yang dibagi secara merata kepada setiap Desa berdasarkan klaster jumlah
penduduk.
2. Alokasi Afirmasi sebesar 1% yang dibagi secara proporsional kepada desa tertinggal dan desa sangat
tertinggal yang mempunyai jumlah penduduk miskin tinggi.
3. Alokasi Kinerja sebesar 4% yang dibagi kepada desa dengan kinerja terbaik.
4. Alokasi Formula sebesar 30% yang dibagi berdasarkan jumlah penduduk desa, angka kemiskinan desa,
luas wilayah desa, dan tingkat kesulitan desa.

Sedangkan kriteria Alokasi Dana Desa Tambahan yang dihitung pada tahun berjalan antara lain:
1. Penetapan dan penyampaian data APBDes tahun anggaran 2023
2. Kinerja penyaluran Dana Desa tahun anggaran 2023
3. Persentase anggaran BLT Desa terhadap anggaran Desa tahun anggaran 2023
4. Persentase realisasi BLT Desa terhadap kewajiban penganggaran BLT Desa tahun anggaran 2022
5. Kinerja penyampaian laporan daftar transaksi harian dan rekapitulasi transaksi harian dan rekapitulasi
transaksi harian setiap bulan tahun anggaran 2023
6. Kinerja penyampaian laporan realisasi APBDes setiap bulan tahun anggaran 2023
7. Kinerja penyampaian laporan konsolidasi realisasi pelaksanaan APBDes tahun anggaran 2022
8. Kriteria tertentu lainnya.

Dana Desa diutamakan penggunaannya untuk:


1. Program pemulihan ekonomi berupa perlindungan sosial dan penanganan kemiskinan ekstrim dalam
bentuk BLT Desa paling sedikit 10% dan paling banyak 25% dari anggaran Dana Desa.
2. Dana operasional pemerintah Desa paling banyak 3% dari anggaran Dana Desa.
3. Program ketahanan pangan dan hewani paling sedikit 20% dari anggaran Dana Desa termasuk
pembangunan lumbung pangan Desa.
4. Dukungan program sektor prioritas di Desa berupa bantuan permodalan kepada BUMDes, program
kesehatan termasuk penanganan stunting, dan pariwisata skala desa sesuai dengan potensi dan
karakteristik desa serta program atau kegiatan lain.

Dana Desa disalurkan dari RKUN ke RKD melalui RKUD yang dilakukan dalam 3 (tiga) tahap, antara lain:
a. Tahap I , sebesar 40% dari pagu Dana Desa dilakukan paling cepat bulan Januari dan paling lambat
bulan Juni.
b. Tahap II, sebesar 40% dari pagu Dana Desa dilakukan paling cepat bulan Maret dan paling lambat
bulan Agustus.
c. Tahap III, sebesar 20% dari pagu Dana Desa dilakukan paling cepat bulan Juni.

Desa yang memiliki status sebagai Desa Mandiri , penyaluran dilakukan dalam 2 tahap yaitu:
a. Tahap I, sebesar 60% dari pagu Dana Desa dilakukan paling cepat bulan Januari dan paling lambat
bulan Juni.
b. Tahap II, sebesar 40% dari pagu Dana Desa dilakukan paling cepat pada bulan Maret.

Untuk penyaluran pada setiap tahapan memiliki persyaratan tertentu dan dilakukan perekaman melalui aplikasi
OM-SPAN. Kepala Daerah bertanggungjawab atas ketercapaian kelengkapan persyaratan, kebenaran dokumen
persyaratan untuk setiap tahapannya dan kebenaran data perekaman realisasi Dana Desa. apabila dokumen
syarat salur tidak dikirimkan sampai batas akhir, maka Dana Desa tidak akan disalurkan dan akan menjadi Sisa
Dana Desa di RKUN
Dana Desa disalurkan langsung dari RKUN ke RKD sehingga tidak melalui RKUD, akan tetapi pencatatan
penerimaan Dana Desa tetap dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah sebesar jumlah Dana Desa yang ditransfer
Pemerintah Pusat Kepada Desa. sehingga Pemerintah Daerah menganggarkan Dana Desa dalam APBD
berdasarkan alokasi yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN.

Dalam rangka penatausahaan, pertanggungjawaban dan pelaporan Dana Desa, Pemerintah Daerah melakukan
pencatatan pendapatan dan belanja atas Dana Desa berdasarkan daftar rincian SP2D untuk penyaluran dana hasil
pemotongan Dana Desa ke RKD dari aplikasi OM-SPAN. Pemerintah Daerah menerbitkan pengesahan atas
pencatatan belanja Dana Desa sebagai bentuk pelaporan penyerapannya. Proses pelaporan Dana Desa dapat
dilihat pada alur berikut:

Dalam pelaksanaan alokasi Dana Desa, Kepala Daerah melakukan pemantauan dan evaluasi dengan meminta
penjelasan kepada Kepala Desa serta melakukan pengecekan atas kewajaran terhadap:
1. Penyaluran Dana Desa
2. Prioritas penggunaan Dana Desa
3. Capaian keluaran Dana Desa
4. Laporan konvergensi pencegahan stunting tingkat desa
5. Sisa Dana Desa di RKD.
Pemerintah Desa wajib melaksanakan BLT Desa selama 12 bulan, apabila tidak dilaksanakan maka akan
mendapat sanksi pemotongan Dana Desa non-BLT Desa sebesar 25% dari penyaluran Dana Desa pada tahap II
tahun anggaran 2024. (MT)

APBDesa
adalah singkatan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa merupakan peraturan desa yang memuat sumber-
sumber penerimaan dan alokasi pengeluaran desa dalam kurun waktu satu tahun. APBDesa terdiri dari
pendapatan desa, belanja desa dan pembiayaan. Rancangan APBDesa dibahas dalam musyawarah perencanaan
pembangunan desa. Kepala Desa bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD_ menetapkan APBDesa setiap
tahun dengan Peraturan Desa.
DTT Nomor 7 Tahun 2023 tentang Rincian Prioritas Penggunaan Dana Desa adalah untuk melaksanakan
ketentuan Pasal 71 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2023 tentang Pengelolaan Transfer ke
Daerah.

Pertama, Pendapatan Desa.


Yakni semua penerimaan uang melalui rekening desa yang merupakan hak desa dalam 1 (satu) tahun anggaran
yang tidak perlu dibayar kembali oleh desa. Adapun Pendapatan Desa berasal dari Pendapatan Asli Desa, yakni
dari hasil usaha, hasil aset, swadaya, partisipasi dan gotong-royong dan lain-lain pendapatan asli desa yang sah.
Lalu, Pendapatan Desa juga berasal dari transfer yakni Dana Desa, bagian dari Hasil Pajak Daerah
Kabupaten/Kota dan Retribusi Daerah, Alokasi Dana Desa (ADD), Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi dan
Bantuan Keuangan APBD Kabupaten/Kota. Selanjutnya, Pendapatan Desa juga dapat berasal dari Pendapatan
Lain-lain, yakni Hibah dan Sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat dan lain-lain pendapatan desa
yang sah.

Kedua, Belanja Desa.


Yakni meliputi semua pengeluaran dari rekening desa yang merupakan kewajiban desa dalam 1 (satu) tahun
anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh desa. Belanja Desa dipergunakan dalam
rangka mendanai penyelenggaraan kewenangan desa.

Adapun klasifikasi belanja desa terdiri atas penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan
desa, pembinaan kemasyarakatan desa, pemberdayaan masyarakat desa, dan belanja tak terduga. Klafikasi
belanja tersebut dibagi dalam kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan desa yang telah dituangkan dalam
Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa). Dan seluruh kegiatan belanja tersebut bermuara pada kegiatan
belanja pegawai, belanja barang & jasa dan belanja modal.

Ketiga, Pembiayaan Desa.


Pembiayaan Desa terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Adapun penerimaan
pembiayaan ialah sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya, pencairan dana cadangan, dan
hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan. Sedangkan pengeluaran pembiayaan adalah pembentukan dana
cadangan, dan penyertaan modal desa.

Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).


1. Pendapatan
2. Belanja
3. Biaya

tupoksi Kaur Keuangan yang termuat dalam Permendagri 84 tahun 2015 pasal 8 ayat (3) huruf (b)….
Pengurusan administrasi keuangan dan sumber – sumber pendapatan dan pengeluaran, Verifikasi administrasi
keuangan,penghasilan Kepala Desa,penghasilan Perangkat Desa, penghasilan BPD, dan penghasilan lembaga
pemerintah desa lainya.
Sumber : https://balingasal.kec-padureso.kebumenkab.go.id/index.php/web/artikel/118/345

Permendagri sebagai pengganti Permendagri 113/2015…. 2. Permendagri 20 tahun 2018 Ada 2 poin menarik
sih menurut saya setelah Permendagri ini diterbitkan. Tugas bendahara beralih ke Kaur Keuangan,dan Ada
beberapa daftar singkatan baru yang dipakai.
Sumber : https://balingasal.kec-padureso.kebumenkab.go.id/index.php/web/artikel/118/345

Anda mungkin juga menyukai